ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baik itu perusahaan yang berbentuk manufaktur ataupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Barata Indonesia (Persero) UUM Medan

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis laporan keuangan PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGGUNAAN COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) UNTUK MERENCANAKAN LABA PADA PT. MASSINDO SOLARIS NUSANTARA

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU

ANALISA BREAK EVEN POINT GUNA MENETAPKAN JUMLAH KREDIT YANG HARUS DICAIRKAN PADA PT.BPR INSUMO SUMBERARTO KEDIRI. Oleh: Dipo Zaki Zamani

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

VII. RENCANA KEUANGAN

NET PROFIT: Penjualan : 40 Biaya : 26-14

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade banyak perusahaan membuat keputusan investasi yang di

ANALISIS BREAK EVEN POINT

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman serba modern ini berbagai bidang dapat dimasuki perusahaan /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan kebijakan

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

[Type the document title]

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

BAB II KERANGKA TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maret 2015 dan berlokasi di Jalan Kyai Maja No.7 Jakarta Selatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perdagangan bebas dan persaingan dari perusahaan sejenis

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa

VIII. ANALISIS FINANSIAL

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

KONTRAK PERKULIAHAN : KT221212

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

MATERI KULIAH PERTEMUAN 2 KONSEP BIAYA PRINSIP TATA HITUNG BIAYA

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

ANALISA BIAYA PRODUKSI

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

VARIABLE COSTING. Penentuan Harga Pokok Variabel

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI)

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT.

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

Transkripsi:

Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang, Oleh karena itu manajer suatu perusahaan dituntut agar dapat mengelola perusahaan yang dipimpinnya sebaik mungkin. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tujuan utama yang hendak dicapai oleh perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan yang dipimpinnya. Di samping itu penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa, pengetahuan atau objek studi. Berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan oleh PT. Barata Indonesia Gresik mengenai analisa investasi pada aktiva tetap terhadap biaya volume laba, menunjukan angka yang positif. Hal ini berarti setiap adanya peningkatan investasi akan menyebabkan hasil produksi meningkat dan akan meningkatkan hasil penjualan yang nantinya berujung pada laba, perolehan laba disini dapat dilihat dari seberapa besar hasil penjualan serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan. Kata kunci : perusahaan, penelitian, produksi PENDAHULUAN Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah perusahaan yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan hidup dalam jangka panjang, artinya perusahaan harus mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui pencapaian tujuan. Suatu tujuan akan tercapai apabila perusahaan dikelola dengan baik, sehingga sesuai dengan harapan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 32

Analisa Investasi Aktiva Terhadap Volume Laba Pada PT Barata Indonesia Gresik Oleh karena itu manajer suatu perusahaan dituntut agar dapat mengelola perusahaan yang dipimpinnya sebaik mungkin. Salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah tujuan utama yang hendak dicapai oleh perusahaan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan yang dipimpinnya. Ukuran keberhasilan manajer dalam memimpin sebuah perusahaan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan selama periode tertentu. Manajer juga dituntut untuk dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi maupun kesempatankesempatan atau peluang-peluang yang ada dimasa yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tugas manajemen adalah merencanakan masa depan perusahaan agar sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan dapat direncanakan dan bagaimana menghadapinya. Salah satu bentuk pengambilan keputusan adalah investasi. Perusahaan yang tergolong padat modal baik dalam perusahaan dagang, jasa maupun manufaktur dalam skala besar maupun kecil akan menginvestasikan sebagian modalnya pada akiva tetap. Kedudukan aktiva tetap tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha karena berfungsi sebagai operational asset. Aktiva tetap sebagai komponen penunjang yang sangat dominan dalam menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dan merupakan aktiva yang relatif tetap dan tahan lama oleh karena itu sangat penting sekali jika suatu aktiva tetap dalam perusahaan untuk diinvestasikan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat laba adalah harga jual, biaya dan volume penjualan. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan memegang peranan yang sangat penting dalam mengambil keputusan dan perumusan kebijakan perusahaan dimasa yang akan datang. Perubahan dari salah satu faktor tersebut berpengaruh terhadap laba yang akan dicapai, tidak tampak dalam suatu program anggaran. Karena anggaran biasanya hanya merencanakan laba untuk suatu kapasitas kegiatan tertentu. Penggunaan anggaran akan bermanfaat bagi manajemen jika disertai dengan teknik-teknik analisa yang memadai. Dalam hal ini bisa menggunakan analisa biaya volume laba yang akan diperhitungkan terhadap komponenkomponen biaya tetap, biaya variabel dan harga. Melalui analisa terhadap biaya volume laba, rencana penjualan dan laba yang harus dicapai untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan, dan apabila perusahaan mengalami laba maupun rugi dapat diketahui. Sebagai contoh PT Barata Indonesia Gresik yang bergerak dalam bidang pengecoran,mesin dan kontruksi yang sebagian besar modalnya diinvestasikan pada aktiva tetap berupa peralatan industri, dimana kelancaran operasional perusahaan tergantung pada kondisi peralatan industri tersebut. Untuk kelancaran operasional perusahaan diperlukan peralatan industri yang sangat memadai baik dalam jumlah unit maupun kondisi fisik peralatan industri tersebut. Semakin tua usia peralatan industri maka kapasitas akan berkurang dan biaya pemeliharaannya juga semakin besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen dalam mengambil keputusan adalah biaya, penjualan dan laba. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan 33

penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis, perilaku, fenomena, peristiwa-peristiwa, pengetahuan atau objek studi. Penelitian ini memperhatikan konteks studi dengan menitik beratkan pada pemahaman, pemikiran, dan persepsi peneliti. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan penulis lakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan (observasi). Cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek penelitian dengan menggunakan pedoman dan data yang penulis perlukan untuk mendukung penelitian. 2. Dokumentasi (documentasi). Data yang diperoleh dengan cara mencatat data yang telah didokumentasikan berupa data primer dan sekunder yang berasal dari perusahaan yang berkaitan dengan objek penelitian. 3. Wawancara (interview) Cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan tanya jawab kepada pimpinan perusahaan atau pihak lain yang diberi wewenang oleh pemimpin sesuai dengan hal yang diteliti. Teknik Analisa Data. Penelitian akan dilakukan dengan menggunakan teknik analisa sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data biaya, penjualan, laporan laba rugi. 2. Menghitung titik break even sebelum dan sesudah ada tambahan investasi aktiva tetap. Rumus : BEP (Rp) = FC + π 1 VC/S 3. Menghitung margin of safety sebelum dan sesudah ada tambahan investasi aktiva tetap. Rumus : 4. 5. M/S = Penjualan yang dibudgetkan x 100 % Penjualan pada titik impas Menghitung tingkat penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan maksimum setelah ada penambahan investasi aktiva tetap. Analisa biaya volume dan laba sebelum dan sesudah ada tambahan investasi aktiva tetap. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kegiatan Operasi PT. Barata Indonesia (Persero) Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perseroan ialah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijakan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya penyelenggaraan pusat keunggulan dalam memproduksi peralatan industri berat, permesinan, pengecoran, dan suku cadang serta usaha-usaha lain yang dapat menunjang usaha tersebut diatas, yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perusahaan, dengen menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Secara garis besar, kegiatan operasi/ usaha PT Barata Indonesia (persero) bergerak dalam bidang berikut : 1. Foundry/pengecoran, melaksanakan order/pekerjaan yang kegiatannya berhubungan dengan pengecoran (antara lain untuk keperluan salah satu suku cadang kereta api). 2. Industry equipment & components, melaksanakan order/pekerjaan yang 34

Analisa Investasi Aktiva Terhadap Volume Laba Pada PT Barata Indonesia Gresik berhubungan dengan pembuatan alatalat berat(mesin gilas), pembangunan, dan perawatan pabrik. 3. Special project-epc, melaksanakan order/pekerjaan proyek yang tidak berhubungan dengan usaha foundry dan Industry equipment & components. Kapasitas Operasi Dari penelitian yang penulis lakukan, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1 PT. Barata Indonesia (Persero) Volume Penjualan Tahun 2010 dan 2011 Bidang Usaha 2010 2011 % Foundry/ pengecoran Industry equipment & components Special project-epc TOTAL PENJUALAN 281.476.035 348.378.403 123,76 209.539.478 241.893.370 115,44 210.416.073 305.933.974 145,39 701.431.588 896.205.748 127,76 Tabel2 PT. Barata Indonesia (Persero) Laporan Variabel dan Tahun 2010 Jenis - Tenaga - Bahan - BBM - Tol, Terminal - Uang Perjalanan - Instalasi Listrik Variabel 556.234.658 29.729.168 26.425.927 6.606.481 8.706.438 8.854.629 28.365.910 Peralatan Logam 14.624.832 Peralatan dan Alat Angkut 13.212.963 Peralatan Kayu 2.336.174 Jumlah 657.876.645 37.220.539 Tak - Pegawai Teknis 4.121.603 Mesin Bengkel 2.455.361 non 1.812.881 - Pajak, Asuransi, dan Surat-Surat 16.326.239 - Pemasaran/ Promosi 32.134.295 Jumlah Tak 32.134.295 24.716.085 Administrasi & Umum - Pegawai Administrasi 5.058.331 Bangunan & Inventaris 1.595.688 - Alat-Alat Tulis Kantor 1.071.000 - Perjalanan Dinas 1.048.452 - Dinas 591.868 - - Penyusutan Lain-lain 9.807.349 3.524.263 Jumlah Administrasi & Umum - 22.696.955 TOTAL BIAYA 690.010.941 84.633.579 35

Tabel 3 PT. Barata Indonesia (Persero) Laporan Variabel dan Tahun 2016 Jenis - Tenaga - Bahan - BBM - Tol, Terminal - Uang Perjalanan - Instalasi Listrik Peralatan Logam Peralatan dan Alat Angkut Peralatan Kayu Jumlah Tak - Pegawai Teknis Mesin Bengkel non - Pajak, Asuransi, dan Surat-Surat - Pemasaran/ Promosi Jumlah Tak Administrasi & Umum - Pegawai Administrasi Bangunan & Inventaris - Alat-Alat Tulis Kantor - Perjalanan Dinas Variabel 518.045.082 28.170.601 25.021.578 36.246.963 14.624.832 13.212.963 36.170.601 2.373.631 10.789.795 30.246.200 673.866.251 41.035.995 34.303.424 6.273.137 3.090.733 1.966.830 16.556.506 34.303.424 7.887.206 5.645.823 1.554 51.134 5.841 Jenis Variabel - Dinas 2.145 - - Penyusutan Lain-Lain 10.425.423 3.323.588 Jumlah - Administrasi & 19.455.508 Umum TOTAL BIAYA 708.169.675 8.378.709 Tabel 4 PT. Barata Indonesia (Persero) Laba/ Rugi Tahun 2010 dan 2011 Keterangan 2010 2011 % Pendapatan 814.902.605 837.599.434 120,78 Harga pokok: - 657.876.645 673.866.251 102,43 - Variabel 37.220.539 24.716.085 41.035.995 27.887.206 110,25 112,83 - BOP Jumlah Harga pokok 719.813.269 742.789.452 103,34 Laba Kotor 95.089.336 94.809.982 99,70 Beban Usaha Beban Pemasaran 32.134.295 34.303.424 106,75 22.696.955 19.455.511 85,72 Administrasi dan Umum Total Beban 54.831.250 53.758.932 98,04 Usaha Beban Bunga 32.180.000 29.852.046 92,76 Laba 8.078.086 11.199.004 138,63 Salah satu tujuan perusahaan yang profit oriented adalah untuk mendapatkan keuntungan. Besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh, dipengaruhi oleh besarkecilnya biaya dan volume yang dicapai perusahaan berdasarkan kebijaksanaan intern. 36

Analisa Investasi Aktiva Terhadap Volume Laba Pada PT Barata Indonesia Gresik Keuntungan yang diperoleh perusahaan harus dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan baik biaya variabel maupun biaya tetap. Apabila hal ini tidak bisa dicapai perusahaan, maka perusahaan mengalami kerugian. Pembahasan Analisa Break Even Point 1. 2. FC BEP (Rp) = 1 VC / S BEP 2010 (Ribuan Rupiah) 84.633.579 = 1 (690.010.941: 814.902.605) = 552.223.598 Pada tahun 2010 sebelum ada penambahan investasi peralatan dan alat angkut, perusahaan dalam posisi tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian pada tingkat penjualan sebesar Rp. 552.223.598.000,-. BEP 2011 (Ribuan Rupiah) 88.378.709 = 1 (708.169.675 : 837.599.434) = 571.939.229 Pada tahun 2011 setelah ada penambahan investasi peralatan dan alat angkut, perusahaan harus dapat menaikkan penjualan menjadi Rp. 571.939.229.000,- dari tingkat penjualan pada tahun 2010 sebelum perusahaan memperoleh keuntungan. Margin of Safety Setelah menghitung tingkat break even perlu juga diketahui margin of safetynya. PenjualanYangdibudgetkan M/S = x100% PenjualanPadaTitik Im pas 1. 2. M/S 2010 701.431.588.318 = x100% 552.223.598.000 = 127.01% Hal ini berarti tingkat penjualan perusahaan tidak boleh turun lebih dari 27.01 % atau Rp. 149.155.593.820,- dari penjualan yang dibudgetkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian tapi juga tidak mendapatkan keuntungan. M/S 2011 896.205.748.697 = x100% 571.939.229.000 = 156.69% Hal ini berarti setelah ada penambahan investasi peralatan dan alat angkut, tingkat penjualan perusahaan tidak boleh turun lebih dari 56.69 % atau Rp. 342.232.348.920,- dari penjualan yang dibudgetkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian tapi juga tidak mendapatkan keuntungan. Laba Maksimum Untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai perusahaan agar dapat mencapai keuntungan maksimum atau minimal sama dengan yang telah diperoleh sebelumnya, dapat dihitung dengan menggunakan rumus: R (Rp) = FC 1 VC / S Tingkat Penjualan 2011 (Ribu Rp) = 88.378.709 8.078.086 = 1 (708.169.675 : 837.599.434) = 624.216.235 Hal ini berarti pada tahun 2011 setelah adanya penambahan investasi peralatan dan alat angkut, perusahaan 37

harus mencapai tingkat penjualan sebesar Rp. 624.216.235.000,- untuk bisa mendapatkan keuntungan minimal sama dengan keuntungan di tahun 2010. Sedangkan untuk mencapai tingkat keuntungan maksimum manajemen harus menentukan kemungkinan-kemungkinan atau budget yang dapat dicapai dalam keadaan sebelum dan sesudah ada tambahan investasi peralatan dan alat angkut. Tabel 5 PT. Barat Indonesia (Persero) Batas Maksimum Keuntungan Tahun 2010 dan 2011 Sebelum Ada Sesudah Ada Batas Tambahan Tambahan Maksimum (2010) (2011) Penjualan 794.635.763 820.000.000 Variabel 84.633.579 690.010.941 88.378.709 709.169.675 Total 774.644.520 797.548.384 Keuntungan 19.991.243 22.451.616 Dari tabel tersebut dapat dilihat batas maksimum keuntungan yang seharusnya bisa dicapai setelah ada penambahan investasi peralatan dan alat angkut tahun 2011 sebesar Rp. 22.451.616.000,- jika batas maksimum penjualan sebesar Rp. 820.000.000.000,- bisa tercapai. Analisa -Volume-Laba Bagi PT. Barata Indonesia (Persero) investasi alat angkut bukanlah hal yang baru. Hampir tiap tahun dilakukan investasi tersebut meskipun dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini dimaksudkan untuk memprioritaskan orderan diangkut dengan menggunakan kendaraan sendiri, pemakaian sewa luar diusahakan dalam prosentase minimal, dan agar hari operasional alat angkut bisa maksimal untuk menghasilkan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan sesuai dengan misi perusahaan. Meskipun investasi alat angkut bukanlah suatu hal yang baru, PT PT. Barata Indonesia (Persero) belum pernah melakukan analisa investasi aktiva tetap. Padahal analisa ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui pengaruh biaya, volume dan laba sehingga bisa menentukan tingkat penjualan dan laba yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Selama ini investasi hanya disesuaikan dengan urgensi kesempatan bisnis yang ingin diraih dan kondisi cash flow perusahaan. Untuk mempermudah melakukan analisa maka perlu dibuat ringkasan dari perhitungan-perhitungan yang dilakukan diatas. Tabel 6 PT. Barata Indonesia (Persero) Perbandingan Analisa -Volume-Laba Tahun 2010 dan 2011 Jenis Perhitungan Sebelum Ada Tambahan (2010) Sesudah Ada Tambahan (2011) Perbedaan Rp. % Tingkat Break Even 522.223.598 571.939.229 49.169.631 109,41 Tingkat keamanan penjualan 701.431.588 896.205.748 194.774.160 127,76 Tingkat penjualan untuk memperoleh laba 814.902.605 837.599.434 22.696.829 102,78 yang sama dengan sebelumnya Batas maksimum laba 19.991.243 22.451.616 2.460.373 112,30 Penjualan untuk mencapai laba maksimum 794.635.763 820.000.000 25.364.237 103,19 38

Analisa Investasi Aktiva Terhadap Volume Laba Pada PT Barata Indonesia Gresik Dari ringkasan tersebut diatas, manajemen dapat melakukan perkiraan tingkat penjualan yang harus dicapai. Pada tahun 2011 perusahaan melakukan investasi alat angkut sebanyak 10 unit sebesar Rp. 11.199.004.000,-, maka titik break even berada pada tingkat penjualan sebesar Rp. 571.939.229.000,-. Dan tingkat penjualan tidak boleh turun lebih dari Rp. 896.205.748.000,-. Tingkat penjualan harus dapat mencapai minimal Rp.837.559.434.000,- untuk memperoleh keuntungan yang sama dengan tahun 2010 sebesar Rp. 8.078.086.000,- Pada tahun 2011 seharusnya perusahaan mempunyai kemungkinan untuk meningkatkan keuntungannya sebesar Rp. 2.460.373.000,- dibandingkan dengan keuntungan pada tahun 2010 jika perusahaan mampu mencapai tingkat penjualan sebesar Rp.820.000.000.000,-. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Barata Indonesia Gresik bergerak dalam bidang Foundry/ pengecoran, Industry equipment dan components serta Special project- EPC dimana sebagian besar modalnya diinvestasikan pada aktiva tetap berupa kendaraan alat angkut. 2. Hampir setiap tahun PT. Barata Indonesia Gresik melakukan investasi kendaraan alat angkut tapi tidak melakukan analisa sebelumnya termasuk analisa investasi aktiva tetap pada biaya-volume-laba. 3. Hasil analisa break even point menunjukkan bahwa tingkat penjualan yang harus dicapai di tahun 2011 pada titik break even sebesar Rp. 571.939.229.000,- atau lebih besar Rp. 49.169.631.000,- dari tahun 2010 sebesar Rp.522.223.598.000,-. 4. Hasil perhitungan margin of safety menunjukkan bahwa tingkat penjualan di tahun 2011 tidak boleh turun lebih dari Rp.342.232.348.920,- atau 56,69% dari penjualan yang dibudgetkan sebesar Rp.896.205.748.697,-. 5. Untuk memperoleh laba sama dengan tahun 2010 sebesar Rp.8.078.086.000,-, maka tingkat penjualan yang harus dicapai pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 837.599.434.000,-. 6. Tahun 2011 sebenarnya PT. Barata Indonesia Gresik memiliki kemungkinan untuk memperoleh laba sebesar Rp.22.451.616.000,- jika penjualan maksimum sebesar Rp.820.000.000.000,- dapat dicapai. 7. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan mengenai analisa investasi pada aktiva tetap terhadap biaya volume laba, menunjukan angka yang positif. Hal ini berarti setiap adanya peningkatan investasi akan menyebabkan hasil produksi meningkat dan akan meningkatkan hasil penjualan yang nantinya berujung pada laba, perolehan laba disini dapat dilihat dari seberapa besar hasil penjualan serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan. Selain itu juga Investasi pada Aktiva memberikan kontribusi terhadap tingkat perolehan laba sebesar 38.63 % sedangkan sisanya yaitu 61.37 % dipengaruhi oleh faktor lain seperti volume penjualan, biaya produksi, perkembangan teknologi. 8. Hasil investasi kendaraan alat angkut pada tahun 2011 belum dioperasikan secara optimal, sehingga Belum memperoleh keuntungan yang maksimal. 39

Saran Setelah dilakukan penelitian yang dilaksanakan oleh penulis di PT Barata Indonesia Gresik mengenai analisa investasi aktiva tetap terhadap biaya volume laba pada PT Barata Indonesia Gresik. Berikut ini penulis mencoba untuk memberikan saran-saran yang kiranya dapat menjadi pertimbangan perusahaan untuk kearah peningkatan kinerja perusahaan dan kemajuan perusahaan, yaitu: 1. 2. 3. 4. Untuk menjaga agar perusahaan bisa memperoleh laba yang maksimal, diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja dengan menekan biaya operasional yang ada, dan harus mengoptimalkan pemakaian sumber daya yang tersedia dengan tetap melakukan investasi pada aktiva tetap untuk dapat memenuhi kewajibannya dalam memenuhi kebutuhan operasionalisasi perusahaan. Sehubungan dengan investasi kendaraan alat angkut pada PT. Barata Indonesia Gresik, sebaiknya manajemen melakukan analisa biayavolume dan laba agar bisa mengetahui pengaruh perubahan biaya, volume terhadap laba sehingga bisa membuat budget penjualan dan laba yang harus dicapai secara tepat sesuai dengan investasinya. Hendaknya selalu melakukan pengontrolan terhadap perubahan biaya, penjualan dan laba dalam tahun berjalan. Lebih menata kembali aktiva terutama kendaraan dan alat angkut baik fisik maupun pengoperasiannya agar menjadi lebih efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Horngren, Charlest dan Harrison T Walter. 2007. Akuntansi. Jilid Satu. Edisi Tujuh. Jakarta: Erlangga. Horngren, Charlest dan Fostern George. 2006. Akuntansi Penekanan Manajerial. Jilid Satu. Erlangga. Carter, William K dan Usry F Milton. 2005. Akuntansi. Buku Satu. Edisi Tiga Belas Jakarta: Salemba. Carter, William K dan Usry F Milton. 2006. Akuntansi. Buku Dua. Edisi Tiga Belas Jakarta: Salemba. Bustami, Bastian dan Nurlela. 2006. Akuntansi Tingkat Lanjutan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Mulyadi. 1999. Akuntansi. Edisi Kelima. Yogyakarta: Aditya Media. Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty. Rayburn, Letricia Gayle. 1999. Akuntansi Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen. Jilid Dua. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Buku Pedoman Penulisan Proposal Penelitian, Skripsi, Pembimbingan dan Pengujian Skripsi. 2013. Universitas Gresik. 40