ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU ABSTRAK Indah Permata Sari, SE. (STIE MURA) Dewi Anggraini, SE., M.Si. (STIE MURA) Analisis Penerapan Break Even Point sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba pada CV. Mawar Lubuklinggau.. Dalam penelitian ini hanya diambil tiga sampel yaitu Spanduk Benner, Stiker dan Papan Merk. Break Even Point merupakan keadaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jumlah total biaya. Perusahaan belum melakukan pengklasifikasian biaya yang dikeluarkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel, sehingga perusahaan belum dapat melakukan perhitungan Break Even Point. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan analisis Break Even Point pada CV. Mawar Lubuklinggau. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif. Berdasarkan analisis Break Even Point dan penjualan minimal yang telah dilakukan pada tahun 2014 maka Break Even Point untuk Spanduk Benner terjadi pada penjualan sebesar 2186,92 m atau dalam rupiah sebesar Rp dan Break Even Point untuk Stiker terjadi pada penjualan sebesar 366,55 m atau dalam rupiah sebesar Rp , Sedangkan Break Even Point untuk Papan Merk terjadi pada penjualan sebesar 205,21 m atau dalam rupiah sebesar Rp Besarnya penjualan minimal untuk Spanduk Benner jika ditetapkan laba sebesar 20% dari hasil penjualan yaitu sebesar Rp atau dalam unit sebesar 4096,1 m dan besarnya penjualan minimal untuk Stiker jika ditetapkan laba sebesar 20% dari hasil penjualan yaitu sebesar Rp atau dalam unit sebesar 861,07 m, Sedangkan besarnya penjualan minimal untuk Papan Merk jika ditetapkan laba sebesar 20% dari hasil penjualan yaitu sebesar Rp atau dalam unit sebesar 288,17 m. Dari hasil analisis yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam perencanaan laba dengan menggunakan analisis Break Even Point dapat digunakan untuk memprediksi biaya yang akan terjadi untuk pihak manajemen perusahaan mempertimbangkan untuk menggunakan analisis tersebut, karena analisis Break Even Point mengupas keterkaitan antara biaya dan volume penjualan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan, sehingga perusahaan dapat merencanakan laba dengan lebih baik lagi. Kata Kunci : Break Even Point, Perencanaan Laba

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu tujuan mendirikan sebuah usaha adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang maksimum agar kelangsungan hidup perusahaan dapat terus berjalan dari waktu kewaktu. Memperoleh keuntungan atau laba dan besar kecilnya laba sering menjadi ukuran kesuksesan suatu manajemen. Hal tersebut didukung oleh kemampuan manajemen didalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan datang. Kemajuan dan perkembangan usaha akan membawa akibat bagi pembangunan itu sendiri baik positif maupun negatif. Pada kalangan pengusaha itu sendiri, perkembangan dan kemajuan dunia usaha telah membawa kearah persaingan yang semakin ketat, sedangkan usaha untuk mencapai laba tidak dapat dipisahkan dari masalah penjualan, peningkatan penjualan yang tinggi bukan selalu berarti mendapatkan laba yang lebih besar. Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memaksimumkan laba. Oleh karena itu, untuk mencapai laba maksimum tersebut perlu disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan. Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba maksimum. Perencanaan laba memerlukan alat bantu berupa analisis biaya volume- laba. Salah satu teknik analisis biaya-volume-laba adalah analisis Break Even Point. Menurut Niswonger et.all (2000, h.231) Analisis Break Even Point merupakan teknik perencanaan laba dalam jangka pendek atau dalam satu periode akuntansi tertentu dengan mendasarkan analisisnya pada variabilitas penjualan. Titik impas itu sendiri diartikan sebagai tingkat operasi dimana pendapatan perusahaan dan biaya yang telah dikeluarkan persis sama. Dengan kata lain suatu usaha di katakan impas jika perusahaan tersebut tidak mendapatkan laba maupun mengalami kerugian. Dengan melakukan analisis Break Even Point, pimpinan perusahaan dapat mengambil keputusan yang berkaitan dengan pengurangan atau penambahan harga jual, biaya dan laba. Analisis ini juga memudahkan pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam rangka menghadapi persaingan dengan produk sejenis dari perusahaan lain.

3 CV. Mawar merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang percetakan. Dalam kegiatan produksinya, CV. Mawar mencetak berbagai macam jenis diantaranya Stiker, Papan Merk, spanduk Benner, baliho dan sebagainya. Dalam perhitungan laba CV. Mawar hanya menghitung dana pengeluaran dan pemasukan tanpa melakukan pemisahan antara biaya tetap dan biaya variabel dalam perhitungannya, sedangkan menurut analisis Break Even Point biaya yang terjadi dalam proses produksi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Bertolak dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: Analisis Penerapan Break Even Point Sebagai Alat Bantu Perencanaan Laba Pada CV. Mawar Lubuklinggau. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana penerapan break even point sebagai alat bantu perencanaan laba pada CV. Mawar Lubuklinggau? b. Berapakah jumlah biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam produksi CV. Mawar Lubuklinggau? c. Berapakah volume penjualan CV. Mawar Lubuklinggau agar produksinya mencapai Break Even Point? d. Berapakah jumlah penjualan minimal yang harus dicapai jika laba yang direncanakan CV. Mawar sebesar 20% dari penjualan? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan break even point sebagai alat bantu perencanaan laba pada CV. Mawar Lubuklinggau b. Untuk mengetahui jumlah biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam produksi CV. Mawar Lubuklinggau c. Untuk mengetahui volume penjualan CV. Mawar Lubuklinggau agar produksinya mencapai Break Even Point d. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dicapai jika laba yang direncanakan CV. Mawar sebesar 20% dari penjualan

4 TINJAUAN PUSTAKA Konsep dan Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2014, h.7) akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Analisis Prilaku Biaya Menurut Carter dan Milton (2004, h.57) keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dengan aktivitas bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atas biaya umumnya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariabel. a. Biaya tetap Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Beberapa pengeluaran bersifat tetap karena kebijakan manejemen. Misalnya tingkat iklan dan jumlah sumbangan sosial ditentukan oleh manajemen dan tidak terkait langsung dengan aktivitas penjualan atau produksi. Contohnya adalah beban bunga atas utang jangka panjang dan sewa jangka panjang. b. Biaya variabel Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya. c. Biaya semivariabel Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristikkarakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya tersebut adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, dan biaya liburan. d. Pemisahaan biaya tetap dan biaya variabel

5 Untuk merencanakan, menganalisis, mengendalikan atau meng-evaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan. Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk tujuan berikut: 1) Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varians. 2) Persiapan anggaran fleksibel dan analisis varians. 3) Perhitungan biaya langsung dan analisis varians. 4) Analisis titik impas dan analisis biaya-volume-laba 5) Analisis biaya diferensial dan komparatif 6) Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek. 7) Analisis anggaran modal. 8) Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk Menurut Mulyadi (2014, h.199) ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk, berikut ini diuraikan beberapa dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk disertai dengan kebaikan dan kelemahannya masing-masing: a. Satuan Produk Metode ini adalah yang paling sederhana dan yang langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu macam produk. b. Biaya Bahan Baku Jika biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut: Tarif BOP Taksiran Biaya Overhead pabrik Taksiran Biaya Bahan Baku yang Terpakai X 100% Dalam metode ini, semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam pengolahan produk semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan kepadanya. c. Biaya Tenaga Kerja Langsung Jika sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka dasar yang dipakai untuk membebankan biaya

6 overhead pabrik adalah biaya tenaga kerja langsung. Metode ini mempunyai kelemahan diantaranya: (a) biaya overhead pabrik harus dipandang sebagai tambahan nilai produk, (b) jumlah biaya tenaga kerja langsung merupakan jumlah total upah dengan tarif tinggi dan rendah. d. Jam Tenaga Kerja Langsung Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah jam tenaga kerja langsung. e. Jam Mesin Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang dipakai untuk membebankannya adalah jam mesin. Perencanaan Laba Menurut Hansen dan Mowen (2013, h.442) perencanaan adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan laba itu sendiri menurut Ellen dkk (2001, h.206) adalah selisih antara penjualan dan biaya dalam periode akuntansi tertentu. Sebelum laba diperoleh maka terlebih dahulu diadakan perencanaan laba untuk menargetkan berapa besar laba tersebut akan dihasilkan oleh organisasi itu. Laba dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ( Carter 2009, h.284): Laba Total Pendapatan (Total Biaya Variabel + Total Biaya Tetap) Menurut Danang (2012, h.5) Perencanaan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Perencanaan laba merupakan dasar bagi seorang manajer divisi untuk merumuskan rencana tindakan dalam tahun tersebut. Pada titik impas, penjualan dan biaya akan tepat sama. Meskipun demikian, titik impas bukan merupakan sasaran dari kebanyakan perusahaan. Sebaliknya, mereka berusaha memaksimalkan laba. Menurut Niswonger et.all (2000, h.235) dengan memodifikasi persamaan titik impas, volume penjualan yang diperlukan untuk menghasilkan jumlah laba yang ditargetkan atau yang diinginkan dapat diestimasi. Untuk tujuan ini, faktor-faktor tercapainya target laba tersebut ditambahkan ke persamaan titik impas, seperti terlihat pada rumus berikut ini: Penjualan (Rp) Biaya tetap + target laba 1 VC/P

7 Penjualan (unit) Biaya tetap + target laba P (unit) VC (unit) Pengertian Break Even Point Menurut Ellen dkk (2001, h.207) Break Even Point sering disebut dengan titik impas atau titik pulang pokok. Yaitu keadaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jumlah total biaya, atau suatu keadaan perusahaan dimana rugi-labanya sebesar nol. Menurut Bastian (2007, h.208) dalam perencanaan laba dengan teknik Break Even Point digunakan asumsi sebagai berikut: a. Perilaku penerimaan dan pengeluaran dilukiskan dengan akurat dan bersifat linier sepanjang jangkauan atau rentang yang relevan. b. Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. c. Efisiensi dan produktivitas tidak berubah. d. Harga jual tidak akan mengalami perubahan. e. Biaya-biaya tidak berubah. f. Bauran penjualan tetap konstan. g. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persediaan awal dan persediaan akhir. Manfaat Analisis Break Even Point Analisis Break Even Point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan. Menurut Ellen dkk (2001, h.207) analisis Break Even Point dapat digunakan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: a. Untuk mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. b. Untuk mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu. c. Untuk mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. d. Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap keuntungan. Penentuan Break Even Point

8 Dalam menghitung titik impas (Break Even Point) biasanya ada 3 pendekatan yang digunakan (Ellen dkk 2001, h.208), yaitu: a. Pendekatan Persamaan Laba perusahaan adalah sebesar penghasilan penjualan dikurangi dengan semua biaya. Secara sistematis persamaan Break Even Point dalam kuantitas atau volume penjualan: Sedangkan rumus untuk mencari Break Even Point dalam rupiah yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: Dimana : Total biaya tetap P Harga jual per unit VC Biaya variabel per unit b. Pendekatan Marjin Kontribusi Apabila rumus Break Even Point, dalam kuantitas (unit) dihubungkan dengan marjin kontribusi, maka: BEP (unit) BEP (Rp) BEP (unit) P VC (unit) 1 VC P MK per unit (CMR). Dimana MK per unit adalah harga jual per unit dikurangi dengan biaya variabel per unit. Sedangkan rumus Break Even Point dalam rupiah: Dimana rasio MK adalah Rasio Marjin Kontribusi atau contribution Margin Ratio c. Pendekatan Grafik BEP (Rp) Rasio MK Pada metode grafik, kita menggambarkan biaya total dan pendapatan total dalam grafik. Masing-masing ditunjukan dengan sebuah garis pada grafik. Titik impas merupakan titik dimana jumlah unit terjual pada garis pendapatan dan garis biaya total saling berpotongan.

9 Langkah-langkah pembuatan grafik BEP : 1) Buat grafik X dan Y dengan sumbu X menunjukan jumlah unit (output) dan sumbu Y menunjukan biaya dan penerimaan. 2) Buat titik pada sumbu Y yang menunjukan nilai biaya tetap total, kemudian tarik garis lurus dari titik tersebut sejajar sumbu X. 3) Buat titik pertemuan antara jumlah unit terjual dan jumlah rupiah dari unit terjual, kemudian tarik garis dari 0 melalui titik tersebut. Garis yang terbentuk disebut garis penerimaan total. 4) Tarik garis dari titik perpotongan biaya tetap dengan sumbu Y yang menunjukan garis biaya total. Berikut contoh grafik Break Even Point : Gambar.1 Grafik Break Even Point Kerangka Pemikiran ini: Adapun kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut Break Even Point Perencanaan Laba Gambar 2 Kerangka Pemikiran METODELOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

10 berikut: Adapun variabel dan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai Tabel 1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Indikator Break Even Point Tingkat operasi dimana pendapatan perusahaan dengan biaya yang telah dikeluarkan persis sama. Pada kondisi ini, perusahaan tidak mengalami laba operasi maupun rugi operasi. Perencanaan Laba Tempat Penelitia Tempat dan Suatu tindakan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu laba dengan meningkatkan volume penjualan dan tingkat harga jual. Penjualan Biaya Produksi: 1. Biaya Bahan Baku Langsung 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya Overhead Pabrik Volume Penjualan Tingkat Harga Jual lokasi penelitian adalah pada CV. Mawar Kota Lubuklinggau, dengan alamat Jl. Garuda No.30 Rt.03 Kelurahan Lubuk Aman Kecamatan Lubuklinggau Barat I. Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data primer syang secara langsung dari objek penelitian yaitu dari pemilik usaha CV. Mawar Lubuklinggau. Data tersebut terdiri dari: a) Sejarah berdirinya perusahaan dan Struktur organisasi b) Data Biaya Produksi (data biaya tetap dan biaya variabel) Tahun 2014 c) Data penjualan Tahun 2014 d) Target penjualan dan target laba Tahun 2014 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif yang menggunakan rumus perhitungan Break Even Point dan Rumus Penjualan Minimal pada target laba yang diinginkan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Perhitungan Biaya Produksi Variabel dan Tetap CV. Mawar Lubuklinggau 2. Perhitungan Break Even Point untuk masing-masing produk. Menurut Ellen dkk (2001, h.208) rumus Break Even Point sebagai berikut: Perhitungan Break Even Point dalam bentuk unit:

11 BEP (unit) P VC (unit) Perhitungan Break Even Point dalam bentuk rupiah: BEP (Rp) 1 VC P 3. Perhitungan penjualan minimal pada target laba yang diinginkan untuk masing-masing produk. Menurut Niswonger et.all (2000, h.235) rumus perhitungan penjualan minimal untuk target laba yang diinginkan sebagai berikut: Perhitungan penjualan minimal pada target laba yang diinginkan (Unit): Penjualan (unit) Biaya tetap + target laba P VC (unit) Perhitungan penjualan minimal pada target laba yang diinginkan (rupiah): HASIL PENELITIAN Penjualan (Rp) Biaya tetap + target laba 1 VC/P Pendapatan Penjualan Spanduk Benner, Stiker dan Papan Merk Kegiatan produksi CV. Mawar meliputi pencetakan berbagai macam produk diantaranya seperti Spanduk Benner, Baliho, One Way Fision Stiker, Neon Box, Branding Mobil, X-Banner dll. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil tiga jenis produk untuk diteliti yaitu: Spanduk Benner, Stiker, Papan Merk karena ketiga produk ini memiliki kontribusi terbesar dalam perubahan laba yang diperoleh oleh CV. Mawar. Pendapatan penjualan CV. Mawar pada tahun 2014 untuk Spanduk Benner, Stiker dan Papan Merk dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Pendapatan Penjualan Spanduk Benner, Stiker, dan Papan Merk CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Produk Total Penjualan (m) Harga Jual per Unit (Rp/ m) Pendapatan Penjualan (Rp) Spanduk Benner Stiker Papan Merk Sumber : CV. Mawar Lubuklinggau

12 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tahun 2014 pendapatan dari hasil penjualan untuk Spanduk Benner sebesar Rp , dengan harga jual Rp / m dan total penjualan sebanyak 4800 m. Untuk Stiker pendapatan dari hasil penjualan sebesar Rp , dengan harga jual Rp /m dan total penjualan sebanyak 1935 m.sedangkan, untuk Papan Merk pendapatan dari hasil penjualan sebesar Rp , dengan harga jual Rp /m dan total penjualan sebanyak 300 m. Biaya Produksi Spanduk Benner, Stiker dan Papan Merk Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. a. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku yang digunakan pada tahun 2014 oleh CV. Mawar sebagai berikut: Tabel 3 Biaya Bahan Baku Spanduk Benner, Stiker, dan Papan Merk Tahun 2014 Produk Bahan Baku Satuan Harga Satuan (Rp) Biaya Bahan Baku (Rp) Total Biaya Bahan Baku (Rp) Spanduk Benner Flexi 60 Roll Benner Stiker StickerProreflecti 43 Roll ve Papan Benner Flexi 3,75 Roll /300 m Merk Triplek Kayu Cat 50 Keping 1 Kubik 1. Dus Total Sumber : CV. Mawar Lubuklinggau Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa bahan baku yang digunakan dalam produksi Spanduk Benner CV. Mawar yaitu Benner Flexi. Total biaya bahan baku yang digunakan yaitu sebesar Rp Bahan baku yang digunakan dalam produksi Stiker CV. Mawar yaitu Sticker Pro Reflective. Total biaya bahan baku yang digunakan yaitu sebesar Rp Bahan baku yang digunakan dalam produksi Papan Merk CV. Mawar yaitu Benner Flexi, Triplek, Kayu dan Cat. Total biayal. bahan baku yang digunakan yaitu sebesar Rp b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

13 Biaya tenaga kerja langsung yang digunakan pada tahun 2014 oleh CV. Mawar dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2014 Bagian Jumlah Tenaga kerja (Orang) Biaya Tenaga Kerja Per Bulan Total Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp) Setting Pengoprasi Mesin Cetak (Finishing) Lapangan Total Sumber : CV. Mawar Lubuklinggau Tenaga kerja CV. Mawar Lubuklinggau berjumlah 7 orang yang terdiri dari bagian Setting, Pengoprasi Mesin Cetak (Finishing), dan bagian Lapangan. Bagian Setting terdiri dari 2 orang dengan gaji sebesar Rp per bulan. Jadi untuk 2 orang tenaga kerja pada tahun 2014 memerlukan biaya sebesar Rp Bagian Pengoprasi Mesin Cetak (Finishing) terdiri dari 3 orang dengan gaji sebesar Rp per bulan. Jadi untuk 3 orang tenaga kerja pada tahun 2014 memerlukan biaya sebesar Rp Bagian Lapangan terdiri dari 2 orang dengan gaji sebesar Rp per bulan. Jadi untuk 2 orang tenaga kerja pada tahun 2014 memerlukan biaya sebesar Rp c. Biaya Overhead pabrik Biaya-biaya overhead pabrik juga merupakan biaya produksi yang sama pentingnya dengan biaya-biaya lainnya. Adapun biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap berdasarkan pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut: Tabel 5 Biaya Overhead Pabrik Variabel dan Tetap CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Biaya Overhead Satuan Harga/ Biaya (Rp) Total Biaya

14 Pabrik Variabel Satuan (Rp) Tetap Variabel (Rp) Biaya Listrik 1 tahun Biaya Telp 1 tahun Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung 6 x antar B.Pemeliharaan Mesin 1 tahun Tinta Cetak 12 galon Lem Suiming/Lem Ce 4 kotak B.Sewa Gedung 1 tahun B.Pemeliharaan Gedung 1 tahun Biaya Lain-lain 1 tahun Total Sumber : CV. Mawar Lubuklinggau Pembahasan Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Variabel dan Tetap Dalam menentukan biaya overhead pabrik per produk, langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan tarif biaya overhead pabrik terlebih dahulu dengan berdasarkan bahan baku yang digunakan. Berikut perhitungan biaya overhead pabrik variabel dan tetap untuk masing-masing produk : 1. Tarif BOP Taksiran Biaya Over head pabrik Taksiran Biaya Bahan Baku yang Terpakai X 100% Rp Rp BOP Tetap dan BOP Variabel i. BOP Tetap X 100% 29,18 % Taksiran Biaya Over head pabrik Tetap Taksiran Biaya Bahan Baku yang Terpakai Rp Rp X 100% 19,84 % X 100% ii. BOP Variabel Taksiran Biaya Overhead pabrik Variabel Taksiran Biaya Bahan Baku yang Terpakai X 100% BOP Per Produk : (1) BOP Spanduk Benner Rp Rp X 100% 9,35 % (a) BOP Tetap Rp X 19,84 % Rp

15 (b) BOP Variabel Rp X 9,35 % Rp (2) BOP Stiker (a) BOP Tetap Rp X 19,84 % Rp (b) BOP Variabel Rp X 9,35 % Rp (3) BOP Papan Merk (a) BOP Tetap Rp X 19,84 % Rp (b) BOP Variabel Rp X 9,35 % Rp Dari rincian Biaya Overhead Pabrik per produk diatas dapat disimpulkan bahwa : Tabel 6 Biaya Overhead Pabrik Variabel dan Tetap Per Produk CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Produk Biaya Overhead Pabrik (Rp) Total Biaya Overhead Pabrik Tetap Variabel (Rp) Spanduk Benner Stiker Papan Merk Total Sumber : Data Diolah (2015) Untuk Spanduk Benner, biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp dan biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp sehingga total biaya overhead pabrik Spanduk Benner sebesar Rp Untuk Stiker, biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp dan biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp sehingga total biaya overhead pabrik Stiker sebesar Rp Untuk Papan Merk, biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp dan biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp sehingga total biaya overhead pabrik Papan Merk sebesar Rp Perhitungan Biaya Produksi Variabel dan Tetap Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point perlu dilakukan perhitungan biaya produksi variabel dan tetap. Perhitungan biaya produksi variabel dan tetap akan disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 7 Perhitungan Biaya Produksi Variabel Per Unit (Meter)

16 Uraian CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Produk Spanduk Benner (4800 m) Stiker (1935 m) Papan Merk (300 m) Total (Rp) Per Unit (Rp) Total (Rp) Per Unit (Rp) Total (Rp) Per Unit (Rp) Biaya Produksi Variabel Biaya Bahan Baku Biaya Overhead Pabrik Total Sumber : Data Diolah (2015) Uraian Biaya Produksi Tetap Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tabel 8 Perhitungan Biaya Produksi Tetap CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Produk Spanduk Benner Stiker Papan Merk Total Sumber : Data Diolah (2015) Selain dari tabel biaya variabel per unit dan biaya tetap, tabel yang diperlukan dalam perhitungan Break Even Point yaitu tabel pendapatan dari penjualan ketiga produk dan harga jual produk per unit. Berikut disajikan tabel pendapatan dari penjualan ketiga produk tersebut : Tabel 9 Pendapatan Penjualan Spanduk Benner, Stiker, dan Papan Merk CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Produk Total Penjualan (m) Harga Jual per Unit (Rp/ m) Pendapatan Penjualan (Rp) Spanduk Benner Stiker Papan Merk Sumber : CV. Mawar Lubuklinggau

17 Analisis Break Even Point Menurut Ellen dkk (2001, h.207) Break Even Point adalah keadaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan jumlah total biaya, atau suatu keadaan perusahaan dimana rugi-labanya sebesar nol. Rumus yang digunakan untuk mengetahui Break Even Point yaitu sebagai berikut: Break Even Point dalam bentuk unit: BEP (unit) Break Even Point dalam bentuk Rupiah: BEP (Rp) P VC (unit) 1 VC P Dibawah ini merupakan perhitungan Break Even Point yang telah dilakukan terhadap ketiga produk selama tahun 2014 pada CV. Mawar, sebagai berikut: a. Produk Spanduk Benner Break Even Point produk Spanduk Benner dinyatakan dalam unit: BEP (unit) P VC (unit ) Rp Rp Rp ,92 m Rp Rp Break Even Point produk Spanduk Benner dinyatakan dalam Rupiah: BEP (Rupiah) 1 VC P Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,503 Berdasarkan perhitungan Break Even Point untuk Spanduk Benner diatas maka titik impas yang diperoleh adalah sebesar 2186,92 m atau Rp Dengan arti kata bahwa jika CV. Mawar menjual Spanduk Benner sebanyak 2186,92 m maka CV. Mawar tidak mendapatkan keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Jika CV. Mawar menginginkan keuntungan maka tentu CV. Mawar harus mampu menjual melebihi titik impas. Penjualan CV. Mawar untuk Spanduk Benner pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan dengan titik impas sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual melebihi titik impas.

18 b. Produk Stiker Break Even Point produk Stiker dinyatakan dalam unit: BEP (unit) P VC (unit ) Rp Rp Rp ,55 m Rp Rp Break Even Point produk Stiker dinyatakan dalam Rupiah: BEP (Rupiah) 1 VC P Rp Rp Rp Rp ,217 Rp ,783 Rp Berdasarkan perhitungan Break Even Point untuk Stiker diatas maka titik impas yang diperoleh adalah sebesar 366,55 m atau Rp Dengan arti kata bahwa jika CV. Mawar menjual Stiker sebanyak 366,55 m maka CV. Mawar tidak mendapatkan keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Jika CV. Mawar menginginkan keuntungan maka tentu CV. Mawar harus mampu menjual melebihi titik impas. Penjualan CV. Mawar untuk Stiker pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan dengan titik impas sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual melebihi titik impas. c. Produk Papan Merk Break Even Point produk Papan Merk dinyatakan dalam unit: BEP (unit) P VC (unit ) Rp Rp Rp ,21 m Rp Rp Break Even Point produk Papan Merk dinyatakan dalam Rupiah: BEP (Rupiah) 1 VC P

19 Rp Rp Rp Rp ,277 Rp ,723 Rp Berdasarkan perhitungan Break Even Point untuk Papan Merk diatas maka titik impas yang diperoleh adalah sebesar 205,21 m atau Rp Dengan arti kata bahwa jika CV. Mawar menjual Papan Merk sebanyak 205,21 m maka CV. Mawar tidak mendapatkan keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Jika CV. Mawar menginginkan keuntungan maka tentu CV. Mawar harus mampu menjual melebihi titik impas. Penjualan CV. Mawar untuk Stiker pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan dengan titik impas sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual melebihi titik impas. Jumlah Penjualan Minimal Pada Target Laba yang Diinginkan Jika laba yang diinginkan CV. Mawar pada tahun 2014 sebesar 20% dari penjualan maka jumlah laba yang diingginkan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 10 Target Laba CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 Produk Total Penjualan (m) Pendapatan Penjualan (Rp) Target Laba (Rp) (20% penjualan) Spanduk Benner Stiker Papan Merk Sumber : Data Diolah (2015) Perhitungan penjualan minimal yang harus dicapai CV. Mawar jika target laba ditetapkan sebesar 20% dari penjualan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini: Perhitungan penjualan minimal pada target laba yang diinginkan (Unit): Penjualan (unit) Biaya tetap + target laba P VC (unit) Perhitungan penjualan minimal pada target laba yang diinginkan (rupiah): Penjualan (Rp) Biaya tetap + target laba 1 VC/P Berikut perhitungan penjualan minimal untuk masing-masing produk : a. Spanduk Benner

20 Biaya tetap +target laba Penjualan(Unit) P VC unit Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,1 m Biaya tetap +target laba Penjualan (Rp) 1 VC /P Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,503 Rp ,497 Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa penjualan minimal yang harus dicapai jika target laba ditetapkan sebesar 20% dari penjualan adalah sebesar Rp atau sebanyak 4096,1 m. Pendapatan dari penjualan Spanduk Benner CV. Mawar pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan dengan jumlah penjualan pada target laba sebesar 20% diatas CV. Mawar sudah melebihi dari target penjualan tersebut. b. Stiker Biaya tetap +target laba Penjualan(Unit) P VC unit Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,07 m Biaya tetap +target laba Penjualan (Rp) 1 VC /P Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,783 Rp ,217 Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa penjualan minimal yang harus dicapai jika target laba ditetapkan sebesar 20% dari penjualan adalah sebesar Rp atau sebanyak 861,07 m. Pendapatan dari penjualan Stiker CV. Mawar pada tahun 2014 sebesar Rp.

21 dibandingkan dengan jumlah penjualan pada target laba sebesar 20% diatas CV. Mawar sudah melebihi dari target penjualan tersebut. c. Papan Merk Biaya tetap +target laba Penjualan(Unit) P VC unit Penjualan (Rp) Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,17 m Biaya tetap +target laba 1 VC /P Rp Rp Rp Rp Rp Rp ,723 Rp ,277 Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa penjualan minimal yang harus dicapai jika target laba ditetapkan sebesar 20% dari penjualan adalah sebesar Rp atau sebanyak 288,17 m. Pendapatan dari penjualan Papan Merk CV. Mawar pada tahun 2014 sebesar Rp dibandingkan dengan jumlah penjualan pada target laba sebesar 20% diatas CV. Mawar sudah melebihi dari target penjualan tersebut. Setelah dilakukan perhitungan Break Even Point dan penjualan minimal pada target laba yang direncanakan pada tahun 2014 dapat dilihat perbandingan Break Even Point dan penjualan minimal antar ketiga produk berdasarkan tabel berikut : Tabel 11 Perbandingan Break Even Point Ketiga Produk CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 No Produk Break Even Point Penjualan Tahun Spanduk Benner Rp Rp Stiker Rp Rp Papan Merk Rp Rp Sumber : Data Diolah (2015)

22 Volume penjualan untuk Spanduk Benner agar mencapai Break Even Point sebesar Rp , jika dibandingkan dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual Spanduk Benner melebihi Break Even Point (titik impas). Volume penjualan untuk Stiker agar mencapai Break Even Point sebesar Rp , jika dibandingkan dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual Stiker melebihi Break Even Point (titik impas). Volume penjualan untuk Papan Merk agar mencapai Break Even Point sebesar Rp , jika dibandingkan dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual Papan Merk melebihi Break Even Point (titik impas). Tabel 12 Perbandingan Penjualan Minimal Pada Target Laba Ketiga Produk CV. Mawar Lubuklinggau Tahun 2014 No Produk Penjualan Minimal Pada Target Laba 20% Penjualan Tahun Spanduk Benner Rp Rp Stiker Rp Rp Papan Merk Rp Rp Sumber : Data Diolah (2015) Besarnya penjualan minimal untuk Spanduk Benner jika ditetapkan laba sebesar 20% dari hasil penjualan yaitu sebesar Rp , jika dibandingkan dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual Spanduk Benner melebihi target laba yang ditetapkan. Besarnya penjualan minimal untuk Stiker, jika ditetapkan laba sebesar 20% dari hasil penjualan yaitu sebesar Rp , jika dibandingkan dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual Stiker melebihi target laba yang ditetapkan. Besarnya penjualan minimal untuk Papan Merk jika ditetapkan laba sebesar 20% dari hasil penjualan yaitu sebesar Rp , jika dibandingkan dengan penjualan yang terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp maka CV. Mawar sudah mampu menjual Stiker melebihi target laba yang ditetapkan. SIMPULAN DAN SARAN

23 Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut 1. Secara umum kinerja penjualan dan pengelolaan biaya-biaya yang dilakukan oleh CV. Mawar sudah cukup baik hanya saja CV. Mawar Lubuklinggau belum melakukan pemisahan biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan perencanaan laba dengan menggunakan analisis Break Even Point. 2. Selama tahun 2014 yang diambil sampel untuk penelitian pada CV. Mawar Lubuklinggau memproduksi Spanduk Benner, Stiker, dan Papan Merk, ketiga produk tersebut sudah mampu dijual melebihi titik impas/ Break Even Point dengan kata lain CV. Mawar Lubuklinggau mampu memperoleh keuntungan, dan keuntungan ini bergerak cukup signifikan dari hasil penjualan. 3. Selama tahun 2014 yang diambil sampel untuk penelitian pada CV. Mawar Lubuklinggau memproduksi Spanduk Benner, Stiker, dan Papan Merk, untuk ketiga produk tersebut CV. Mawar sudah mampu menjual melebihi dari target penjualan sebesar 20%. Saran Adapun beberapa saran dari peneliti yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan bersifat membangun bagi pihak manajemen CV. Mawar Lubuklinggau sebagai berikut : 1. CV. Mawar Lubuklinggau diharapkan dapat melakukan pengklasifikasian biaya berdasarkan perilaku biaya karena hal ini akan diperlukan dalam melakukan perencanaan laba dengan menggunakan analisis Break Even Point. 2. CV. Mawar Lubuklinggau diharapkan dapat mempertimbangkan untuk menerapkan Analisis Break Even Point dalam merencanakan laba untuk kedepannya karena analisis ini mengupas tentang keterkaitan antara biaya, volume penjualan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. 3. Hendaknya CV. Mawar Lubuklinggau menekan biaya-biaya produksi dan meningkatkan volume penjualan sehingga perolehan laba yang didapat dapat lebih maksimal (Terutama untuk produk Papan Merk). DAFTAR PUSTAKA Agustina Pradita Marhaeni Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Industri Kecil Tegel di Kecamatan Pedurungan Periode (Studi Kasus

24 Usaha Manufaktur). Disertai tidak Diterbitkan. Semarang: Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Aulia Puspita Analisis Break Even Point Terhadap Perencanaan Laba PR. Kreatifa Hasta Mandiri Yogyakarta. Disertai tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta Bastian, Bustami dan Nurlela Akuntansi Biaya Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Carter, William K Akuntansi Biaya. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat Carter, William K dan Milton F Usry Akuntansi Biaya. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat Christine Praticia Ponomban Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT. Tropica Cocoprima. Disertai tidak Diterbitkan. Manado: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi Danang, Sunyoto Budgeting Perusahaan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service Danang, Sunyoto Metode dan Instrumen Penelitian (Untuk Ekonomi dan Bisnis). Cetakan Pertama. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service Ellen, Christina dkk Anggaran Perusahaan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hansen, Don R dan Maryenne M. Mowen Akuntansi Manajesrial. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat Horngren, Charles T et.all Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Edisi Sebelas Cetakan Ke II. Jakarta: PT Indeks Jalaluddin dkk Analisis Break Even Point Sebagai Alat Untuk Merencanakan Laba Perusahaan (Studi pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode ). Disertai tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Mulyadi Akuntansi Biaya. Edisi 5 Cetakan Keduabelas. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIE-YKPN Niswonger, Rollin C et.all Prinsip-prinsip Akuntansi. Edisi Sembilanbelas. Jakarta: Erlangga Rayburn, L Gayle Akuntansi Biaya Dengan Pendekatan Manajemen Biaya. Cetakan Pertama. Jakarta: Erlangga Tim Pedoman Penulisan Skripsi. Lubuklinggau: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas

25 Wahyuning Setio Kurnianti Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Perusahaan Pabrik Gula Ngadirejo Kediri. Disertai tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang

ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU. : DEWI ANGGRAINI, M.

ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU. : DEWI ANGGRAINI, M. HASIL PENELITIAN ANALISIS PENERAPAN BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA CV. MAWAR LUBUKLINGGAU DISUSUN : KETUA ANGGOTA : DEWI ANGGRAINI, M.Si : INDAH PERMATA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas

02FEB. Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas 02FEB Cost Behavior Analysis, Classifying Cost, Separating Fixed and Variable Cost Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Manajemen Content Cost behavior analysis, Classifying

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK ABSTRAKSI Rossy Marvita Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PT Indo Tambangraya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) Bregas Adi Luhur R. Rustam Hidayat Devi Farah Fakultas

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

Christine P. Ponomban, Analisis Break Even Point. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT.

Christine P. Ponomban, Analisis Break Even Point. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. TROPICA COCOPRIMA oleh: Christine Praticia Ponomban Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email:

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Cost Behaviour Analysis. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behaviour Analysis Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Akuntansi Biaya Input

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

Melda Darika Dua Sri Mangesti Rahayu Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Melda Darika Dua Sri Mangesti Rahayu Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN PADA TINGKAT LABA YANG DIHARAPKAN (Studi pada Perusahaan Paving Block CV ETERNA Mergosono Malang) Melda Darika Dua Sri Mangesti

Lebih terperinci

Djulaiha Fabanyo., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Break Even

Djulaiha Fabanyo., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Break Even ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PDAM KABUPATEN HALMAHERA TENGAH Oleh: Djulaiha Fabanyo 1 David Paul Elia Saerang 2 Harijanto Sabijono 3 1,2,3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Biaya

Analisis Perilaku Biaya Modul ke: 03Fakultas Yusar EKONOMI DAN BISNIS (FEB) Analisis Perilaku Biaya Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA,CMA Program Studi Manajemen KLASIFIKASI BIAYA Biaya Tetap didefenisikan sebagai biaya yang secara total

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) Yesy Okviana Ika Pratiwi Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan Metode Break Even Point (BEP) Untuk Menentukan Besarnya SPP Mahasiswa pada Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Suyanto Erni Setyawati Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda erniez_mubarak@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

Analisa Perilaku Biaya

Analisa Perilaku Biaya Modul ke: Analisa Perilaku Biaya Mengenali Prilaku biaya. Metode memisahkan biaya semivariabel atas biaya variable dan biaya tetap. Fakultas FEB Minanari, SE, M.Si Program Studi Manajemen Biaya VS Beban

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Jurnal Ilmu Matematika dan Terapan Maret 2017 Volume 11 Nomor 1 Hal. 49 53 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (STUDI KASUS: PT. KIMIA FARMA) Mozart Wiston Talakua

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada PR. Kreatifa hasta mandiri, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Menentukan target keuntungan atau profit margin bagi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Laporan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengklasifikasian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu dengan biaya yang lebih efisien. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah industri manufaktur

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. SURABAYA LAS KABUPATEN MAROS

ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. SURABAYA LAS KABUPATEN MAROS ANALISIS TITIK IMPAS DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PADA CV. SURABAYA LAS KABUPATEN MAROS Muh. Alam Nasyrah Hanafi STIM YAPMI Maros email: muh.alamnasyrah@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI COST VOLUME PROFIT ANALYSIS AS A TOOL FOR PROFIT PLANNING IN PIA LATIEF KEDIRI Oleh: ANA NOFITASARI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011) Radinas Putri Ayuning Firdaus Ach. Husaini M. G. Wi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. John Soeprihanto (1999:414) adalah biaya yang seharusnya untuk produksi suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Harga pokok produksi Menurut Soemarso (1999:312) harga pokok produksi merupakan biaya pabrik ditambah dengan persediaan dalam proses awal dikurangi dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI Oleh : Sopian Dr. Drs. Suyadi Prawirosentono, M.B.A M.Azis Firdaus.SE.,MM ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sudah sedemikian pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan semakin berkembangnya lembaga

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

Akuntansi Biaya. Cost Behavior Analysis. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Behavior Analysis Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Classification Cost Biaya tetap adalah Biaya yang secara total tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Biaya dan Terminologi Biaya Menurut Sugiri (2002:21), biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Pengukuran biaya

Lebih terperinci

Vol.10, No Februari 2015 ISSN

Vol.10, No Februari 2015 ISSN COST VOLUME PROFIT (CVP) DALAM PERENCANAAN LABA PADA GRAND HYATT NUSA DUA - BALI Vebryan Aditya Chandra Pandapotan Lumban Tobing Christimulia Purnama Trimurti Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN : ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK SELANG AIR DI PT. MASPION IV SURABAYA

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN : ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK SELANG AIR DI PT. MASPION IV SURABAYA ANALISIS BIAYA PRODUKSI PADA PABRIK SELANG AIR DI PT. MASPION IV SURABAYA *(Rusdiyanto Fakultas Ekonomi, Universitas Gresik Jl. Arif Rahman Hakim 2B Gresik Telp. ( 031) 3981918, Faks. ( 031 ) 324706 Email

Lebih terperinci

langsung dan biaya overhead pabrik.

langsung dan biaya overhead pabrik. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1.Pengertian Biaya Menurut Supriyono ( 2000 : 16 ) Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan akan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP Nama : Hafizh Fadhilah NPM : 24214685 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari SE.,

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR Nama : Ibnu Abdillah NPM : 23212518 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bertilia Lina Kusrina, SE.,

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KARTU UNDANGAN DAN AMPLOP DINAS PADA CV. KARUNIA INDAH

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KARTU UNDANGAN DAN AMPLOP DINAS PADA CV. KARUNIA INDAH ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KARTU UNDANGAN DAN AMPLOP DINAS PADA CV. KARUNIA INDAH Kartiko Aji Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak CV. Karunia Indah adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA Oleh : Meta Bina Sabila 28211811 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap usaha yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam pelaksanaan aktivitas suatu perusahaan.menurut Mulyadi (2009:10), Tanpa informasi biaya, manajemen tidak memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEBU DI PABRIK GULA TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 2013 (Studi Kasus Pada PG. Tasikmadu, Karanganyar)

Lebih terperinci

ANALISA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENENTUKAN TINGKAT PENDAPATAN PRODUK UTAMA Studi kasus pada Perusahaan Tahu YUN - YI

ANALISA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENENTUKAN TINGKAT PENDAPATAN PRODUK UTAMA Studi kasus pada Perusahaan Tahu YUN - YI ANALISA PRODUK SAMPINGAN DALAM MENENTUKAN TINGKAT PENDAPATAN PRODUK UTAMA Studi kasus pada Perusahaan Tahu YUN - YI Oleh H. Hendra Setiawan dan Hastoni Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode )

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Koperasi Sari Apel Brosem Periode ) ANALII BREAK EVEN POINT EBAGAI ALAT UNTUK MERENCANAKAN LABA PERUAHAAN (tudi Pada Koperasi ari Apel Brosem Periode 20-203) Jalaluddin Dimisyqiyani Darminto Topowijino Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG Rinda Christina (Rindamdp@yahoo.co.id) Rini Aprilia (rinie_aprilia@yahoo.co.id) Akuntansi S-1

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat di pergunakan untuk kelangsungan hidup. Mendapatkan keuntungan atau laba dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari perusahaan manufaktur skala besar sampai kecil. Sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Banyak terdapat perusahaan manufaktur di Indonesia, mulai dari perusahaan

Lebih terperinci

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN VARIABEL COSTING SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PESANAN KHUSUS DI BAWAH HARGA NORMAL (Studi Kasus pada CV Tri Mulya Onix Tulungagung) Imroatus Sholikah Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. ANALISIS BIAYA-VOLUME VOLUME-LABALABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS) Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. Studi mengenai hubungan antara

Lebih terperinci