BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya kawasan baru hampir disetiap provinsi, bahkan sampai ke

KAJIAN PERKERASAN JALAN LENTUR AKIBAT BEBAN LALU LINTAS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HDM-III SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu perubahan karena

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR KONSTRUKSI JALAN RAYA. 1. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Spine Road III Bukit Sentul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 ANALISA KINERJA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa lapis perkerasan dari bahan-bahan yang diproses, dimana

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN CIJELAG - CIKAMURANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AASTHO 93

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Fitria Yuliati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab V Analisa. V.1 Perhitungan Faktor ESAL per Kendaraan. Faktor ESAL pada Kondisi Beban Ijin

PERBANDINGAN PERKERASAN LENTUR DAN PERKERASAN KAKU TERHADAP BEBAN OPERASIONAL LALU LINTAS DENGAN METODE AASHTO PADA RUAS

BAB I PENDAHULUAN. segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

BINA MARGA PT T B

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

1 FERRY ANDRI, 2 EDUARDI PRAHARA

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR i DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi dan perawatan perkerasan lentur.

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengumpulan Data Sekunder. Rekapitulasi Data. Pengolahan Data.

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN JALAN (MDP) 2013

Parameter perhitungan

HUBUNGAN BEBAN LALU LINTAS DAN STRUCTURAL NUMBER TERHADAP PREDIKSI MULAINYA RETAK DAN PERKEMBANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai batas antar negara, provinsi ataupun kabupaten. memperhatikan kenyamanan.(sukirman,1999)

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

Studi Penanganan Ruas Jalan Bulu Batas Kota Tuban Provinsi Jawa Timur Menggunakan Data FWD dan Data Mata Garuda

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI. Adapun rencana tahap penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasikan masalah yang dilakukan

KOMPARASI TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE AASHTO 1993 DENGAN METODE BINA MARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada

STUDI PENGARUH PENGAMBILAN ANGKA EKIVALEN BEBAN KENDARAAN PADA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN FLEKSIBEL DI JALAN MANADO BITUNG

EVALUASI PENGARUH BANJIR, BEBAN BERLEBIH, DAN MUTU KONSTRUKSI PADA KONDISI JALAN

BAB III METODA PERENCANAAN

D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung I - 1

Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

ANALISIS SUSUNAN PERKERASAN JALAN PADA TIGA RUAS JALAN ARTERI DI SEMARANG

EVALUASI PENGARUH BANJIR, BEBAN BERLEBIH DAN MUTU KONSTRUKSI PADA KONDISI JALAN

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB 1 PENDAHULUAN. ini pemerintah DKI Jakarta mencoba mengeluarkan salah satu solusi yaitu

PERANCANGAN TEBAL PERKERASAN DAN ESTIMASI BIAYA JALAN RAYA LAWEAN SUKAPURA ( PROBOLINGGO )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : FERRY DWI TRISTANTO (NRP ) RAKHMAD RAHARJO (NRP ) Pembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )

BAB IV PERENCANAAN. Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI

BAB III METODOLOGI III-1

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. negara adalah infrastruktur jalan. Menurut Undang Undang Republik Indonesia

Perancangan Perkerasan Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Metode AASHTO 1993 LHR 2016

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI III-1

PENGARUH BEBAN BERLEBIH TRUK BATUBARA TERHADAP UMUR SISA DAN UMUR RENCANA PERKERASAN LENTUR ABSTRAK

BAB III METODA PENELITIAN

2.4.5 Tanah Dasar Lapisan Pondasi Bawah Bahu Kekuatan Beton Penentuan Besaran Rencana Umur R

TUGAS AKHIR - RC

Perencanaan Bandar Udara

ANALISIS KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SOLO KM 8,8 SAMPAI KM 10. Oleh : ALLWIN MULATUA SILALAHI No. Mahasiswa : / TS NPM :

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME, DAN KERAPATAN LALU LINTAS AKIBAT KONDISI PERMUKAAN JALAN

Agus Surandono, Putri Maha Suci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, terutama pada saat melakukan pengereman dan berhenti. Kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahan khusus yang mempunyai kualitas yang lebih baik dan dapat

Jurnal J-ENSITEC, 01 (2014)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jalan raya merupakan prasaranan perhubungan untuk melewatkan lalu lintas

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

Oleh : ARIF SETIYAFUDIN ( )

EVALUASI UMUR LAYAN JALAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN BEBAN BERLEBIH DI RUAS JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH

METODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghindari pemborosan dana, semestinya suatu proyek terutama

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

STA s/d STA TUGAS AKHIR. Oleh BINSAR T.M. PAKPAHAN NIM

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

BAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI

DESKRIPSI PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN JALAN MENGGUNAKAN METODE AASHTO

BAB I PENDAHULUAN. terjamin kekuatan dan ketebalannya sehingga tidak akan mengalami distress yaitu

PERBANDINGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN DENGAN METODE ANALISA KOMPONEN DAN ASPHALT INSTITUTE

Bab V Analisa Data. Analisis Kumulatif ESAL

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI UMUR SISA RUAS JALAN KARTASURA KLATEN. Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. semipermanen, dibuat untuk mempermudah aktivitas manusia. Pada dasarnya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian B. Rumusan Masalah

PERENCANAAN KONSTRUKSI JALAN RAYA RIGID PAVEMENT (PERKERASAN KAKU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN Pembangunan jalan dikatakan ideal bila jalan dibangun dengan memperhitungkan besarnya pembebanan lalu lintas yang akan terjadi selama umur rencana jalan dan besarnya nilai kekuatan tanah dasar (CBR tanah dasar). Program HDM-III mampu meramalkan kinerja perkerasan jalan yang diwakili dengan nilai IRI di tahun-tahun mendatang. Program ini juga memberi peluang melakukan banyak skenario dalam merencanakan struktur perkerasan jalan sehingga pengguna memiliki gambaran mengenai kinerja perkerasan di tahun mendatang. Setiap skenario tersebut menghasilkan nilai IRI yang tertentu. Skenario yang telah dilakukan pada kajian ini diantaranya : Skenario Berdasarkan Volume Lalu Lintas : Kinerja jalan berdasarkan klasifikasi pembebanan jalan yang dilakukan Kinerja jalan berdasarkan adanya overloading (beban berlebih) pada jalan Kinerja jalan pada umur layanan (rencana) jalan dan kinerja jalan setelah habis umur rencana jalan Skenario Perhitungan SN yang tidak sesuai dengan peruntukan kebutuhan volume lalu lintas Skenario Pengaruh Curah Hujan terhadap kinerja perkerasan jalan Skenario Pengaruh CBR terhadap kinerja perkerasan jalan Berdasarkan hasil permodelan kinerja perkerasan jalan lentur melalui program HDM III (Highway Development and Management III), dihasilkan kesimpulan sebagai berikut : Tipe CBR tanah dasar atau nilai daya dukung tanah dasar tidak terlalu mempengaruhi kinerja perkerasan jalan lentur secara signifikan. Hal ini 79

akan berbeda bila lapisan penutup di atas lapisan tanah dasar rusak atau sistem drainasenya yang tidak baik. Namun, pengaruh dari nilai CBR ini lebih jauh terlihat ketika jalan telah melewati batas umur layanannya. Ketika itu, jalan dengan CBR rendah memiliki potensi peningkatan nilai IRI yang lebih besar dibandingkan dengan jalan yang memiliki nilai CBR lebih tinggi. Pengaruh tingkat curah hujan (rainfall) pada lalu lintas sedang maupun ringan selama periode analisa sama dengan nol. Pada lalu lintas berat hingga pada tahun ke-16, pengaruh tingkat curah hujan (rainfall) sama dengan nol. Namun di tahun ke-17, masing-masing tingkat curah hujan memberi perbedaan nilai IRI sebesar 0.01 m/km hingga 0.03 m/km. Pengaruh curah hujan tidak signifikan terhadap perkembangan tingkat kerusakan jalan atau penurunan kinerja layanan jalan terutama pada jenis lalu lintas sedang dan ringan. Melihat perbedaan kecenderungan antara lalu lintas berat dengan sedang dan ringan, maka perlu dilakukan analisa lebih lanjut mengenai hubungan besarnya pembebanan lalu lintas dengan tingkat curah hujan terhadap perkembangan IRI. Hal ini dikarenakan curah hujan dapat diakomodir oleh sistem drainase yang sesuai sehingga tidak berpengaruh banyak ke lapisan perkerasan jalan. Kecuali bila sistem drainasenya tidak berfungsi dengan baik. Dalam program HDM-III ini parameter sistem drainase tidak diperhitungkan. Baru kemudian pada HDM-IV (versi terbaru dari program HDM), komponen drainase dipertimbangkan sehingga mempengaruhi hasil peramalan kinerja jalan. Pada program HDM III tidak diperhitungkan parameter drainase, padahal drainase merupakan salah satu yang sangat penting untuk diperhitungkan dalam perhitungan kinerja perkerasan jalan lentur. Pembangunan perkerasan jalan lentur erat kaitannya dengan pembangunan sistem drainase yang mengalirkan air hujan yang jatuh agar tidak menggenangi permukaan perkerasan. Bila sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, sehingga air terperangkap di atas permukaan jalan maka akan menimbulkan potensi kerusakan jalan. 80

Kinerja perkerasan jalan turut dipengaruhi oleh angka ekivalensi kendaraan yang lewat di atasnya. Nilai sumbu kendaraan yang melebihi sumbu beban yang diizinkan akan mempercepat tingkat kerusakan jalan. Namun, dari hasil kajian, kerusakan jalan tidak semata-mata diakibatkan oleh overloading, kerusakan jalan lebih banyak terjadi jika perhitungan ketebalan perkerasannya tidak sesuai dengan kebutuhan volume lalu lintas. Pada kajian ini, diasumsikan bahwa jalan dibangun dengan perhitungan tebal perkerasan yang sesuai dengan kebutuhan volume lalu lintas. Dengan perbandingan komposisi kendaraan berat pada lalu lintas berat,sedang,dan ringan sama dengan 100,5, dan 1, dihasilkan perbedaan kenaikan IRI sebesar 0.066 m/km per tahun, 0.0395 m/km per tahun, 0.0195 m/km per tahun. Disamping beban sumbu kendaraan, yang berpengaruh terhadap peningkatan kerusakan perkerasan jalan adalah kecepatan luas retak, lubang, dan jenis kerusakan lainnya. PadaprogramHDM, dinyatakan dengan faktor kalibrasi dimana nilai default (normal) sama dengan satu. Matriks Perbandingan Perbedaan Kenaikan IRI Pada Normal Loading dan Overloading Terhadap Nilai CBR CBR 4% CBR 7% Perbedaan Kenaikan IRI rata-rata per 0.205 m/km 0.171 m/km 0.034 m/km tahun Terhadap Nilai Curah Hujan Perbedaan Kenaikan IRI rata-rata per tahun 0.05m/bulan 0.075m/bulan 0.205 m/km 0.213 m/km 0.008 m/km Berdasarkan matriks tersebut pengaruh kondisi CBR tanah dasar terhadap kinerja pelayanan jalan lebih besar dibandingkan dengan pengaruh curah hujan terhadap kinerja perkerasan jalan. 81

Nilai IRI akibat beban berlebih (overload) tidak berhubungan dengan besar prosentase kelebihan beban. Artinya jika terjadi kelebihan beban rata-rata sebesar 50% maka potensi kerusakan (IRI) tidak serta-merta juga meningkat menjadi 50% melainkan sangat tergantung dari komposisi kendaraan berat yang melewati ruas jalan tersebut. Perkembangan nilai kerusakan jalan (IRI) tidak secara signifikan dipengaruhi oleh adanya muatan berlebih pada suatu ruas jalan. Kondisi ini berlaku jika program perencanaan perkerasan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan lalu lintas. Faktor yang paling menentukan adalah perhitungan ketebalan perkerasan. Bila dari awal perencanaan jalan tidak diperhitungkan sesuai kebutuhan lalu lintasnya maka perkembangan kerusakannya terjadi lebih cepat dibandingkan dengan jalan yang menggunakan perhitungan ketebalan perkerasan yang matang. Baik nilai CBR, curah hujan, maupun overloading, semua variasi modelisasi struktur perkerasan jalan tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan kerusakan jalan. Parameter-parameter tersebut juga dipengaruhi oleh nilai structural number dan besar tebal masing-masing lapisan yang diperhitungkan dalam program ini. Semakin besar komposisi kendaraan berat yang terjadi, maka potensi perkembangan kerusakan jalan menjadi lebih besar. Hal ini berlaku pada jalan yang overloading. Pada volume lalu lintas berat, perbedaan kenaikan nilai IRI antara overloading dengan normal loading sebesar rata-rata 0.213 m/km, lalu lintas sedang sebesar 0.049m/km, lalu lintas ringan sebesar 0.0195 m/km, dimana perbandingan komposisi kendaraan berat sebesar 100, 5, dan 1. 82

V.2 SARAN 1. Suatu sistem pendukung keputusan investasi pembangunan jalan harus memiliki suatu kemampuan untuk memodelkan kerusakan perkerasan jalan. Tujuannya untuk memprediksi kondisi perkerasan di masa yang akan datang dan bagaimana efek dari pemeliharaan yang dilakukan. 2. Program HDM-III belum memperhitungkan kondisi drainase sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja kerusakan jalan. Namun, pada versi terbaru yaitu HDM-IV, telah mampu memperhitungkan pengaruh drainase terhadap kondisi perkerasan jalan. Sehingga untuk hasil yang lebih baik, disarankan menggunakan program HDM-IV dengan keunggulan semakin bervariasinya faktor yang diperhitungkan sebagai variable pengaruh kondisi jalan yang merupakan pengembangan dari program HDM-III. 3. Faktor kalibrasi memegang peranan pernting dalam memperhitungkan perkembangan kerusakan jalan di kemudian hari. Untuk itu dalam menggunakan program HDM-III terutama untuk menganalisa kondisi perkerasan jalan yang sebenarnya, prediksi terhadap nilai dari faktor kalibrasi perlu diperhitungkan sebaik mungkin. 83