OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA

A. Asuhan nutrisi pada pasien HIV Aids

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH

GIZI DAN KANKER. Triawanti Bag. Biokimia/Gizi FK UNLAM

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Oleh : Fery Lusviana Widiany

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan. pada Pasien dengan Gangguan Nutrisi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ANALISA KASUS

DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

CRITICAL ILLNESS. Dr. Syafri Guricci, M.Sc

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

PEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

Nutrition in Elderly

Syarat makanan untuk bayi dan anak :

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

TENTANG KATEGORI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. seimbang akan mempengaruhi rasio lingkar pinggang pinggul menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

SIROSIS HEPATIS R E J O

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN


LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Pedoman umum mengacu pada prinsip gizi seimbang: tumpeng gizi seimbang (TGS) Gizi seimbang bertujuan mencegah permasalahan gizi ganda Bentuk pedoman

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

STATUS GIZI 01/04/2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Status Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI

RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan kegiatan pelayanan gizi di Rumah Sakit, pada dasarnya terdiri dari kegiatan pengadaan makanan,

Transkripsi:

OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028

Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh.

1. Karbohidrat 2. Lemak 3. Protein 4. Vitamin 5. Mineral dan Air

MASALAH KESEHATAN SEHUBUNGAN DENGAN NUTRISI Malnutrisi Obesitas Diabetes Melitus Hipertensi Penyakit Jantung Koroner Kanker Anoreksia Nervosa

1. PENGKAJIAN Pusat pengkajian nutrisi meliputi empat area pokok : Pengukuran fisik ( tinggi dan berat) dan antropometri Tes laboratorium dan biokimia Riwayat diet dan kesehatan Observasi klinik

PENGUKURAN FISIK DAN ANTROPOMETRI Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh.tujuan pengukuran ini adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh. Pengukuran antropometri meliputi: Tinggi badan Berat badan Tebal lipatan kulit Lingkar tubuh

TES LABORATORIUM DAN BIOKIMIA Tes laboratorium biasanya digunakan untuk mempelajari status nutrisi termasuk ukuran protein plasma seperti albumin, transferin serum, kreatinin, hematokrit, keseimbangan nitrogen, tes antigen kulit, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Nilai normal tes laboratorium: a. Albumin : 4-5,5 mg/100 ml b. Transferin : 170-25 mg/100 ml c. Hb : 12 mg% d. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam : laki-laki :0,6-1,3 mg/100 ml wanita : 0,5-1,0 mg/100 ml

RIWAYAT DIET DAN KESEHATAN Pengkajian riwayat diet dan kesehatan meliputi: 1. Riwayat keperawatan dan diet: a. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan. b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus? c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya? d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam? e. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2. Faktor yang mempengaruhi pola diet dan status nutrisi: Status kesehatan Kultur dan agama Status sosioekonomi Pilihan pribadi Faktor psikologis Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan Alkohol dan obat OBSERVASI KLINIK Perawat mengobservasi klien tandatanda perubahan nutrisi

2. DIAGNOSA a. Kekurangannutrisi, berhubungan dengan: Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker. Disfagia akibat kelumpuhan serebral. Penurunan absobsi nutrisi akibat intoleransi laktosa. Penurunan nafsu makan. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, mental, diare, ataupun pengeluaran lainnya. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya. Kesulitan mengunyah.

b. Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan: Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi. Penurunan kebutuhan metabolisme. Kelebihan asupan. Perubahan gaya hidup.

3. PERENCANAAN A. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Intervensi: 1. Tingkatkan intake makanan melalui: mengurangi gangguan dari lingkungan seperti berisik dan lain-lain, jaga privasi pasien, jaga kebersihan ruangan, berikan obat sebelum makan jika ada indikasi. 2 Jaga kebersihan mulut pasien. 3. Bantu pasien makan jika tidak mampu. 4. Sajikan makanan yang mudah dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikitsedikit tetapi sering. 5. Selingi makan dengan minum.

6. Hindari makanan yang mengandung gas. Ukur intake makanan dantimbang berat badan. 7. Lakukan latihan pasif dan aktif. 8. Kaji tanda vital, sensori, bising usus. 9. Monitor hasil lab, seperti glukosa, elektrolit, albumin, hemoglobin; kolaborasi dengan dokter. 10.Berikan feedback yang positif tentang peningkatan intake berat badan. 11.Berikan pendidikan kesehatan tentang: cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunanakan NGT.

12. Hindari makanan yang mengandung gas. 13.Cek kepatenan tube. 14.Pemberian cairan/makanan tidak lebih 150 CC sekali pemberian. 15.Cek temperatur makanan agar tidak terlalu panas/dingin. 16.Atur posisi semifowler saat memberikan makanan. 17.Jelaskan bagaimana tube bekerja dan perawatannya.

B. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh Intervensi: 1. Lakukan pengkajian pola makan pasien. 2. Diskusikan dengan pasien tentang kelebihan makan. 3. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat. 4. Ukur intake makanan dalam 24 jam. 5. Buat program latihan dan olahraga. 6. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak. 7. Berikan pengetahuan kesehatan tentang: program diet yang benar, akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan.

4. PELAKSANAAN a. Pemberian Nutrisi melalui Oral Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi keutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan atau nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.

b. Pemberian Nutrisi melalui Pipa penduga atau Lambung Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi keutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan makan atau nutrisi melalui pipa penduga/lambung, bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi.

c. Pemberian Nutrisi melalui Parenteral Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutisi enteral yang hanya memenuhi sebagian nutrisi harian.

5. EVALUASI Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam: Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.