A I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Masalah Kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas semakin dibutuhkan di berbagai konteks pada era globalisasi ini, termasuk pula pada konteks pendidikan atau edukasi. Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah, begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru (Kependidikan, 2008). Menyadari pentingnya sumber daya manusia tersebut, tentunya organisasi yang bergerak di dunia pendidikan harus mampu memelihara faktor-faktor yang mampu meningkatkan kualitas guru. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang tenaga pengajar menyatakan bahwa seorang tenaga pengajar profesional dituntut sejumlah persyaratan, antara lain memiliki kualifikasi pendidikan profesi dan kompetensi keilmuan, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, memiliki kemampuan mentransformasikan nilainilai ilmu pengetahuan, memiliki kemampuan menjaga moral anak didik, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya serta selalu melakukan pengembangan diri 1
secara terus-menerus. Dunia pendidikan yang dinamis seperti saat ini, dimana tugas semakin sering dikerjakan dalam tim dan membutuhkan fleksibilitas, organisasi membutuhkan tenaga pengajar yang memiliki perilaku organizational citizenship behavior, seperti membantu individu lain dalam tim, mengajukan diri untuk melakukan pekerjaan ekstra, menghindari konflik dengan rekan kerja, mentaati peraturan, serta mentoleransi terjadinya kerugian dan gangguan terkait pekerjaan (Robbins dan Judge, 2008:40). Mengatasi persoalan tersebut sangat dibutuhkan komitmen organisasi dan peran organizational citizenship behavior para tenaga pengajar, dimana Herminingsih (2012) menyatakan organizational citizenship behavior seringkali disingkat dengan OC, yaitu perilaku anggota organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi dapat menghasilkan kinerja yang optimal, karena dengan komitmen organisasi yang dimiliki oleh seseorang maka rasa kebanggaan terhadap pekerjaannya makin meningkat (Koesmono, 2011) dan Anshori (2013) menyatakan bahwa OC dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dengan memberikan kontribusi terhadap transformasi sumber daya, inovasi dan daya adaptasi. Penelitian ini dilakukan di SD Saraswati 4 Denpasar. SD Saraswati 4 Denpasar merupakan salah satu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dasar. Guru memegang tugas ganda dalam proses pendidikan di sekolah yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus 2
diperhatikan kualitasnya, seperti yang kita ketahui untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentunya dibutuhkan tenaga pengajar yang memiliki peran organizational citizenship behavior. Namun, pada kenyataannya tingkat profesionalisme pengajar dalam membantu rekan kerjanya kurang optimal. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Ketidakhadiran Tenaga Pengajar SD Saraswati 4 Denpasar ULAN Oktober 2014 November 2014 Desember 2014 Januari 2015 I A I I C II A II II C III A III KELAS III IV C A IV IV C V A V V C VI A VI VI C Februari 2015 Maret 2015 Sumber : SD Saraswati 4 Denpasar, 2015 Keterangan : : Lebih dari 2 kali : Kurang dari 2 kali Tabel 1.1 menerangkan bahwa pada enam bulan terakhir terdapat banyak kelas kosong, yang disebabkan oleh ketidakhadiran guru pengajar mata pelajaran pada jadwal yang telah ditentukan. Saat kondisi yang bersamaan tidak ada inisiatif dari rekan kerja guru yang bersangkutan untuk secara sukarela mengisi kelas yang 3
kosong tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa peran OC pada guru SD Saraswati 4 Denpasar kurang optimal. Perlu dipahami mengenai faktor-faktor apa yang mampu meningkatkan tingkat OC para guru SD Saraswati 4 Denpasar. Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan peran OC. Komitmen organisasi adalah sikap loyalitas karyawan dan proses berkelanjutan dari seorang anggota organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan kebaikan organisasinya (Luthans, 2006:249). Penelitian yang dilakukan Davoudi (2010) mendap atkan hasil bahwa affirmative commitment dan normative commitment memiliki pengaruh positif terhadap OC, sedangkan continuance commitment tampaknya tidak memiliki pengaruh terhadap OC, sealin itu Rehan et al. (2013) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa keseluruhan bentuk komitmen mempengaruhi OC secara signifikan. Hasil penelitian sebelumnya ini menyiratkan bahwa komitmen organisasi mampu membantu organisasi untuk meningkatkan sikap OC dalam organisasi. Kepuasan kerja merupakan faktor kedua yang yang dapat meningkatkan peran OC. Handoko (2001:193) menyatakan kepuasan kerja adalah perasaan puas atau tidaknya karyawan dalam bekerja yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dalam suatu perusahaan. Menurut Robbins dan Judge (2008:113) kepuasan kerja merupakan faktor penentu utama dari perilaku OC, karyawan yang puas cenderung berbicara secara positif tentang organisasi, membantu individu lain dan melewati harapan normal dalam pekerjaan mereka. Hasil 4
penelitian lainnya menunjukkan bahwa kepuasan kerja mampu mempengaruhi OC, hal ini ditunjukkan dari penelitian Rahmi (2014) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap OC, semakin tinggi kepuasan kerja seseorang maka semakin tinggi pula tingkat OC-nya. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kepuasan kerja mampu mempengaruhi OC secara langsung. Kepemimpinan transformasional merupakan faktor penting lainnya mempengaruhi tingkat konitmen organisasi dan pada akhirnya meningkatkan peran OC. Antonakis et al. (2003) mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai sebuah perilaku yang bersifat proaktif, meningkatkan perhatian atas kepentingan bersama dan membantu para pengikut mencapai tujuan pada tingkatan yang paling tinggi. Prabowo dan Djastuti (2014) melakukan penelitian pada Perawat RSUP Dr. Kariadi, Semarang dan menyimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan peran OC melaui komitmen organisasi. Penelitian Saeed dan Ahmad (2012) menyatakan dengan mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional untuk mempengaruhi bawahannya sehingga mereka dapat terlibat dalam perilaku peran ekstra seperti organizational citizenship behavior (OC) yang bermanfaat bagi pertumbuhan organisasi, sehingga dapat dilihat dan diamati bahwa antara kepemimpinan transformasional dan berbagai dimensi dari OC berhubungan positif. Maharani, dkk (2013) menyatakan kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh positif yang tidak langsung terhadap OC. Faharani et al. (2011) juga mengatakan 5
bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Hasil penelitian sebelumnya mengatakan bahwa kepemimpinan tarnsformasional berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan mampu mempengaruhi OC secara langsung maupun tidak langsung. Uraian yang telah dijelaskan diatas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap perilaku ekstra peran ( organizational citizenship behavior) baik secara langsung maupun tidak langsung melalui komitmen organisasi. erdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan transformasional dan kepuasan kerja terhadap OC, baik langsung maupun tidak langsung melalui komitmen organisasi pada konteks SD Saraswati 4 Denpasar, utamanya pada tenaga pendidik (guru). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini terkait pada kesenjangan penelitian yang ada pada latar belakang. erdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, sehingga dapat dibuat suatu rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi guru SD Saraswati 4 Denpasar? 6
2. Apakah kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi guru SD Saraswati 4 Denpasar? 3. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar? 4. Apakah kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar? 5. Apakah komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar? 6. agaimana peran komitmen organisasi dalam memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar? 7. agaimana peran komitmen organisasi dalam memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian erdasarkan penjelasan pada rumusan masalah maka dapat disimpulkan tujuan penelitian, yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap komitmen organisasi guru SD Saraswati 4 Denpasar. 2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi guru SD Saraswati 4 Denpasar. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar. 7
4. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar. 5. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar. 6. Untuk mengetahui peran komitmen organisasi dalam memediasi pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar. 7. Untuk mengetahui peran komitmen organisasi dalam memediasi pengaruh kepuasan kerja terhadap OC guru SD Saraswati 4 Denpasar. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dalam penelitian ini ditampilkan secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini berguna sebagai informasi penelitian di bidang sumber daya manusia khususnya dalam bidang kajian kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja, komitmen organisasi dan organizational citizenship behavior. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. Secara praktis kegunaan penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam merumuskan kebijakan-kebijakan dalam mengelola sumber daya manusia (SDM) dan menjadi bahan evaluasi kinerja pada guru SD Saraswati 4 Denpasar. 8
1.5 Sistematika Penulisan Keseluruhan pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana kelima bab tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan erat satu sama lainnya. Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : ab I. Pendahuluan ab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaaan penelitian serta sistematika penulisan. ab II. Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian ab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang relevan dengan variabelvariabel yang diteliti yang didukung dengan hasil-hasil dari penelitian sebelumnya serta merumuskan hipotesis. ab III. Metode Penelitian ab ini menjelaskan mengenai desain penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian. 9
ab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan ab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan, deskripsi variabel penelitian, hasil pengujian asumsi klasik, hasil analisis jalur dan pembahasan hasil penelitian. ab V. Simpulan dan Saran ab ini berisi rangkuman hasil pembahasan dari penelitian yang diperoleh dan dari hasil analisis data berupa kesimpulan serta menyampaikan saran-saran sesuai dengan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian. 10