KECENDERUNGAN PENGEMBANGAN SURFAKTAN. Penggunaan bahan dasar karbohidrat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCOBAAN II PENGARUH SURFAKTAN TERHADAP KELARUTAN A. Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat 2.

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Gambar 1. Contoh Gugus Fungsi Surfaktan (Myers, 1946)

Oleh: Dhadhang Wahyu Kurniawan 4/16/2013 1

BAB I PENDAHULUAN. products), kosmetik maupun untuk pemucatan kain/tekstil (Hill & Rhode 1999). 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...vi. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

OPTIMASI REAKSI AMIDASI ENZIMATIS DIETANOLAMIDA MENGGUNAKAN Rhizomucor Meihei

ETER dan EPOKSIDA. Oleh : Dr. Yahdiana Harahap, MS

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis Guineesis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Minyak Bumi dan dampaknya bagi Lingkungan. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam

MODUL SENYAWA KARBON ( Alkohol dan Eter )

2.1. Minyak Burnt dan Hidrokarbon. Putri (1994) mengatakan minyak mentah (Crude Oil) merupakan suatu

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan beberapa kali.

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH SUHU PADA PROSES ESTERIFIKASI SORBITOL DENGAN ASAM OLEAT MENGGUNAKAN KATALIS ASAM p-toluene sulfonate

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

SINTESIS SURFAKTAN ALKIL POLIGLIKOSIDA DARI GLUKOSA DAN DODEKANOL DENGAN KATALIS ASAM

bemffums.blogspot.com

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Annisa Dwi Lestari, 2013

Pengantar KO2 (Kimia Organik Gugus Fungsi)

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

Air adalah wahana kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

Deterjen yang pertama dibuat adalah garam natrium dari lauril hidrogen sulfat. Saat ini : kebanyakan deterjen adalah garam dari asam sulfonat

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

I. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA A. DETERJEN CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

SINTESIS SURFAKTAN KATIONIK N,N-(2-LAURAT-ETIL) STEARAMIDIUM KLORIDA SKRIPSI BAYU KASOGI GINTING

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan. Secara alami pati ditemukan dalam bentuk butiran-butiran yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 17 ALKOHOL DAN FENOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALKOHOL DAN ETER. Tim Dosen Kimia Dasar II/ Kimia Organik

REAKSI PENATAAN ULANG. perpindahan (migrasi) tersebut adalah dari suatu atom ke atom yang lain yang

BAB II TINJAUANPUSTAKA. dan ubi kayu.tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014

TURUNAN ASAM KARBOKSILAT DAN REAKSI SUBSTITUSI ASIL NUKLEOFILIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.Pengertian alkohol 2.Klasifikasi alkohol 3.Sifat-sifat fisika dan kimia alkohol 4.Sintesis alkohol 5.Reaksi-reaksi alkohol 6.

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kimia Dasar II / Kimia Organik. Shinta Rosalia D. (SRD) Angga Dheta S. (ADS) Sudarma Dita W. (SDW) Nur Lailatul R. (NLR) Feronika Heppy S (FHS)

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lemak sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat, C 18 H 36 O 2 dan asam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Dalam pembangunan yang benvawasan lingkungan, maka sangat perlu

BAB I PENDAHULUAN. Ester gula asam lemak merupakan non-ionik emulsifier yang bersifat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kondisi Operasi Reaksi Hidrogenasi Metil Laurat dengan Katalis Nikel untuk Pembuatan Surfaktan Oleokimia

PENINGKATAN KEPOLARAN ASAM LINOLEAT DALAM BENTUK AMIDA MENJADI N-etanol-9,10,12,13,15,16 HEKSAHIDROKSI OLEIL-AMIDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANTI-FOAMING DAN DISINFEKTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gugus Fungsi. Gugus Fungsi. Gugus Fungsi. Gugus Fungsi CH 3 -CH 3 O O H 2 C CH 2 C O C C S C O CH 3 C OCH 2 CH 3 H C NH 2 CH 3 C NH 2. Alkana.

Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat Dari Aseton Sianohidrin dan Metanol Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Pengaruh Penambahan Pelarut Organik Terhadap Tegangan Permukaan Larutan Sabun

REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

SIFAT KIMIA DAN FISIK SENYAWA HIDROKARBON

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berasa dan tidak berwarna. Pengunaannya dalam dunia industri sangat luas. meliputi industri farmasi, kosmetik, dan bahan pangan.

BAB I PENDAHULUAN. gugus hidrofilik pada salah satu sisinya dan gugus hidrofobik pada sisi yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ALKOHOL, ETER DAN SENYAWA YANG BERHUBUNGAN

Pembahasan Soal Multiplechoice OSK Kimia Tahun 2014 Oleh Urip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SINTESIS SENYAWA BIBENZIL DARI BAHAN AWAL VANILIN MELALUI REAKSI WITTIG DAN HIDROGENASI KATALITIK

Transkripsi:

SERBA SERB PTEK KECENDERUNGAN PENGEMBANGAN SURFAKTAN. Penggunaan bahan dasar karbohidrat Surfaktan, bahan aktif permukaan, merupakan bahan yang dipergunakan dalam banyak proses produksi bahan kimia, barang dan bahan keperluan rumah tangga, kosmetik, toil etories, polimer dan sebagainya. Karena luasnya penggunaan dan banyaknya jenis surfaktan, mengakibatkan sulit untuk menjeneralisir arah pengembangannya. Disatu pihak pemanfaatan surfaktan khusus (speciality surfactant) mengambil alih sebagian fungsi dari surfaktan umum bulky surfactant, tetapi dilain pihak penggunaan surfaktan umum dan 'bulky' juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan surfaktan khusus dan surfaktan umum terutama di tentukan oleh strategi pasar, kinerja dan analisis biaya proses. Semenjak surfaktan garam alkali dari asam-asam lemak, yang dikenal sebagai sabun, kehilangan dominasinya sebagai surfaktan umum kalangan industri berpindah ke surfaktan yang diturunkan dari petrokimia sintetik. Akan tetapi akhirakhir ini, karena prinsip "kembali ke bahan alam" banyak mempengaruhi pola perilaku konsumen penggunaan surfaktan sintetik terlihat mengalami penurunan. Akibatnya surfaktan dari bahan alam terutama karbohidrat, misalnya tepung starch atau glukosa, menarik perhatian berbagai kalangan. Surfaktan Dengan Bahan Dasar tepung Strach Tepung merupakan biopolimer yang mempunyai dua gugus polisakarida yang berbeda, amylose dan amylopectin. Perbandingan keduanya di dalam bahan bervariasi, tergantung pada sumber asalnya. Glukosa, karena reaktivitasnya yang baik, menjadi komponen kunci yang menentukan sebagaian sifat hidrofilik surfaktan. Pada umumnya surfaktan sebagian berada dalam bentuk "micelle" dan sebagian lainnya dalam bentuk monomer. Perbandingan keduanya tergantung pada total konsentrasi dan pada konsentrasi misel kritis (CMC = critical micelle cencentration). Sedangkan CMC ini sendiri tergantung pula pada keseimbangan antara kekuatan "hydrophilic repulsion" dan "hydrophobic attraction". Pada dasarnya terdapat dua pendekatan yang berbeda untuk menggabungkan suatu senyawa hidrofobik dengan glukosa yang hidrofilik yakni melalui a) glikosidasi, yaitu reaksi an tara glukosa dengan alkohol, dan b) asilasi, yaitu esterifikasi dan amidasi suatu turunan glukosa yang sesuai. Surfaktan-Surfaktan Lunak Senyawa alkil glukosida yang diperoleh dari reaksi glukosa dengan alkohollemak fatty alcohol banyak menarik perhatian sebagai surfaktan-surfaktan lunak (mild surfactantsy yang sangat efisien. Produk-produk ini banyak dikenal sebagai Alkil Poliglukosida (APG) APG dengan sedikit sisa C 10 meyebabkan kelarutan dan kestabilan busa yang sangat baik, dan mempunyai pengaruh yang sinergis dengan surfaktan anionik atau surfaktan arnforter. Bahan ini sangat cocok digunakan sebagai surfaktan pendamping (cosurfactants untuk shampo dan sabun cair karena mengurangi efek iritasi yang ditimbulkan oleh surfaktan anionik. Senyawa-senyawa APG dengan rantai alkil yang lebih panjang, misalnya C 2 atau C, 14 merupakan surfaktan yang sangat baik untuk deterjen. APG dengan C 1h dan C 1R merupakan bahan pengemulsi yang baik dan disarankan dalam produk-produk kosmetik. Sifat Emulsifikasi Senyawa alkil glukosida dengan alkil rantai pendek dapat di esterifikasi dengan asam lemak menghasilkan berbagai surfaktan. Berlawanan dengan senyawa-senyawa APG, dengan panjang rantai hidrofobik sarna, Ester ALkil Glikosida (EAG) sulit larut dalam air tetapi mempunyai sifat emulsifikasi yang sangat baik. Contoh EAG yang banyak menarik perhatian adalah Ester Metil Glukosida dan turunannya. Esterifikasi secara enzimatis dari etil dan butil glukosida dengan asam-asam lemak telah diteliti dan dipublikasikan. Reaksi enzimatik memberikan dua keuntungan dibandingkan dengan reaksi esterifikasi kimiawi yakni: pertama selektivitas reaksi lebih tinggi dan kedua dalam proses tidak menggunakan pelarut-pelarut. Hidrogen Glukosa JKT, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998 55

Pendekatan lain yang berbeda dari yang sebelumnya pembuatan surfaktan turunan glukosa adalah melalui proses hidrogenasi molekul glukosa. Reduksi glukosa ini dapat dilakukan melalui hidrogenasi langsung dengan hrdrogen atau melalui proses yang lebih rumit yaitu melalui proses yang melibatkan senyawa amina. Kedua proses ini, hidrogenasi dengan katalis dan reduksi dengan aminasi disebut sebagai reduksi alkilasi), menghasilkan poliol sorbitol dan glukomina(aminosorbitol). Sorbitol adalah suatu bahan _ang telah dikenal sebagai bahan baku dalam pembuatan surfaktan dimasa lalu, yang disebut Ester Sorbitan. Saat proses esterifikasi, glukosa pada awalnya akan mengalami pengurangan air secara intramolekuler sehingga menghasilkan sorbitan (,4-anhydrosorbitol), yang selanjutnya mengalami reaksi sehingga terbentuk ester. Senyawa-senyawa ester sorbitan ini bereaksi dengan etilen oksida menghasilkan produk-produk yang lebih hidrofilik dan larut dalam air. Penggunaan Nitrogen Mereaksikan nitrogen ke molekul melalui aminasi dari glukosa cendrung menghasilkan produk yang mempunyai selektivitas kimia yang lebih tinggi dan memungkinkan terjadinya berbagai reaksi senyawa amina. Reaksi glukosa dengan senyawa amina paling sederhana yakni metil digunakan amina, menghasilkan Nsmetilglukamina. Bahan ini merupakan bahan yang banyak digunakan sebagai bahan baku untuk diturunkan menjadi berbagai macam surfaktan. Sebagai contoh alkilas N-metil glukamina dengan alkil halida, alkil sulfat atau alkil epoksida menghasilkan surfaktan kationik kuat. Surfaktan amina tersier dapat direaksikan lebih lanjut dengan gugus anionic menghasilkan surfaktan amfoter, misalnya senyawa-senyawa betaine atau sulphobetaine. Oksidasi dari senyawa amina tersier dengan Hidrogen Peroksida menghasilkan suatu surfaktan nonionik yang biasa disebut sebagai surfaktan tipe N-oksida. Pengaruh-Pengaruh Sinergis Asilasi dari N-metilglukamina dengan asam-asam lemak menghasilkan Surfaktan tipe Amida. Senyawa glukamida ini merupakan surfaktan non ionik. Sampai dengan data pada tahun 1996, Surfaktan yang paling banyak dipelajari adalah surfaktan aminopoliol. Sifat sinergisnya dengan surfaktansurfaktan lain menyebabkan glukamida merupakan surfaktan dengan bahan dasar karbohidrat yang paling menarik. Suatu sintesa enzimatik senyawa glukasida yang dipublikasikan pada 1996, memperlihatkan kemungkinan dilakukannya reaksi kimia pada kondisi yang lebih "lunak" dari pada proses-proses yang konvensional. (Syahrul Aiman, P3KT -LP! : Disarikan dari berbagai tulisan oleh R.Beck, D.Karsa, E. Lomax, dan data mengenai surfaktan dalam majalah Speciality Chemical 1995 clan 1996 dan Tabel Surfaktan). 56 JKT, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

Pendekatan lain yang berbeda dari yang sebelumnya pembuatan surfaktan turunan glukosa adalah melalui proses hidrogenasi molekul glukosa. Reduksi glukosa ini dapat dilakukan melalui hidrogenasi langsung dengan hrdrogen atau melalui proses yang lebih rumit yaitu melalui proses yang melibatkan senyawa amina. Kedua proses ini, hidrogenasi dengan katalis dan reduksi dengan aminasi disebut sebagai reduksi alkilasi), menghasilkan poliol sorbitol dan glukomina(aminosorbitol). Sorbitol adalah suatu bahan _ang telah dikenal sebagai bahan baku dalam pembuatan surfaktan dimasa lalu, yang disebut Ester Sorbitan. Saat proses esterifikasi, glukosa pada awalnya akan mengalami pengurangan air secara intramolekuler sehingga menghasilkan sorbitan (,4-anhydrosorbitol), yang selanjutnya mengalami reaksi sehingga terbentuk ester. Senyawa-senyawa ester sorbitan ini bereaksi dengan etilen oksida menghasilkan produk-produk yang lebih hidrofilik dan larut dalam air. Penggunaan Nitrogen Mereaksikan nitrogen ke molekul melalui aminasi dari glukosa cendrung menghasilkan produk yang mempunyai selektivitas kimia yang lebih tinggi dan memungkinkan terjadinya berbagai reaksi senyawa amina. Reaksi glukosa dengan senyawa amina paling sederhana yakni metil digunakan amina, menghasilkan Nsmetilglukamina. Bahan ini merupakan bahan yang banyak digunakan sebagai bahan baku untuk diturunkan menjadi berbagai macam surfaktan. Sebagai contoh alkilas N-metil glukamina dengan alkil halida, alkil sulfat atau alkil epoksida menghasilkan surfaktan kationik kuat. Surfaktan amina tersier dapat direaksikan lebih lanjut dengan gugus anionic menghasilkan surfaktan amfoter, misalnya senyawa-senyawa betaine atau sulphobetaine. Oksidasi dari senyawa amina tersier dengan Hidrogen Peroksida menghasilkan suatu surfaktan nonionik yang biasa disebut sebagai surfaktan tipe N-oksida. Pengaruh-Pengaruh Sinergis Asilasi dari N-metilglukamina dengan asam-asam lemak menghasilkan Surfaktan tipe Amida. Senyawa glukamida ini merupakan surfaktan non ionik. Sampai dengan data pada tahun 1996, Surfaktan yang paling banyak dipelajari adalah surfaktan aminopoliol. Sifat sinergisnya dengan surfaktansurfaktan lain menyebabkan glukamida merupakan surfaktan dengan bahan dasar karbohidrat yang paling menarik. Suatu sintesa enzimatik senyawa glukasida yang dipublikasikan pada 1996, memperlihatkan kemungkinan dilakukannya reaksi kimia pada kondisi yang lebih "lunak" dari pada proses-proses yang konvensional. (Syahrul Aiman, P3KT -LP! : Disarikan dari berbagai tulisan oleh R.Beck, D.Karsa, E. Lomax, dan data mengenai surfaktan dalam majalah Speciality Chemical 1995 clan 1996 dan Tabel Surfaktan). 56 JKT, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998

------ PROGRAM PENYELENGGARAAN TRANNG D PUSLTBANG KMA TERAPAN - LP BANDUNG TAHUN 1998/1999 -- -.- - ---, No. Judul Training Tanggal Biaya/orang l. Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam 23 Feb - 3 Mar 1999 Rp. 2.000.000.- Laboratorium Kimia... -----."... -._----_..,._-... 2. Teknik Dasar Analisis Kimia dan Kalibrasi 9-7 Maret 999 Rp. 2500000.- Peralatan _.._- ------ _. --._._---..... o. 3. Teknik Analisis Kromatografi Cairan 19-24 April 1999 Rp. 3.000 000.- Kinerja Tinggi (HPLC) ---_._--_. --.- -..- 4. Teknik Analisis Kromatografi Gas (GC) 17-22 Mei 1999 Rp. 2.700.000.- f--..----...-.-.-.--... --.. 5. Teknik Analisis Gas Emisi dan Uelara 16-24 Juni 1999 Rp. 3000.000,- Ambient ----- 1--_._--_...---------..- -.---... -- 6. Monitoring dan Analisis Cemaran Kimia 6-14 Juli 1999 Rp. 2.750.000.- dalam Air Limbah ndustri -- -'"..._..-.,,--.. --... _- 7. Teknik Analisa Elektro Kimia, Kalibrasi 24-3 1 Agustus 1999 Rp. 2.700000.- Peralatan elan Aplikasi._..._..-... ------- -.-... --------... -. 8. Teknik Analisa Spektroskopi clan Aplikasi 14-22 September 1999 Rp. l 000. ono.- --_.- ------------_. -...-.. _- -. 9. R&D Management 12-20 Oktober 1999 Rp. 3000.000.- -- '-_...._._---_._.- _._...._- 10. Teknik Pengolahan Limbah Cair ndustri 9-17 Nopember 1999 Rp. 2.7S0.000.- Secara Fisika, Kimia elan Biologi -._-- lnformasi dapat diperoleh dari : r. Emi Mardjuni, MS.; Ketua Panitia Kursus, Balai Jasa ptek-p3kt-up, 11.Cisitu-Sangkuriang, Bandung Te\p. (022) 2507772; Fax. (022) 2503240 JKT, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1998 57

! i FORMUURPERMOHONANBERLANGGANAN MAJALAH JURNAL KMATERAPAN NDONESA (JKT) Yang bertanda tang an di bawah ini: Nama nstansi/perusahaan/perorangan:. Alamat. Telp.lFax Menyatakan akan benangganan majalah "Jurnal Kimia Terapan ndonesia (J KT)/lndonesian Journal of Applied Chemistry (JAC)" terhitung mulai edisi ke. Pembayaran akan dikirim melalui: D Kantor Pos (Wesel Pos) Redaksi majalah JKT Balai Jaip, Puslitbang Kimia Terapan - LlP J. Cisitu - Sangkuriang, Bandung 40135 Telp. (022) 2507772, 2507769, Fax. (022) 2503240 Demikian permohonan berlangganan kami. Pemohon, L * Harga langganan: 2 eksemplar Rp. 50.000,-ltahun Eceran Rp. 25.000,-leksemplar :> Bisa dikirimkan Via surat atau Faximile (022) 2503240 c:» Silahkan perbanyak bila perlu ( ) _ PEMASANGANKLAN Jurnal Kimia Terapan ndonesia (JKT) merupakan sarana yang baik dalam pemasangan iklan untuk produk-produk instrumen, produk bahan kimia, produk lain yang berkaitan dengan kimia maupun jasa dari perusahaan anda. Terbit: 2 (dua) kali setahun. Jumlah setiap kali penerbitan: 1000 eksemplar. Distribusi majalah menyebar di seluruh ndonesia, baik pada pelanggan Perorangan. ndustri swasta, BUMN, Perguruan Tinggi dan Balai Penelitian. Tarif pemasangan iklan pada Cover majalah: a. 1 Halaman depan dalam bervvarna Rp. 1.500.000,- b. 1 Halaman belakang dalam bervvarna Rp. 1.250.000,- c. 2/3 Halaman depan dalarn atau belakang dalam berwarna Rp. 1.000.000.- d. 1/3 Halaman depan dalam atau belakang dalam bervvarna Rp. 750.000,- Karena tempat yang terbatas maka kesempatan pemasangan iklan di halaman cover depan dalam atau belakang dalam berwama, diberikan kepada yang lebih dahulu memesan. Bagi yang berminat harap hubungi: Redaksi majalah JKT Balai Jaip, Puslitbang Kimia Terapan - L1P J. Cisitu - Sangkuriang, Bandung 40135 Telp. (022) 2507772, 2507769, Fax. (022) 2503240 58 JKT, Vol. 8, No. 1-2, Desember 1