BAB I P E N D A H U L U A N
|
|
- Herman Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Penggunaan senyawa polihidroksi alkohol (poliol) untuk berbagai jenis keperluan banyak dibutuhkan seperti halnya ester poliol dari turunan sakarida dengan asam lemak telah umum digunakan sebagai bahan surfaktan dalam formulasi bahan makanan, kosmetik maupun bahan keperluan farmasi seperti obat-obatan ( Seino dan Uchobari, 1984; Joung, dkk, 1998). Demikian juga dalam industri polimer senyawa poliol digunakan untuk pembuatan berbagai bahan material seperti polivinil klorida (PVC), polietilen/polipropilen, poliamida, poliéster dan poliéter baik dimanfaatkan sebagai bahan monomer pembentuk polimer, pemantap, pemelastis, maupun sebagai bahan aditif lainnya (Piazza, dkk, 2001: Goud, dkk, 2006). Senyawa poliol ini dapat diperoleh dari hasil olahan industri petrokimia maupun langsung dari hasil alam seperti selulosa, amilum, sukrosa, lignin dan juga hasil trasformasi lipida atau turunannya seperti asam lemak pada gliserida dalam olahan industri oleokimia. Senyawa poliol hasil olahan industri oleokimia yang berasal dari minyak nabati memiliki keunggulan dibandingkan dengan bahan yang telah lama digunakan yakni hasil olahan industri petrokimia, karena disamping sumbernya dapat diperbaharui dan mudah untuk diperoleh juga lebih akrab dengan lingkungan demikian juga biaya energi pengolahannya jauh lebih murah (Narine, dkk, 2007c). Dalam industri polimer untuk pembuatan poliuretan pada tahun 2000 tercatat penggunaan poliol dunia sebanyak 4,85 million ton dan pemakaiannya tetap meningkat hinggá sekarang dimana bahan bakunya 95 % masih mengandalkan hasil olahan petrokimia (Randall dan Lee, 2002). Konsumsi poliuretan dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan kenaikan rata-rata 5,1% sampai tahun 2005.
2 Pasar poliuretan dunia untuk aplikasi coatings, adhesives, sealents dan elastomers mencapai 3,1 juta ton pada tahun 2000 dengan total isosianat sekitar 900 ribu ton dan poliol 1,5 juta ton dimana pemakaiannya tertinggi adalah untuk aplikasi cat (coating) 44% ( IAL Consultant, 2002; Harjono,2008). Sementara di Indonesia tercatat dari tahun 1989 sampai dengan tahun 1995 mengalami kenaikan kurang lebih 37% dari ton menjadi ton, dan kebutuhan poliuretan Indonesia pada tahun 2004 lebih mencapai ton/ tahun serta diprediksi mencapai 35 ribu ton pertahun pada tahun 2014, di mana seluruh kebutuhan poliuretan tersebut termasuk senyawa poliol masih dipenuhi melalui impor dari luar negeri (Wijanarkoto dkk, 2004 ; Harjono, 2008). Dalam pengembangan sintesis pada kimia organik salah satu upaya untuk menghasilkan senyawa poliol dapat dilakukan melalui transformasi ikatan π terhadap senyawa hidrokarbon tidak jenuh melalui proses oksidasi adalah merupakan metoda yang telah umum digunakan maupun diterapkan dalam industri dan terus diteliti dari berbagai sumber untuk dikembangkan dalam pengadaan senyawa poliol termasuk reaksi epoksidasi terhadap ikatan π yang dilanjutkan hidrólisis (Gua, dkk 2002; Goud dkk, 2006). Dalam industri oleokimia pada minyak nabati dengan adanya ikatan π dalam trigliserida ataupun turunannya yang dijumpai pada asam lemak tidak jenuh seperti oleat (C 18:1 ), linoleat( C18:2 ) dan linolenat( C18:3 ) telah dikembangkan sebagai sumber poliol seperti halnya dilakukan pembentukan senyawa epoksida untuk pembuatan poliol dari minyak kedelei ( Parriene. dkk, 2002; Lin dkk, 2008), poliol dari minyak jarak ( deluca, 2006; Ogunleye dkk, 2008), demikian juga terhadap metil linoleat yang diperoleh dari minyak kedelai yang memiliki dua ikatan π untuk menghasilkan poliol turunan asam lemak yang memiliki empat buah gugus hidroksi atau bentuk tetraol ( Godung dkk, 2004). Untuk meningkatkan jumlah gugus hidroksi maupun ikatan alkoksi (eter) dengan bahan olahan yang sama telah dilakukan alkoksilasi senyawa epoksida dalam menghasilkan senyawa poliol polieter seperti alkoksilasi dengan metanol terhadap
3 senyawa epoksida dari gliseril trioleat (Lin, 2008), alkoksilasi dengan etilenglikol eter dari senyawa epoksida minyak biji Vernonia anthelmintica ( Singh, 1997) serta alkoksilasi dengan metanol, etilen glikol, 1,3-propanadiol dan eritritol terhadap senyawa epoksida dari minyak kedelai untuk pembuatan poliol eter yang dimanfaatkan sebagai bahan film pelapis ( Brasil, dkk, 2007; Dsi, dkk, 2009).. Pemakaian poliol ini dalam industri polimer untuk pembuatan poliuretan dimanfaatkan sebagai bahan busa (foam), elastomer, sebagai lem, pelapis dan sebagai kaos kaki. Pembentukan poliuretan tersebut ádalah merupakan reaksi antara gugus isosianat ( -N=C=O) dengan gugus hidroksil dan telah dikembangkan dari bahan hasil olahan oleokimia seperti polimerisasi poliol dengan diisosianat dimana poliol yang digunakan beberapa diantaranya diperoleh dari asam risinoleat yang dijumpai pada minyak jarak ( Marlina, 2002), poliol hasil tarnsformasi asal minyak yang memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh seperti minyak bijibijian dari beberapa tanaman (Singh, 1997; Piazza dkk, 2001), poliol asal minyak dari sayuran ( Ferrer dkk, 2008), poliol asal minyak canona dan minyak kedelai ( Narine dkk, 2007c; Gua dkk, 2002; Dsi dkk, 2009). Minyak kemiri sebagai trigliserida mengandung asam lemak rantai panjang atau Long Chain Fatty Acid (LCFA) dan kaya akan kandungan asam lemak tidak jenuh yakni oleat (C 18 : 1 ), linoleat ( C 18 :2 ) dan linolenat (C 18:3 ) serta berdasarkan hasil penelitian sebelumnya minyak kemiri asal Sumatera Utara kandungan dari asam lemak tidak jenuhnya mencapai 90% ( Ginting dkk, 2002; Marbun, 2004). Senyawa ini cukup potensial untuk diepoksidasi seperti yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk menghasilkan surfaktan alkanolamida yang merupakan turunan dari di, tetra dan heksahidroksi oktadekanoat yang diperoleh melalui amidasi metil ester asam lemak minyak kemiri dengan etanolamina untuk menghasilkan senyawa amida dilanjutkan epoksidasi dengan tert-butil hidroperoksida dan diikuti hidrólisis ( Daniel, 2007).
4 Dari uraian-uraian tentang hasil penelitian terdahulu yang telah dikemukan diatas mengingat ikatan π dari asam lemak tidak jenuh dalam minyak kemiri yang cukup tinggi seperti pada oleat, linoleat dan linolenat dan potensial untuk diepoksidasi menjadi senyawa epoksida sebagai zat antara pembentukan poliol maka dalam penelitian ini dilakukan epoksidasi langsung terhadap ikatan π dari asam lemak minyak kemiri tersebut sebagai trigliserida dengan menggunakan oksidator peroksida (asam performat) untuk menghasikan senyawa epoksida. Selanjutnya senyawa epoksida yang diperoleh dihidrolisis dan juga dialkoksilasi dengan hasil olahan oleokimia yakni gliserol menghasilkan senyawa poliol. Dari hasil hidolisis maupun juga alkoksilasi dengan menggunakan bahan dasar minyak kemiri tersebut dapat dihasilkan dua jenis bentuk senyawa poliol yang memiliki jumlah gugus hidroksil serta posisi gugus hidroksil maupun bilangan hidroksil yang berbeda.. Untuk mencapai tujuan selanjutnya masing-masing senyawa poliol yang diperoleh dimanfaatkan untuk direaksikan dengan senyawa disisosianat yaitu toluen diisosianat (TDI) dalam pembuatan bahan polimer poliuretan dan selanjutnya ingin diteliti untuk dikarakterisasi sejauh mana perbedaan sifat dari poliuretan yang dihasilkan dengan menggunakan kedua jenis poliol tersebut yang juga hasil karakteriasi tersebut dibandingkan dengan menggunakan bahan poliol komersial yang banyak beredar dipasar produk industri petrokimia yakni polietilen glikol (PEG-1000). 1.2 Pemasalahan Yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah : 1. Apakah senyawa epoksida hasil epoksidasi dari minyak kemiri bila dihidrólisis maupun dialkoksilasi dengan gliserol dapat menghasilkan dua jenis senyawa poliol yang memiliki bentuk perbedaan pola struktur? 2. Apakah ada perbedaan senyawa poliuretan yang diperoleh bila dilakukan polimerisasi antara toluen diisosianat (TDI) dengan poliol sumber hasil
5 hidrólisis (PHHEM) dibandingkan dengan hasil alkoksilasi dengan gliserol (PHAGEM). 3. Sejauh mana perbedaan hasil karakterisasi dari poliuretan yang dihasilkan menggunakan sumber poliol hasil hidrólisis (PHHEM) dan alkoksilasi senyawa epoksida minyak kemiri (PHAGEM) dibandingkan dengan senyawa poliol komersial hasil olahan industri petrokimia dalam hal ini adalah polietilen glikol (PEG-1000).bila masing-masing poliol tersebut dalam berbagai rasio (v/v) direaksikan dengan toluen diisosianat (TDI) 1.3. Tujuan Penelitian. 1. Melakukan sintesis senyawa poliol melalui epoksidasi minyak kemiri yang dilanjutkan hidrolisis maupun alkoksilasi dengan gliserol sebagai bahan dasar untuk pembuatan poliuretan 2. Membedakan senyawa poliuretan yang terbentuk antara hasil polimerisasi toluen diisosianat (TDI) dalam berbagai rasio (v/v) dengan PHHEM maupun PHAGEM.. 3. Melakukan karakterisasi sejauh mana perbedaan poliuretan yang diperoleh melalui polimerisasi TDI dengan kedua poliol turunan minyak kemiri (PHHEM dan PHAGEM) dibandingkan dengan poliol komersial yang beredar dipasaran hasil olahan industri petro kimia yaitu polietilen glikol (PEG-1000) Manfaat Penelitian 1. Memberikan sumbangan baru pada industri oleokimia bahwa minyak kemiri maupun gliserol yang keduanya produk oleokimia dapat digunakan sebagai sumber senyawa poliol.
6 2. Memberikan informasi baru bahwa poliol yang dihasilkan dari minyak kemiri salah satu penggunaannya adalah bahan baku pembuatan poliuretan dan dapat menghasilkan senyawa poliuretan yang bervariasi. 3. Memberi informasi perbedaan antara poliuretan yang dihasilkan dengan menggunakan sumber poliol dari minyak kemiri dibandingkan poliol komersial (PEG-1000).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol yang berarti triester dari gliserol (Fessenden,R.J dan Fessenden,J.,1984). Lemak meliputi mentega,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Poliuretan memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai busa tempat tidur, sofa, asesoris mobil, serat, elastomer, dan pelapis (coating). Produk Poliuretan mempunyai bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia dan banyak sekali produk turunan dari minyak sawit yang dapat menggantikan keberadaan minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Indonesia mempunyai total areal perkebunan karet sebesar 3.338.162 ha (2003)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biji karet berpotensi menjadi produk samping dari perkebunan karet yang tersebar luas di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak dan Lemak Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipida yaitu merupakan lipida netral. Lipida itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPOLARAN ASAM LINOLEAT DALAM BENTUK AMIDA MENJADI N-etanol-9,10,12,13,15,16 HEKSAHIDROKSI OLEIL-AMIDA
PENINGKATAN KEPOLARAN ASAM LINOLEAT DALAM BENTUK AMIDA MENJADI N-etanol-9,10,12,13,15,16 HEKSAHIDROKSI OLEIL-AMIDA Daniel Jurusan Kimia Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lemak dan Minyak Lemak dan minyak adalah triester dari gliserol, yang dinamakan trigliserida.lemak dan minyak sering dijumpai pada minyak nabati dan lemak hewan. Minyak umumnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Alpukat Tanaman alpukat (Persea Americana Mill) berasal dari Amerika tengah yang beriklim tropis dan telah menyebar hampir ke seluruh negara sub-tropis dan tropis termasuk
Lebih terperinciMINYAK BIJIH KARET SEBAGAI SUMBER POLIOL
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asam palmitat merupakan asam lemak jenuh yang paling besar jumlahnya di dalam minyak kelapa sawit, yaitu sebesar 40-46%. Asam palmitat juga terdapat pada berbagai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 leokimia leokimia merupakan suatu bagian ilmu kimia yang mempelajari tentang proses pengolahan asam lemak dan gliserol serta turunannya, baik yang diperoleh dari minyak atau
Lebih terperinciPengaruh Katalis H 2 SO 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate)
Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 6(1) Januari 7: 7 74 ISSN 141-7814 Pengaruh Katalis H S 4 pada Reaksi Epoksidasi Metil Ester PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) Mersi Suriani
Lebih terperinciSINTESIS ALKANOLAMIDA DARI MINYAK JARAK (Ricinus communis Linn) SEBAGAI SUMBER POLIOL DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBUATAN POLIURETAN SKRIPSI
SINTESIS ALKANOLAMIDA DARI MINYAK JARAK (Ricinus communis Linn) SEBAGAI SUMBER POLIOL DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PEMBUATAN POLIURETAN SKRIPSI MERRY ECHARISTY GINTING NIM : 060802046 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketertarikan dunia industri terhadap bahan baku proses yang bersifat biobased mengalami perkembangan pesat. Perkembangan pesat ini merujuk kepada karakteristik bahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. leokimia leokimia pada dasarnya merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari trigliserida yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserin serta turunan asam
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,
Lebih terperinciA. Sifat Fisik Kimia Produk
Minyak sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit yaitu asam palmitat, C16:0 (jenuh),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Usaha menciptakan polimer poliuretan pertama kali dirintis oleh Otto Bayer dan rekanrekannya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Poliuretan Usaha menciptakan polimer poliuretan pertama kali dirintis oleh tto Bayer dan rekanrekannya pada tahun 1973 di labolatorium I.G. Farben di Leverkusen, Jerman.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lignin merupakan polimer alam yang terdapat dalam tumbuhan. Struktur lignin sangat beraneka ragam tergantung dari jenis tanamannya. Namun, secara umum lignin merupakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Jarak Tanaman jarak (Ricinus communis Linn) termasuk famili Euphorbiceae, merupakan tanaman tahunan yang hidup di daerah tropik maupun subtropik dan dapat tumbuh pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. margarine, dan minyak makan lainnya. Minyak sawit mengandung asam lemak
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku utama minyak goreng. Minyak sawit terutama dikenal sebagai bahan mentah minyak dan lemak pangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini Indonesia masih mengimpor monogliserida dan digliserida yang dibutuhkan oleh industri (Anggoro dan Budi, 2008). Monogliserida dan digliserida dapat dibuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Senyawa gliserol yang merupakan produk samping utama dari proses pembuatan biodiesel dan sabun bernilai ekonomi cukup tinggi dan sangat luas penggunaannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUANPUSTAKA. dan ubi kayu.tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang
BAB II TINJAUANPUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Jarak Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphobiaceae satu famili dengan karet dan ubi kayu.tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1-7 m, bercabang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Metil ester sulfonat (MES) merupakan golongan surfaktan anionik yang dibuat melalui proses sulfonasi. Jenis minyak yang dapat digunakan sebagai bahan baku
Lebih terperinciA. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK
8 LEMAK DAN MINYAK A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK Lipid berasal dari kata Lipos (bahasa Yunani) yang berarti lemak. Lipid didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polimer merupakan salah satu bahan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pemakaian polimer semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Epoksidasi Minyak Jarak Pagar Epoksida minyak jarak pagar (EJP) yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki warna yang relatif sama dengan minyak jarak pagar yang digunakan sebagai
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. Sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar berikut: Gambar 2. 1 Struktur Ikatan Uretan
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Poliuretan 2.1.1. Sintesis Poliuretan Poliuretan ditemukan pertama kali oleh Prof. Otto Bayer pada tahun 1937 sebagai pembentuk serat yang didesain untuk menandingi serat Nylon.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Prosedur Penelitian 1. Epoksidasi Minyak Jarak Pagar
METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : minyak jarak pagar, asam Akrilat (Sigma), natrium hidrogen karbonat (E.Merck), natrium sulfat anhydrous (E.Merck),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet (Hevea Brasilliensis). Lateks alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung sejumlah kecil bagian bukan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang begitu pesat telah menyebabkan penambahan banyaknya kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Salah satu bahan baku dan bahan penunjang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pada penelitian yang telah dilakukan, katalis yang digunakan dalam proses metanolisis minyak jarak pagar adalah abu tandan kosong sawit yang telah dipijarkan pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak termasuk salah satu anggota dari golongan lipida yaitu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lemak dan Minyak Lemak dan minyak termasuk salah satu anggota dari golongan lipida yaitu merupakan lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katalis Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis meningkatkan laju reaksi dengan energi aktivasi Gibbs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baku baru yang potensial. Salah satu bahan yang potensial untuk pembuatan surfaktan adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembuatan surfaktan tidak hanya dalam pencarian jenis surfaktan yang baru untuk suatu aplikasi tertentu di suatu industri, tetapi juga melakukan pencarian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat-Alat Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat Vakum Fisons Neraca Analitis Melter PM 480 Gelas Erlenmeyer 250 ml Pyrex Gelas Ukur 100 ml Pyrex Gelas
Lebih terperinciThe Poliol Sithesis from Sawit Oil with Epoksidasion and Hidroksilasion Reaction
36 Sintesa Poliol dari Minyak Sawit dengan Reaksi Epoksidasi dan Hidroksilasi The Poliol Sithesis from Sawit Oil with Epoksidasion and Hidroksilasion Reaction Selfina Gala Jurusan Teknik KimiaUniversitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Industri leokimia leokimia adalah bahan kimia yang dihasilkan dari minyak dan lemak, yaitu yang diturunkan dari trigliserida menjadi bahan oleokimia. Secara industri, sebagian
Lebih terperinciPotensi Produk Transesterifikasi Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) sebagai Bahan Baku Pembuatan Base Oil Epoksi Metil Ester
Potensi Produk Transesterifikasi Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) sebagai Bahan Baku Pembuatan Base Oil Epoksi Metil Ester Yuti Mentari, Miftahul Hasanah, Ratri Ariatmi Nugrahani Jurusan Teknik Kimia,
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu penyiapan aditif dan analisa sifat-sifat fisik biodiesel tanpa dan dengan penambahan aditif. IV.1 Penyiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Poliuretan Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis poliuretan dengan menggunakan monomer diisosianat yang berasal dari toluena diisosianat (TDI) dan monomer
Lebih terperinciPEMBUATAN SENYAWA ALKANOLAMIDA TETRAHIDROKSI OKTADEKANOAT DARI MINYAK KEMIRI YANG BERFUNGSI SEBAGAI SURFAKTAN
PEMBUATA SEYAWA ALKALAMIDA TETRAIDRKSI KTADEKAAT DARI MIYAK KEMIRI YAG BERFUGSI SEBAGAI SURFAKTA Daniel 1 dan Indra Masmur 2 1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Mulawarman Jl. Barong Tongkok o.4 Kampus Gn.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PLIESTER Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus fungsional ester dalam rantai utamanya [22]. Poliester umumnya dipersiapkan dengan proses polikondensasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katalis Katalis merupakan suatu senyawa yang dapat meningkatkan laju reaksi tetapi tidak terkonsumsi oleh reaksi. Katalis digunakan secara luas baik di alam, laboratorium dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan
I. PENDAHULUAN Emulsifier merupakan bahan tambahan pada produk farmasi dan makanan yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan sebagai bahan tambahan untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oleokimia Oleokimia merupakan bahan kimia yang berasal dari minyak/lemak alami, baik tumbuhan maupun hewani. Produk oleokimia diperkirakan akan semakin banyak berperan menggantikan
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar
Lebih terperinciB. Struktur Umum dan Tatanama Lemak
A. Pengertian Lemak Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam lemak (asam karboksilat pada suku tinggi) dan dapat larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini pemakaian bahan bakar yang tinggi tidak sebanding dengan ketersediaan sumber bahan bakar fosil yang semakin menipis. Cepat atau lambat cadangan minyak bumi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yaitu CP (crude palm oil). Bagi
Lebih terperinciA. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK
POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fungsi utama pelumas (oli) adalah mencegah terjadinya friksi dan keausan (wear) antara dua bidang atau permukaan yang bersinggungan, memperpanjang usia pakai mesin, dan fungsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Metil ester sulfonat (MES) merupakan surfaktan anionik yang dibuat melalui proses sulfonasi dengan menggunakan bahan baku dari minyak nabati seperti kelapa
Lebih terperinciSINTESIS POLIURETAN DARI ASAM LEMAK TEROKSIDASI MINYAK INTI BUAH NYAMPLUNG MELALUI PROSES POLIMERISASI MENGGUNAKAN TOLUEN DIISOSIANAT
Chem. Prog. Vol. 6, o.2. ovember 2013 SITESIS PLIURETA DARI ASAM LEMAK TERKSIDASI MIYAK ITI BUA YAMPLUG MELALUI PRSES PLIMERISASI MEGGUAKA TLUE DIISSIAAT Dedy Suhendra 1. Anggi Solehah 1, Dina Asnawati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Lemak kakao merupakan lemak yang diekstraksi dari biji kakao (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat batang karena dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lemak dan Minyak Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik lelehnya.
Lebih terperinciAdelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami definisi dan prinsip dasar lemak 2. Mahasiswa memahami penggolongan lemak 3. Mahasiswa memahami sifat-sifat lemak 4. Mahasiswa
Lebih terperinciOAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat!
KIMIA XII SMA 249 S AL TES SEMESTER II I. Pilihlah huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang tepat! 1. Suatu senyawa karbondioksida dengan tembaga pijar dan hasil oksidasinya diuji dengan pereaksi fehling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Noor Azizah, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Energi fosil khususnya minyak bumi merupakan sumber energi utama dan sumber devisa negara bagi Indonesia. Kenyataan menunjukan bahwa cadangan energi
Lebih terperinciSoal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2
Bab 14 Kimia Karbon II: Gugus Fungsi Soal-Soal Latihan Alkohol dan Eter 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2 (B) -CH (C) -CH(H)-C 2 (D) C 3 H 7 -C- (E) -CH 2. Suatu senyawa dengan rumus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Sawit Mentah / Crude Palm Oil (CPO) Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya sangat penting dalam penerimaan devisa negara, penyerapan
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS II. 1 Tinjauan Pustaka II.1.1 Biodiesel dan green diesel Biodiesel dan green diesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel yang diperoleh dari minyak nabati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini, keju merupakan salah satu jenis bahan pangan yang tidak lagi asing di masyarakat. Berbagai kalangan masyarkat telah menggunakan keju sebagai bahan dasar
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi Berat Mikroalga Kering (gr) Volume Pelarut n-heksana Berat minyak (gr) Rendemen (%) 1. 7821 3912 2. 8029 4023 20 120 3. 8431
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Oleokimia Oleokimia pada dasarnya merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari trigliserida yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserin serta turunan asam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Biodiesel dari proses transesterifikasi menghasilkan dua tahap. Fase atas berisi biodiesel dan fase bawah mengandung gliserin mentah dari 55-90% berat kemurnian [13].
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai negara yang sedang berkembang, perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar. Hal ini juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial dalam berbagai bidang dan industri. Kitin dan kitosan merupakan bahan dasar dalam bidang biokimia,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LEKIMIA leokimia pada dasarnya merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari trigliserida yang berasal dari minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserin serta turunan asam
Lebih terperinciBAB II PUSTAKA PENDUKUNG. Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas
BAB II PUSTAKA PENDUKUNG 2.1 Bahan Bakar Nabati Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas mengarah kepada penggunaan energi asal tanaman. Energi asal tanaman ini disebut sebagai
Lebih terperinciPengertian Polimer (makromolekul) : yang berikatan secara kovalen yang. Polimerisasi : reaksi pembentukan polimer
Pengertian Polimer (makromolekul) : kumpulan molekul-molekul l l (monomer) yang berikatan secara kovalen yang sangat panjang yang dapat dihasilkan dari sumber alami atau sintetik Polimerisasi : reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Kualitas minyak mentah dunia semakin mengalami penurunan. Penurunan kualitas minyak mentah ditandai dengan peningkatan densitas, kadar
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Minyak Sawit Sebagai Bahan Baku Biodiesel Tanaman sawit (Elaeis guineensis jacquin) merupakan tanaman yang berasal dari afrika selatan. Tanaman ini merupakan tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan nasional dewasa ini dan semakin dirasakan pada masa mendatang adalah masalah energi. Perkembangan teknologi, industri dan transportasi yang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Memasuki era globalisasi sektor industri mengalami perkembangan pesat, termasuk didalamnya perkembangan sub sektor industri kimia. Sejalan dengan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Energi merupakan salah satu kebutuhan wajib bagi seluruh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Bahan bakar minyak (BBM) menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Surfaktan (surface active agent) merupakan bahan kimia yang dapat mengubah sifat permukaan bahan yang dikenainya. Sifat aktif dari surfaktan disebabkan adanya struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Crude Palm Oil (CPO) CPO merupakan produk sampingan dari proses penggilingan kelapa sawit dan dianggap sebagai minyak kelas rendah dengan asam lemak bebas (FFA) yang tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa sawit yang ada. Tahun 2012 luas areal kelapa sawit Indonesia mencapai 9.074.621 hektar (Direktorat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
METDE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini
Lebih terperinciLemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C
Lipid Sifat fisika lipid Berbeda dengan dengan karbohidrat dan dan protein, lipid bukan merupakan merupakan suatu polimer Senyawa organik yang terdapat di alam Tidak larut di dalam air Larut dalam pelarut
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilen Glikol dari Etilen Oksida dan Air Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
Kapasitas 50.000 ton/tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus mengalami peningkatan. Meskipun sempat dilanda krisis ekonomi sampai saat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Adapun perbedaan
Lebih terperinciOPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE
OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE 1* Sukmawati, 2 Tri Hadi Jatmiko 12 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN 1. Ekstraksi Biji kesambi dikeringkan terlebih dahulu kemudian digiling dengan penggiling mekanis. Tujuan pengeringan untuk mengurangi kandungan air dalam biji,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Kelapa Murni Buah kelapa memilki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak sawit mentah mempunyai nilai koefisien viskositas yang tinggi (sekitar 11-17 kali lebih tinggi dari bahan bakar diesel), sehingga tidak dapat langsung digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Pertumbuhan industri kimia di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya pendirian pabrik yang menggunakan
Lebih terperinciDari data di atas yang tergolong polimer jenis termoplastik adalah. A. 1 dan 5 B. 2 dan 5
Latihan contoh soal dan jawaban soal polimer Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar! 1. Polimer berikut yang tidak termasuk polimer alam adalah. A. tetoron B.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sabun Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, (C 17 H 35 COO Na+).Aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan melalui kekuatan pengemulsian
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET
PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina, Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta
Lebih terperinci