1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.3 Tujuan dan Manfaat 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) 1.2 Identifikasi Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI HARGA AIR BAKU PADA BENDUNGAN BENDO KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

ANALISA STUDI HARGA AIR PADA PERENCANAAN BENDUNGAN LEUWIKERIS KABUPATEN TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

Kajian Ekonomi Untuk Menentukan Harga Air Pada Bendungan Ir. H. Djuanda Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN LONGSTORAGE KALI MATI KABUPATEN SIDOARJO

ANALISA EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SUKOLILO KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN JURNAL ILMIAH

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI UNTUK PENENTUAN HARGA AIR PADA JARINGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SANANKERTO KECAMATAN TUREN KABUPATEN MALANG

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

STUDI ANALISIS HARGA AIR TERHADAP KUALITAS AIR PELAYANAN DAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DI PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI. Ahaddian Ovilia Damayanti

IV. METODE PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO HILIR PLANGWOT - SEDAYU LAWAS KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

Kelayakan Ekonomi. Analisis Finansial 10/19/2016

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR MINUM DAN ANALISIS EKONOMI DI IKK JABUNG DAN IKK PAKIS KABUPATEN MALANG

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BAKU DAN HARGA AIR PADA DAS TUKAD OOS DI KAWASAN GIANYAR PROVINSI BALI

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam menjalankan suatu usaha tidak bisa lepas dari kegiatan investasi.

ANALISA HARGA AIR PADA PROYEK EMBUNG GADDING DI DESA GADDING KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EVALUASI HARGA AIR PADA BENDUNGAN WONOGIRI UNTUK PLTA AKIBAT PENGERUKAN SEDIMEN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR JURNAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB III METODE PENELITIAN

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

BAB III LANDASAN TEORI

III KERANGKA PEMIKIRAN

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI SEMATANG BORANG KOTA PALEMBANG

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN WADUK PIDEKSO DUSUN PIDEKSO, KECAMATAN GIRIWOYO, KABUPATEN WONOGIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE IRR, BCR DAN BEP

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

VII. RENCANA KEUANGAN

5.3 Keragaan Ekonomi Usaha Penangkapan Udang Net Present Value (NPV)

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBANGUNAN WADUK JLANTAH KABUPATEN KARANGANYAR DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI Gani Abdurrahman, M. Hamzah Hasyim, Pudyono

STUDI PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA GUNUNGRONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG MENGGUNAKAN SOFTWARE WATERCAD JURNAL

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN KELAYAKAN BENDUNGAN PANDANDURI SUWANGI GUNA PENGEMBANGAN LAHAN IRIGASI DI DAERAH LOMBOK TIMUR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Aplikasi Software WaterCAD Untuk Perencanaan Jaringan Air Bersih Desa Taman Kecamatan Sumber Malang Kabupaten Situbondo

EKONOMI TEKNIK. Alternatif Ekonomi Investasi Net Present Value (NPV)

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

INISIASI PROYEK PERTEMUAN 3

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIKTENAGA AIR (PLTA) KALIBEBER KABUPATEN WONOSOBO

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

5.3.1 Pengamatan Sistem Produksi WTP

STUDI ANALISIS HARGA AIR DI PDAM KOTA MALANG TERHADAP KENAIKAN BIAYA PRODUKSI AIR Rifqi Linati 1, Ussy Andawayanti 2, Dian Chandrasasi 2

STUDI PERENCANAAN SISTEM JARINGAN AIR BAKU DAN ANALISA EKONOMI PADA TUKAD MELANGIT DESA TULIKUP KECAMATAN GIANYAR PROVINSI BALI

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN RANDU GUNTING KABUPATEN BLORA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Perumahan Griya Tegal Sari Asri Sragen)

IV. METODE PENELITIAN

STUDI PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DAN ANALISA HARGA AIR DI DESA SUMBER ANYAR KECAMATAN MLANDINGAN SITUBONDO

III. METODE PENELITIAN

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

Transkripsi:

1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan manusia, terutama untuk digunakan sebagai air minum, memasak makanan, mencuci, mandi dan kakus. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar. Namun karena penanganan dan kemanfaatan belum maksimal menyebabkan Indonesia sering dihadapkan pada masalah banjir dan kekeringan. Untuk menanggulangi masalah banjir dan kekeringan tersebut, maka pembangunan bendungan merupakan alternatif pemanfaatan aliran sungai yang memungkinkan untuk penampung air yang di musim hujan untuk dimanfaatkan di musim kemarau. Pembangunan Bendungan Cikembang akan menampung aliran dari Sungai Cikembang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya. Wilayah Proyek tersebut merupakan wilayah yang subur, namun dikarenakan tidak tersedianya bangunan air untuk menampung dan menyalurkan air untuk irigasi dan memenuhi kebutuhan air baku. Lahanlahan persawahan bergantung pada musim hujan atau irigasi tadah hujan. Dan penduduk masih mengandalkan sumur dan sumber air untuk memenuhi kebutuhan air baku. 1.2 Identifikasi Masalah Proyek pembangunan Bendungan Cikembang ini membutuhkan investasi yang cukup besar, maka harus diperhatikan faktor kelayakan ekonomi proyek. Pada setiap investasi akan ditemui permasalahan antara biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang dihasilkan. Perbandingan biaya dan manfaat merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kelayakan ekonomi proyek. Dalam kajian ini akan membahas mengenai analisa harga air yang hasil akhirnya menentukan harga air baku yang ditanggung oleh masyarakat untuk biaya operasional dan pemeliharaan Bendungan Cikembang. 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besarnya manfaat yang didapat dari air baku, besarnya Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C), Selisih Biaya Manfaat (B-C), Internal Rate Of Return (IRR), dan Analisa Sensitivitas dari proyek perencannaan Bendungan Cikembang Desa Ancol Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Manfaat dari studi ini adalah memberikan sumbangan pemikiran untuk penetapan dan analisa harga air yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan masyarakat pengguna setelah berdirinya Bendungan Cikembang tersebut. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR) Benefit Cost Ratio (BCR) adalah perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat (benefit) dengan nilai sekarang dari biaya (cost). Secara umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah (Pujawan, 2009:263): BCR= Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan BCR ini adalah jika BCR > 1, maka proyek dikatakan layak dikerjakan dan sebaliknya jika nilai BCR < 1 proyek tersebut secara ekonomi tidak layak untuk dibangun. 2.2 Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara present value dari manfaat

2 dan present value dari biaya. Dalam evaluasi proyek nilai NPV pada suku bungan pinjaman yang berlaku harus mempunyai harga > 0. Jika NPV = 0 berarti proyek tersebut mengembalikan persis seperti nilai investasi. Jika NPV < 0 berarti proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak untuk dibangun. 2.3 Internal Rate Of Return (IRR) Internal Rate Of Return (IRR) merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR nilainya sama dengan 1 atau nilai suku bunga jika NPV bernilai sama dengan 0. IRR dihitung atas dasar penerimaan bersih dan total nilai untuk keperluan investasi. Nilai IRR sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku. 2.4 Analisa Sensitivitas Karena dalam penentuan nilai nilai untuk keadaan sesudah proyek seperti produksi, harga, dan lain lain merupakan estimasi dari perencana, terdapat kemungkinan bahwa keadaan sebenarnya yang akan terjadi tidak sama dengan nilai estimasi tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisa sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut : 1. Terjadi 10% kenaikan pada nilai cost yang diperkirakan dan nilai benefit tetap. 2. Terjadi 10% penurunan pada nilai cost yang diperkirakan dan nilai benefit tetap. 3. Terjadi 10% kenaikan pada nilai benefit yang diperkirakan dan nilai cost tetap. 4. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan dan nilai cost tetap. 5. Terjadi 10% kenaikan pada nilai cost yang diperkirakan dan 10% penurunan pada nilai benefit. 6. Terjadi 10% penurunan pada nilai cost yang diperkirakan dan 10% kenaikan pada nilai benefit. 7. Tertundanya penyelesaian proyek selama dua tahun. 2.5 Payback Period (PBP) Payback period merupakan jangka waktu periode yang diperlukan untuk membayar kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. Payback period ini akan dipilih yang paling cepat dapat mengembalikan biaya investasi, makin cepat pengembaliannya makin baik dan kemungkinan besar akan terpilih. Analisis payback period pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (Break Event Point) (Giatman, 2007). Jika komponen cashflow benefit dan cost-nya bersifat annual, maka formulanya menjadi: K(PBP) = ( investasi / annual benefit) x periode waktu Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode payback period ini rencana investasi dikatakan layak (feasible) jika k n dan sebaliknya. 3. METODE PENELITIAN Tahapan pengerjaan studi ini dapat dilihat pada diagram berikut:

3 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Biaya 4.1.1 Biaya Modal 1. Biaya Langsung (direct cost) Biaya langsung adalah biaya yang berkaitan langsung dengan volume pekerjaan yang menjadi komponen permanen hasil proyek. Biaya konstruksi meliputi seluruh biaya yang digunakan untuk pembangunan dalam proyek ini terdiri dari pekerjaan persiapan dan pekerjaan konstruksi. 2. Biaya Tak Langsung (Indirect cost) Biaya tak langsung merupakan biaya yang tidak terkait langsung dengan besaran volume komponen fisik hasil akhir proyek, tetapi mempunyai kontribusi terhadap penyelesaian kegiatan atau proyek. Biaya modal untuk seluruh perencanaan Bendungan Cikembang adalah sebagai berikut: a) Biaya konstruksi (setelah dialokasikan): Rp. 22.916.383.846 b) Biaya administrasi : 2,5% x Rp. 22.916.383.846 = Rp. 572.909.596 c) Biaya konsultan pengawas : 5% x Rp. 22.916.383.846 = Rp. 1.145.819.192 d) Biaya tak terduga : 5% x Rp. 22.916.383.846 = Rp. 1.145.819.192 Tabel 1. Biaya Tidak Langsung Perencanaan Bendungan Cikembang No Uraian Pekerjaan Jumlah 1 Biaya Konstruksi (setelah dialokasikan) Rp.22.916.383.846,20 2 Biaya Administrasi (2,5%) Rp.572.909.596,16 3 Biaya Konsultan Pengawas (5%) Rp.1.145.819.192,31 4 Biaya Tak Terduga (5%) Rp.1.145.819.192,31 Total PPN 10% Total Rp.25.780.931.826,98 Rp.2.578.093.182,70 Rp.28.359.025.009,67 Perhitungan dan analisa biaya modal dapat dilihat pada tabel 2. Dengan langkah perhitungan sebagai berikut: 1. Menghitung biaya modal proyek perencanaan Bendungan Cikembang yang telah dialokasikan untuk air baku sebesar Rp. 22.916.383.846 2. Menentukan besarnya biaya modal total berdasarkan analisa 2014. Pada studi perencanaan ini pekerjaan konstruksi selesai sampai tahun 2019 dan bunga sebesar 7,5%. Tabel 2. Analisa Biaya Modal Tahunan Tahun Biaya Faktor Konversi Biaya per Tahun 2015 Rp 28.359.025.009,67 2020 Rp 28.359.025.009,67 (F/P, 7.5,5) 1,431 Rp (A/P, 7.5, 25) 0,08975 3.642.213.389,80 4.1.2 Biaya Tahunan (annual cost) Biaya tahunan merupakan biaya yang dikeluarkan pemilik/investor setelah

4 proyek selesai dibangun dan mulai dimanfaatkan. Biaya tahunan dikeluarkan selama usia guna rencana proyek yang dibuat pada waktu perencanaan. Tabel 3. Biaya Total Rencana Tahun Biaya Modal Biaya O&P Biaya Total 2020 Rp 3.642.213.389,80-3.642.213.389,80 2021 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2022 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2023 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2024 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2025 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2026 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2027 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2028 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2029 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2030 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2031 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2032 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2033 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2034 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2035 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2036 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2037 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2038 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2039 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2040 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2041 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2042 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2043 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2044 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 2045 Rp 3.642.213.389,80 363.245.757,69 4.005.459.147,49 4.2 Analisa Manfaat (benefit) 4.2.1 Manfaat Langsung (direct benefit) Manfaat langsung dari proyek ini dapat diperoleh dari perhitungan total kebutuhan air baku dikali dengan harga air. 4.2.2 Manfaat Tak Langsung (indirect benefit) Manfaat tak langsung adalah manfaat yang dapat dinikmati secara berangsurangsur dalam jangka waktu yang panjang. yaitu dapat mendorong pengembangan pada wilayah Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan Cineam. 4.2.3 Manfaat Nyata (tangible benefit) Manfaat nyata (tangible benefit) adalah manfaat atau nilai tambah yang dapat dinilai dengan uang. Manfaat nyata ini didapat dari penjualan air baku dari pihak pengelola bendungan kepada PDAM Tasikmalaya. 4.2.4 Manfaat Tak Nyata (intagible benefit) Manfaat tak nyata (intagible benefit) adalah keuntungan proyek yang tidak dapat selalu dinilai dengan uang, seperti: - Meningkatkan kualitas hidup warga Kecamatan Cineam dan Cimaragas - Muncul rasa puas jika kebutuhan air baku dapat terpenuhi dengan baik 4.3 Analisa Ekonomi 4.3.1 Benefit Cost Ratio (BCR) Metode Benefit Cost Ratio (BCR) pada studi ini menggunakan perbandingan terhadap nilai tahunan pada aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan nilai tahunan aspek biaya dan kerugian yang akan ditanggung (cost) dengan adanya investasi tersebut. Tingkat suku bunga yang dipakai pada studi ini sebesar 7,5%. Total biaya konstruksi (tahun 1 s/d 5): Rp. 28.359.025.009 Faktor konversi (F/P, 7,5%, 5): 1,431 Faktor konversi (A/P, 7,5%, 50): 0,089 Nilai tahunan biaya konstruksi: Rp. 28.359.025.009 Total biaya O&P (tahun 6 s/d 25): Rp. 363.245.758 Total biaya tahunan: Rp. 3.983.100.214 + Rp. 363.245.758 = Rp. 4.346.345.972 Komponen manfaat (benefit) Total manfaat air baku: Rp. 4.981.258.026 Sehingga: B/C = = = 1,146

5 4.3.2 Net Benefit (B-C) Perhitungan B-C sesuai dengan proyek rencana untuk tingkat suku bunga sebesar 7,5% adalah sebagai berikut: Annual Benefit = Rp. 4.981.258.026 Annual Cost = Rp. 4.346.345.972- B-C = Rp. 634.912.054 4.3.3 Internal Rate of Return (IRR) Perhitungan IRR pada proyek Bendungan Cikembang ini adalah sebagai berikut: IRR= I + (I - I ) Dengan : I = suku bunga yang memberikan nilai NPV positif = 8 % I = suku bunga yang memberikan nilai NPV negatif = 9 % (B-C) = (B-C) positif (B-C) = (B-C) negatif Sehingga, IRR= 8%+ (9% - 8%) = 8,71% 4.3.3 Analisa Sensitivitas perhitungan analisa sensitivitas pada saat terjadi kenaikan 10% pada nilai cost dan nilai benefit tetap pada suku bunga 7,5%. - Cost = Rp. 4.346.345.972 - Benefit air baku = Rp. 4.981.258.026 - Cost naik 10% = Rp. 4.346.345.972+ (10% x Rp. 4.346.345.972) = Rp. 4.780.980.569 - B/C = = = 1,042 - B-C = Benefit Cost naik 10% = Rp. 4.981.258.026 - Rp. 4.780.980.569 = Rp. 200.277.457 - IRR = I + (I - I ) =7,5%+ (8% - 7,5%) = 7,891% 4.3.4 Payback Period perhitungan payback period pada saat B/C>1. Biaya Konstruksi= Rp. 28.359.025.009 Biaya OP = Rp. 363.245.757 Total Manfaat = Rp. 4.981.258.025,90 K (PBP) = = 6,140 6 Tahun Berikut contoh perhitungan payback period pada saat B/C=1 atau B=C. Biaya Konstruksi= Rp. 28.359.025.009 Biaya OP = Rp. 363.245.757 Total Manfaat = Rp. 4.005.459.147 K (PBP) = = 7,786 8 Tahun 4.3.5 Penetapan Harga Air Perhitungan analisa harga air pada bunga 7,5% dengan jumlah penduduk terlayani sebesar 46%. Cost = Rp. 4.346.345.971 Kebutuhan air =Rp.3.985.006,42 m 3 /tahun Kehilangan air = 664.167,74 m 3 /tahun Harga air pada saat: Cost naik 10% = Rp. 4.346.345.971+ (10% x Rp. Rp. 4.346.345.971) = Rp. 4.780.980.568 Harga Air = = = Rp. 1.439 /m 3 Manfaat= (Kebutuhan air Kehilanganair) x Harga air 1.439 = Rp. 4.780.980.568 /tahun Cost turun 10%= Rp. 4.346.345.971- (10% x Rp. Rp. 4.346.345.971)

6 = Rp. 3.911.711.374 Harga Air= = = Rp. 1.177/m 3 Manfaat= (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air 1.177 = Rp. 3.911.711.374/tahun Cost tetap = Rp. 4.346.345.971 Harga Air= = = Rp. 1.308/m 3 Manfaat= (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air 1.308 = Rp. 4.346.345.971/tahun Proyek mundur 2 tahun = Rp. 4.477.686.542 Harga Air= = = Rp.1.348/m 3 Manfaat= (Kebutuhan air Kehilangan air) x Harga air 1.348 = Rp. 4.477.686.542/tahun 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Manfaat nyata yang diperoleh dari proyek perencanaan Bendungan Cikembang di Kabupaten Tasikmalaya pada bunga 7,5% adalah: Manfaat dengan harga air B=C = Rp. 4.005.459.147/tahun Manfaat dengan harga air B/C > 1 = Rp. 4.981.258.025/tahun Manfaat tidak nyata yang diperoleh dapat terpenuhinya kebutuhan air baku yang bersih dan layak, dan meningkatkan kualitas hidup warga Kecamatan Cineam dan Kecamatan Cimaragas. 2. Besar alokasi biaya untuk air baku Rp. 22.916.383.846 dan untuk keperluan air irigasi dan PLTA sebesar Rp.206.247.454.616 3. Analisa ekonomi proyek Perencanaan Bendungan Cikembang terhadap Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C dan B/C*), Selisih Biaya Manfaat (B-C), IRR, Analisa Sensitivitas, dan Payback Periode. Uraian B/C B-C IRR Payback Period Harga Air B=C Rp. 1.183 Harga Air B/C > 1 Rp. 1.500 1,008 0 8,02% 8 tahun 1,146 Rp. 634.912.054 8,71% 6 tahun 4. Harga air yang layak pada saat mulai beroperasi tahun 2020 dengan prosentase penduduk terlayani 46% dengan kondisi cost naik 10% adalah Rp. 1.439/m 3, cost turun 10% adalah Rp. 1.177/m 3, cost tetap adalah Rp. 1.308/m 3, dan proyek mundur selama 2 tahun adalah Rp. 1.348/m 3. Dari beberapa alternatif didapatkan harga yang paling menguntungkan sebesar Rp.1.500/m 3. 5.2 Saran 1. Untuk memenuhi kebutuhan air baku yang selalu meningkat dengan laju pertumbuhan penduduk, perlu adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan air baku dengan cara penambahan supply air baku untuk kebutuhan pokok serta peninjauan kembali pola operasional distribusi air baku dari PDAM yang bertujuan penghematan penggunaan air. 2. Karena proyek perencanaan Bendungan Cikembang ini ditujukan untuk kesejahteraan penduduk Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan

7 Cineam, maka untuk penetapan harga air hendaknya tidak melihat dari sisi keuntungan saja namun juga harus dilihat dari segi kemampuan ekonomi konsumen. Tinjauan Pustaka Bambang T. 2010. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset. BPS. 2014. Kabupaten Tasikmalaya Dalam Angka. Kabupaten Tasikmalaya.Press. http://tasikmalayakab.bps.go. id (diakses 20 April 2015) BPS. 2014. Kabupaten Ciamis Dalam Angka. Kabupaten Ciamis. Press. http://ciamiskab.bps.go.id (diakses 20 April 2015) Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Kodoatie, Robert J. 2002. Analisa Ekonomi Teknik. Yogyakarta: Andi Kuiper, Edward. 1973. Water Resources Project Economic. Canada. Linsley, R. K, Joseph, B.F. 1986. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Djoko Sasongko, Bandung: Erlangga. PT.Mettana, 2012. Laporan Akhir Studi Kelayakan Bendungan Cikembang Di Ds.Cikembang. Bandung. Rispiningtati, 2008. Ekonomi Teknik. Bandung: Tirta Media. Suyanto, Adhi, Sunaryo, Trie M, Sjarief, Roestam. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumberdaya Air. Jakarta: HMI.