PENGUASAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 LIMBOTO BARAT ARTIKEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan program itu para peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

ARTIKEL OLEH I KADEK SUTARYANA NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN No 87 Kota

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

KEMAMPUAN MENYUSUN TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS VIIᴬ SMP NEGERI 3 PAGUYAMAN, KECAMATAN PAGUYAMAN, KABUPATEN BOALEMO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS BERDASARKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

KEMAMPUAN MEMBACA BERITA DENGAN TEKNIK PRESENTER BERBANTUAN AUDIO SISWA KELAS XI SMANEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Sumber Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI INFORMASI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS VII A SMP N 6 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 ARTIKEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS XI MIPA 1 SMAN 8 BATANGHARI TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL SRI ASTUTI

TINJAUAN MATA KULIAH... HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA.. 1.1

BAB III METODE PENELITIAN. sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru. 73 Dalam

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU KELAS VII SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

KEMAMPUAN SISWA KELAS V SDN 90 KECAMATAN SIPATANA MENULIS PERCAKAPAN SEDERHANA DALAM BAHASA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus mengetahui serta menentukan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

PENERAPAN TEKNIK INFO BERANTAI DALAM MENYAMPAIKAN PESAN PADA SISWA KELAS IV SDN 24 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA BERDASARKAN CERPEN YANG SUDAH DIBACA PADA SISWA KELAS IX 1 SMP NEGERI 1 TELAGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

MAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif murni atau

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pertimbangan bahwa di sekolah tersebut terdapat siswa-siswi yang masih

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : SD Negeri 2 Kampung Baru. Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

Aloka Kompetensi aMendengarkan Teks

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing di Kelas III SD Inpres Kantewu

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

PERBANDINGAN PENGUASAAN PEMBELAJARAN SASTRA ANTARA SISWA KELAS XI JURUSAN IPA DAN IPS DI SMAN 1 TAPA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

Silabus. 30 Silabus. Kompetensi Dasar. makna imbuhan. Unsur cerita (tokoh dan latar) Pembelajaran. Materi Pokok/ ter- Menuliskan kalimat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

III. METODE PENELITIAN. dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018. Oleh. Azura. Drs. Syamsul Arif, M.Pd.

Oleh: Nandang Abdurachman

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

Timur, Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan Maret-Mei tahun

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR KURIKULUM KTSP

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan ajar menurut Pannen (1997:7) adalah bahan-bahan atau materi pelajaran

KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF MENULIS PENGALAMAN PRIBADI OLEH PESERTA DIDIK

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Transkripsi:

PENGUASAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 LIMBOTO BARAT ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti wisudah OLEH ANNA MAGDALENA B. MOITO NIM: 311 410 024 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014 1

2

PENGUASAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL BAHASA GORONTALO PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 LIMBOTO BARAT Oleh Anna Magdalena B. Moito Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota Sayama Malabar Dakia N Djou ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Penguasaan pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo pada peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif, yang menjadi data dan sumber data dalam tulisan ini adalah peserta didik kelas V SDN 2 Limboto barat. Untuk mengumpulkan data disesuaikan dengan tujuan diatas, dilakukan dengan teknik tes kemampuan unjuk kerja dan uraian, dokumen dan rekaman. Data tersebut dianalisis disesuaikan dengan rublik penilaian dengan aspek dan indikator yang ada. Hasilnya menunjukan bahwa skor rata-rata kemampuan peserta didik dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo kelas V SDN 2 Limboto Barat adalah 63.1 berada pada kategori sedang. Kata kunci: penguasaan, pembelajaran muatan lokal, kelas V 3

PENDAHULUAN Salah satu bagian terpenting dalam pendidikan formal adalah kurikulum. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan program itu para peserta didik melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku peserta didik, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Itulah sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Hal tersebut juga terdapat pada kurikulum muatan lokal. Kurikulum muatan lokal perlu dikembangkan dan disesuaikan agar upaya pendidikan dapat dicapai. Tirtaharja dan La Sulo (2005:275) menyebutkan muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media penyampaianya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah. Hal yang berhubungan dengan lingkungan itu perlu dipelajari oleh peserta didik di daerah tersebut. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokan ke mata pelajaran yang ada, dan subtansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan Yamin (2007:64). Kurikulum muatan lokal bertugas menyiapkan peserta didik untuk tujuan kemasyarakatan. Oleh karena itu, harus bermuatan unsur-unsur kedaerahan baik mengenai bahasa, sastra maupun kesenian daerah. Bahasa Gorontalo merupakan salah satu bahasa daerah yang telah dimuat dalam kurikulum pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo. Kurikulum muatan lokal bahasa Gorontalo memuat 4 (empat) aspek kebahasaan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Melalui ke empat aspek tersebut peserta didik dibelajarkan tentang materi bahasa Gorontalo sebagai bahasa daerah. Untuk itu, diharapkan guru dapat melaksanakan pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo dengan baik dan menguasai materi-materi yang diajarkan. 4

Berdasarkan pengamatan dan wawancara bersama guru pengajar mata pelajaran muatan lokal di SDN 2 Limboto Barat di peroleh bahwa peserta didik tidak tertarik dengan pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo. Hal ini didasari oleh kurangnya pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut. Dengan kata lain bahwa ketertarikan peserta didik diukur dari pemahaman dan tingkat penerimaan peserta didik. Mata pelajaran muatan lokal tidak diminati oleh peserta didik karena kurang menarik dan membosankan. Hal ini dikarenakan kurangnya media penunjang yang digunakan guru dan variasi pembelajaran yang menunjang pembelajaran. Selain itu satu kasus ditemukan bahwa adanya faktor lain yang melandasi ketidaktertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran muatan lokal adalah tingkat kesulitan materi yang diajarkan oleh guru. Hal tersebut disebabkan oleh guru pengajar bukan dari jurusan dari bahasa dan sastra Gorontalo. Guru mata pelajaran muatan lokal tidak menguasai bahasa Gorontalo dengan baik. Permasalahan diatas, tentu berpengaruh pada penguasaan aspek kebahasaan peserta didik yang dilihat dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Gorontalo. Oleh karena itu, peneliti ingin mengukur kemampuan peserta didik dalam pembelajaran bahasa Gorontalo dari 4 (empat) aspek kebahasaan yakni aspek aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Gorontalo. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang penguasaan pembelajaran muatan lokal dari empat aspek kebahasaan yang disesuaikan dengan indikator yang ada. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut pendapat Nazir (2005:54) metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis,faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar 5

fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif yang dimaksudkan dalam penelitian ini untuk menggambarkan kemampuan siswa kelas V SDN 2 Limboto Barat dalam beberapa aspek pembelajaran yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes kemampuan, yakni tes unjuk kerja dan teknik tes uraian. Teknik tes yang dimaksud untuk mendapatkan data yang akurat tentang kemampuan peserta didik dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo kelas V SDN 2 Limboto barat pada aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Aspek penilaian dalam penelitian ini mengelolah skor menjadi nilai berupa skor dibagi dengan jumlah soal dikalikan seratus. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa adalah sebagai berikut Cara Penilaian = Skor pemerolehan X 100 = Nilai Skor maksimum Dari pemerolehan skor tersebut selanjutnya di konveksi ke skala penilaian. Skala yang dipakai dalam penilaian ini yaitu skala 1-10 (Nugiantoro, 2012:253). Perhitungan presentase untuk skala 1-10. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Kemampuan mendengarkan Kemampuan mendengarkan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik mendegarkan sebuah cerita melalui rekaman setelah itu peserta didik menentukan pokok-pokok isi cerita yang didengar dan menyimpulkan isi cerita yang didengar dalam bahasa sendiri yang menjadi sampel dalam aspek mendengarkan ini adalah KD: menjelaskan isi cerita yang didengar dengan bahasa sendiri (Bahasa Gorontalo). Aspek yang di nilai dalam KD ini adalah (1) Pemahaman isi teks, (2) Kelancaran pengungkapan, (3) Ketepatan diksi, (4) Ketepatan struktur kalimat. 6

Berdasarkan analisis data tes pertama dan kedua diperoleh hasil kemampuan peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat menjelaskan isi cerita yang didengar dalam bahasa sendiri pada tes pertama dan kedua pada tabel 6 di atas bervariasi. Jumlah peserta didik yang berkatagori sempurna dengan nilai 10 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik berkatagori baik sekali dengan nilai 9 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik yang berkatagori baik dengan nilai 8 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik yang berkatagori cukup dengan nilai 7 berjumlah 8 orang (35%), peserta didik yang berkatagori sedang dengan nilai 6 berjumlah 5 orang (22%), peserta didik yang berkategori hamper sedang dengan nilai 5 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik yang berkategori kurang sekali dengan nilai 3 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik yang berkategori buruk dengan nilai 2 berjumlah 1 orang (4%) dan peserta didik yang berkatagori buruk sekali dengan nilai 0 pada tes pertama berjumlah 1 orang (4%). Berdasarkan pemerolehan individu di atas maka dapat dikatakan skor rata-rata menjelaskan isi cerita yang di dengar dengan bahasa sendiri (Bahasa Gorontalo) adalah 63.8 berada pada kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman peserta didik terhadap isi teks cerita yang didengar. 2. Kemampuan berbicara Kemampuan berbicara yang di maksud dalam penelitian ini adalah menceritakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap peserta didik, yang menjadi sampel dalam aspek berbicara ini adalah KD: menceritakan pengalaman yang pernah dialami dalam bahasa Gorontalo. Aspek yang di nilai dalam KD ini adalah (1)Kesesuaian isi pembicaraan, (2) ketepatan logika urutan cerita, (3) ketepatan makna keseluruhan cerita, (4) ketepatan kata, (5) Ketepatan kalimat, (6) kelancaran. Berdasarkan analisis data tes satu dan tes dua diperoleh hasil kemampuan berbicara peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat dalam menceritakan pengalaman yang pernah dialami dalam bahasa bervariasi. Jumlah peserta didik yang berkatagori sempurna dengan nilai 10 berjumlah 6 orang (26%), peserta didik 7

berkatagori baik sekali dengan nilai 9 berjumlah 6 orang (26%), peserta didik berkatagori baik dengan nilai 8 berjumlah 6 orang (26%), peserta didik yang berkatagori cukup dengan nilai 7 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik yang berkatagori hamper sedang dengan nilai 5 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik yang berkatagori kurang dengan nilai 4 berjumlah 1 orang (4%), dan peserta didik yang berkatagori buruk sekali dengan nilai 0 berjumlah 1 orang (4%). Berdasarkan pemerolehan individu di atas maka dapat dikatakan skor rata-rata menceritakan pengalaman yang pernah di alami dalam bahasa Gorontalo adalah 80.8 berada pada kategori baik, karna peserta didik sebagian besar sudah mampu menceritakan pengalaman yang pernah dialami dalam bahasa Gorontalo. 3. Kemampuan membaca Kemampuan membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah membaca teks percakapan dalam bahasa Gorontalo dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat. Dalam kemampuan membaca peserta didik mencari pasangan, dan membaca percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat. Yang menjadi sampel dalam aspek mendengarkan ini adalah KD: Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat. Aspek yang di nilai dalam KD ini adalah (1) pemahaman isi teks percakapan, (2) kelancaran pengungkapan, (3) Ketepatan Lafal, (4) ketepatan intonasi Berdasarkan analisis data pada tes satu dan tes dua diperoleh hasil kemampuan membaca peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat dalam Membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat bervariasi. Jumlah peserta didik yang berkatagori baik sekali dengan nilai 9 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik berkatagori baik dengan nilai 8 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik yang berkatagori cukup dengan nilai 7 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik yang berkatagori sedang dengan nilai 6 berjumlah 9 orang (39%), peserta didik yang berkatagori kurang sekali dengan nilai 3 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik yang 8

berkatagori buruk dengan nilai 2 berjumlah 1 orang (4%), dan peserta didik yang berkatagori buruk sekali dengan nilai 0 berjumlah 1 orang (4%). Berdasarkan pemerolehan individu di atas maka dapat dikatakan skor rata-rata membaca teks percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat adalah 53.7 berada pada kategori hampir sedang. hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap isi teks percakapan yang dibaca serta kurangnya memperhatikan lafal dan intonasi pada saat membaca percakapan. 4. Kemampuan menulis Kemampuan menulis yang di maksud dalam penelitian ini adalah menulis percakapan dalam bahasa Gorontalo, setiap peserta didik akan menulis percakapan dalam bahasa Gorontalo. Tes pertama peserta didik menulis percakapan sesuai dengan gambar yang telah di berikan oleh guru, dan pada tes kedua peserta didik menulis percakapan sesuai topik yang telah di tentukan oleh guru, yang menjadi sampel dalam aspek mendengarkan ini adalah KD: Menulis teks perckapandalam bahasa Gorontalo dengan topic tertentu. Aspek yang di nilai dalam KD ini adalah (1) Kesesuaian percakapan dengan gambar dan kesesuaian percakapan dengan topik, (2) ketepatan logika urutan percakapan, (3) Ketepatan makna urutan percakapan, (4) ketepatan kata, (5) Ketepatan kalimat, (6) Ejaan dan tata tulis. Berdasarkan analisis data pada tes pertama dan kedua diperoleh hasil kemampuan menulis teks percakapan dalam bahasa Gorontalo dengan topik tertentu bervariasi. Jumlah peserta didik yang berkatagori baik sekali dengan nilai 9 berjumlah 1 orang (4%), peserta didik berkatagori baik dengan nilai 8 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik yang berkatagori cukup dengan nilai 7 berjumlah 2 orang (9%), peserta didik yang berkatagori sedang dengan nilai 6 berjumlah 5 orang (22%), peserta didik yang berkatagori hampir sedang dengan nilai 5 berjumlah 5 orang (22%), peserta didik yang berkatagori kurang dengan nilai 4 berjumlah 6 orang (26%), peserta didik yang berkatagori kurang sekali dengan nilai 3 berjumlah 9

1 orang (4%), dan peserta didik yang berkatagori buruk sekali dengan nilai 0 berjumlah 1 orang (4%). Berdasarkan pemerolehan individu di atas maka dapat dikatakan skor rata-rata menulis percakapan dalam bahasa Gorontalo adalah 53.5 berada pada kategori hampir sedang. Hal ini di karenakan kurangnya pemahaman peserta didik pada ketepatan kata, kalimat dan ejaan pada saat menulis percakapan. Dari data di atas hasil tes peserta didik pada ke empat aspek yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis di kalikan 100 di bagi dengan banyaknya jumlah siswa. Jumlah total pemorolehan peserta didik yang merupakan nilai akhir penentu tingkat kemampuan peserta didik pada pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo. Dari keseluruhan nilai peserta didik pada setiap tes di peroleh kemampuan peserta didik pada empat aspek yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Hasil kemampuan siswa SDN 2 Limboto Barat dalam pembelajaran muatan lokal secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini. Dari data tabel di atas tentang kemampuan siswa secara keseluruhan dari empat aspek yakni: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis di peroleh jumlah peserta didik yang berkategori baik sekali berjumlah 3 orang (13%), peserta didik berkategori baik berjumlah 2 orang (9%), peserta didik berkategori cukup berjumlah 5 orang (22%), peserta didik berkategori sedang berjumlah 8 orang (35%), peserta didik berkategori hampir sedang berjumlah 3 orang (13%), peserta didik berkategori kurang sekali berjumlah 1 orang (4%), dan peserta didik yang berkategori buruk sekali berjumlah 1 orang (4%). Berdasarkan pemerolehan secara keseluruhan pada empat aspek di atas maka dapat dikatakan skor rata-rata kemampuan peserta didik dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo kelas V SDN 2 Limboto Barat adalah 63.1 berada pada kategori sedang. Dengan demikian kemampuan peserta didik dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo berkategori Sedang atau Tidak mampu 10

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya maka penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara keseluruhan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran muatan lokal bahasa Gorontalo berada pada kategori sedang, hal ini di buktikan dengan: 1. Kemampuan peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat pada aspek mendengakan dengan KD: Menjelaskan isi cerita yang di dengar dengan bahasa sendiri (Bahasa Gorontalo ), berada pada kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman peserta didik terhadap isi teks cerita yang didengar. 2. Kemampuan peserta didik pada tes pertama dan kedua bahwa kemampuan peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat pada aspek berbicara dengan KD: menceritakan pengalaman yang pernah dialami dalam Bahasa Gorontalo berada pada kategori baik, karna peserta didik sebagian besar sudah mampu menceritakan pengalaman yang pernah dialami dalam bahasa Gorontalo. 3. Kemampuan peserta didik pada tes pertama dan kedua bahwa kemampuan peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat pada aspek membaca dengan KD: membaca percakapan dengan lafal dan intonasi yang tepat dalam Bahasa Gorontalo berada pada kategori hampir sedang, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa terhadap isi teks percakapan yang dibacakan serta kurangnya memperhatikan lafal dan intonasi pada saat membaca percakapan. 4. Kemampuan peserta didik pada tes pertama dan kedua bahwa kemampuan peserta didik kelas V SDN 2 Limboto Barat pada aspek menulis dengan KD: menulis percakapan dengan topik tertentu dalam Bahasa Gorontalo berada pada kategori hampir sedang. Hal ini di karenakan kurangnya pemahaman peserta didik pada ketepatan kata, kalimat dan ejaan pada saat menulis percakapan. 11

DAFTAR RUJUKAN Tirtaraharja dan La sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. PT RINEKA CIPTA. Jakarta Nazir, moh. 2005. Metode penelitian. Ghalia. Indonesia Nugiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia.BPFE. Yogyakarta 12