1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

dokumen-dokumen yang mirip
1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Ciater terbagi kedalam 7 desa dengan luas wilayahnya, antara lain:

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin

III. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

Analisis Moda Produksi... Agung Dwi Pambudi W

Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers)

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha... DendiMeilandi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

BAB IV METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan jawaban dari para

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

BAB II METODE PENELITIAN. statistik untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi.

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jalancagak. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat

Valenikha Fitri Nadhira 1) dan Titik Sumarti 1)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III METODE PENELITIAN. objek penelitian menurut Arikunto (1998) yaitu variabel penelitian atau apa yang

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

VI. METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan DDCP (Dairy Development Ciater Program). 1.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). 1.2.1 Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penentuan daerah tersebut didasarkan pada daerah yang dijadikan sebagai project oleh DDCP (Dairy Development Ciater Program). 1.2.2 Penentuan Responden Penelitian Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini terbagi kedalam dua kelompok responden yaitu dengan cara sensus terhadap 11 ketua kelompok dan simple random sampling terhadap anggota kelompok. Menurut Arikunto (1998), apabila populasi berjumlah lebih dari 100 orang maka dapat diambil sampel

19 sebanyak 10-25%. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel yang akan diambil yaitu 25 peternak atau sekitar 19% dari 136 orang anggota kelompok. 1.2.3 Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer yang diperoleh dari data hasil wawancara dengan peternak sapi perah di Kecamatan Ciater, Subang dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber seperti dokumen program dari KPSBU Jabar dan Yayasan Sahabat Cipta serta bahan literatur, kondisi umum daerah penelitian yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Ciater, Subang. 1.3 Operasional Variabel dan Indikator yang Diteliti Operasional variabel yaitu penjelasan mengenai variabel-variabel yang terlihat dalam penelitian yang dimaksud sehubungan dengan model analisis yang akan digunakan. Dalam penelitian ini terdapat dua golongan variabel yaitu variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat). 1.3.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan menjadi penyebab munculnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah partisipasi peternak sapi perah terhadap program pembinaan Dairy Development Ciater Program (DDCP). Partisipasi peternak yang diteliti yaitu keterlibatan ketua kelompok dan anggota kelompok peternak pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi dalam program.

20 1.3.1.1 Ketua Kelompok 1.3.1.1.1 Perencanaan Keikutsertaan peternak dalam memberikan saran saat sosialisasi awal dan mengumpulkan data situasi awal, yaitu mengenai situasi peternak saat sebelum mengikuti program DDCP seperti populasi awal, produksi susu yang dihasilkan, keadaan kandang dan kemampuan yang dimiliki peternak. Indikator yang diukur : 1. Keikutsertaan peternak dalam kegiatan sosialisasi awal yang diadakan oleh KSBU, Danone dan Yayasan Sahabat Cipta. Peternak dalam kegiatan tersebut diminta untuk memberikan saran terhadap program yang akan dilaksanakan, selain itu sebelum program dilaksanakan pihak pelaksana program DDCP mengumpulkan data peternak yaitu data situasi awal meliputi jumlah populasi sapi perah yang dimiliki peternak, produksi susu yang dihasilkan per hari dan jumlah penerimaan yang didapatkan setiap 15 hari dari penjualan susu kepada KPSBU. a. Menghadiri sosialisasi awal, tidak ikut secara aktif dalam memberikan saran dan tidak mengumpulkan data situasi awal yang dimiliki peternak (1); b. Menghadiri sosialisasi awal, ikut secara aktif memberikan saran namun tidak mengumpulkan data situasi awal atau menghadiri sosialisasi awal, tidak ikut secara aktif memberikan saran namun mengumpulkan data situasi awal (2); c. Ikut serta secara aktif, dimana peternak menghadiri sosialisasi awal dengan aktif memberikan saran dan mengumpulkan data situasi awal yang dimiliki peternak (3).

21 2. Keikutsertaan peternak dalam menentukan kebutuhan, yaitu memberikan saran tentang kebutuhan yang dibutuhkan saat program dilaksanakan seperti sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam kegiatan. a. Anggota kelompok tidak ikut serta secara aktif dalam memberikan saran mengenai kebutuhan yang diperlukan saat program dilaksanakan, keputusan lebih diserahkan kepada ketua kelompok yang kemudian disampaikan kepada Yayasan Sahabat Cipta (1); b. Ketua dan anggota kelompok mengadakan pertemuan dan ikut serta secara aktif dalam memberikan saran mengenai kebutuhan yang diperlukan saat program berjalan dan kemudian keputusan dari hasil pertemuan disampaikan kepada Yayasan Sahabat Cipta oleh ketua kelompok (2); c. Ketua dan anggota kelompok ikut serta secara aktif memberikan saran mengenai kebutuhan yang diperlukan saat program berlangsung yang dimediasi oleh Yayasan Sahabat Cipta (3). 3. Keikutsertaan peternak dalam memberikan saran mengenai tujuan yang hendak dicapai, yaitu menentukan siatuasi yang diinginkan setelah adanya program DDCP yang mencakup bertambahnya populasi yang dimiliki, meningkatnya produktivitas dan pendapatan serta meningkatnya kemampuan yang dimiliki peternak: a. Peternak tidak dimintai saran dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai (1); b. Peternak dimintai pendapat mengenai saran yang telah ditentukan sebelumnya oleh pihak DDCP (2);

22 c. Peternak hadir dalam sosialisasi awal dan dengan aktif memberikan saran dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai (3). 1.3.1.1.2 Pelaksanaan Partisipasi ketua kelompok dalam kegiatan pelaksanaan yaitu keterlibatan dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana pada masing-masing program kerja Perbibitan bergulir, Demo Farm dan Penyuluhan. Selain itu partisipasi pelaksanaan dalam penerapan inovasi yang telah diberikan oleh DDCP. Indikator yang diukur: 1. Keterlibatan peternak dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana. a. Peternak tidak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana (1); b. Peternak bersedia memberikan dana atau sarana dan prasarana (2); c. Peternak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana (3). Perbibitan Bergulir 2. Keterlibatan peternak dalam pemilihan sapi kredit dalam program perbibitan bergulir. a. Peternak hanya menerima sapi kredit yang telah dipilih oleh pihak DDCP (1); b. Peternak memilih sapi yang baik untuk program perguliran kemudian diseleksi oleh DDCP (2); c. Peternak dan pihak DDCP bersama-sama memilih sapi yang baik untuk program perguliran (3).

23 3. Pelaksanaan pembayaran sapi kredit dalam program perbibitan bergulir ini peternak dapat membayarkannya melalui sebagian susu yang disetorkan dan uang dari hasil penjualan pedet. a. Peternak membayar angsuran dengan menggunakan uang tunai (1); b. Peternak melakukan angsuran/pembayaran kredit sapi dari salah satu hasil penjualan pedet atau dari sebagian susu yang disetorkan (2); c. Peternak melakukan angsuran/pembayaran kredit sapi dari hasil penjualan pedet dan dari sebagian susu yang disetorkan (3). Demo Farm/ Perkandangan 4. Keterlibatan peternak dalam pemeliharaan kandang yang telah direnovasi. a. Peternak tidak merawat kandang yang telah direnovasi dengan baik (1): b. Peternak merawat kandang yang telah direnovasi (2); c. Peternak merawat kandang yang telah direnovasi dengan baik dan memperbaiki bila ada kerusakan (3). Penyuluhan 5. Intensitas kehadiran peternak dalam kegiatan peyuluhan yang diadakan oleh Yayasan Sahabat Cipta. Selama program berlangsung Yayasan Sahabat Cipta telah mengadakan kegiatan penyuluhan sebanyak 12 kali a. Hadir 1-4 kali (1); b. Hadir 5-8 kali (2); c. Hadir 9-12 kali (3). 6. Kemudahan ketua kelompok dalam menerima materi penyuluhan yang telah diberikan oleh Yayasan Sahabat Cipta. Kemudahan dalam memahami materi yang diberikan oleh Yayasan Sahabat Cipta merupakan hal yang penting karena ketua kelompok bertanggung jawab dan wajib untuk menyampaikan

24 ilmu yang telah diberikan oleh Yayasan Sahabat Cipta kepada masing-masing anggotanya dalam kegiatan penyuluhan. a. Materi yang disampaikan oleh Yayasan Sahabat Cipta sulit untuk dipahami karena tidak ada alat peraga yang digunakan (1); b. Materi yang disampaikan oleh Yayasan Sahabat Cipta mudah untuk dipahami meskipun tidak menggunakan alat peraga (2); c. Materi yang disampaikan oleh Yayasan Sahabat Cipta sangat mudah dimengerti karena menggunakan alat peraga (3). 7. Kemudahan ketua dalam menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota. a. Ketua sulit menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota kelompok karena kemampuan anggota yang berbeda-beda dan tidak ada dukungan alat peraga (1); b. Ketua mudah menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota kelompok karena kemampuan anggota yang berbeda-beda dan tidak ada dukungan alat peraga (2); c. Ketua sangat mudah menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota kelompok dan ada dukungan alat peraga. 1.3.1.1.3 Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objek program atau memantau perubahan, sedangkan evaluasi yaitu menilai kontribusi program terhadap perubahan (goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi). Pada kegiatan monitoring atau pengawasan peternak mendapatkan pengawasan rutin setiap 15 hari yaitu mengisi dan mengumpulkan data tentang produksi susu,

25 populasi, penggunaan pakan hijauan dan konsentrat. Pengisian dan pengumpulan data tersebut dimulai pada bulan Maret 2014 hingga program DDCP selesai. Indikator yang diukur: 1. Keikutsertaan peternak dalam mengisi data yang diberikan setiap 15 hari, pengukuran dibagi atas: a. Form data tidak pernah diisi sendiri oleh peternak, melainkan diisi oleh petugas sensus di lapangan (1); b. Form data kadang diisi sendiri oleh peternak dan kadang diisi oleh petugas sensus namun peternak yang tetap memberi tahu data yang akan diisi oleh petugas (2); c. Form data selalu diisi sendiri oleh peternak setiap bulannya (3). Perbibitan Bergulir 2. Kemudahan dalam mengikuti program perbibitan bergulir, yaitu kemudahan peternak dalam memenuhi persyaratan yang diberikan untuk mengikuti kegiatan bibit bergulir. Adapun syarat yang berlaku yaitu diantaranya persyaratan administrasi (KTP dll), dan secara teknis dilihat dari lahan kandang yang dimiliki serta mendapatkan dukungan dari anggota kelompoknya. a. Ketua kelompok merasa kesulitan dalam mengikuti program perbibitan bergulir karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi (1); b. Ketua kelompok merasa mudah mengikuti program perbibitan bergulir walaupun banyak persyaratan yang harus dipenuhi (2); c. Ketua kelompok merasa sangat mudah dalam mengikuti program perbibitan bergulir karena tidak banyak persyaratan yang harus dipenuhi (3).

26 Demo Farm 3. Pemakaian dan perawatan inovasi teknologi kandang (Demo Farm) setelah program DDCP selesai, terbagi atas: a. Peternak sudah tidak memakai dan merawat inovasi teknologi kandang yang telah diberikan oleh DDCP setelah program selesai (1); b. Peternak masih menggunakan inovasi namun tidak merawatnya setelah program selesai (2); c. Peternak masih menggunakan dan merawat dengan baik inovasi teknologi kandang yang diberikan oleh DDCP setelah program selesai (3). 4. Penerapan inovasi teknologi kandang pada kandang yang lain, terbagi atas: a. Peternak tidak menerapkan inovasi teknologi kandang pada kandang yang lain (1); b. Peternak mulai menerapkan sebagian inovasi teknologi kandang dengan menggunakan biaya sendiri(2); c. Peternak mulai menerapkan keseluruhan inovasi teknologi kandang dengan biaya sendiri (3). Penyuluhan 5. Penerapan inovasi yang diberikan pada program penyuluhan setelah program DDCP selesai. Adapun materi penyuluhan yang telah disampaikan yaitu: dasar-dasar produksi susu, seluk-beluk kandang, bahan pakan dan pemrosesannya, biogas dan tata keuangan usaha peternakan, pencegahan dan penanganan penyakit, dan yang terakhir yaitu sharing antara peternak dengan pihak DDCP a. Peternak sudah tidak menerapkan inovasi setelah program selesai (1);

27 b. Peternak masih menerapkan 1-3 inovasi setelah program selesai (2); c. Peternak masih menerapkan 4-6 atau keseluruhan inovasi setelah program selesai (3). 1.3.1.2 Anggota Kelompok 1.3.1.2.1 Pelaksanaan Partisipasi anggota kelompok dalam kegiatan pelaksanaan yaitu keterlibatan dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana serta memberikan pengorbanan waktu pada masing-masing program kerja seperti A La Carte dan Penyuluhan. Selain itu partisipasi pelaksanaan dalam penerapan inovasi yang telah diberikan oleh DDCP. Indikator yang diukur: 1. Keterlibatan peternak dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana serta pengorbanan waktu pada program. a. Peternak tidak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana (1); b. Peternak bersedia memberikan dana atau sarana dan prasarana (2); c. Peternak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana serta memberikan pengorbanan waktu (3). A La Carte 2. Keterlibatan peternak dalam pemakaian pemeliharaan bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi. a. Peternak tidak memelihara bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi (1): b. Peternak memelihara bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi (2);

28 c. Peternak memelihara dengan baik bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi serta memperbaiki bila ada kerusakan (3) Penyuluhan 3. Intensitas kehadiran anggota kelompok dalam kegiatan peyuluhan yang diadakan oleh ketua kelompok. Selama program berlangsung telah diadakan kegiatan penyuluhan sebanyak 12 kali a. Pernah hadir 1-4 kali (1); b. Hadir 5-8 kali (2); c. Selalu hadir setiap ada kegiatan penyuluhan 9-12 kali (3). 4. Tempat melaksanakan kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh Ketua kelompok. a. Peternak tidak pernah melakukan kegiatan penyuluhan di balai yang telah disediakan (1); b. Peternak kadang-kadang melakukan kegiatan penyuluhan di balai yang telah disediakan (2); c. Peternak selalu melakukan kegiatan penyuluhan di balai yang telah disediakan (3). 5. Kemudahan anggota kelompok dalam menerima materi penyuluhan yang telah diberikan oleh ketua kelompok. a. Materi yang disampaikan oleh ketua kelompok tidak mudah untuk dipahami karena tidak ada alat peraga yang digunakan (1); b. Materi yang disampaikan oleh ketua kelompok mudah untuk dipahami tapi tidak menggunakan alat peraga (2); c. Materi yang disampaikan oleh ketua kelompok sangat mudah dimengerti karena menggunakan alat peraga (3).

29 1.3.1.2.2 Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objek program atau memantau perubahan, sedangkan evaluasi yaitu menilai kontribusi program terhadap perubahan (goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi). Pada kegiatan monitoring atau pengawasan peternak mendapatkan pengawasan rutin setiap 15 hari yaitu mengisi dan mengumpulkan data tentang produksi susu, populasi, penggunaan pakan hijauan dan konsentrat. Indikator yang diukur: 1. Keikutsertaan peternak dalam mengisi data yang diberikan setiap 15 hari, pengukuran dibagi atas: a. Form data tidak pernah diisi sendiri oleh peternak, melainkan diisi oleh petugas sensus di lapangan (1); b. Form data kadang diisi sendiri oleh peternak dan kadang diisi oleh petugas sensus namun peternak yang tetap memberi tahu data yang akan diisi oleh petugas (2); c. Form data selalu diisi sendiri oleh peternak setiap bulannya (3). A La Carte 2. Pemakaian dan perawatan inovasi teknologi bak pakan dan bak minum setelah program DDCP selesai, terbagi atas: a. Peternak sudah tidak memakai dan merawat inovasi teknologi bak pakan dan bak minum yang telah diberikan oleh DDCP setelah program selesai (1);

30 b. Peternak masih menggunakan inovasi bak pakan dan bak minum namun tidak merawatnya setelah program selesai (2); c. Peternak masih menggunakan dan merawat dengan baik inovasi teknologi bak pakan dan bak minum yang diberikan oleh DDCP setelah program selesai (3). 3. Penerapan inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain, terbagi atas: a. Peternak tidak menerapkan inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain karena tidak adanya biaya (1); b. Peternak mulai menerapkan salah satu dari inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain dengan menggunakan biaya sendiri(2); c. Peternak mulai menerapkan keseluruhan inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain dengan biaya sendiri (3). Penyuluhan 4. Penerapan inovasi yang diberikan pada program penyuluhan setelah program DDCP selesai. Adapun materi penyuluhan yang telah disampaikan yaitu diantaranya: dasar-dasar produksi susu, seluk-beluk kandang, bahan pakan dan pemrosesannya, biogas dan tata keuangan usaha peternakan, pencegahan dan penanganan penyakit, dan yang terakhir yaitu sharing antara peternak dengan pihak DDCP a. Peternak sudah tidak menerapkan inovasi setelah program selesai (1); b. Peternak masih menerapkan 1-3 inovasi setelah program selesai (2); c. Peternak masih menerapkan 4-6 atau keseluruhan inovasi setelah program selesai (3).

31 1.3.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat yaitu variabel yang terjadi atau berubah karena mendapat pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pada keberhasilan usaha peternak sapi perah. Keberhasilan usaha dalam penelitian ini diukur dengan 3 hal yaitu peningkatan populasi sapi perah, peningkatan produksi susu yang dihasilkan per ekor per hari dan penerimaan yang diterima setiap 15 hari. Indikator yang diukur yaitu : 1. Populasi Sapi Perah Indikator yang diukur : Pertambahan populasi sapi perah yang dimiliki dari saat sebelum hingga setelah mengikuti program. Menurut data DDCP pada tahun 2011 rata-rata kepemilikian sapi perah pada tahun 2011 atau saat sebelum peternak mengikuti program DDCP yaitu sebanyak 2 ekor sapi laktasi. a. Rendah, bila populasi yang dimiliki tetap atau tidak meningkat (1); b. Cukup, bila populasi meningkat sampai 25% (2); c. Tinggi, bila populasi meningkat >25% (3). 2. Produksi Susu Indikator yang diukur : Peningkatan jumlah produksi susu yang dihasilkan dari saat sebelum dan setelah mengikuti program. Menurut data DDCP pada tahun 2011 ratarata produksi susu pada tahun 2011 sebesar 9,86 liter/hari/ekor, sedangkan kini idealnya produksi susu yaitu sebanyak 15-20 liter/ekor/hari.: a. Rendah, bila produksi susu tetap atau tidak meningkat (1); b. Cukup, bila produksi susu meningkat hingga 25% (2);

32 c. Tinggi, bila produksi susu meningkat >25% (3). 3. Penerimaan Indikator yang diukur : Peningkatan penerimaan peternak dari sebelum dan setelah peternak mengikuti program DDCP. Data ini diperoleh dari dokumen program yang dimiliki oleh Yayasan Sahabat Cipta berupa data sekunder. Keberhasilan peningkatan penerimaan terbagi atas: a. Rendah, bila penerimaan tetap atau tidak meningkat (1); b. Cukup, bila ada pertambahan penerimaan hingga 25% (2); c. Tinggi, bila ada pertambahan penerimaan >25% (3). 1.3.3 Model Analisis Data Pengukuran yang diberikan terhadap variabel bebas (partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP) dan variabel terikat (keberhasilan usaha peternak sapi perah) yaitu dengan skala ordinal. Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden berkaitan dengan indikator dalam variabel bebas dan variabel terikat diberi nilai 3, 2 dan 1. Pengkelasan kategori partisipasi peternak dan keberhasilan usaha peternak sapi perah dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari setiap jawaban responden. Jumlah keseluruhan yang diperoleh dibuat dalam kelas-kelas interval yang terdiri dari 3 kelas interval. Penentuan kelas interval perlu menentukan batas atas dan batas bawah kelas terlebih dahulu guna mendapatkan panjang interval. Rumus menentukan pajang interval :

33 Dimana : Batas atas kelas Batas bawah kelas Jumlah jangkauan : Jumlah pertanyaan nilai jawaban tertinggi : Jumlah pertanyaan nilai jawaban terendah : batas atas kelas batas bawahkelas Dengan demikian, kelas kategori untuk variabel bebas (partispiasi peternak) pada Ketua Kelompok dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 15 buah pertanyaan adalah: a. 14,5 24,5 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori rendah b. 24,51 34,51 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori sedang c. 34,52 45,5 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori tinggi Kelas kategori untuk variabel bebas (partispiasi peternak) pada anggota kelompok dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 9 buah pertanyaan adalah: a. 8,5 14,5 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCPtermasuk kategori rendah b. 14,51 20,51 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori sedang c. 20,52 27 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori tinggi

34 Kelas kategori untuk variabel terikat (keberhasilan usaha sapi perah) pada ketua dan anggota kelompok dengan jumlah pertanyaan sebanyak 3 pertanyaan adalah: a. 2,5 4,5 = Keberhasilan usaha sapi perah termasuk kategori rendah b. 4,51 6,51 = Keberhasilan usaha sapi perah termasuk kategori sedang c. 6,52 9,5 = Keberhasilan usaha sapi perah termasuk kategori tinggi Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk Ordinal (Suharto, 2004). Dimana : Σxi 2 = N3 N ΣT 12 xdanσt x = t3 t 12 Σyi 2 = N3 N ΣT 12 ydanσt y = t3 t 12 Keterangan : r s = Korelasi Rank Spearman x i = Variabel X (variabel bebas) y i = Variabel Y (variabel terikat)

35 T x = Jumlah rank kembar pada variabel X T y =Jumlah rank kembar pada variabel Y N = Jumlah populasi responden d i = Jumlah kuadrat selisish rank kembar antara variabel X dan variabel Y Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Uji signifikan terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan uji satu sisi, dimana jika rshitung > rs Tabel maka tolak H0 dan terima H1. Hipotesis yang diajukan yaitu: H0 = Tidak terdapat hubungan positif antara partisipasi peternak dengan keberhasilan usaha sapi perah. H1 = Terdapat hubungan positif antara partisipasi peternak dengan keberhasilan usaha sapi perah.

36 Tabel 1 Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi (positif atau negatif) Interpretasi <0,20 Lemah Sekali 0,20-0,40 Lemah 0,40-0,70 Cukup Erat (Moderat) 0,70-0,90 Erat >0,90 Sangat Erat Sumber: Guilford (1956:145) dalam Jalaludin Rakhmat (1998:28), Metode Penelitian Komunikasi