BAB III METODE PENELITIAN. mendiskripsikan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan

Gumbreg No. 1Purwokerto. RSUD Pro! Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode Penelitian Deskriptif / Survey. Deskriptif / Studi kasus

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan

REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON Abstrak

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan

Jurnal Dinamika Manajemen

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

PENGUKURAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI RSUD dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang hanya melakukan pengukuran kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. ANUGERAH TEKINDO SASINAAP. MULIA Jl. Argo Kelud 12 Ponggok - BLITAR Jawa Timur.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sejarah Berdirinya RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2013 DAN 2014

prestasi. Disisi lain, perbedaan juga tampak jelas pada sifat konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

FARISA HARDHIYANI B

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. usaha mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi tempat kerja merupakan wadah dimana para pegawai melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Penelitian ini merupakan studi kasus pada rumah sakit islam PKU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit mempunyai peran yang penting dalam memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

EVALUASI STRATEGI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PATAR ASIH. Samuel Sabam P. Panjaitan E. Kusumadmo

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

2 Sumber daya manusia medis dan non medis merupakan kunci keberhasilan rumah sakit, karena rumah sakit adalah suatu bentuk organisasi yang berfungsi s

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

Accounting Analysis Journal

ANALISIS RASIO FINANCIAL DAN RASIO NON FINANCIAL SEBAGAI DASAR PENGUKURAN KINERJA RSUP DR. MUHAMMAD HOESIN PALEMBANG JURNAL MASNAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Cabang Kreo Tangerang.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA RSUD DR. SOEDONO MADIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI : BERKUALITAS DI SEMUA LINI PELAYANAN MISI TUJUAN SASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA. Dewi Arofah Maswar Patuh Priyadi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KERJA (PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) CABANG BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

Transkripsi:

93 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu mendiskripsikan kinerja RSU PKU Muhammadiyah Delanggu secara kualitatif.analisis data yang dilakukan dengan pendekatan komparatif yaitu membandingkan antara capaian indikator kinerja dimasing masing perspektif dengan target atau standar. B. Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu sebagai obyek penelitiannya karena rumah sakit ini merupakan salah satu organisasi sektor publik berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat. Maka diperlukan suatu pengukuran kinerja yang tepat untuk diterapkan pada rumah sakit ini agar dapat menilai kinerja rumah sakit apakah sudah dapat dikatakan baik sesuai dengan yang diharapkan PCM Delanggu serta masyarakat. C. Populasi dan Sampel 1. Perspektif Keuangan Populasi perspektif keuangan adalah data keuangan yang diambil selama 3 tahun yaitu tahun 2012, 2013 dan 2014. Selanjutnya sampel penelitian adalah laporan neraca dan laporan rugi laba tahun 2012, 2013 dan 2014.

94 2. Perspekif Custumer a. Tingkat Kepuasan Pelanggan Populasi kepuasan pelanggan adalah data kepuasan pelanggan yang diambil selama 1tahun dari data kasubag. Humas dan pemasaran yaitu tahun 2015. b. Kemampuan Mempertahankan Pelanggan Lama Populasi adalah seluruh data pengunjung lama dan kunjungan ulang pasien RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, sampel diambil dari tahun 2012, 2013, dan 2014. c. Kemampuan Menarik Pelanggan Baru Populasi adalah seluruh data pengunjung baru pasien RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, sampel diambil dari tahun 2012, 2013, 2014. d. Tingkat pertumbuhan custumer Populasi adalah seluruh data pengunjung lama dan baru pasien RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, sampel diambil dari tahun 2012, 2013, 2014. 3. Perspektif Proses bisnis internal a. Indikator Pelayanan ( BOR, ALOS, TOI, BTO, GDR, NDR, angka rujukan)

95 Populasi adalah data indicator pelayanan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, sampel diambil dari tahun 2012, 2013, dan 2014. b. Indikator rasio ketenagaan perawat Populasi adalah data dari pola kebutuhan tenaga di bagian kepegawaian RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, sampel diambil dari tahun 2012, 2013, dan 2014. c. Indikator mutu asuhan keperawatan Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin berdasarkan data pasien rawat inap tahun 2014 sebesar 13.399. Sampel diambil dari keluarga pasien yang dengan cara menyebarkan angket kepada keluarga pasien. 13.399 n = 1+ 13.399(0,10) 2 = 99,25 ( dibulatkan 99) kepegawaian RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, sampel diambil dari tahun 2012, 2013, dan 2014. d. Kemampuan Inovasi. Populasi menggunakan data primer yang diperoleh melalui data realisasi restra pengembangan pelayanan dan wawancara mendalam Dengan informan data inovasi pelayanan dari RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tahun 2012. 2013, 2014

96 4. Perspektif pembelajaran dan Pertumbuhan a. Kompetensi karyawan Populasi menggunakan data primer yang diperoleh melalui data karyawan gap kompetensi karyawan dari bagian kepegawaian RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tahun 2012. 2013, 2014 b. Kepuasan Karyawan metode pengambilan sampel untuk kepuasan karyawan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu adalah metode Non Random Sampling yaitu Convenience Sampling dimana penentuan jumlah sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Nur Indriantoro dan Bambang,1999 : 130). Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut ini.sampel diambil dari karyawan yang berstatus pegawai menuju tetap masa kerja diatas dua tahun yang berjumlah 157 orang 157 n = 1+ 157(0,10) 2 = 61,08 (dibulatkan 61) c. Retensi karyawan Populasi adalah data turnover pegawai tahun 2012, 2013, 2014. d. Learning,Capacity for chang, Boundarylessness, accountability index

97 Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin. Sampel diambil dari karyawan yang berstatus pegawai menuju tetap masa kerja diatas dua tahun yang berjumlah 157 orang 157 n = 1+ 157(0,10) 2 = 61,08 (dibulatkan 61) e. Transaction processing application Populasi menggunakan data primer yang diperoleh melalui data prosentase ceklist fasilitas Transaction processing application RSU PKU Muhammadiyah Delanggu tahun 2012. 2013, 2014 D. Variabel Penelitian Data yang diprlukan dalam penelitian ini dapat dikelompkkan dalam variabel yaitu : Variabel Balanced Scorecard 1. Variabel pertama ( X1) Kinerja perspektif keuangan a. ROI ( Return On Invesmets) b. Sales Growth Pertumbuhan pendapatan c. Perubahan Biaya / Rasio Efisiensi d. Profit margin 2. Variabel kedua ( X2) Kinerja perspektif konsumen a. PangsaPasar/ Activity Growth Retensi Pelanggan / c. Akuisisi Pelanggan /Customer Acquisition

98 d. Kepuasan Pelanggan 3. Variabel ketiga ( X3) Kinerja perspektif Proses Bisnis Internal a. Inovasi pelayanan b. BOR (Bed Occupancy Rate) c. LOS (Length Of Stay) d. TOI (Turn Over Internal) e. BTO (Bed Turn Over Ratio) f. GDR (Gross Death Rate) Gross Death Rate g. NDR (Gross Death Rate) Nat Death Rate h. Angka rujukan i. Mutu Asuhan Keperawatan j. Rasio kebutuhan Perawat 4. Variabel pertama ( X4) Kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan: a. Kompetensi Karyawan b. Kepuasan karyawan c. Retensi karyawan d. Learning e. Capacity for chang f. Boundarylessness g. accountability index h. Transaction processing application

99 e. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan ukuran yang terkandung penilaian kinerja standar yang ditetapkan Rumah Sakit dan menurut Balanced scoredcard,adapun definisi Penelitian ini menggunakan ukuran yang terkandung penilaian kinerja standar yang ditetapkan Rumah Sakit dan menurut Balanced scoredcard,adapun definisi operasionalnya adalah 1. Mengukur kinerja perspektif keuangan adalah tingkat perhatian dan tingkat hubungan yang diciptakan oleh rumah sakit dengan pelanggan. Tolak ukur kinerja pelanggan adalah : Tingkat kepuasan pelanggan. Kemampuan mempertahankan pelanggan lama (retensi pelanggan) Kemampuan menarik pelanggan baru (akuisisi pelanggan Pangsa pasar a. ROI (Return On Invesment ) Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kekuatan penghasilan terhadap asset rasio tersebut,menyatakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan menjadi ukuran keefektifan manajemen.adapun rumusnya : EBIT + Penyusutan ROI = x 100% Capital Employed EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan aktiva tetap,aktiva lain lain,aktiva non produktif

100 Penyusutan adalah depresiasi dan amortisasi Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku. Total aktiva dikurangi hutang lancer.( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA,2011 ) b. Sales Growth Pertumbuhan pendapatan Pertumbuhan Pendapatan adalah gambaran tingkat pertumbuhan pelayanan yang dapat dilihat dari peningkatan pendapatan rumah sakit untuk mengetahui pertumbuhan rumah sakit dari tahun ke tahun. Pengukurannya; Sales Growth Pendapatan Tahun Berjalan - Pendapatan Tahun Lalu Pendapatan Tahun Lalu ( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA,2011 ) c. Rasio Efisiensi Pertumbuhan biaya adalah gambaran tingkat perkembangan pengendalian biaya, yang digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan perubahan biaya pada rumah sakit yang diperoleh pada periode sebelumnya. Semakin menurunnya biaya tiap tahunya berarti dapat menekan pengeluaran yang tidak perlu. Pengukuranya dengan cara membandingkan biaya operasional dengan pendapatan operasional

101 Pengukurannya; Rasio efisiensi = Biaya Operasional Pendapatan Operasional ( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA,2011 ) d. Profit margin Profit Margin (PM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Semakin besar profit Margin, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

102 laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba Definisi : Keuntungan bersih ( Profit Margin), merupakan keuntungan bersih dibagi penjualan bersih, dan dinyatakan dalam persentase. keuntungan bersih Profit margin = x 100 % penjualan bersih ( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA,2011 ) 2. Mengukur kinerja perspektif konsumen adalah tingkat perhatian dan tingkat hubungan yang diciptakan oleh rumah sakit dengan pelanggan. Tolak ukur kinerja pelanggan adalah : Tingkat kepuasan pelanggan. Kemampuan mempertahankan pelanggan lama (retensi pelanggan) Kemampuan menarik pelanggan baru (akuisisi pelanggan) Pertumbuhan pangsa pasar. a. Pertumbuhan Pangsa Pasar (market share)/ Activity Growth Menggambarkan seberapa besar prosentase pertumbuhan jumlah pasien yang dikuasai oleh rumah sakit dalam suatu segmen

103 tertentu. Pangsa pasar dihitung berdasarkan jumlah pasien baik pasien rawat jalan dan rawat inap. Semakin besar jumlah pasien maka akan semakin baik pangsa pasarnya Cara ukur : data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan rumus : Jumlah total pelanggan tahun berjalan AG= x 100% Jumlah total pelanggan tahun lalu ( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA,2011 ) b. Retensi Pelanggan / Mengukur sejauh mana keberhasilan rumah sakit dapat mempertahankan pelanggan lama dengan menganalisa data kunjungan rawat jalan. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya persentase pertumbuhan bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini dengan cara membandingkan jumlah pelanggan lama dengan total pelanggan. Standart baik > 80% ( dr. adilla,mars dan dr.hadril Basudin, Sp.S MAH, 2010 ) Cara ukur : data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan rumus Jumlah pelanggan lama CR = x 100% Jumlah total pelanggan c. Akuisisi Pelanggan /Customer Acquisition,

104 Mengukur mengukur tingkat keberhasilan rumah sakit dalam menarik pelanggan baru, dengan menganalisa data kunjungan pasien. Standar baik >15%. ( dr. adilla,mars dan dr.hadril Basudin, Sp.S MAH, 2010 ), Cara ukur menggunakan data sekunder. d. Kepuasan Pelanggan Jumlah pelanggan baru CR = x 100% Jumlah total pelanggan Kepuasan pelanggan mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit. Ukuran kepuasan pelanggan ini akan memberikan umpan balik mengenai seberapa baik perusahaan melaksanakan bisnisnya. Cara ukur diambil dari data sekunder 3. Mengukur kinerja perspektif proses Bisnis Internal a. Inovasi pelayanan Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa yang pelanggan butuhkan. Diukur berdasarkan penambahan program layanan yang dilakukan setiap tahun ( 2012, 2013, 2014 ) Cara ukur menggunakan data sekunder. b. BOR (Bed Occupancy Rate) Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan persentase dari pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan

105 gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60%- 85%. ( Depkes RI, 2005 ) Rumus : (jumlah hari perawatan di rumah sakit) 100% (jlh tempat tidur jlh hari dalam satu periode) c. LOS (Length Of Stay) Length of Stay (LOS) merupakan rasio yang mengukur jangka waktu atau periode rata-rata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan rumah sakit. Semakin lama angka LOS maka semakin menurun tingkat efisiensi dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit itu, dan sebaliknya semakin pendek angka LOS berarti juga terjadi ketidaktelitian dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Jangka waktu pelayanan yang ideal adalah enam sampai dengan sembilan hari. ( Depkes RI, 2005 ) Rumus : (jumlah lama dirawat) (jlh pasien keluar (hidup + mati)) d. TOI (Turn Over Interval) Turn Over Internal (TOI) merupakan rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. TOI merupakan indikator penggunaan tempat tidur oleh pasien yang dirawat di rumah sakit. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efisiensi dari

106 pada penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga hari. (Depkes RI, 2005 ) Rumus : ((jumlah tempat tidur Periode) Hari Perawatan) (jumlah pasien keluar (hidup + mati)) e. BTO (Bed Turn Over Ratio) Bed Turn Over (BTO) merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya satu tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai oleh pasien. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada pemakaian tempat tidur. Menurut standar nasional, tempat tidur itu idealnya dipakai antara 40-50 kali dalam satu tahun. ( Depkes RI, 2005 ) Rumus : Jumlah pasien dirawat (hidup + mati) (jumlah tempat tidur) f. GDR (Gross Death Rate) Gross Death Rate (GDR) merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 penderita keluar. GDR merupakan jumlah keseluruhan angka kematian yang terjadi dalam rumah sakit, baik yang dirawat kurang dari 48 jam atau yang dirawat lebih dari 48 jam. Indikator ini dapat memberikan gambaran tentang kecepatan dan ketepatan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Nilai GDR yang ideal seharusnya tidak

107 lebih dari 45 per 1.000 penderita keluar, kecuali jika terjadi kejadian khusus, seperti wabah penyakit, bencana alam, perang dan lain-lain. ( Depkes RI, 2005 ) Rumus : umlah pasien mati < 48 jam 100% (jumlah pasien keluar (hidup + mati ) g. NDR (Nett Death Rate) Nett Death Rate Adalah angka kematian yang lebih dari satu atau sama dengan 48 jam setelah dirawat untuk tiap tiap 1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran tentang mutu pelayanan dirumah sakit. ( Depkes RI, 2005 ) Cara ukurnya : pasien mati 48 jam setelah dirawat NDR = jumlah untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar h. Angka rujukan Angka rujukan adalah pasien yang dikirim ke rumah sakit lain yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan atau fasilitas kusus yang tidak tersedia baik peralatan, skill, ketenagaan profesional, sehingga tidak bisa terlayani di rumah sakit PKU Muhammadiyah Delanggu. Angka rujukan ini disesuaikan dengan kemampuan kelas type rumah sakit. ( Dirjen BUK Kemenkes RI, Pedoman Penyuyunan RBA,2011 )

108 Cara ukur menggunakan data sekunder di ukur dengan menggunakan rumus Jumlah pasien yang dirujuk rasio rujukan = x 100% Jumlah total jumlah pasien Rawat inap i. Mutu asuhan keperawatan Asuhan keperawatan adalah rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada pasien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan ( Zaidin Ali,2001). Mutu pelayanan keperawatan yang merupakan hasil kegiatan asuhan keperawatan adalah terjaminnya penerapan standart asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan pendekatan proses keperawatan. Instrumen pengukurannya dengan cara menyebarkan angket kepada keluarga pasien yang memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat inap minimal dua hari. ( Dirjen Yanmed Keperawatan dan ketehnisan Medik, 2005 ) j. tenaga perawat Yaitu Jumlah kebutuhan tenaga perawat secara kuantitas yang efektif untuk yang diperlukan rumah sakit dalam melayani pasien. Pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan Gillies, dengan toleransi cadangan 30 %

109 Adapun rumus hitungannya A x B x 365 ( 365 C) X jam kerja/hari Keterangan A : jam efektif /24 jam (Waktu perawatan yang dibutuhkan per hari B : rata-rata jumlah paien/hari ( BOR x jumlah tempat tidur ) C : Jumlah hari libur/tahun ( 92 hari) 365 : jumlah hari kerja selama 1 tahun 4. Mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Adalah penilaian kemampuan rumah sakit dalam mengelola sumber daya manusia,organisasi, dan tehnologi informasi. A. Tingkat Kemampuan Pegawai/kapabilitas karyawan adalah penilaian terhadap kemampuan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dalam mengelola sumberdaya manusianya guna peningkatan produktivitas rumah sakit yang dilihat dari : tingkat kepuasan pegawai, kompetensi pegawai, turnover per pegawai a. Retensi Karyawan Penilainan dilakukan untuk menilai tingkat komitmen karyawan yang dapat dinilai dari tingkat retensi karyawan. Jumlah karyawan yang keluar Perputaran karyawan = X 100% Total karyawan pada tahun berjalan

110 Tingkat retensi karyawan dinilai baik apabila selama periode pengamatan mengalami penurunan, dinilai sedang apabila fluktuatif dan dinilai kurang apabila mengalami peningkatan. b. Kompetensi Karyawan Kompetensi karyawan adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai berupa pngetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan pada tugas jabatanya sehingga pegawai tersebut dapat melaksanakan tugasnya. ( Permenkes RI No 971 Tahun 2009 tentang kompetensi karyawan ). Adapun yang diukur meliputi, pendidikan, pelatihan, pengalaman, DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ) c. Kepuasan Karyawan Adalah keadaan emosional yang menyenangkan dimana karyawan memandang pekerjaan mereka. Cara pengukuran kepuasan kerja pegawai dilakukan dengan cara angket dengan meggunakan kuesioner kepuasan dari dengan 20 item yang dibagi atas 5 tipe (kepuasan terhadap gaji, kepuasan terhadap pengawas atau atasan, kepuasan terhadap pekerja sendiri dan kepuasan kerja keselurahan) dengan menggunakan 5 point skala likert. B. Modal Organisasi

111 Modal organisasi adalah bagaimana menjadikan organisasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu memiliki kapabilitas utama yaitui : learning, Capacity for change, boundarylessness, dan accountability. Cara pengukurannya dilakukan dengan cara angket dengan meggunakan kuesioner dengan menggunakan 5 point skala likert ( Mulyadi,2009) a. Learning Learning adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan inovasi, menciptakan ide baru, memanfaatkan ilmu dan pengetahuan. b. capacity for change capacity for change adalah kemampuan organisasi untuk bertindak secara gesit, bergerak dengan cepat dan efektif dalam merespon perubahan, dan bertindak secara fleksibel. c. Boundarylessness Boundarylessness adalah kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya. d. Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kemampuan organisasi dalam berdisiplin, merekayasa proses pekerjaan, dan menciptakan kepemilikan karyawan atas hasil. C. Transaction processing application

112 Adalah kemampuan rumah sakit untuk menyediakan dan mengelola tehnologi informasi, mengitegrasikan dan mengotomatisasi berbagai proses yang digunakan oleh karyawan dan organisasi untuk menghasilkan nilai bagi pelanggan. Cara pengukurannya dilakukan dengan melakukan chek list pada prosentase capaian implementasi program yang telah diterapkan f. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Data primer Data primer dalam penelitian ini melalui metode wawancara secara langsung kepada bagian human resources atau personalia. Data primer untuk mengevaluasi, kepuasan kerja, modal organisasi yang diperoleh dari survei menggunakan kuesioner. Responden pegawai RSU PKU Muhammadiyah Delanggu,. Sumber data primer yang digunakan adalah : a. Wawancara yaitu dengan mengadakan Tanya jawab langsung dengan pihak Rumah sakit. b. Kuesioner yaitu melalui pengajuan kuesioner yang mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan karyawan serta budaya organisasi karyawan Rumah Sakit.

113 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri oleh peneliti, namun daridata lainnya bersumber dari bagian yang bersangkutan melalui penelusuran dokumen misalnya dari jurnal, arsip perusahaan, atau publikasi lainnya. Data sekunder untuk mengevaluasi kinerja keuangan, pelanggan, proses, dan gap kompetensi. 3. Studi pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi Balanced Scorecard pada suatu Rumah Sakit. g. Analisis Data Analisis data yang dilakukan dengan pendekatan komparatif yaitu membandingkan antara capaian indikator kinerja dimasing masing perspektif dengan target, kemudian dinilai berdasarkan Balanced scorecard dengan cara diberi nilai yang dinyatakan dengan skor total Analisis data dilakukan dengan cara : 1. Menentukan indikator sasaran strategi dimasing masing perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuan. 2. Menentukan ukuran target atau standar yang mengacu pada target rumah sakit atau kalu tidak ada mengacu pada standar baku Departemen kesehatan atau standart peneliti sebelumnya.

114 4. Mengukur indikator sasaran strategi dengan menggunakan data primer atau data sekunder. 5. Membendingkan target atau standar dengan dengancapaian indikator sasaran strategi 6. Pemberian penilaian skor pada indikator. Pengukuran dengan memberikan skor menggunakan skala penilaian (rating scale) yaitu stape scale yang merupakan skala yang menilai objek yang diteliti, mengguankan nilai Tingkat prestasi diatas target dinilai 1 kriteria baik, Tingkat prestasi sesuai target dinilai 0 kriteria cukup, Tingkat prestasi dibawah target dinilai -1 kriteria jelek. Skor Kriteria Penilaian Pengertian 1 Baik Tingkat Prestasi diatas target 0 Cukup Tingkat prestasi sesuai target -1 Kurang Tingkat prestasi dibawah target 7. Penilaian kinerja secara terukur, berimbang, komprehensif dan berkesinambung Penilaian kinerja dilakukan dengan menjumlahkan total skor 1 dikurangi total skor -1 kemudian hasil pengurangan tersebut dibagi jumlah indikator, berdasarkan hasil dari pembagian tersebut untuk menentukan batas daerah kurang, cukup, dan baik dengan asumsi bahwa kinerja kurang adalah <50% (<0 sampai dengan -1). Kinerja cukup adalah 50% - 75% (0 sampai dengan 0,5). Kinerja baik adalah >75% (>0,5

115 sampai dengan 1). Asumsi yang digunakan bahwa 75% adalah sama dengan 0,5. Berikut adalah gambaran kinerja. Kurang Cukup Baik -1 0 0,5 1 0% 50% 75% 100% # $% % & Gambar 3.1. Kurva Kinerja h. Etika Penelitian Sebelum dilakukan penelitian, Terlebih dahulu dilakukan uji proposal oleh dewan penguji Pasca sarjana MMR UMY untuk dipenuhi oleh peneliti. Penelitian ini juga harus mendapatkan izin dari Kepala rumah sakit, tempat penelitian dilakukan. Seluruh informasi yang diberikan untuk penelitian ini akan dijaga kerahasiannya dan tidak akan digunakan di luar kepentingan penelitian ini. Sebelum dilakukan penelitian akan melapor dulu pada bagian diklat RSU PKU Muhammadiyah Delanggu dan memberikan surat ijin

116 penelitian yang dikeluarkan oleh Pasca sarjana MMR UMY, selain itu juga menyampaikan tentang subyek penelitian, waktu penelitian, dan hal-hal yang ingi dicapai dalam penelitian ini, serta menyerahkan 1 explempar proposal penelitian