BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Premi Pengertian dari Premi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada perusahaan asuransi untuk memperoleh manfaat pertanggungan. Perusahaan, dalam hal ini bagian aktuaria akan membentuk suatu tabel tarif premi yang digunakan sebagai dasar perhitungan premi. Tabel tarif ditentukan oleh 3 faktor, yaitu : 1. Tabel Mortalita (Mortality Table) 2. Bunga Majemuk (Compound Interest) 3. Biaya Operasi (Loading for Expenses) Setelah tersedia tabel premi, maka kita perlu memperhatikan beberapa faktor untuk menentukan berapa premi yang hams dibayar oleh pemegang polis untuk memperoleh manfaat asuransi, yaitu : 1. Besarnya uang pertanggungan Premi atas uang pertanggungan yang besar akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil. 2. Umur Tanggungan Premi atas tertanggung berumur tua akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas tertanggung berumur muda 46
3. Masa Asuransi Jumlah premi dengan masa asuransi yang lama akan lebih kecil dibandingkan dengan masa asuransi yang lebih singkat kecuali untuk asuransi jangka warna 4. Jenis Asuransi Premi atas asuransi yang mempunyai manfaat yang banyak akan lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai manfaat sedikit. 5. Jenis Kelamin Tertanggung Pria dikategorikan berisiko tinggi sehingga rate preminya lebih tinggi daripada rate premi Wanita. 6. Cara Membayar Premi Premi yang dibayar secara tiga bulanan lebih besar dibandingkan dengan premi tahunan, sebagai akibat faktor pembungaan. 7. Jenis Valuta Uang Pertanggungan Rate premi antara Valuta Rupiah dan US Dollar berbeda. 8. Standar dan Sub Standar Premi atas asuransi standar akan lebih kecil dibandingkan dengan yang sub standar. Premi yang tercantum dalam buku tarif {Rate Book) adalah premi standar, sedangkan untuk premi sub standar akan ditentukan tersendiri oleh Bagian Underwriting Kantor Pusat. 47
B. Perhitungan Premi Atas dasar penjelasan di atas, wajar apabila tiap perusahaan asuransi jiwa mempunyai tarif (Rate) premi sendiri-sendiri. Premi pada dasarnya harus dibayar tahunan, namun perusahaan asuransi biasanya memberikan kelonggaran, yaitu dengan mengizinkan pengangsuran premi secara semester (6 bulanan) ataupun triwulan (3 bulanan) dan ada pula yang pembayaran sekaligus maupun pembayaran bulanan Rumus untuk menghitung premi adalah sebagai berikut: Premi Tahunan = Uang Pertanggungan x Rate Premi 1000 Premi Semester = 52 % x Premi Tahunan Premi Triwulan = 26.5 % x Premi Tahunan Pada prinsipnya pembentukan untuk setiap jenis premi asuransi perhitungannya adalah sama. Unsur-unsur yang membentuk premi antara lain : Taiif/Rate, harga pertanggungan atau dapat juga memakai harga pasar, komisi dan biaya-biaya. Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan contoh perhitungan premi untuk asuransi jiwa pada perusahaan asuransi jiwa P.T. Manulife Indonesia Contoh cara perhitungan premi: 1). Ibu Santi membeli polis Dwiguna Bertahap 21 dengan uang pertanggungan (UP) sebesar Rp 25.000.000,- Umur pada saat masuk asuransi 35 tahun. 48
Maka tarif premi dapat dihitung sebagai berikut: Di dalam buku Rate, tarif premi program Dwiguna bertahap 21 untuk wanita umur 35 tahun dengan valuta Rupiah adalah 59.99 per 1000 uang pertanggungan, Premi Tahunan = Rp 25.000.000 x 59.99 = Rp 1.499.750,- 1000 Bila dibayar secara Semesteran menjadi: 52 % x Rp 1.499.750,- = Rp 779.870,- Bila dibayar secara Triwulanan menjadi: 26.5 % x Rp 1.499.750,- = Rp 397.435,- 2). Bapak Budi membeli polis Seumur Hidup 20 dengan UP sebesar $ 100.000. Umur pada saat mulai asuransi 35 tahun. Rupiah premi Triwulan yang hams dibayar pada saat ini bila Kurs Dollar = Rp 9500 Maka tarif premi dapat dihitung sebagai berikut: Tarif premi program Seumur Hidup 20 untuk pria berumur 35 tahun dengan Valuta Dollar adalah 21,07 untuk setiap 1000 uang pertanggungan Premi Tahunan = US $ 100.000 x 21.07 = US $ 2.107 1000 Premi Semesteran = 52 % x US $ 2.107 = US $ 1.095,64 Premi Triwulan = 26,5 % x US $ 2.107 = US $ 558,35 Dalam Rupiah = US $ 558,35 x Rp 9500 = Rp 5.304.325,- 49
C. Metode Pengakuan Pendapatan Premi dan Pencatatannya 1. Metode Pengakuan Pendapatan Premi Di dalam menentukan kapan pendapatan dan biaya diakui di dalam perusahaan asuransi bukan merupakan hal yang cukup mudah. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh setiap perusahaan asuransi jiwa mungkin berbeda karena belum adanya ketentuan yang mengaturnya di dalam DAI (Dewan Asuransi Indonesia), sehingga setiap perusahaan menggunakan praktek asuransi yang umum dilakukan. Pangakuan pendapatan dan biaya dalam Perusahaan Asuransi di Indonesia merupakan hal penting, karena pendapatan dan biaya (dalam hal ini pendapatan premi dan biaya klaim), merupakan faktor utama kegiatan operasi perusahaan akan menentukan laba yang nantinya akan diperoleh. Dalam mengakui pendapatannya ada banyak cara yang digunakan. Untuk pendapatan yang diterima dari premi merupakan hasil penjualan, perusahaan mengakui pendapatan premi pada saat dijual atau pada saat tagihan dibuat (pada saat pendapatan diterima sebelum dilakukan pemberian jasa). Perusahaan akan mengakui pendapatan premi yang diperoleh secara merata setiap hari sebagai pendapatan selama masa pertanggungan. Premi yang telah menunggak selama lebih dari 3 (tiga) bulan tidak akan diakui 50
sebagai pendapatan, dimana premi tersebut akan diakui pendapatan jika pembayaran premi sudah diterima. Pendapatan yang diperoleh pada perusahaan asuransi jiwa tidak hanya berasal dari premi, melainkan juga dari pendapatanpendapatan yang lain di luar usahanya. Pendapatan komisi dari perusahaan reasuransi misalnya, akan diakui apabila komisi reasuransi tersebut telah disetujui oleh perusahaan dan reasurandur. Pendapatan komisi sama halnya dengan pendapatan premi, dalam setiap periode tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Sedangkan untuk pendapatan-pendapatan lain cara pengakuan pendapatan pada saat penjualan, sama halnya dengan pendapatan yang diperoleh dari pembayaran premi tetapi ada juga yang diakui pada saat diterimanya uang. Contohnya adalah dalam penjualan aktiva tetap perusahaan, perusahaan asuransi akan menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan premi. Hal ini dikarenakan pada saat penjualan, sebagian besar biaya sudah dikeluarkan dan aktiva tetap tersebut telah meninggalkan perusahaan. Untuk pengakuan biaya yang terjadi di perusahaan asuransi jiwa diakui pada saat biaya tersebut dikeluarkan pada waktu yang tidak dapat ditentukan terlebih dahulu, kecuali biaya-biaya operasional perusahaan seperti biaya gaji pegawai, biaya listrik dan telepon, biaya air (PAM) dan sebagainya. 51
Perusahaan mengakui biaya-biaya seperti biaya klaim dan biaya komisi pada waktu yang tidak dapat ditentukan terlebih dahulu Kaaren besarnya biaya-biaya tersebut tidak dapat ditentukan, biaya klaim diakui sebagai biaya dalam tahun buku dimana klaim tersebut terjadi atau dibayar, tanpa memperhatikan waktu terjadinya klaim dan waktu membukukan premi, Biaya komisi untuk para agen marketing pengakuannya juga akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Biaya ini dibebankan langsung pada periode terjadinya dan tidak diamortisasi sesuai dengan masa pembayaran premi. Dari penjelasan-penjelasan di atas, terlihat bahwa metode pengakuan pendapatan sangat mempengaruhi besarnya pendapatan. Pendapatan yang berbeda tentu akan mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Pengakuan biaya yang dapat dihubungkan dengan pendapatan premi pada perusahaan asuransi jiwa ternyata bersifat unik, dimana matching concept against revenue tidak dapat sepenuhnya diterapkan. Biaya klaim dibebankan pada saat terjadinya dan tidak dapat di matched sepenuhnya ke dalam pendapatan premi secara proposional. Demikian juga dengan biaya komisi, tidak dapat di matched secara akurat dengan pendapatan preminya. 52
Dimana karena sifat industri (perusahaan) asuransi berbeda dengan industri manufaktur maupun industri lainnya dimana matching concept tidak dapat diterapkan sepenuhnya karena Pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan (biaya klaim) tidak terjadi pada saat periode yang sama. 2. Cara Mencatat Pendapatan Pada perusahaan asuransi jiwa dalam mencatat pendapatan menggunakan metode Accrual Basis. Hal ini disebabkan karena bidang usaha perusahaan asuransi yaitu bagian dari perusahaan jasa, pencatatan pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan berbeda dengan perusahaan manufaktur, dimana dalam perusahaan manufaktur pendapatan dan biaya dicatat pada periode yang sama sehingga match. Namun dalam perusahaan asuransi matching concept tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Perbedaan ini dikarenakan adanya pendapatan yang diterima tidak akan sama dalam setiap periodenya, juga biaya yang dikeluarkan tidak dapat dianggarkan dan ditentukan terlebih dahulu kecuali biaya gaji pegawai, biaya listrik dan telepon serta biayabiaya operasional lainnya. Bagi perusahaan, dengan penggunaan metode Accrual Basis ini diharapkan tidak akan terjadi kesimpangsiuran dalam 53
sistem akuntansi perusahaan serta di dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan laba perusahaan. Semua pendapatan dan biaya yang terjadi di dalam perusahaan hams dicatat dan dibukukan. Pencatatan ini bertujuan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan teratur dan baik. Hal ini juga berlaku dalam akuntansi pada perusahaan asuransi Pada Perusahaan Asuransi Jiwa mencatat pendapatan yang diperolehnya dengan menggunakan metode Accrual Basis. Perusahaan mengakui pendapatan premi, yang merupakan pendapatan utama perusahaan pada saat tagihan dibuat (pada saat pendapatan diterima sebelum dilakukan pemberian jasa). Untuk lebih jelasnya, penulis memberikan sebuah contoh perbandingan penggunaan Metode Accrual Basis dan Cash Basis di dalam mencatat pendapatan premi. Tanggal 1 April 2004 Tuan Budi mengambil asuransi jiwa seumur hidup 20 dengan uang pertanggungan Rp 100.000.000,- Usia Tuan Budi pada saat itu 40 tahun, premi dibayar dimuka secara tahunan. Dengan melihat tabel rate premi misal Perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia angka dasar premi seumur hidup 20 adalah 18.58 54
Perhitungan pembayaran premi tahunan : Rumus : = jjanr; Pertanggungan X rate premi 1000 = Rp 100.000.000.- X 18.58 1000 = Rp 1.858.000,- Pencatatan pendapatan premi dengan menggunakan Accrual Basis adalah sebagai berikut: 1 April 2004 Kas Rp 1.858.000,- Pendapatan premi diterima dimuka Rp 1.858.000,- 31 Des 2004 Pendapatan premi diterima dimuka Rp 1.393.500,- Pendapatan premi Rp 1.393.500,- ( 9/12 X Rp 1.858.000,- = Rp 1.393.500,-) Pencatatan pendapatan premi dengan menggunakan Cash Basis adalah sebagai berikut: 1 April 2004 Kas Rp 1.858.000,- Pendapatan Rp 1.858.000,- Perusahaan akan mencatat premi tersebut sebagai premium income pada saat pertanggungan dan diakui secara merata setiap hari sebagai pendapatan selama masa pertanggungan. Cara pencatatan biaya dalam perusahaan asuransi juga tidak kalah pentingnya dengan cara pencatatan untuk pendapatan yang diterima. Dalam mencatat biaya-biaya yang terjadi, perusahaan juga menggunakan metode yang sama dengan metode Accrual 55
Basis, dengan cam Accrual Basis ini biaya yang dikeluarkan akan dianggap sebagai hutang terlebih dahulu. Klaim dicatat dan diakui pada saat timbulnya kewajiban yaitu setelah disetujui dan ditetapkan besarnya ganti rugi yang pasti berdasarkan Laporan Penyisihan Klaim (LPK) yang bersangkutan. Misalnya : Pada tanggal 20 Agustus 2004 Tuan Dito mengalami kecelakaan, sedangkan Tuan Dito telah mengikuti asuransi seumur hidup 20 pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Pada saat itu Tuan Dito berusia 40 tahun dengan uang pertanggungannya Rp 50.000.000,- Atas kejadian ini Tuan Dito mengajukan klaimnya kepada perusahaan asuransi jiwa PT. Manulife Indonesia Atas kejadian ini maka dicatat: a. Pada saat klaim disetujui: Biaya klaim Rp 50.000.000,- Hutang klaim Rp 50.000.000,- Analisa : Perkiraan biaya : Biaya klaim bertambah sebesar Rp 50.000.000,- sehingga harus didebet sejumlah yang sama. Perkiraan kewajiban ; Hutang klaim bertambah sebesar Rp 50.000.000,- sehingga harus dikredit sejumlah yang sama. 56
b. Pada saat klaim dilunasi Hutang klaim Rp 50.000.000,- Kas Rp 50.000.000, Analisa: Perkiraan kewajiban : hutang klaim berkurang Rp 50.000.000,- sehingga hams didebet sejumlah yang sama Perkiraan aktiva : kas berkurang sebesar Rp 50.000.000,- sehingga hams dikredit sejumlah yang sama. Melihat pencatatan klaim diatas adalah memakai metode Accrual Basis, karena dasar pencatatan pada saat disetujui dan ditetapkan dengan besarnya jumlah ganti rugi kerugian. Pencatatan dan p^ngakuan demikian adalah sudah benar karena beban klaim diakm dan dicatat bersama dengan tumbuhnya kewajiban yaitu pada periode tercapainya persetujuan ganti rugi kepada tertanggung. Atas klaim yang diajukan perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia akan secepatnya melakukan penyelesaian klaim secara wajar. Pada umumnya pengambilan keputusan dilakukan dalam waktu 5 had kerja, terhitung dari tanggal dimana semua persyaratan dokumen klaim termasuk keterangan tambahan yang diperlukan telah lengkap diterima perusahaan. 57
Setelah klaim disetujui, maka bagian klaim akan mengirim Claims Settlement Request (CSR) dan bagian Finance Dept. akan mempersiapkan pembayarannya Pembayaran dilaksanakan oleh bagian klaim dengan cara : a. Tunai Pembayaran tunai kepada yang ditunjuk b. Cek/Giro Cek / Giro atas nama diserahkan kepada yang ditunjuk c. Transfer Pembayaran kalim dapat pula melalui Bank Transfer atas permintaan yang ditunjuk Tergantung dari cara pembayaran yang diminta, maka pelaksanaan pembayaran klaim dilakukan dalarn waktu 5 hari kerja (persyaratan sudah lengkap) D. Pengakuan Pendapatan Premi Dengan Laba Perusahaan Perusahaan asuransi jiwa di dalam kebijakan akuntansinya dapat diketahui bahwa pendapatan premi diakui pada saat realisasi pertanggungan atau secara accrual basis dan dari setiap penerimaan pendapatan premi oleh perusahaan terdapat pada periode dimana premi tersebut diterima. Dapat juga dengan istilah lain, pada suatu periode untuk mendapatkai: pendapatan premi, maka pendapatan premi yang diterima pada periode tersebut hams dikurangi cadangan premi. 58
Sedangkan cara yang dapat dilakukan untuk pengakuan cadangan premi tersebut sebagai pendapatan dan hubungannya terhadap laba rugi adalah dengan cara membandingkan cadangan premi tahun tersebut dengan cadangan premi tahun yang lalu. Dan apabila cadangan dari tahun berjalan lebih besar dari tahun sebelumnya, maka akan terjadi kenaikan cadangan premi yang akan menambah pendapatan bagi perusahaan. Dan apabila kejadian tersebut diatas terjadi sebaliknya, misalnya cadangan premi tahun berjalan lebih kecil atau lebih sedikit bila dibandingkan dengan cadangan premi tahun sebelumnya, maka akan terjadi penurunan cadangan premi yang mana penurunan tersebut dapat mengurangi pendapatan bagi perusahaan. Istilah cadangan diartikan sebagai penyisihan dari laba yang tidak dibagikan, penyisihan yang dilakukan dengan maksud-maksud tertentu. Cadangan premi pada perusahaan bukan lagi sebagai penyisihan, melainkan sebagai penanggulangan pengakuan pendapatan premi yang semata-mata untuk alasan dan soliditas keuangan perusahaan, Cadangan premi dimaksudkan sebagai koreksi/adjusment dari pengakuan pendapatan premi. Dimana pendapatan premi diakui sekali saja, yaitu pada saat akhir periode akuntansi perlu diperhitungkan berapa jumlah premi yang merupakan pendapatan tahun berjalan. Sehingga untuk menentukan secara tepat mana yang merupakan pendapatan secara tepat mana yang merupakan pendapatan premi tahun berjalan dan mana yang merupakan pendapatan premi yang ditangguhkan, 59
yang akan diakui sebagai pendapatan pada tahun berikutnya perlu dibentuk cadangan premi ini. Dalam pengujian di bawah ini akan dijelaskan metode pencatatan yang digunakan perusahaan dengan besarnya laba perusahaan. * Pendapatan premi dengan Metode Cash basis = Rp 1.858.000,- * Pendapatan premi dengan Metode Accrual basis = Rp 1.393.500,- * Asumsi beban = Rp 200.000,- a. Laba dengan > letode Cash Basis : (Rp Rp 1.858.000,- 200.000.-^- Rp 1.658.000,- b, Laba dengan Metode Accrual Basis (Rp Rp 1.393.500,- 200.000.-^- Rp 1.193.500,- Di sini terlihat bahwa laba yang diperoleh dengan Metode Cash Basis lebih besar daripada laba yang diperoleh dengan Metode Accrual Basis. Nanrun jika terjadi cut off, maka pada periode selanjutnya laba yang dipero:.eh dengan menggunakan Cash basis akan lebih rendah daripada yang pencatatannya dengan menggunakan metode Accrual Basis. 60
Hal ini disebabkan pendapatan yang diterima langsung dicatat sebagai pendapatan pada periode itu juga tanpa melihat pada waktu dimana pendapatan itu seharusnya dicatat. Cut off atau pisah batas pada perusahaan asuransi jiwa dapat dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian atau rekening-rekening yang harus dipisahkan periodenya. Rekening-rekening yang memang perlu dilakukan cut off atau perlu dipisahkan bisanya terjadi dekat dengan tanggal neraca, misalnya untuk transaksi yang terjadi pada bulan Desember untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember harus diteliti dahulu apakah transaksi tersebut (baik pendapatan maupun biaya) memang benar-benar terjadi salah catat, sehingga harus disesuaikan terlebih dahulu. Pada perusahaan asuransi jiwa, Cut off menjadi bagian yang penting dalam proses akuntansi mengingat pendapatan-pendapatan yang diterima dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan tidak terjadi pada periode yang sama. Pendapatan-pendapatan seperti pendapatan premi biasanya diterima pada awal periode yang antara tertanggung yang satu dengan tertanggung yang lainnya waktu dan jumlahnya berbeda. Perusahaan asuransi jiwa pada umumnya menggunakan konsep matching cost with revenue dalam menentukan besarnya laba perusahaan dengan menggunakan metode pengakuan pendapatan dimana pendapatan premi tersebut diakui secara Accrual Basis. Dengan demikian hipotesis penulis bahwa kebijaksanaan penggunaan metode pencatatan pendapatan 61
premi dengan menggunakan Accrual basis akan mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Jadi untuk beban atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut diakui sebagai beban adalah Accrual Basis juga, sehingga antara pengakuan pendapatan premi dan beban atau biaya sangatlah konsisten. Pendapatan diketahui bahwa yang ada bukan merupakan pendapatan pada tahun berjalan karena periode terjadinya kontrak asuransi berbeda dengan periode akuntansi sehingga pendapatan tersebut ada yang dicadangkan (diestimasikan). Agar diakui pada periode yang akan datang sehingga adanya pencairan cadangan pendapatan tersebut. Demikian juga terhadap biaya atau beban disebabkan jangka waktu pertanggungan polis tidak dapat diketahui (terjadinya klaim), sedangkan menyangkut pertanggungan tahun-tahun yang lalu dan juga cadangan beban klaim sebagai cadangan klaim yang akan diakui bila terjadi klaim. Selisih dari jumlah cadangan klaim yang dicairkan dengan jumlah cadangan klaim yang dibentuk disebut dengan kenaikan/penurunan cadangan klaim. Yang mempengaruhi terhadap laporan laba rugi yaitu adanya kenaikan/penurunan klaim, dimana jumlah kenaikan cadangan klaim tersebut merupakan beban laba rugi tahun berjalan. Sehingga dapat dicocokan antara pendapatan premi yang diterima dengan beban / biaya yang dikeluarkan. 62
Apabila hasil investasi lebih besar dan atau pendapatan premi yang diterima lebih besar daripada realisasi klaim yang diterima atau yang hams dibayarkan maka dapat dikatakan akan timbul laba perusahaan jika dilihat dari unsur-unsur yang diperhitungkan dalam menetapkan premi asuransi jiwa. 63