BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perawatan episiotomi kurang maksimal. Selama beberapa hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ( Mochtar, 1998 ). Persalinan seringkali mengakibatkan perlukaan jalan lahir.luka

PENDAHULUAN Angka kematian ibu (AKI) hamil di Indonesia masih tinggi yaitu

ALI SADIKIN NIM : J

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian maternal di negara negara maju berkisar antara 5-10

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

Jurnal Siklus Volume 6 No 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas saat ini didunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas bagi ibu pasca bersalin. (Saifuddin, 2006). Infeksi. setelah persalinan (Rayburn dan Carey, 2001).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Nifas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN VULVA HYGIENE DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU NIFAS DI BPS TMM DJAMINI DAMUN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

183 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA POST OP SECTIO CAESAREA DI RSUD DR. SOEWONDO KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

Library reference : ( ) : Early Mobilization

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Pada saat ini

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa prevalensi infeksi pada masa nifas mencapai 10%

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

E-journal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB 1 PENDAHULUAN. awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/ reproduksi wanita

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan lahir maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai

HUBUNGAN STATUS PEKERJAANDENGAN PEMANFAATAN BUKU KIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR. Oleh:

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Pantang Makanan Selama Masa Nifas di Bpm Sri Lumintu

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. maternal disebabkan oleh perdarahan post partum dan diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN POSISI MENERAN DENGAN RUPTUR PERINEUM DI RB KARTINI PUTRA MEDIKA KLATEN

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis, diharapkan

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada paska persalinan dapat terjadi masalah kesehatan seperti infeksi nifas yang dapat menyebabkan kematian. Menurut WHO di seluruh dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi terkait dengan kehamilan dan nifas. Dengan kata lain 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan, persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 3-6 kali dari AKI negara-negara ASEAN dan 50 kali AKI negara-negara maju, dan salah satunya disebabkan karena infeksi dengan proporsi 20-30% (Hanifa,2005). Dari kasus infeksi ini, 25-55% disebabkan oleh infeksi jalan lahir (Rustam M, 1998). Infeksi ini terjadi karena masih banyaknya ibu-ibu yang berpantang makan. Kebiasaan berpantang makanan tersebut akan dapat memperlambat proses penyembuhan luka perineum, selain itu juga dapat memperlambat proses involusi pada ibu post partum. (Smeltzer, 2002). Persalinan sering mengakibatkan perlukaan jalan lahir, luka biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi luka yang luas dan berbahaya. Setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Robekan 1

2 perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya (Wiknjosastro, 2005). Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan rahim maupun karena episotomi pada saat melahirkan janin (Wiknjosastro, 2005). Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk berkembangnya kuman. Hal ini diakibatkan oleh daya tahan tubuh ibu yang rendah setelah melahirkan, perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang terjaga (BKKBN, 2004). Kematian ibu dapat disebabkan oleh masalah pengetahuan ibu tentang pra dan pasca persalinan, faktor tempat pelayanan kesehatan, faktor gizi, sepsis puerperalis, umur. perdarahan, gestosis, perlukaan jalan lahir dan tromboembolismes (Wiknjosastro, 2005). Sedangkan menurut Manuaba (2009) penyebab kematian terjadi terutama karena perdarahan, infeksi, dan keracunan hamil, serta terlambatnya sistem rujukan. Komplikasi luka perineum adalah terjadinya perdarahan robekan jalan lahir, terjadinya prolaps uteri dan infeksi luka. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih atau pada jalan lahir. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu post partum mengingat kondisi ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004). Menurut Christina dalam Krisnawati (2007) mobilisasi dini pada ibu post partum pelaksanaannya tergantung pada kondisi penderita, apabila penderita melakukan persalinan dengan normal, bisa dilakukan setelah 2-4 jam setelah persalinan. Gerakan mobilisasi dini waktu pelaksanaannya dilakukan secara

3 teratur, intensif dan makin lama makin bagus, apabila kondisi ibu dalam keadaan baik maka pelaksanaannya dapat dilakukan 3-4 kali dalam sehari, misalnya pada saat bangun tidur pagi, siang dan malam. Latihan mobilisasi ini bermanfaat untuk mempercepat kesembuhan luka, melancarkan pengeluaran lochea, mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, sirkulasi darah normal dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu (Mochtar, 2005). Pada ibu post partum diharapkan tidak perlu khawatir dengan adanya jahitan karena mobilisasi dini baik buat jahitan, agar tidak terjadi pembengkakan akibat tersumbatnya pembuluh darah dan untuk ibu post partum dengan operasi sesar dalam melakukan mobilisasinya plebih lamban dan perlu mencermati serta memahami bahwa mobilisasi dini jangan dilakukan apabila kondisi ibu post partum masih lemah atau memiliki penyakit jantung, tetapi mobilisasi yang terlambat dilakukan bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, serta fungsi otot (Imam, 2006). Salah satu solusi yaitu dengan memberikan mobilisasi dini selama 2-4 jam dan 6-8 jam untuk mempercepat kesembuhan luka perineum grade 2 pada ibu post partum. Usia yang paling aman pada wanita untuk hamil dan melahirkan adalah sekitar usia 20 30 tahun. Pada usia ini wanita dalam keadaan optimal dengan kata lain, risiko angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) ibu dan bayi yang terjadi akibat kehamilan dan persalinan dalam kelompok usia tersebut paling rendah dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Risiko ini akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya umur. (Gracia Dewi, 2010)

4 Penelitian ini pernah dilakukan oleh Mas adah pada Tahun 2012 di Balongbendo Sidoarjo dengan judul Hubungan berpantang makan Terhadap penyembuhan Luka Perineum di Rumah Bersalin Medika Utama dengan hasil penelitian dari 50 responden terdapat 5 orang (10%) dalam katagori penyembuhan luka baik, 21 0rang ( 42%) dalam katagori sedang dan 24 orang ( 48%) dalam katagori buruk (Mas adah, 2012) Data yang penulis peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan periode Januari s/d Desember 2012 jumlah ibu nifas mencapai 7.678 orang, dan yang melakukan kunjungan nifas 1.742 (22,68 %) ( Dinkes Kab. Aceh Selatan 2012 ). Pengambilan data awal di Ruang KIA Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur bulan Januari s/d Desember 2012 jumlah ibu bersalin sebanyak 692 orang, yang mengalami rupture perineum sebanyak 467 orang baik primipara maupun multipara. Ternyata ada 27 orang yang mengalami luka jahitan perineum yang tidak sembuh tepat pada waktunya, (Register bulin KIA Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur, 2012). Penulis juga melakukan wawancara awal terhadap 10 ibu nifas dengan luka perineum, 3 orang diantaranya berumur 20-35 tahun dan 7 orang berumur > 35 tahun, hanya 4 orang ibu yang makan ikan dan telor, selebihnya makan ikan teri, dengan alasan takut gatal-gatal pada jalan lahir, 3 dari 10 ibu mengatakan bahwa setelah 3 jam persalinan ibu sudah mulai duduk-duduk di pinggir tempat tidur, setelah 6 jam persalinan ibu sudah berjalan kekamar mandi, pada hari ke2 persalinan ibu sudah mulai berjalan jalan ke dapur, dan selebihnya tidak

5 melakukan dengan alasan dilarang orang tua dan kuatir jahitanya putus dan peranakanya akan turun. Berdasarkan uraian diatas maka Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Hubungan Umur, Asupan Gizi Dan Mobilisasi Dini Dengan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Kabupaten Aceh Selatan B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka timbul pertanyaan penelitian Adakah hubungan antara umur, asupan gizi dan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan tahun 2013? C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan umur, asupan gizi dan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan tahun 2013 2. Tujuan Khusus a). Untuk mengetahui hubungan umur dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan tahun 2013

6 b). Untuk mengetahui hubungan umur dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan tahun 2013 c). Untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan tahun 2013 d). Untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di Wilayah kerja Puskesmas Labuhan Haji dan Labuhan Haji Timur Aceh Selatan tahun 2013 D. Manfaat penelitian. Dari penulisan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, antara lain 1. Bagi Institusi Pendidikan. Dapat memberikan masukan bagi Institusi pendidikaan, sebagai data awal melakukan penulisan selanjutnya. 2. Bagi ibu Penulisan ini di harapkan dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan serta kesadaran ibu tentang resiko melahirkan pada usia resti, pentingnya makanan bergizi dengan tinggi protein serta mobilisasi dini dalam proses penyembuhan luka jalan lahir. 3. Bagi Puskesmas Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk dapat mengoftimalkan sistim penatalaksanaan dan perawatan pada ibu post

7 partum dengan luka perineum dalam hal usia, asupan gizi dan mobilisasi dini 4. Bagi penulis Sebagai sarana dalam mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama pendidikan dengan kenyataan yang ada dilapangan dan pengalaman yang sangat berguna dalam memberikan asuhan kepada ibu post partum dengan luka perineum serta menambah wawasan dalam pembuatan karya tulis ilmiah. E. Keaslian penelitian. 1. Penelitian ini telah dilakukan oleh Mas adah Tahun 2012 dengan judul Hubungan kebiasaan berpantang makanan tertentu dengan penyembuh luka perineum pada ibu nifas. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Umum Rumah Bersalin Medika Utama Balongbendo Sidoarjo pada tanggal 2 Mei sampai 30 Mei 2012, menggunakan purposive sampling dengan kriteria sampel: ibu nifas 7 hari post partum yang memiliki jahitan luka perineum, dengan besar sampel 50 orang. Variabel independen adalah kebiasaan berpantang makanan tertentu dan variabel dependen adalah penyembuhan luka perineum. Data dianalisis dengan uji Eksak dari Fisher. Hasil Uji Fisher yaitu 2.10-10 dan p 0,05, artinya Ho ditolak atau ada hubungan antara kebiasaan berpantang makanan tertentu dengan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.

8 2. Penelitian ini juga telah dilakukan oleh Dina Dewi tahun 2011 dengan judul Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di seluruh wilayah kerja Puskesmas Singosari Kabupaten Malang bertujuan untuk mengetahui perbandingan mobilisasi dini 2-4 jam dan 6-8 jam dengan kecepatan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Singosari Kabupaten Malang Metode penelitian menggunakan desain komparatif dengan pendekatan kohort. Sample dipilih dengan tehnik purposive sampling sebanyak 16 responden ibu post partum dengan luka perineum grade 2. Analisis data menggunakan fisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 1,000 dimana lebih besar daripada alfa = 0,05. Dari hasil analisa data disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara mobilisasi dini 2-4 jam dengan 6-8 jam terhadap penyembuhan luka perineum. 3. Adapun perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian diatas terdapat pada variabel, dimana penelitian ini pada variabel indevendennya yaitu umur, makanan dan mobilisasi dini, sedangkan pada variabel devendennya penyembuhan luka perineum pada ibu nifas. Jumlah sampel 35 responden ibu post partum dengan luka perineum grade 2 baik rupture maupun episiotomy, dengan tehnik purvosive sampling