BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. juga menggunakan metode Research and Development yaitu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN A.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

B. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development/r&d) yang mengacu pada model

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Interaktif. interakitif model pembelajaran gaya belajar VARK adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangakan sebuah media pembelajaran interaktif, maka metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pemroduksian video demonstrasi pada materi pokok larutan

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. penelitian pengembangan R&D (Research and Development). R&D adalah

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

III. METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif ini penulis ingin memaparkan data-data dan menganalisis data

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau yang biasa lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional dibuat untuk menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER (CAI) FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING FISIKA SISWA KELAS X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif. Menurut Nazir (2009:54) Metode deskriptif adalah suatu

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA CD INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SMP KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan variabel-variabel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMAK Ign Slamet Riyadi Bojonegoro. Penelitian dilakukan di tempat tersebut dengan pertimbangan temuan dugaan miskonsepsi. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan Juni 2014 sampai bulan Juli 2015. Pelaksanaan penelitian terdiri atas tiga tahapan kegiatan, yaitu: a. Tahap Persiapan Meliputi : Penyusunan proposal, pengumpulan informasi tentang tipe-tipe kesulitan belajar pada konsep induksi elektromagnetik dari miskonsepsi yang sudah pernah ditemukan dalam penelitian sebelumnya dan cara mengatasinya, pembuatan instrumen pengumpul data berupa tes diagnostik konsep induksi elektromagnetik yang nantinya akan digunakan sebelum maupun setelah pembelajaran, pembuatan rencana pembelajaran dengan animasi simulasi komputer dan demonstrasi, serta pembuatan media pembelajaran yang berupa animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik. b. Tahap Pelaksanaan Meliputi : Semua kegiatan penelitian yang berlangsung di lapangan, antara lain: uji coba instrumen dan pelaksanaan pengambilan data. c. Tahap Penyelesaian Meliputi : Analisis data dan penyusunan laporan penelitian. B. Model Pengembangan Dalam pengembangan ini, peneliti mengacu model pengembangan (Research and Development) menurut Borg dan Gall (1983) dalam Tim Puslitjaknov (2008: 10) yang terdiri atas langkah-langkah: 1) penelitian pendahuluan, 2) perencanaan, 3) pengembangan jenis/bentuk produk awal, 4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi 44

45 produk utama, 6) uji coba lapangan utama, 7) revisi produk operasional, 8) uji lapangan operasional, 9) revisi produk akhir, dan 10) desiminasi dan implementasi. Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall dapat dilakukan dengan lebih sederhana (Tim Puslitjaknov, 2008: 11). Penyederhanaan ini melibatkan lima langkah utama, yaitu: 1) analisis produk, 2) pengembangan produk awal, 3) validasi ahli dan revisi, 4) uji coba lapangan skala kecil dan revisi, 5) uji coba lapangan skala besar dan produk akhir. C. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Prosedur penelitian pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh oleh peneliti atau pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan berbeda dengan model pengembangan dalam memaparkan komponen rancangan produk yang dikembangkan. Dalam prosedur, peneliti menyebutkan sifat-sifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan produk, dan menjelaskan hubungan antar komponen dalam sistem. Untuk memperoleh media pembelajaran berupa animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik yang memenuhi unsur kriteria baik, menarik, efektif, dan mampu mereduksi miskonsepsi siswa, maka dilakukan penelitian pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan langkah-langkah yang masih umum dan akan dijabarkan menjadi lebih jelas sehingga diperoleh alur penelitian seperti pada gambar 3.1.

46 Mulai 1. Analisis Kebutuhan 2. Pengembangan Produk Awal 3. Validasi Ahli Materi 3. Validasi Ahli Media Revisi Tidak Memenuhi kriteria baik Tidak Revisi Ya 4. Uji Coba Skala Kecil dan Revisi 5. Uji Coba Skala Besar Selesai Gambar 3.1. Bagan alur prosedur pengembangan media pembelajaran

47 Berikut ini secara lebih terperinci langkah-langkah pengembangan media pembelajaran animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik: 1. Analisis Kebutuhan Tahap awal sebelum melakukan penelitian pengembangan adalah mengidentifikasi masalah di SMAK Ign Slamet Riyadi yang akan dijadikan tempat penelitian, sehingga akan diperoleh temuan-temuan masalah. Metode wawancara analisis kebutuhan terhadap guru fisika dilakukan pada tahapan ini dengan tujuan agar diperoleh informasi yang berkaitan dengan keadaan guru dan sekolah dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran khususnya terkait dengan miskonsepsi yang dialami siswa. 2. Pengumpulan Data Media animasi simulasi komputer yang akan dikembangkan terlebih dahulu dikaji, baik dari segi materi, perangkat media, maupun penggunaan media. Isi dari materi maupun isi yang akan disampaikan dalam media pembelajaran harus relevan dan sesuai dengan kisi-kisi miskonsepsi induksi elektromagnetik. Konsep yang dipilih dalam penelitian ini adalah induksi elektromagnetik. Dalam tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang berkaitan erat dengan konsep-konsep dalam induksi elektromagnetik yang sering ataupun berkemungkinan terjadi miskonsepsi berdasarkan studi literatur dan jurnal. 3. Pembuatan Desain Media Pada tahapan ini, peneliti membuat spesifikasi secara rinci media yang akan dibuat dari media pembelajaran yang akan dikembangkan. Desain (rancangan) yang baik dan terencana akan mempermudah pembuatan media selanjutnya. Semua komponen dalam media yang dikembangkan didesain dalam bentuk naskah yang didiskusikan dengan tim ahli yang menguasai pengembangan bahan ajar yaitu ahli materi dan ahli media. Hasil revisi/masukan digunakan sebagai acuan dalam tahap pengembangan media. Desain media yang dirancang dalam bentuk naskah kemudian dikembangkan yang terdiri dari objek-objek yang akan digunakan dalam pembuatan media pembelajaran seperti narasi, teks, gambar dan animasi menggunakan software yang telah ditentukan.

48 4. Pembuatan Media Dalam mengembangkan media pembelajaran berupa animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik, secara umum dirancang objek-objek yang akan digunakan dalam media pembelajaran seperti teks, animasi, gambar, video, dan simulasi. Tahapan perakitan objek yang telah dibuat dengan melakukan pengabungan animasi, teks, suara, dan grafis menjadi suatu keselarasan dalam tampilan maupun suara yang disesuaikan dengan naskah. Tahapan perakitan dilakukan dengan melakukan pemrograman terhadap susunan objek berdasarkan desain yang telah dirancang. Unsur kelayakan isi/materi terwakili dari naskah. Pembuatan tampilan animasi simulasi komputer harus dibuat berdasarkan naskah yang telah dirancang sebelumnya dengan matang. Pembuatan animasi simulasi komputer yang disajikan harus disusun sebaik mungkin sehingga mudah dalam penggunaannya, dimengerti oleh pengguna dan mampu mereduksi miskonsepsi yang dialami pengguna. Ini merupakan bagian dari penilaian yang menentukan baik tidaknya media yang dibuat sehingga menentukan kelayakan media yang dibuat. Tahap selanjutnya adalah penyajian animasi simulasi komputer yang dikemas dalam bentuk software suatu program dan disajikan mengunakan komputer atau laptop. 5. Pengujian Pada tahapan ini akan dilakukan validasi terhadap animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik, yang terdiri atas dua tahapan validasi yaitu: a. Uji coba di atas meja Dalam uji coba ini, media yang telah dibuat, divalidasi oleh ahli materi fisika dan ahli media pembelajaran. Ahli di sini adalah dosen fisika yang berkompeten di bidangnya. Ahli diminta mengisi angket penilaian dan memberikan komentar, kritik serta saran untuk perbaikan produk. b. Uji produk Uji coba produk yaitu pada siswa SMAK Ign Slamet Riyadi yang mengalami miskonsepsi. 6. Revisi Revisi dilakukan pada ahli materi dan ahli media ketika pengembangan media yang dibuat masih terdapat kekurangan. Setelah ahli materi dan ahli media memberi persetujuan bahwa media yang dibuat memiliki kriteria baik, kemudian produk diuji

49 cobakan pada siswa. Dari uji coba terhadap siswa ini, akan diperoleh masukan dan kemudian dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk. Jika dirasa tidak perlu, maka pengembangan produk dinyatakan selesai. D. Uji Coba 1. Desain Uji Coba Desain uji coba yang akan dilakukan sebagai berikut: Validasi Ahli Materi Validasi Ahli Media Media Memenuhi Kriteria Baik Siswa Revisi Produk Akhir Gambar 3.2. Alur desain uji coba animasi simulasi komputer Setelah mendapat validasi dari ahli materi dan ahli media maka dilakukan revisi sampai para ahli menyatakan media sudah layak (baik) untuk dilanjutkan ke tahap uji coba. Selanjutnya media dapat diujicobakan kepada siswa yang mengalami miskonsepsi sebagai pengguna utama dengan tahapan sebagai berikut: a. Uji Coba Perorangan Uji coba perorangan melibatkan 2 orang siswa yang mengalami miskonsepsi konsep induksi elektromagnetik. Kedua siswa diberikan animasi simulasi komputer yang disertai demonstrasi kemudian diminta mengisi angket untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran. Dalam pemilihan sampel siswa tersebut tidak ada kriteria khusus hal ini sesuai dengan metode penelitian pengembangan dari Tim Puslitjaknov.

50 b. Uji Coba Kelompok Kecil Uji coba kelompok kecil dengan kelompok kecil yang terdiri atas 10 siswa yang mengalami miskonsepsi induksi elektromagnetik. Uji coba dilakukan dengan cara menampilkan animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik yang disertai demonstrasi pada responden, meminta responden mencoba sendiri animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik tersebut, serta meminta responden mengisi angket tanggapan terhadap animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik. Berdasarkan hasil angket, animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi. c. Uji Coba Kelompok Besar Uji coba kelompok besar dilakukan di SMAK Ign Slamet Riyadi dengan lebih dari 10 siswa yang mengalami miskonsepsi induksi elektromagnetik. Tes diagnostik awal diberikan sebelum uji coba produk dilakukan. Uji coba dilakukan dengan cara menampilkan animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik yang disertai demonstrasi pada responden, meminta responden mencoba sendiri animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik tersebut, meminta responden mengisi angket tanggapan terhadap animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik, setelah itu dilakukan tes diagnostik akhir. Berdasarkan hasil angket, animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik tersebut kemudian dievaluasi dan direvisi. 2. Subjek Coba Subjek coba dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XII SMAK Ign Slamet Riyadi yang mengalami miskonsepsi induksi elektromagnetik. Konsep yang menjadi bahan pengembangan adalah induksi elektromagnetik. Dengan adanya media yang dibuat diharapkan dapat memberikan manfaat dalam proses pembelajaran, khususnya dalam mereduksi miskonsepsi yang dialami siswa. 3. Jenis Data Data yang dikumpulkan dari hasil angket ahli media, ahli materi, guru dan siswa yang merupakan data kualitatif, sedangkan data hasil tes diagnostik merupakan data kuantitatif.

51 E. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada para ahli yang menguasai materi fisika, ahli dalam bidang media pembelajaran, dan siswa di SMAK Ign Slamet Riyadi. Hasil angket dan wawancara ini digunakan untuk menentukan bahwa media yang dibuat telah memenuhi kriteria baik. Sumber data lainnya adalah hasil tes diagnostik siswa baik sebelum maupun setelah pembelajaran. Pengumpulan materi pembelajaran tentang induksi elektromagnetik dilakukan dengan cara mengkoleksi naskah-naskah bahan ajar dan dari sumber lain yaitu internet, sedangkan pedoman pembuatan media menggunakan software Macromedia Flash yang diambil dari buku-buku panduan yang ada. 2. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data digunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yang kemudian dianalisis. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara: a. Teknik Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru SMAK Ign Slamet Riyadi untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan keadaan guru dan sekolah dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran khususnya terkait dengan miskonsepsi yang dialami siswa. b. Teknik Dokumentasi Suharsimi Arikunto (2002: 206) menyatakan bahwa Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Teknik dokumentasi dilakukan selama tahap penelitian dari tahap analisis kebutuhan hingga produk selesai dikembangkan. c. Teknik Tes Suharsimi Arikunto (2002: 198) menyatakan bahwa Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan ataupun alat lainyang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Teknik tes pada penelitian ini adalah tes identifikasi miskonsepsi yang

52 berbentuk tes diagnostik miskonsepsi mengenai konsep induksi elektromagnetik berbentuk tes objektif beralasan. Tes dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan pengajaran menggunakan media animasi simulasi komputer dan demonstrasi. d. Teknik Angket (Kuesioner) Tehnik Angket (Kuesioner) merupakan bentuk lain dari teknik non tes. Sehingga angket untuk ahli materi, ahli media, dan siswa akan berbeda. Secara umum, ada dua jenis kuesioner yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Dalam pengembangan media pembelajaran ini menggunakan kuesioner tertutup, di mana kuesioner yang telah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya. Bentuk dari kuesionernya adalah check list. Responden tinggal membubuhkan tanda contreng ( ) pada kolom yang sesuai. Hasil dari kuesioner/angket sebagai pertimbangan dalam merevisi yang pada akhirnya sebagai hasil dari pengembangan media animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik. Kegunaan kuesioner tertutup dalam pengembangan media ini adalah untuk mengetahui apakah media pembelajaran yang dibuat telah memenuhi kriteria baik berdasarkan ahli materi, ahli media sebagai validator media pembelajaran animasi simulasi komputer konsep induksi elektromagnetik, serta validasi dari siswa sebagai objek penelitian. 3. Instrumen Pengambilan Data Instrumen dalam penelitian ini: 1. Tes diagnostik Dalam penelitian ini, tes diagnostik yang digunakan adalah tes tertulis berbentuk pilihan ganda dengan alasan dan skala CRI (Certainty of Response Index). 2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan animasi simulasi komputer dan demonstrasi. 3. Lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai salah satu pemandu siswa saat pembelajaran. 4. Angket tanggapan Angket tanggapan berisi daftar pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden sendiri dengan memilih alternatif jawaban yang sudah ada. 5. Media pembelajaran yang berupa animasi simulasi komputer yang akan digunakan dalam pembelajaran konsep induksi elektromagnetik.

53 F. Teknik Analisa Data 1. Analisis Pengembangan Media Animasi Simulasi Komputer Penentuan kriteria penilaian terhadap media pembelajaran yang telah dikembangkan dilakukan berdasarkan kriteria seperti yang digunakan oleh Sugiyono (2010: 141) berdasarkan angket rating scale. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah: a) Angket yang telah diisi responden, diperiksa kelengkapan jawabannya, kemudian disusun sesuai dengan kode responden. b) Mengkuantitatifkan jawaban setiap pertanyaan dengan memberikan skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. c) Mentabulasikan data. d) Menghitung prosentase kelayakan dari komponen angket dengan persamaan: (3.1) Persamaan 3.1 menunjuk bahwa prosentase kelayakan ( ) ditentukan oleh jumlah skor komponen hasil penelitian (S) dan jumlah skor maksimum (N). e) Dari prosentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam interval seperti pada tabel 3.1 agar pembacaan hasil penelitian menjadi mudah karena data akan diubah menjadi data kualitatif. Tabel 3.1. Interval kriteria penilaian No Interval Kriteria 1. 100% Sangat Baik 2. 75% skor 99% Baik 3. 50% skor 74% Cukup 4. 25% skor 49% Kurang baik 5. 0% skor 24% Sangat tidak baik/sesuai (Sugiyono, 2010: 144) 2. Analisis Miskonsepsi Induksi Elektromagnetik Analisis data secara interaktif dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

54 a. Reduksi data Pada tahap reduksi data terjadi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Menitikberatkan pada bentuk penggolongan dengan membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data untuk disimpulkan dan verifikasi. Bagayoko, dkk (1999) mengenalkan metode yang sederhana untuk membedakan siswa yang sudah memiliki pengetahuan konsep yang benar, kurang pengetahuan konsep/asal menjawab (a lack of knowledge) dan yang miskonsepsi. Untuk menjaring jawaban yang tidak atau kurang menggunakan konsep/pengetahuan (a lack of knowledge) dari miskonsepsi maka untuk setiap item soal, siswa diminta untuk mengisi skala CRI (Certainty of Response Index) di tempat yang disediakan dengan enam skala, yaitu: 1. jawaban totally guessed answer / keseluruhan hanya menerka / asal tebak (skala 0) 2. jawaban almost a guess / hampir menerka (skala 1) 3. jawaban not sure / tidak yakin (skala 2) 4. jawaban sure / yakin (skala 3) 5. jawaban almost certain / hampir pasti (skala 4) 6. jawaban certain / pasti (skala 5) Aliefman Hakim, dkk (2012) mengungkapkan bahwa CRI termodifikasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi pada siswa, sekaligus membedakannya dengan tidak tahu konsep. Tabel 3.2 menunjukkan hubungan jawaban dan alasan yang diberikan responden, serta derajat kepastian dalam menjawab setiap pertanyaan. Terdapat delapan hubungan antara jawaban, alasan dan nilai CRI yang mana masing-masing memiliki deskripsi berbeda.

55 Tabel 3.2. Hubungan CRI termodifikasi untuk masing-masing jawaban Jawaban Alasan Nilai CRI Deskripsi Benar Benar > 2.5 Memahami konsep dengan baik Benar < 2.5 Memahami konsep tetapi tidak yakin dengan jawaban yang diberikan Salah > 2.5 Miskonsepsi Salah < 2.5 Tidak tahu konsep Salah Benar > 2.5 Miskonsepsi Benar < 2.5 Tidak tahu konsep Salah > 2.5 Miskonsepsi Salah < 2.5 Tidak tahu konsep (Aliefman Hakim dkk, 2012: 549) b. Penyajian data Data yang telah direduksi, disajikan dalam bentuk tabel sehingga mempermudah dalam melakukan analisa data, penarikan kesimpulan, dan pengambilan tindakan. c. Penarikan kesimpulan Data tentang kesalahan konsep yang dialami dideskripsikan, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai salah konsep induksi elektromagnetik yang dimiliki siswa sebagai responden, serta bagaimana meluruskan dan bagaimana perubahannya setelah melalui pembelajaran menggunakan animasi simulasi komputer dan demonstrasi. Data yang diperoleh melalui tes tertulis sebelum dan sesudah pembelajaran dianalisa secara deskriptif.