SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan. Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004

dokumen-dokumen yang mirip
SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan

Bahan Diskusi dengan Pemimpin Redaksi Harian Jawa Post, Surabaya, 19 Agustus 2004

Sambutan Kunci Seminar Penataan Sistem Agribisnis dalam Meningkatkan Pendapatan Petani

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Hari Depan Petani dan Pertanian : Rekonstruksi dan Restrukturisasi

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KINERJA MAKRO PEMBANGUNAN PERTANIAN 2005

KINERJA PERTUMBUHAN PDB PERTANIAN 2003 : BERADA PADA FASE PERCEPATAN PERTUMBUHAN 1)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DINAMIKA INDIKATOR EKONOMI MAKRO SEKTOR PERTANIAN DAN KESEJAHTERAAN PETANI

LAPORAN AKHIR ANALISIS KINERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN PERIODE TAHUN

Pangan Nasional Tahun

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

3 KERANGKA PEMIKIRAN

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

KINERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN OPINI VS FAKTA. 1. Pengantar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

ARAH, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

Sistem, Konsep, dan Pendekatan Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

KATA PENGANTAR. Panitia Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Hasalah

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Yogyakarta, Mei 2004

ARAH BARU PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL: PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

KINERJA NILAI TAMBAH DAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN,

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Batam adalah kotamadya kedua di Propinsi Riau setelah Kotamadya Pekanbaru yang bersifat otonom. Tetapi, dengan Keppres

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

I. PENDAHULUAN. Tingkat perekonomian suatu wilayah didukung dengan adanya. bertahap. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang meliputi

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN PADA SEMINAR MENYELAMATKAN EKONOMI BANGSA: PEMBANGUNAN SEKTOR RIIL DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati yang sangat besar (mega biodiversity) berupa sumber

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN YANG TERINTEGRASI DE-NGAN PEMBANGUNAN WILAYAH (KASUS JAWA BARAT)

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

KEUNGGULAN KOMPETITIF SISTEM USAHATANI TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN SUMBA TIMUR, NTT

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

SEKTOR PERTANIAN : Dari Stagnasi Menuju Pertumbuhan Tinggi Berkelanjutan Orasi Ilmiah di Universitas Medan Area Tanggal 8 Mei 2004 Oleh : Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, MEc Rektor dan Senat Guru Besar Universitas Medan Area yang saya hormati; Mahasiswa serta Seluruh Civitas Akademika Universitas Medan Area yang saya cintai; Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita sekalian, sehingga kita dapat hadir bersama di Kampus Universitas Medan yang Area megah ini. Pada kesempatan yang baik ini, saya akan menguraikan secara singkat Strategi dan Kinerja Sektor Pertanian Selama periode 2000-2003. Strategi utama Departemen Pertanian saat ini adalah pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis. Strategi ini didasarkan pada beberapa pemikiran dasar. Pertama, agribisnis mencakup kegiatan produksi pertanian primer atau umum dikenal sebagai kegiatan usahatani, serta kegiatan terkait dalam spektrum luas, yaitu produksi dan distribusi input pertanian, penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditi pertanian berikut produk-produk turunannya serta pembiayaan usaha-usaha tersebut. Kedua, agribisnis berorientasi pada usaha komersial mengejar laba. Usaha pertanian yang bersifat subsisten (memenuhi kebutuhan sendiri) atau hobi tidak termasuk 123

agribisnis. Ketiga, agribisnis dikelola secara bebas oleh pemiliknya dan sebesarbesarnya untuk kepentingan pemilik tersebut. Keempat, usahatani hendaklah dipandang sebagai inti dari suatu sistem agribisnis berbasis komoditas yang dihasilkan oleh usahatani tersebut. Setiap komponen usaha dalam sistem agribisnis tersebut turut berpengaruh terhadap keragaan usahatani. Kelima, setiap komponen agribisnis dipandang sebagai sebuah sistem yang terpadu secara vertikal mulai dari pengadaan input pertanian sampai dengan distribusi produk-produk pertanian ke tangan konsumen akhir. Dengan kata lain, agribisnis haruslah dikelola secara integratif. Ini merupakan sebuah paradigma baru dalam pembangunan pertanian di Indonesia, yang pada masa lalu terfokus pada pembangunan usahatani seolah terpisah dari sektor-sektor lainnya. Senat Guru Besar dan hadirin sekalian, Agribisnis layak dijadikan andalan perekonomian nasional karena memiliki beberapa kelebihan yaitu: (a) memiliki keterkaitan yang kuat antara hulu dan hilir, (b) menggunakan sumberdaya alam yang ada dan dapat diperbaharui, hal ini menjadi penting dalam kerangka pelestarian sumberdaya alam dan daya dukung lingkungan terhadap kehidupan, (c) memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif baik di pasar domestik maupun di pasar internasional, (d) dapat menampung tenaga kerja dalam jumlah besar, dan (e) produknya pada umumnya bersifat cukup elastis, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak kepada semakin luasnya pasar. Beberapa langkah strategis yang akan ditempuh untuk memposisikan agribisnis sebagai andalan pembangunan pedesaan antara lain : a. Kegiatan agribisnis dipandang sebagai suatu jaringan kegiatan ekonomi utuh, tidak tersekat-sekat, sehingga responsif terhadap dinamika pasar, inovasi teknologi dan permodalan. Dengan cara pandang demikian fungsi agribisnis sebagai penggerak perekonomian bisa lebih ditonjolkan. b. Pengembangan agribisnis disesuaikan dengan keunikan lokasi. Hubungan kemajuan antar lokasi pengembangan agribisnis lebih bersifat saling melengkapi (komplementer). Selain itu, langkah ini memungkinkan keunggulan/kekhasan sumberdaya setempat dijadikan penggerak agribisnis yang khas pula. c. Pengelolaan agribisnis dibangun secara konsolidatif (baik vertikal maupun horizontal). Dengan cara demikian, asas efisiensi atau MES (Minimum Economic of Scale) dapat diterapkan termasuk dalam kaitannya dengan penggunaan teknologi dan penyehatan ekosistem setempat. 124

Saudara-saudara sekalian, Izinkanlah pada kesempatan ini untuk mengemukakan tentang kinerja sektor Pertanian selama periode tahun 2000-2003. Sektor Pertanian (tidak termasuk Kehutanan dan Perikanan) diterpa dua gejolak eksternal beruntun dan luar biasa yaitu : (a) anomali iklim El Nino berkepanjangan (1997-1998); dan yang berulang dalam tenggang waktu singkat (2001) ; (b) krisis multi dimensi ekonomi-sosial politik berkepanjangan (1997-1999). Kedua kondisi abnormal tersebut tidak saja membuat kinerja sektor Pertanian pada tahun 2000-2003 beranjak dari tahap awal yang terpuruk, tetapi juga dengan lingkungan strategis yang tidak menguntungkan, serta perpaduan keduanya menciptakan pesimisme dan resiko ketidakpastian berusaha sehingga sektor Pertanian berada dalam ancaman stagnasi berkelanjutan. Keragaan sektor Pertanian dan Peternakan selama periode tahun 2000-2003 telah mengalami pemulihan menuju pertumbuhan berkelanjutan. Selama periode tersebut, rata-rata laju pertumbuhan tahunan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor Pertanian dan Peternakan mencapai 1,83 persen, jauh lebih tinggi dibanding periode krisis (1998-1999) yang hanya mencapai 0,88 persen, bahkan dibanding periode tahun 1993-1997 (sebelum krisis ekonomi) yang mencapai 1,57 persen. Subsektor Tanaman Bahan Makanan menunjukkan kinerja yang semakin membaik, terlihat dari laju pertumbuhannya sebesar 0,58 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata pertumbuhan selama periode sebelum krisis ekonomi yang hanya mencapai 0,13 persen. Hal yang sama juga terjadi pada subsektor Perkebunan yang tumbuh sebesar 5,02 persen, lebih tinggi dari periode sebelum krisis yang tumbuh sebesar 4,30 persen, sedangkan subsektor Peternakan walaupun telah tumbuh positif sebesar 3,13 persen, namun masih lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelum krisis yang mencapai 5,01 persen. Setelah mengalami sedikit kontraksi (tumbuh negatif 0,74%) pada tahun 1998, PDB sektor Pertanian dan Peternakan telah pulih, melampaui level sebelum krisis, pada tahun 1999. Sebagai perbandingan, pada tahun 1998, total perekonomian mengalami kontraksi luar biasa, tumbuh negatif 13,13 persen dan baru pulih ke level di atas sebelum krisis pada tahun 2003. Selain jauh lebih mampu bertahan, sektor Pertanian dan Peternakan juga mampu pulih jauh lebih cepat dari perekonomian secara umum. Namun demikian, pertumbuhan sektor Pertanian dan Peternakan pasca krisis masih belum sepenuhnya stabil. 125

Dibanding sebelum krisis, selama periode 2000-2003, hampir semua produksi komoditas pertanian mengalami peningkatan, insiden kemiskinan di wilayah pedesaan menurun konsisten, kesejahteraan petani meningkat, ketahanan pangan makin mantap, kesempatan kerja di sektor pertanian meningkat, dan sumbangan sektor Pertanian terhadap penerimaan devisa bertambah. Keragaan subsektor Tanaman Bahan Makanan selama periode tahun 2000-2003, relatif lebih baik dibanding selama periode sebelum krisis ekonomi (1993-1997). Ini semua tidak terlepas dari kebijakan Departemen Pertanian selama periode 2000-2003 yang memfokuskan pada upaya mewujudkan kemandirian pangan, khususnya pangan beras, bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa sektor Pertanian dan Peternakan telah terlepas dari perangkap spiral pertumbuhan rendah yang berlangsung selama periode tahun 1998 1999. Sektor Pertanian dan Peternakan telah melewati fase pertumbuhan rendah (1998 1999), dan kini (2003) tengah berada pada fase percepatan pertumbuhan (accelerating growth) sebagai masa transisi menuju pertumbuhan berkelanjutan (sustaining growth). Berdasarkan perkembangan indeks PDB terbukti bahwa sektor Pertanian dan Peternakan mampu pulih lebih awal dibanding sektor ekonomi secara keseluruhan. Walaupun telah pulih ke level sebelum krisis, laju pertumbuhan subsektor Perkebunan dan subsektor Peternakan, yang merupakan sumber pertumbuhan tinggi dalam sektor Pertanian, masih labil dan belum sepenuhnya pulih. Kedua subsektor ini amat tergantung pada kondisi perekonomian nasional maupun global. Dengan cepat teratasinya masalah flu burung dan kondisi iklim yang diperkirakan normal, maka pada tahun 2004 kinerja PDB sektor Pertanian dan Peternakan diperkirakan akan lebih baik lagi. Optimisme ini antara lain didukung oleh angka ramalan BPS bahwa pada tahun 2004 produksi padi diperkirakan meningkat 1,26 persen, jagung 4,11 persen, kedelai 5,19 persen, kacang tanah 5,30 persen dan ubikayu 3,91 persen, sehingga laju pertumbuhan subsektor Tanaman Bahan Makanan akan meningkat nyata. Semakin pulihnya perekonomian akan mendorong peningkatan laju pertumbuhan subsektor Peternakan dan Perkebunan secara nyata. Agenda jangka menengah-pendek (sekitar lima tahun ke depan) yang perlu segera kita rumuskan ialah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang cukup menggembirakan tersebut. Disadari, potensi pertumbuhan yang ada saat ini sudah hampir termanfaatkan secara optimal. Setidaknya lima upaya yang harus dan segera 126

dilakukan agar momentum akselerasi pertumbuhan sektor Pertanian dapat terus dipertahankan secara berkelanjutan yaitu : (a) merenovasi dan memperluas infra struktur fisik (hard infrastructure), utamanya sistem irigasi, sistem transportasi, sistem telekomunikasi dan kelistrikan pedesaan; (b) revitalisasi sistem inovasi pertanian (penelitian dan pengembangan, diseminasi teknologi pertanian) ; (c) Pengembangan kelembagaan agribisnis (tata pemerintahan, organisasi pengusaha dan jejaring usaha) ; (d) rekonstruksi sistem insentif berproduksi dan investasi ; (e) pengelolaan pasar input dan output. Semua ini hendaklah dirancang secara komprehensif dan terpadu. Ke depan, pengalaman krisis pahit multi-dimensi 1997-1998 memberikan pelajaran berharga betapa strategisnya sektor Pertanian sebagai jangkar, peredam gejolak, dan penyelamat bagi sistem perekonomian nasional. Sektor Pertanian merupakan kunci untuk pengentasan kemiskinan dan pemantapan ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, pembangunan sektor Pertanian haruslah tetap dijadikan sebagai prioritas pembangunan nasional. Inilah konsensus politik yang masih perlu diperjuangkan bersama. Akhirnya, kinerja sektor Pertanian tidaklah semata-mata cermin kinerja Departemen Pertanian. Kinerja sektor Pertanian justru lebih banyak ditentukan oleh pihak-pihak di luar Departemen Pertanian. Oleh karena itu, kalaupun ada perbaikan dalam kinerja sektor Pertanian, penghargaan terbesar adalah bagi mereka yang telah berjasa besar, yang pasti bukanlah jajaran Departemen Pertanian. Namun, segala kekurangan yang ada, apapun itu, pasti jajaran Departemen Pertanian turut memikul tanggung jawab. Demikian pidato Dies saya, atas perhatian para undangan dan hadirin sekalian, serta kesempatan yang telah diberikan panitia untuk menyampaikan pidato dies ini, saya mengucapkan terima kasih. Menteri Pertanian, Prof Dr Ir Bungaran Saragih, MEc. 127