BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai jaringan komunitas menjadi kian mudah tanpa harus terhalang tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diecast adalah salah satu bentuk teknik cor pada mainan berkategorikan

OBSERVASI DAN LAPORAN WAWANCARA TOKO HOBBY LINE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar belakang penelitian

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB II OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan. melibatkan proses pemahaman dan memahami orang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan Industri mainan di dunia dari tahun 2007 hingga tahun 2010

maupun dari anggota. Berikut adalah profil informan dalam penelitian ini : a. Pak Min, seorang breeder yang sudah menekuni kegiatan penangkaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dengan mengikuti perkembangan jaman, kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA DAN PERANCANGAN SOCIAL MEDIA BERBASIS WEB BAGI KOMUNITAS ACTION FIGURE

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan juga dapat membawa budaya baru bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dari tahun ke tahun penggunaan internet semakin penting dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB IV ANALISIS TEORI MARKETING MIX DALAM STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. melingkupi hampir seluruh bidang kehidupan. Hal ini terutama disebabkan oleh

Memelihara Dokumen dan Koleksi Benda Berharga

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada konsumen atau public mengenai keberadaan barang atau jasa yang. buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010:16-17) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. konteks manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat

MEKARSARI YOUTH FESTIVAL

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi Negara terdepan dibidang olahraga tersebut, banyak kegiatan yang

BAB V KESIMPULAN. Karakter media sosial sebagai teknologi informasi dan perilaku masyarakat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan, tetapi masyarakat juga berlomba-lomba untuk melengkapi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. airsoftgun. Perkembangan airsoftgun pada lima tahun terakhir ini mengalami

Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang. diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Manusia tidak dapat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNITAS MUSIK UNDERGROUND STRANGLE OVER HEAD CREW (SOHC) DI SALATIGA DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS KELOMPOK

Proposal Pelatihan. Sistem e-learning Berbasis Komunitas Portal Palapa.

2) Kelemahan: - Peningkatan terlihat sedikit demi sedikit. - Orientasi pada manusia bukan teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

LAMPIRAN 1 DAFTAR WAWANCARA

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kebutuhan yang paling dasar

BAB II OBJEK PENELITIAN. gambaran singkat Group SMA Stella Duce 2 Yogyakarta di Facebook dan gambaran

BAB I PENDAHULUAN. downhill khususnya di DIY dalam melakukan pembelian spare part atau dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN ARSITEKTUR 2012 E-SPORT ARENA BERSTANDAR INTERNASIONAL DI BADUNG, BALI BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN REKAP HASIL WAWANCARA. : Raditya S. Hudha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERAGA EDUKATIF PUZZLE (STUDI KASUS DI SPS AL-BIDAYAH KEC. RONGGA) RIMA NURUL AZMI SPS AL-BIDAYAH

BAB IV ANALISIS DATA. data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB I PENDAHULUAN. internet. Kehadiran web memberikan peluang yang cukup besar kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan permainan berbasis online atau sering di sebut dengan Game Net. Game

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

METODE SOCIAL GROUP WORK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan)

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan disektor industri adalah salah satu sasaran pembangunan

Gambar 5.1 Salah satu sesi lomba Kicau Mania pada event lomba di Jogjakarta.

Gambar 1.1 Jumlah dan Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan lingkungan kehidupan yang melingkupinya. Untuk itu, manusia

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunitas mainan pun banyak macamnya mulai dari diecast (mobil-mobilan), lego, gundam, dan lain-lain. Sebenarnya, komunitas diecast sangat banyak jumlahnya mulai dari anak muda hingga orang tua (www.icaltoysartikel.com). Eka (2013: par 2, par 4, dan par 15) menjelaskan sebagai berikut: Komunitas tersebut, berdomisili di Jakarta, Surabaya, Bandung, dan masih banyak lagi. Di Indonesia terdapat komunitas Oneighteenth Indonesia yang didirikan pada tanggal 14 Juni 2013. Komunitas ini mempunyai anggota yang mengkoleksi mobil dengan skala 1:18. Tujuan didirikan komunitas ini untuk mengumpulkan para kolektor diecast dengan skala tersebut. Alasan tersebut, komunitas ini hadir untuk menambah eksistensi para pecinta diecast di tanah air... Tidak hanya menjadi ajang berkumpulnya para kolektor diecast, melainkan juga menjadi sarana bagi para kolektor diecast untuk saling bertukar informasi seputar pengetahuan, mengetahui harga pasar, dan bahkan ada juga yang melakukan kegiatan jual beli.. Komunitas ini membuat forum web yaitu speedarchitech.com. Forum ini berisi tentang informasi yang ada di dalam komunitas tersebut, dan ada juga fotofoto mobil yang memiliki model sport dan model mobil yang sudah langka di pasaran. Selain itu, komunitas ini juga membuat forum di facebook dengan nama yang sama. Di forum ini, kita 1

2 dapat melakukan diskusi atau bergabung dalam group tersebut, untuk memperoleh informasi mengenai diecast. Eduard Sutarto orang yang memiliki gagasan untuk membuat komunitas diecast ini. "Semua member yang tergabung dalam komunitas Oneighteenth Indonesia memiliki diecast yang berbeda dan tergolong langka" ungkapnya. Hingga kini anggota yang tergabung dalam komunitas ini berjumlah 50 orang. Menurut Si Momot diecast adalah barang koleksi yang berasal dari plastik atau metal. Si Momot (2015: par 1) menjelaskan sebagi berikut: Istilah mainan die-cast atau diecast dan penghobinya disebut diecaster- mengacu pada model mainan atau barang koleksi yang diproduksi dengan menggunakan metode die casting. Mainannya terbuat dari logam, dengan detail dari plastik, karet, atau kaca. Selain itu diecast lebih banyak digemari daripada mainan lainnya, seperti action figure. Setiabudi (2015: par 5) menjelaskan sebagai berikut: Robert mengakui, die-cast masih menjadi mainan paling dicari di ibu kota. Action figure yang sempat menjadi raja pada event Bandung National Road Show Toys and Kids Expo 2015 pertengahan Maret, lalu tidak mampu mengalahkan pesona die-cast di Jakarta. Randi Aditya (2015) mengatakan bahwa Indonesia Diecast Expo 2015 yang diadakan di Jakarta tidak untuk dijual dan acara ini bukan untuk

3 para diecaster saja, tetapi juga untuk masyarakat. Randi Aditya (2015: par 8 dan 9) menjelaskan sebagai berikut: Seluruh koleksi diecast yang dipamerkan di Indonesia Diecast Expo 2015 merupakan koleksi pribadi para kolektor dan komunitas, dan yang paling penting tidak untuk dijual. Ajang ini dinyatakan oleh para kolektor dan komunitas diecast yang tersebar di seluruh penjuru tanah air, sebagai forum silaturahim tatap muka tahunan. Meski demikian, acara ini bukan semata milik para diecaster. Masyarakat yang ingin mengetahui lebih banyak tentang diecast dari jenis tertentu atau merek tertentu dapat menggali informasi seputar diecast dari kolektor dan komunitas yang menjadi peserta IDE 2015. Adapun acara toys fair yang diadakan untuk menjadikan acara tersebut, sebagai acara donasi kepada sejumlah yayasan yang telah ditunjuk oleh panitia penyelenggara. Wahyu Hariantono (2015: par 3) menjelaskan sebagai berikut: Khusus untuk kegiatan amal, peserta dan kolektor akan mendonasikan unit koleksinya untuk dilelang oleh penyelenggara, di mana seluruh hasil pelelangan akan disalurkan kepada sejumlah yayasan yang telah ditunjuk penyelenggara.

4 Selain itu, komunitas diecast ini banyak muncul, dikarenakan faktor media sosial yang berkembang. Kemal Julius (Tempo 2015: par 5, par 6) menjelaskan sebagai berikut: Kemas Julius dari Toy and Model Colector Indonesia (Tomoci) menjelaskan saat ini hampir dari seluruh kota besar di Indonesia memiliki komunitas diecast, karena pengaruh media sosial. "Perkembangan komunitas diecast di Indonesia dimulai sejak ada media sosial Friendster hingga Facebook," kata Kemas Julius. "Perkembangan menjadi sangat cepat, karena adanya penyebaran foto diecast di media sosial yang membuat orang yang belum tahu menjadi suka." Dengan diecast kita juga dapat membangun infrastruktur yang baik di dunia nyata atau di kehidupan sehari ini. Andika Aditya (2016) menjelaskan sebagai berikut: Menurutnya membangun miniatur dengan kompleks bukanlah hal mudah namun juga bukan berarti sulit untuk dilakukan. Membangun miniatur atau diorama transportasi ini bisa dibilang membuat kita belajar bagaimana tentang membangun infrastruktur yang baik serta tata ruang yang berkelanjutan. Alasan dipilihnya diecast, karena sebagai hobby tidak dibutuhkan dana besar untuk mengoleksi mainan tersebut. Selain itu, tersedia berbagai merk dan ukuran diecast yang dapat disesuaikan dengan kantong kita. Komunitas diecast juga mulai tersebar di berbagai kota dan terus bertambah. Peneliti menelaah komunitas diecast dengan latar belakang

5 keinginan mencintai dunia permainan, karena ada situasi bisnis yang bagus, informasi, rasa solidaritas yang tinggi, mampu menambah teman atau relasi, menumbuhkan rasa percaya dan peduli dengan sesama, maka dalam situasi ini, peneliti memfokuskan kohesivitas sebagai komitmen dan penyesuaian keinginan individu. Teori kohesivitas menyatakan bahwa derajat ketertarikan yang dirasakan oleh individu terhadap sutau kelompok yang berpengaruh (Baron & Byrne, 2005: 57). Peneliti mengetahui tentang komunitas diecast, karena sudah bergabung sejak tahun 2014. Salah satunya adalah Diecast Mojokerto Club (DMC) yang didirikan satu tahun yang lalu di Kota Mojokerto. DMC juga memiliki akun facebook yang berguna untuk informasi dan kegiatan yang ada di dalam komunitas. DMC mengadakan pertemuan satu kali seminggu, yaitu pada hari Minggu sekitar pukul 08.00-13.00 WIB yang berlokasi di Halaman Gelora A.Yani Mojokerto. Anggota DMC yang biasa hadir sekitar 10-15 orang dan sering diadakan lomba, serta pertemuan para anggota untuk bertukar informasi. Banyak anak-anak maupun orang dewasa yang mengikuti lomba dan yang menang mendapatkan reward piala atau piagam. Biaya yang harus dibayar untuk lomba cukup terjangkau yaitu Rp. 3000,- per mobil atau diecast. Hal ini juga didukung oleh penelitian sejenis yang menggunakan komunitas sebagai obyek penelitian, berikut beberapa penelitian sejenis yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dan Alfian (2015), menunjukkan terdapat hubungan antara kohesivitas dan sosial loafing, dalam pengerjaan tugas berkelompok pada mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Hasil penelitian ini menjawab hipotesis

6 yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu, pada nilai korelasi terdapat tanda negatif yang mana hal ini menggambarkan bahwa hubungan antara kohesivitas dan sosial loafing berbanding terbalik. Artinya, apabila kohesivitas meningkat, maka sosial loafing akan mengalami penurunan. Sebaliknya, apabila kohesivitas menurun, maka sosial loafing akan mengalami peningkatan. Kekuatan korelasi antara kohesivitas dan sosial loafing termasuk dalam kategori kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa kohesivitas merupakan variabel yang sangat penting untuk meminimalisir atau menghilangkan sosial loafing dalam pengerjaan tugas berkelompok pada mahasiswa. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Vivia dan Nashori (2011) diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara kohesivitas kelompok dengan komitmen organisasi pada agen X Cabang Yogyakarta. Semakin tinggi kohesivitas kelompok, maka semakin tinggi pula komitmen organisasi. Sebaliknya, semakin rendah kohesivitas kelompok, maka semakin rendah pula komitmen organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Suyantiningsih (2009) menunjukkan hasil bahwa tingginya level proses belajar peserta didik dalam setting dan konteks pendidikan jarak jauh terjadi sepanjang kepercayaan atau kohesivitas dan orientasi, terhadap teamwork menjadih ruh atau spirit yang eksis dalam proses tersebut. Instruktur memfasilitasi peserta didik untuk memilih kelompok mereka sendiri dan juga memfasilitasi perkembangan lajunya tingkat kepercayaan atau trust dan tingginya level interaksi. Semakin terfasilitasinya perkembangan komunitas pembelajaran online melalui forum-forum diskusi, maka peserta didik akan merasa

7 semakin terfasilitasi dalam pemerolehan pengalaman, interaksi sosial dan information sharing. Hasil wawancara dari informan D pada tanggal 26 Maret 2015, tujuan komunitas berguna untuk mencari informasi: Tujuan komunitas ini adalah agar semua anggota yang ada dapat memperoleh informasi mengenai diecast selain itu anggota yang berminat membeli barang yang dicari dapat membicarakannya kepada anggota dan siapa tahu anggota tersebut memilikinya. Hasil wawancara kepada informan I pada tanggal 26 Maret 2015, informan tertarik dengan diecast, karena harganya yang cukup terjangkau. Berikut kutipan wawancara dengan informan I: Saya tertarik dengan diecast karena harganya yang cukup murah buat menyalurkan hobi saya. Saya memilih barang yang murah karena saya belum memiliki uang yang banyak. Sebenarnya sih saya suka salah satu model diecast tapi harganya sangat mahal. Peneliti berhasil mendapatkan informasi dari anggota SDC bahwa sebenarnya mengoleksi mainan dapat dengan uang yang terbatas. Umumnya lebih memilih diecast reguler yang harganya tidak terlalu mahal, misalnya harga yang dimulai dari Rp 24.900,00. Namun, harga diecast pun ada yang bernilai jutaan rupiah. Model yang ditawarkan juga sangat beragam mulai

8 dari model mobil sport, mobil classic, mobil besar seperti truk atau alat berat, hingga model mobil animasi seperti tokoh Disney. Selanjutnya, komunitas diecast yang sangat rajin mengelola hobinya akan melakukan kontak secara intens melalui media sosial. Maka, peneliti tertarik menelaah komunitas ini dengan fokus pada kohesivitas diecast, oleh karena kohesivitas membuat semua kekuatan atau faktor-faktor yang menyebabkan anggota kelompok bertahan dalam kelompok (Baron & Byrne, 2005: 179). Kohesivitas juga dipengaruhi oleh status dalam kelompok, usaha yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam kelompok, keberadaan ancaman eksternal atau kompetisi yang kuat dan ukuran, yaitu kelompok kecil cenderung untuk lebih kohesif daripada yang besar (Baron & Byrne, 2005: 180). Komunitas yang ada di Mojokerto lebih welcome atau terbuka dengan anggota baru yang ingin bergabung, sehingga anggota baru yang baru bergabung merasa lebih nyaman dan pembicaraan yang terjadi lebih berjalan dengan baik. Peneliti akan memfokuskan kajian kohesivitas dengan telaahan pada situasi psikologi yang terjadi pada indikator-indikatornya, sehingga penelitian ini akan memberikan sebuah gambaran yang utuh tentang apa saja yang melatarbelakangi kohevisitas diecast. Alasan dipilihnya kohesivitas berdasar pada data di lapangan yang menyatakan bahwa anggota yang datang selalu update setiap ada barang atau jenis mobil yang baru dan anggota lainnya, biasanya melihat barang tersebut, yang akhirnya tertarik untuk memilikinya, sehingga anggota tersebut, memutuskan untuk membeli diecast tersebut. Sebagai contoh, anggota yang selalu update tentang hotwheels membeli mobil berbentuk batman lalu kemudian anggota tersebut membawa ke komunitas DMC yang kemudian mobil tersebut disukai oleh salah satu anggota dan anggota

9 tersebut ingin memilikinya. Komunitas DMC juga sering mengikuti eventevent yang diadakan oleh pihak-pihak tertentu dan komunitas tersebut, biasanya mengetahui informasi dari anggota lain, sehingga anggota yang terdapat dalam komunitas DMC berpartisipasi untuk mengikutinya. Kohesivitas yang ingin dikaji oleh peneliti, adalah mampu menambah teman atau relasi, menumbuhkan rasa percaya dan peduli terhadap sesama. 1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini memfokuskan tentang kohesivitas untuk bergabung di dalam komunitas pecinta diecast, oleh karena anggota yang ada di dalam komunitas diecast mempunyai kesesuaian, kekonsistenan, kelekatan, serta ketaatan dalam anggota komunitas tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kohesivitas komunitas diecast di Kota Mojokerto. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh jika tujuan ini tercapai dan diharapkan bisa memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritik Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi sosial, khususnya kajian kohesivitas. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Informan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang gambaran kohesivitas pada anggota komunitas, sehingga anggota-anggota di dalam komunitas tersebut, tetap mampu

10 menjaga relasi yang sudah terbangun dan tidak melakukan aktivitas yang merugikan anggota yang lain. b. Bagi Komunitas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran tentang perilaku kohesi yang dilakukan oleh anggota komunitas diecast. Diharapkan gambaran ini, dapat memberikan ide tentang kegiatan atau event apa yang harus dibuat agar anggota komunitas tersebut, menjadi lebih solid. c. Bagi Peneliti. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan gambaran bagi peneliti dalam memahami perilaku kohesivitas sebuah komunitas, sehingga peneliti dapat lebih menyesuaikan diri dengan komunitas tersebut.