III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan

IV. METODE PENELITIAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

GAMBARAN UMUM EKONOMI INTERNASIONAL

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of

BAB VII PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai

ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA ANALYSIS COMPETITIVENES LEVEL EXPORT FRUIT INDONESIA

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. struktur perekonomian suatu negara (Nopirin, 2012: 2). Perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. Kesenjangan menurut Sudibyo (1994) adalah ketidakmerataan akses

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

Organizational Theory & Design

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

ANALISIS DAYA SAING KOMPARATIF DAN KOMPETITIF PAKAIAN JADI INDONESIA TAHUN Oleh: GUNTUR PRAHARA H

V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

3.2. Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Teori ini dikenal dengan sebutan teori Heksher-Ohlin (H-O). Nama teori ini

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. RATNA KANIA 1) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Ratna Kania 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB V ALIRAN PERDAGANGAN, KONDISI TARIF DAN PERFORMA EKSPOR INDONESIA DI PASAR ASEAN PLUS THREE

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

Struktur Pasar Dan Peringkat Indonesia Pada Perdagangan Tuna Segar Dan Beku Di Pasar Dunia, Jepang, USA, Dan Korea Selatan

dan kelembagaan yang kegiatannya saling terkait dan saling mendukung dalam peningkatan efisiensi, sehingga terwujudnya daya saing yang kuat.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Disusun Oleh : SRI ANNA FEBRIYANTHI A

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERDAGANGAN TAHUN dalam ribu rupiah INDIKATOR KINERJA INDIKATOR KINERJA OUTPUT NO PROGRAM SASARAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh patriotisme, Indonesia berusaha membangun perekonomiannya. Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka membuat kondisi

STRUCTURE OF THE MARKET AND INDONESIA S STATUS AS FRESH AND FROZEN TUNA S EXPORTER IN WORD MARKETS, WHICH ARE JAPAN, USA, AND REP OF KOREA

I. PENDAHULUAN. khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya. Pada

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

MINGGU 7. MARKET OVER SPACE

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

1.1 Latar Belakang Hasalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EKA RATNAWATI

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan internasional. Dalam situasi globalisasi ekonomi, tidak ada satupun

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN

TEROI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pertemuan 3 TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hidayat (2013) dengan judul Analisis Daya Saing Produk Ekspor Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

ANALISIS DAYA SAING INDUSTRI PENGOLAHAN DAN HASIL OLAHAN KAKAO INDONESIA OLEH : RIZA RAHMANU H

ANALISIS DAYA SAING CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN Ekonomi Internasional pada umumnya diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan keuangan/moneter serta organisasi (swasta/pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara (internasional). Permasalahan pokok yang dihadapi dalam ekonomi internasional juga tidak berbeda dengan yang dihadapi oleh ekonomi pada umumnya, yaitu masalah kelangkaan (scarcity) produk dan masalah pilihan (choice) produk. Masalah tersebut muncul karena adanya permintaan atau demand serta adanya penawaran atau supply yang berasal dari dalam maupun luar negeri (Hady, 2004). Oktaviani dan Novianti (2009) mendefinisikan perdagangan internasional sebagai perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antar individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi salah satu komponen dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto) dari sisi pengeluaran suatu negara. Peningkatan ekspor bersih suatu negara menjadi faktor utama dalam peningkatan PDB negara tersebut. Konsep perdagangan internasional pada hakikatnya telah terjadi selama ribuan tahun (seperti Jalur Sutra dan Amber Road). Meskipun demikian, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional juga turut mendorong 33

industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional (Oktaviani dan Novianti, 2009). Dalam perdagangan domestik, para pelaku ekonomi bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas ekonomi yang dilakukannya. Demikian juga halnya dengan perdagangan internasional. Suatu negara terlibat dalam perdagangan internasional, menurut Krugman da Obstfeld (2000) dalam Prabowo (2006) didasarkan pada dua alasan, yang mana setiap alasan tersebut memberikan kontribusi dalam mendatangkan manfaat bagi negara yang melakukan perdagangan. Pertama, suatu negara terlibat dalam perdagangan karena setiap negara berbeda dengan negara lainnya. Sebagaimana layaknya individu, suatu negara dapat memperoleh manfaat dari perbedaan dengan melakukan kesepakatan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat dihasilkan dengan baik, dengan kata lain melakukan spesialisasi. Kedua, suatu negara melakukan perdagangan untuk mencapai skala ekonomi dalam produksi. Jika setiap negara hanya menghasilkan beberapa jenis produk tertentu, maka setiap negara dapat menghasilkan produk dalam skala yang lebih besar dan lebih efisien dari pada jika mencoba untuk menghasilkan semua produk. Saat ini kajian mengenai perdagangan internasional semakin penting karena pengaruh globalisasi ekonomi dunia yang dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut (Hady, 2004): 1) Keterbukaan ekonomi terutama dengan adanya liberalisasi pasar dan arus uang serta transfer teknologi secara internasional; 34

2) Keterkaitan dan ketergantungan ekonomi, keuangan, perdagangan, dan industri antar negara atau perusahaan yang ditunjukkan oleh adanya pembentukan perusahaan multinasional dan kecenderungan integrasi ekonomi regional; dan 3) Persaingan yang semakin ketat antar negara ataupun perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas yang optimal. Menghadapi era globalisasi saat ini, manusia dengan ide, bakat, IPTEK, serta barang dan jasa dapat dengan mudah melewati batas negara. Pergerakan yang relatif bebas ini ternyata tidak hanya menimbulkan saling keterkaitan dan ketergantungan, tetapi juga telah menimbulkan persaingan global yang semakin ketat (Oktaviani dan Novianti, 2009). Globalisasi membuat pasar antar negara menjadi semakin luas. Negara yang memiliki keunggulan kompetitif semakin dapat memperkaya negaranya dan negara yang tidak siap dalam menghadapi persaingan di pasar global akan semakin terpuruk. Melihat dari segi ilmu ekonomi dan dari pengertian yang digunakan sehari-sehari, permintaan memiliki pengertian yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari permintaan diartikan secara absolut sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Pengertian ini berangkat atas dasar bahwa manusia mempunyai kebutuhan yang mana kebutuhan ini kemudian melahirkan permintaan. Permintaan yang hanya didasarkan pada kebutuhan seperti ini dalam ilmu ekonomi disebut sebagai kebutuhan absolut atau potensial. Pada hakikatnya permintaan tidak hanya didasarkan pada kebutuhan. Permintaan terkait erat dengan harga, sehingga permintaan baru memiliki arti apabila didukung oleh daya beli oleh peminta. Permintaan yang didukung oleh daya beli ini disebut sebagai 35

permintaan efektif (Sudarsono, 1995). Dengan demikian, maka permintaan dapat didefinisikan sebagai sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Permintaan pasar (market demand) untuk suatu barang adalah kuantitas total suatu barang tersebut oleh seluruh pembeli potensial. Permintaan pasar tidak lebih merupakan efek kombinasi dari berbagai pilihan ekonomi konsumen. Kurva permintaan pasar menggambarkan jumlah permintaan dari sejumlah permintaan tertentu konsumen potensial untuk sebuah barang tertentu (Nicholson, 2002). Berangkat dari konsep tersebut, maka dapat dilihat bahwa ekspor suatu komoditas merupakan dampak yang terjadi akibat adanya permintaan global. Permintaan ini yang kemudian mendorong kegiatan ekonomi dalam konteks pasar. Penelitian yang bertujuan untuk melihat struktur pasar yang terbentuk pada komoditas karet alam di pasar internasional serta melakukan analisis terhadap daya saing produk, baik pada keunggulan kompetitif maupun komparatifnya ini menggunakan nilai ekspor sebagai dasar bagi perhitungan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai konsep dasar atau informasi awal dalam menetapkan kebijakan dalam rangka pengembangan daya saing produk, khususnya karet alam. Guna mencapai tujuan yang diharapkan maka digunakan beberapa metode analisis yang mendukung penelitian ini. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur pasar karet alam yang terbentuk di pasar internasional dilakukan dengan menggunakan metode Herfindahl Index (HI) dan Concentration Ratio (CR). HI digunakan untuk melihat ukuran besar kecilnya perusahaanperusahaan dalam suatu industri dan digunakan sebagai indikator jumlah 36

persaingan diantara perusahaan tersebut. Nilai yang diperoleh menggambarkan nilai penguasaan pasar oleh suatu perusahaan dalam suatu industri. Dengan kata lain, HI menggambarkan kecenderungan struktur industri menuju bentuk persaingan atau bentuk yang bersifat monopoli. Hal ini berbeda dengan CR yang menggambarkan persentase penguasaan pasar dalam suatu industri secara lebih jelas (Jaya, 2001). Koefisien CR yang semakin kecil menggambarkan struktur yang semakin bersaing sempurna. Struktur pasar yang menggunakan analisis CR dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk yaitu persaingan sempurna, monopolistik, oligopoli, dan monopoli. Metode analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat daya saing komoditas karet alam di pasar internasional adalah Revealed Comparatif Advantage (RCA) dan Export Competitiveness Index (ECI). RCA merupakan indeks yang mengukur kinerja ekspor suatu komoditas dari suatu negara dengan mengevaluasi peranan ekspor suatu komoditas dalam ekspor total negara tersebut, dibandingkan dengan pangsa komoditas tersebut dalam perdagangan dunia (Basri, 2002). RCA digunakan untuk menjelaskan kekuatan daya saing komoditas ekspor Indonesia secara relatif terhadap produk sejenis dari negara lain (Astuty dan Zamroni, 2000). ECI (Export Competitiveness Index) merupakan gambaran trend perkembangan daya saing suatu komoditas suatu negara. ECI menunjukkan rasio pangsa ekspor suatu negara di pasar dunia untuk suatu komoditas tertentu pada periode tertentu dengan rasio pangsa ekspor komoditi tersebut pada periode sebelumnya. Suatu komoditas dikatakan menghadapi trend daya saing yang meningkat apabila nilai ECI komoditas tersebut lebih besar dari satu. 37

Mengacu pada konsep-konsep di atas, maka terbentuklah suatu alur berfikir yang mendasari penelitian ini sebagaimana tergambar sebagai berikut. Kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan devisa negara Perkembangan Ekspor Karet Alam Indonesia Ekspor Komoditas Perkebunan: Karet Alam Identifikasi Struktur Pasar Karet Alam di pasar internasional Analisis Keunggulan Komparatif Daya Saing Ekspor Karet Alam Indonesia di Pasar Internasional Analisis Keunggulan Kompetitif Herfindahl Index dan Concentration Ratio Revealed Comparative Advantage Export Competitiveness Index Perumusan Kebijakan untuk Peningkatan Daya Saing Keterangan: : dianalisis dalam penelitian : tidak dianalisis dalam peneitian Gambar 2. Diagram Alur Kerangka Pemikiran 38