IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,
|
|
- Hamdani Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber seperti Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO, IRSG (International Rubber Study Group), WEF (World Economic Forum), Comtrade, APPI (Asosiasi Penelitian Perkebunn Indonesia), serta informasi lain dari internet dan buku-buku pustaka lainnya Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yang mengacu pada kerangka teoritis analisis keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang mencoba menjelaskan keberadaan sektor perkebunan, khususnya karet alam di perdagangan internasional. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Tujuannya adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis kondisi internal dan eksternal yaitu analisis keunggulan kompetitif komoditas karet alam Indonesia. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur pasar dan persaingan karet alam Indonesia di pasar internasional. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft Excel Studi menggunakan analisis kuantitatif digunakan untuk mendukung analisis deskriptif yang ada, yaitu menggunakan analisis 39
2 perbandingan RCA (Revealed Comparative Advantage) dan ECI (Export Competitiveness Index) Analisis Struktur Pasar Herfindahl Index (HI) dan Concentration Ratio (CR) adalah alat analisis yang digunakan untuk mengetahui struktur pasar yang dihadapi suatu industri. HI merupakan alat yang mengukur besar kecilnya perusahaan-perusahaan dalam suatu industri dan sebagai indikator jumlah persaingan di antara mereka. HI dan CR sering digunakan untuk mengukur konsentrasi industri. Nilai HI mencerminkan nilai penguasaan pangsa pasar oleh suatu perusahaan dalam suatu industri. Tahap pertama yang harus dilakukan untuk menganalisis pangsa pasar dengan menggunakan Herfindahl Index adalah dengan menghitung pangsa pasar tiap negara produsen karet alam di pasar internasional. Perhitungan pangsa pasar dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut (Meryana, 2007): S ij = X ij TX j S ij = Pangsa pasar karet alam negara i di pasar internasional X ij = Nilai ekspor karet alam negara i di pasar internasional TX j = Total nilai ekspor karet alam dipasar internasional Alat analisis Herfindahl Index pada penelitian ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui struktur pasar komoditas karet alam di pasar internasional sekaligus mengukur penguasaan pasar masing-masing negara yang terlibat dalam perdagangan karet alam tersebut. Pangsa pasar perdagangan karet alam suatu negara dihitung dengan membandingkan ekspor karet alam negara tersebut 40
3 dengan total ekspor karet alam dunia. Formula yang sama kemudian digunakan untuk mengukur struktur pasar dan pangsa pasar suatu negara dalam perdagangan karet alam Internasional sebagai berikut (Anonim, 2007) 2 : HI = S S S S n 2 HI = Herfindahl Index S i = Pangsa pasar penjualan negara ke-i dalam perdagangan karet alam dunia n = Jumlah negara yang terlibat dalam perdagangan karet alam dunia Indeks ini bernilai antara lebih dari nol hingga satu. Jika HI mendekati nol, berarti struktur industri yang bersangkutan cenderung ke pasar persaingan (competitive market), sementara jika indeks bernilai mendekati satu maka struktur industri tersebut cenderung bersifat monopoli. Indeks Herfindahl juga mencerminkan derajat penguasaan pasar dalam suatu industri dari tahun ke tahun. Apabila indeks ini meningkat dari tahun ke tahun berarti pasar industri yang bersangkutan cenderung berstruktur oligopoli, atau bahkan monopoli. Jika sebaliknya, berarti struktur pasar mengarah ke persaingan sempurna. CR-4 (Concentration Ratio of the 4 Largest Companies) ialah suatu koefisien yang menjelaskan persentase penguasaan pangsa pasar oleh empat perusahaan terbesar dalam suatu industri. Koefisien CR-4 yang semakin kecil mencerminkan struktur yang semakin bersaing sempurna. Didasarkan pada analisis standar dalam ekonomi industri, bahwa struktur industri dikatakan berbentuk oligopoli bila empat produsen terbesar menguasai minimal 40% pangsa pasar penjualan dari industri yang bersangkutan (CR 4 =40%) (Jaya, 2001). Apabila kekuatan keempat produsen tersebut sama, maka pangsa penjualan atau produksi 2 [20 Maret 2010] 41
4 masing-masing produsen adalah 10% dari nilai penjualan atau produksi suatu industri. Apabila penguasaan pasar oleh sepuluh produsen atau kurang dalam suatu industri merupakan batas minimum suatu industri berbentuk oligopolistik, maka terdapat kecenderungan peningkatan derajat penguasaan pasar dari tahun ke tahun. Sejalan dengan peningkatan penguasaan pasar tersebut, beberapa subsektor industri telah beralih ke arah persaingan oligopolistik. Struktur pasar juga dapat diklasifikasikan berdasarkan rasio konsentrasinya (CR), yaitu: 1) Struktur pasar persaingan sempurna (perfect competition) ditunjukkan dengan rasio konsentrasi yang sangat rendah. 2) Struktur pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition) ditunjukkan dengan nilai rasio konsentrasi untuk empat produsen terbesar (CR4) di bawah 40%. 3) Struktur pasar oligopoli ditunjukkan dengan nilai rasio konsentrasi untuk empat produsen terbesar (CR4) di atas 40%. 4) Struktur pasar monopoli ditunjukkan dengan nilai rasio konsentrasi untuk empat produsen terbesar (CR4) mendekati 100%. Rasio konsentrasi dirumuskan sebagai berikut (Jaya, 2001): CR ni = n Si ij j=1 S ij = Pangsa pasar industri karet alam di negara j CR ni = n-rasio konsentrasi pada industri karet alam Nilai rasio konsentrasi yang semakin besar menunjukkan bahwa industri tersebut semakin terkonsentrasi dan semakin sedikit jumlah produsen yang berada 42
5 di pasaran. Hal tersebut juga menggambarkan persaingan yang lebih ketat karena tidak ada produsen yang secara signifikan menguasai pasar Analisis RCA (Revealed Comparative Advantage) RCA adalah indeks yang mengukur kinerja ekspor suatu komoditas dari suatu negara dengan mengevaluasi peranan ekspor suatu komoditas dalam ekspor total negara tersebut, dibandingkan dengan pangsa komoditas tersebut dalam perdagangan dunia (Kuncoro, 2008 dan Basri, 2002). Dengan kata lain, RCA merupakan rasio antara nilai ekspor komoditas tertentu di negara tertentu dengan total nilai ekspor (dunia) komoditas yang sama. Indeks RCA merupakan indikator yang bisa menunjukkan perubahan keunggulan komparatif atau perubahan tingkat daya saing industri suatu negara di pasar global (Tambunan, 2003). Konsep keunggulan ini dikemukakan oleh Balassa pada tahun Balassa (1965) dalam Saboniene (2009) menyatakan bahwa hasil dari kegiatan ekspor digunakan untuk mengungkap keunggulan komparatif dari bagian negara yang kurang terhadap bagian lain yang memiliki keunggulan pada faktor biaya. Pola ekspor komoditas ini dinyatakan sebagai suatu pola yang merefleksikan biaya relatif sebagaimana perbedaan pada faktor non-harga, yang dapat menentukan struktur dari perdagangan, khususnya ekspor. Balassa (1965) dalam Abdmoulah dan Laabas (2010) mengangkat teori bahwa nilai RCA menangkap derajat spesialisasi perdagangan dari suatu negara. Indeks RCA dapat dikatakan sebagai indeks yang melukiskan harga relatif yang berlaku dan faktor-faktor penentunya sebagaimana yang terjadi pada produk distorsi pasar. Secara 43
6 matematis, indeks RCA yang dikenal sebagai Balassa Index dapat dirumuskan sebagai berikut (Saboniene, 2009): IndeksRCA ik = X ik W k X i W t X ik = Nilai ekspor komoditas karet alam dari negara i X i = Nilai ekspor total dari negara i W k = Nilai ekspor komoditas karet alam di dunia W t = Nilai ekspor total dunia Jika nilai indeks RCA suatu negara untuk komoditas tertentu adalah lebih besar dari satu (>1), maka negara yang bersangkutan memiliki keunggulan komparatif di atas rata-rata dunia untuk komoditas tersebut. Sebaliknya, bila lebih kecil dari satu (<1), berarti keunggulan komparatif untuk komoditas tersebut tergolong rendah, di bawah rata-rata dunia. Semakin besar nilai indeks, semakin tinggi pula tingkat keunggulan komparatifnya. RCA digunakan untuk menjelaskan kekuatan daya saing komoditas ekspor Indonesia secara relatif terhadap produk sejenis dari negara lain (dunia) (Astuty dan Zamroni, 2000) Analisis ECI (Export Competitiveness Index) Export Competitiveness Index (ECI) menunjukkan rasio pangsa ekspor suatu negara di pasar dunia untuk suatu komoditi tertentu pada periode tertentu (t) dengan rasio pangsa ekspor suatu negara di pasar dunia untuk komoditi tersebut pada periode sebelumnya (t-1) (Hadianto, 2009) 3. Amir (2000) dalam Saboniene (2009) menggunakan indeks daya saing ekspor ini untuk mengestimasi keberhasilan atau kegagalan dalam suatu industri dalam rangka peningkatan 3 komunikasi pribadi 44
7 pertumbuhan dalam menghadapi peningkatan pertumbuhan pasar. Dengan memperhitungkan share dari pasar suatu negara, maka indeks daya saing ini akan menjadi indikator yang lebih baik dalam melihat keunggulan suatu komoditas. ECI dapat dirumuskan sebagai berikut (Amir, 2000 dalam Saboniene, 2009): ECI ki = X ki X w t X ki X w t 1 X ki = Nilai ekspor komoditi karet alam oleh negara i X w = Nilai ekspor dunia terhadap komoditi karet alam t = Periode berjalan t-1 = Periode sebelumnya Nilai ECI menunjukkan trend daya saing yang dihadapi oleh suatu negara terhadap negara lain untuk suatu komoditas tertentu. Dengan kata lain, nilai ini menunjukkan apakah suatu produk yang dimaksud memiliki kemampuan untuk bersaing dengan negara lain yang merupakan negara pesaingnya. Apabila nilai ECI suatu komoditi lebih besar dari satu, berarti komoditi tersebut menghadapi trend daya saing yang meningkat. Sebaliknya, apabila nilai ECI lebih kecil dari satu, maka komoditi tersebut menghadapi kemungkinan penurunan pangsa pasar atau daya saing yang melemah. Indeks ini juga dapat dilihat sebagai rasio pertumbuhan suatu negara untuk komoditas tertentu terhadap rata-rata pertumbuhan komoditas tersebut pada pasar dunia. Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat bersaing dan bertahan di jajaran pasar internasional, maka suatu produk hendaknya memiliki nilai indeks kompetitif yang lebih besar dari satu. 45
IV. METODE PENELITIAN
46 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data nilai dan jumlah ekspor teh baik menurut kelompok produk dan negara asal, serta informasi yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dari pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Kelautan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan
III. KERANGKA PEMIKIRAN Ekonomi Internasional pada umumnya diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis transaksi dan permasalahan ekonomi internasional (ekspor dan impor)
Lebih terperinciVII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan
VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL 7.1. Pangsa Pasar Karet Alam Dalam rangka mengetahui struktur pasar karet alam yang terbentuk dalam perdagangan karet alam di pasar internasional,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel atau unsur-unsur yang akan diteliti untuk memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciVIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang
VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM Dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi, penting artinya pembahasan mengenai perdagangan, mengingat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan orang lain untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari data time series tahunan ( ). Data sekunder diperoleh
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan (2000-2010). Data sekunder diperoleh dari
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Ratna Kania 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Ratna Kania 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi RatnaKnya@Gmail.com Hj. Enok Sumarsih 2) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam mengembangkan ekspor produk pertanian, khususnya komoditas dari subsektor perkebunan. Besarnya
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. RATNA KANIA 1) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. RATNA KANIA 1) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI ANALISIS DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Lebih terperinciVI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS
65 VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS 090210 Komoditi teh dengan kode HS 090210 merupakan teh hijau yang
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL
ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN 2001 2015 JURNAL Oleh: Nama : Ilham Rahman Nomor Mahasiswa : 13313012 Jurusan
Lebih terperinciMuhammad Firdaus dan Bayu Geo Sandy Silalahi
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 1. No 2 Desember 2007) 23 POSISI BERSAING NENAS DAN PISANG INDONESIA DI PASAR DUNIA Muhammad Firdaus 1 dan Bayu Geo Sandy Silalahi 2 1 Departemen Ilmu Ekonomi,
Lebih terperinciJl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,
ANALISIS TINGKAT DAYA SAING KARET INDONESIA Riezki Rakhmadina 1), Tavi Supriana ), dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU ) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
74 ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Komoditas kakao merupakan salah satu penyumbang devisa negara. Tanaman kakao sangat cocok dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data
21 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sentra produksi karet rakyat di Provinsi Jambi. Lokasi yang dipilih yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Bungo.
Lebih terperinciStruktur Pasar Dan Peringkat Indonesia Pada Perdagangan Tuna Segar Dan Beku Di Pasar Dunia, Jepang, USA, Dan Korea Selatan
Struktur Pasar Dan Peringkat Indonesia Pada Perdagangan Tuna Segar Dan Beku Di Pasar Dunia, Jepang, USA, Dan Korea Selatan Sri Hidayati Akademi Pertanian HKTI Banyumas Email : hidayati_sree@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciSTRUCTURE OF THE MARKET AND INDONESIA S STATUS AS FRESH AND FROZEN TUNA S EXPORTER IN WORD MARKETS, WHICH ARE JAPAN, USA, AND REP OF KOREA
STRUCTURE OF THE MARKET AND INDONESIA S STATUS AS FRESH AND FROZEN TUNA S EXPORTER IN WORD MARKETS, WHICH ARE JAPAN, USA, AND REP OF KOREA STRUKTUR PASAR DAN PERINGKAT INDONESIA PADA PERDAGANGAN TUNA SEGAR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Negara Indonesia dari tahun 1985 sampai tahun 2014. Penentuan judul penelitian didasarkan pada pertumbuhan produksi beras Negara
Lebih terperinciPROSIDING ISSN: E-ISSN:
ANALISIS STRUKTUR PASAR INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015 Leni Evangalista Marliani E-Mail: 1 lenievangalista02@gmail.com Abstak Industri perbankan merupakan industri yang memiliki peranan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini membahas tentang dayasaing minyak sawit dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal industri minyak sawit di Indonesia,
Lebih terperinciMINGGU 7. MARKET OVER SPACE
MINGGU 7. MARKET OVER SPACE Oleh TIM TATANIAGA PRODUK AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 Markets Over Space Harga produk agrbis akan bervariasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN
Lebih terperinciIX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan
IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 1) Simpulan 1) Perdagangan Tuna Indonesia di Pasar Dunia, Jepang, USA, dan Korea Selatan : a. Peringkat Indonesia sebagai eksportir tuna baik secara total maupun berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING TEH INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. * HP:
ANALISIS DAYA SAING TEH INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Mochamad Yuzi Zakariyah 1*, Ratya Anindita 2, Nur Baladina 2 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Brawijaya 2 DosenJurusan
Lebih terperinciSeminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, 9-10 September Tahun 2015 A B S T R A K
Seminar Nasional Pembangunan Inklusif di Sektor Pertanian II, 9-10 September 2015 Analisis Daya Saing Ekspor Komoditas Kopra Indonesia di Pasar Internasional Analysis of Competitiveness Advantage of Indonesian
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA ANALYSIS COMPETITIVENES LEVEL EXPORT FRUIT INDONESIA
AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 2009 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT DAYA SAING EKSPOR BUAH-BUAHAN INDONESIA ANALYSIS COMPETITIVENES LEVEL EXPORT FRUIT INDONESIA Nuhfil Hanani 1, Rachman Hartono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing merupakan salah satu kriteria yang menentukan keberhasilan suatu negara di dalam perdagangan internasional. Dalam era perdagangan bebas saat ini, daya
Lebih terperinciLina Yanti *) dan Widyastutik *)1
Daya Saing Produk Turunan Susu Indonesia di Pasar Dunia Lina Yanti *) dan Widyastutik *)1 *) Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor Jl. Kamper Kampus IPB Darmaga,
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 134 ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Tartila Fitri 1) Suhartini 1) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang PENDAHULUAN
Lebih terperinci3.2. Jenis dan Sumber Data
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah atau tempat penelitian ini di pilih secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur.Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Blitar merupakan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Disusun Oleh : SRI ANNA FEBRIYANTHI A
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Disusun Oleh : SRI ANNA FEBRIYANTHI A14303077 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBER DAYA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara. Lokasi dipilih secara purposive karena PTPN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan pertanian.
Lebih terperinciJurnal PASTI Volume VIII No 2,
ANALISIS DAYA SAING CRUDE PALM OIL (MINYAK SAWIT MENTAH) PADA PT. CIPTA USAHA SEJATI DENGAN METODE HERIFINDAHL INDEKS DAN ANALISA SWOT DALAM MENGHADAPI PERDAGANGAN CPO DUNIA Ira Usdiana Saputri Program
Lebih terperinciANALISIS KOMPARASI DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA TERHADAP VIETNAM DAN MALAYSIA DI PASAR ASEAN
ANALISIS KOMPARASI DAYA SAING EKSPOR LADA INDONESIA TERHADAP VIETNAM DAN MALAYSIA DI PASAR ASEAN JURNAL YURIKE ARIESHA JURUSAN/ PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2017 ANALISIS
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.1.1. Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit... 3 1.1.2. Era Perdagangan Bebas... 7 1.1.3.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciDAYA SAING KARET ALAM INDONESIA DI PASAR DUNIA COMPETITIVENESS OF INDONESIAN NATURAL RUBBER AT WORLD MARKET
Habitat Volume XXV, No. 3, Bulan Desember 2014 ISSN: 0853-5167 DAYA SAING KARET ALAM INDONESIA DI PASAR DUNIA COMPETITIVENESS OF INDONESIAN NATURAL RUBBER AT WORLD MARKET Satriyo Ihsan Radityo 1), Rini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan memiliki
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini membahas beberapa teori yang akan menjadi karangka acuan atau dasar analisis skripsi ini. Pembahasan teori dilakukan agar dapat memahami secara mendalam pengusaan teori
Lebih terperinciAnalisis Daya Saing Biji Kakao (Cocoa beans) Indonesia di Pasar Internasional
Analisis Daya Saing Biji Kakao (Cocoa beans) Indonesia di Pasar Internasional COMPETITIVENESS ANALYSIS OF COCOA BEANS (Cocoa beans) INDONESIA IN THE INTERNATIONAL MARKET Nurul Fitriana, Suardi Tarumun,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. struktur perekonomian suatu negara (Nopirin, 2012: 2). Perdagangan internasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional Teori perdagangan internasional membantu menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara. Sobri (2001) menyatakan bahwa perdagangan internasional adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan transportasi dewasa ini semakin mempermudah akses dalam perdagangan, terutama perdagangan internasional. Perkembangan inilah yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Hidayat (2013) dengan judul Analisis Daya Saing Produk Ekspor Provinsi
BAB II A. Penelitian Terdahulu KAJIAN PUSTAKA Hidayat (2013) dengan judul Analisis Daya Saing Produk Ekspor Provinsi Sumatera Utara. Analisis yang digunakan yaitu Analisis Revealed Comparative Advantage
Lebih terperinciANALISIS DAYASAING DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI INDONESIA
Jurnal Agribisnis Indonesia (Vol 2 No 1, Juni 2014); halaman 63-74 63 ANALISIS DAYASAING DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI INDONESIA Sari Nalurita 1, Ratna Winandi Asmarantaka 2 dan Siti Jahroh
Lebih terperinciDAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Nuhfil Hanani dan Fahriyah. Abstrak
1 DAYA SAING KARET INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nuhfil Hanani dan Fahriyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis kinerja ekonomi karet Indonesia dan menganalisis daya karet
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN
ANALISIS DAYA SAING PERIKANAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASEAN LAINNYA DI PASAR ASEAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ifara Arijanto Putri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Pada penelitian yang menggunakan data sekunder, objek penelitian menjelaskan data yang digunakan dalam penelitian. Objek penelitian
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EKA RATNAWATI
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL EKA RATNAWATI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 QS. Al Hujuraat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan luar negeri adalah perdagangan barang-barang suatu negara dengan negara lain
Lebih terperinciDAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KELAPA INDONESIA TERHADAP TIGA NEGARA DI ASIA. Ineke Nursih Widyantari
DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KELAPA INDONESIA TERHADAP TIGA NEGARA DI ASIA Ineke Nursih Widyantari ABSTRACT Indonesia has an area of widest coconut and its products is high ranking in the world. However,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil Tanaman Kopi Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama perpugenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi, yang umumnya berasal dari benua Afrika, termasuk famili
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kayu dan kedelai selama 4 tahun Alasan memilih Provinsi Jawa Timur
BAB III A. Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur. Dimana menganalisis tentang Analisis Potensi dan Daya Saing Ekspor Komoditi Tanaman Pangan Unggulan di Provinsi
Lebih terperinciAGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : ISSN :
AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 60 66 ISSN : 1411-1063 STRUKTUR PASAR DAN KEDUDUKAN INDONESIA PADA PERDAGANGAN TUNA OLAHAN DI PASAR DUNIA, JEPANG DAN USA Sri Hidayati Akademi Pertanian HKTI Banyumas
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR UBIKAYU INDONESIA. Analysis of Competitiveness Rates of Indonesian Cassava Export
J. Agroland 18 (1) : 65-70, April 2011 ISSN : 0854 641 ANALISIS DAYA SAING EKSPOR UBIKAYU INDONESIA Analysis of Competitiveness Rates of Indonesian Cassava Export Putri Suci Asriani 1) 1) Jurusan Sosial
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
49 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, sejak bulan Mei hingga Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di tujuh (7) pasar (Lampiran 2a dan 2b),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan hal yang sudah mutlak dilakukan oleh setiap negara. Pada saat ini tidak ada satu negara pun yang berada dalam kondisi autarki
Lebih terperinciANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
Analisis Keunggulan Kompetitif Lada Indonesia di Pasar Internasional ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Agung Hardiansyah, Djaimi Bakce & Ermi Tety Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia masih menjadi primadona untuk membangun perekonomian negara. Kinerja ekspor komoditas pertanian menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik
Lebih terperinciANALISIS PROYEKSI EKSPOR PRODUK UTAMA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA INDONESIA
ANALISIS PROYEKSI EKSPOR PRODUK UTAMA KE NEGARA MITRA DAGANG UTAMA INDONESIA Vicky Louisa Marlan Alamat Email :Vicky.louisa@yahoo.com Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Abstraction
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Lebih terperinciDINAMIKA DAYA SAING LADA INDONESIA
DINAMIKA DAYA SAING LADA INDONESIA Sri Hery Susilowati Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Jl. A. Yani No. 70 Bogor, 16161 ABSTRACT Indonesia is one of the major producer contries
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL. Oleh : Barirah Marlinda A
ANALISIS DAYA SAING LADA INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Oleh : Barirah Marlinda A14304016 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN BARIRAH
Lebih terperinciRINGKASAN. Anggur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai
RINGKASAN Ni Ketut Suartining, STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA PEMASARAN ANGGUR, (STUDI KASUS DI DESA BANJAR KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG). Di Bawah bimbingan: Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan,
Lebih terperinciEXPORT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF COFFEEINDONESIAIN THE WORLD MARKET
EXPORT COMPETITIVENESS ANALYSIS OF COFFEEINDONESIAIN THE WORLD MARKET Desi Ratna Sari 1 dan Ermi Tety 2 1,2 Universitas Riau Jln. Binawidya 30, Pekanbaru, Riau E-mail : Ermitety@yahoo.com Abstract: The
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kawasan Agropolitan Ciwidey yang meliputi Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan Ciwidey dan Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari data time series tahunan selama periode tahun 2003-2010 dan
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL
SEPA : Vol. 9 No.1 September 2012 : 125 133 ISSN : 1829-9946 ANALISIS DAYA SAING CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL RASHID ANGGIT Y.A.D 1, NI MADE SUYASTIRI Y.P 2, ANTIK SUPRIHANTI 2
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi telah menambahkan banyak tantangan baru bagi agribisnis di seluruh dunia. Agribisnis tidak hanya bersaing di pasar domestik, tetapi juga untuk bersaing
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI SUMBER DAYA PERKEBUNAN KABUPATEN BATANGHARI
KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA PERKEBUNAN KABUPATEN BATANGHARI Dearmi Artis dan Zulfanetti Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi email: dearmi@gmail.com ABSTRAK Salah satu kebijakan ekonomi
Lebih terperinci3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu 3.2. Teknik Pengumpulan Data
3. METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah yang merupakan sentra mebel, serta Jakarta dan Bogor sebagai daerah pemasaran mebel Jepara. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan
Lebih terperinciAnalisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Vol. 3 No BAB I. PENDAHULUAN
Analisis Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Vol. 3 No. 1 2011 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. L ATAR BELAKANG Peranan sektor pertanian dalam kegiatan perekonomian di Indonesia dapat dilihat dari kontribusinya
Lebih terperinciKOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA
JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI
Lebih terperinciDAYA SAING EKSPOR KAKAO OLAHAN INDONESIA
Jurnal Agribisnis, Vol. 8, No. 1, Juni 2014, [ 15-28 ] ISSN : 1979-0058 DAYA SAING EKSPOR KAKAO OLAHAN INDONESIA Dahlia Nauly*, Edmon Daris dan Iskandar Andi Nuhung ABSTRACT Indonesia is the third largest
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan mutu pada karet remah (crumb
13 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Definisi Karet Remah (crumb rubber) Karet remah (crumb rubber) adalah karet alam yang dibuat secara khusus sehingga terjamin mutu teknisnya. Penetapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Menurut penelitian Fery (2013) tentang analisis daya saing usahatani kopi Robusta di kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan metode Policy Analiysis
Lebih terperinciANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND KE PASAR AMERIKA SERIKAT PERIODE
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KARET INDONESIA, MALAYSIA DAN THAILAND KE PASAR AMERIKA SERIKAT PERIODE 2005-2015 Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Srudi Strata I Pada Jurusan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat menciptakan pemerataan pembangunan
Lebih terperinciRINGKASAN DWITA MEGA SARI. Analisis Daya Saing dan Strategi Ekspor Kelapa Sawit (CPO) Indonesia di Pasar Internasional (dibimbing oleh HENNY REINHARDT
ANALISIS DAYA SAING DAN STRATEGI EKSPOR KELAPA SAWIT (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL OLEH DWITA MEGA SARI H14104083 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciV. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN
143 V. POSISI DAYA SAING UDANG INDONESIA, TAHUN 1989-2008 Tujuan penelitian pertama yaitu mengetahui posisi daya saing Indonesia dan Thailand dalam mengekspor udang ketiga pasar utama akan dilakukan menggunakan
Lebih terperinciAbstract. Keywords: pulp and paper, competitiveness, revealed comparative advantage, trade specialization index, constant market share.
Analisis Daya Saing Produk Pulp dan Kertas Indonesia di Pasar Dunia (Competitiveness Analysis of Indonesia s Pulp and Paper Products in a Global Market) Bintang CH Simangunsong *, Rizka AWulandari Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon merupakan sentra dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon merupakan sentra dari industri kerajinan rotan nasional. Industri tersebut ada sejak tahun 1930-an, dan pertama
Lebih terperinciAnalisis Daya Saing Komoditi Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun Ni Nyoman Ayu Puri Astrini
E-Jurnal EP Unud, 4 [1] : 12-20 ISSN: 2303-0178 Analisis Daya Saing Komoditi Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Tahun 2001-2012 Ni Nyoman Ayu Puri Astrini Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi opresional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinci