HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

TINJAUAN PUSTAKA. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dapat menghasilkan wol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun

PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

I. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

Kualitas Semen Cair Domba Garut pada Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Tris Kuning Telur

Pengaruh Penambahan Berbagai Tingkat DMF (Dimethylformamide)...Nevaya Erlandani S

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus 2016

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT PADA PENGENCER SKIM KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI BALI

Pengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

I. PENDAHULUAN. ekonomis penting. Ikan mas telah memasyarakat dan tersebar hampir di seluruh

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Jurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(4): , November 2016

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

Penambahan Fruktosa Mempertahankan Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Kalkun yang Disimpan pada Suhu 4 C

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi perkawinan silang dengan kambing kacang. Masyarakat menyebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian

Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

KUALITAS SPERMA SAPI BEKU DALAM MEDIA TRIS KUNING TELUR DENGAN KONSENTRASI RAFFINOSA YANG BERBEDA

PERAN MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA GARUT

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Semen Spermatozoa

Buletin Peternakan Vol. 39 (3): , Oktober 2015 ISSN E-ISSN X

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di

PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

EFEK PENAMBAHAN LAKTOSA DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA EPIDIDIMIS MARMUT (Cavia cobaya) SELAMA PRESERVASI SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inseminasi Buatan (IB)

Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Burung Puyuh (Coturunix coturnix japonica) dalam Pengencer Fosfat Kuning Telur pada Suhu 4ºC

Pengaruh Penambahan Trehalosa dalam Pengencer Tris terhadap Kualitas Semen Cair Domba Garut (Ovis aries)

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

PEMBEKUAN VITRIFIKASI SEMEN KAMBING BOER DENGAN TINGKAT GLISEROL BERBEDA

I. PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan daging di

PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India yang merupakan keturunan

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

SKRIPSI OLEH SARI WAHDINI

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta 2. Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Cibinong 3

Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Sitrat... Levana Putri Adinda

PENGARUH PENAMBAHAN LAKTOSA DI DALAM PENGENCER TRIS TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR DOMBA GARUT

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VIABILITAS SPERMATOZOA RUSA TIMOR (Cervus timorensis) DI DALAM PENGENCER TRIS DENGAN SUMBER KARBOHIDRAT BERBEDA YANG DISIMPAN PADA SUHU RUANGAN

Transkripsi:

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Karakteristik semen segar yang didapatkan selama penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik Hasil Volume (ml) 1,54 ± 0,16 Bau Anyir Kekentalan Kental ph 7,04±0,8 Warna Krem Gerakan Massa +++ Konsenrasi Total (ml) 256,4 x 10 7 ± 24,7 x 10 7 Motilitas (%) 86,65 ± 2,87 MPU (%) 87,13 ± 2,26 Abnormalitas (%) 5,77 ± 1,05 Semen segar yang didapatkan selama penelitian dievaluasi menjadi data makroskopsis dan mikroskopsis. Data makroskopsis yang didapatkan salah satunya yaitu volume semen. Volume semen segar selama penelitian mempunyai rataan yaitu 1,54 ml ± 0,16. Hal ini sesuai dengan pernyataan Garner dan Hafez (2000) bahwa rataan volume semen domba yaitu 0,5 2,0 ml. Selain itu data makroskopsis seperti bau, warna dan kekentalan semen menunjukan hasil yang normal dan sama pada setiap kali ulangan yaitu bau anyir, warna krem serta

25 kental. Data makroskopsis lain yaitu ph, berdasarkan data yang didapatkan ph semen domba yaitu 7,04 ± 0,8. Menurut Toelihere (1993), ph domba berada pada kisaran 6,2 7,0. Perubahan ph semen diakibatkan oleh metabolisme sperma. Apabila ph menjadi rendah maka sperma akan mengalami kematian. Selanjutnya mengenai data semen segar secara mikroskopsis seperti konsentrasi total yaitu 256,4 x 10 7 /ml ± 24,7, motilitas 86,65 % ± 2,87 dan abnormalitas 5,77 % ± 1,05 serta keutuhan membran plasma 87,13 % ± 2,26. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Garner dan Hafez (2000) bahwa konsentrasi total normal semen segar domba berikisar antara 200 300 x 10 7 /ml, motilitas berada pada kisaran 60 80 % (Hafez, 2000) dan abnormalitas tidak lebih dari 14 % (Toelihere, 1993) serta keutuhan membran plasma > 30 % (Evans dan Maxwell, 1987). Selain itu terdapat gerakan massa yang mempunyai nilai +++. Nilai +++ didapatkan berdasarkan hasil pengamatan yang menunjukan gelombang awan hitam sangat cepat. Gerakan tersebut dinilai mulai dari + s/d +++. Menurut Rizal dan Herdis (2008) gerakan massa yang paling baik yaitu berada pada nilai ++ / +++. Berdasarkan data data tersebut maka semen segar ini dapat diproses pada tahap selanjutnya karena menurut Rizal dkk. (2002) syarat semen memasuki tahap selanjutnya yakni motilitas lebih dari 70 % abnormalitas kurang dari 15 % dengan konsentrasi total sperma lebih dari 200 x 10 7 /ml. 4.2 Pengaruh Penambahan Sari Kurma terhadap Recovery Rate Berdasarkan hasil penelitian penambahan Sari Kurma terhadap recovery rate didapatkan data yang disajikan pada tabel berikut :

26 Tabel 4. Pengaruh Penambahan Sari Kurma terhadap Recovery Rate Semen Beku Domba Lokal Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 P4..%... 1 47,33 48,08 51,70 57,12 2 44,68 46,39 48,05 53,14 3 38,76 46,08 49,45 50,85 4 47,37 50,04 48,57 52,37 5 42,64 47,52 52,37 51,28 Total 220,78 238,11 250,14 264,76 Rata-rata 44,16 a 47,62 b 50,03 c 52,95 d Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris Rata-rata menunjukan perbedaan yang nyata (P < 0,05). Berdasarkan data pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa pengaruh penambahan Sari kurma terhadap recovery rate pada P1 atau fruktosa 0,5 % sebesar 44,16 %, P2 atau Sari kurma 0,25 % sebesat 47,62 %, P3 atau Sari kurma 0,5 % sebesar 50,03 %, dan P4 atau Sari kurma 0,75 % sebesar 52, 95 %. Data penelitian tersebut dianalisis pada taraf α 0,05 yaitu Fhitung 10,92 > F tabel yaitu 3,23. Hal ini menunjukan bahwa penambahan Sari kurma berbeda nyata terhadap recovery rate. Berdasarkan hasil tersebut data di analisis menggunakan uji lanjut yaitu uji lanjut duncan dan perhitungan tabel duncan dapat dilihat pada Tabel 8 di lampiran. Hasil dari uji lanjut tersebut menunjukan bahwa perlakuan penambahan Sari Kurma 0,75 % nyata (P<0,05) lebih baik daripada fruktosa 0,5 %, Sari

27 Kurma 0,25 % dan Sari Kurma 0,5 %. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian ini yaitu penambahan Sari Kurma 0,75 % memberikan pengaruh yang paling baik. Kandungan karbohidrat pada Sari Kurma berupa fruktosa, glukosa dan sukrosa menjadi sumber energi bagi spermatozoa sehingga proses metabolisme spermatozoa pada saat dibekukan terus berlanjut. Semakin banyak Sari Kurma yang ditambahkan ke dalam larutan pengencer maka tingkat recovery rate akan semakin baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Maxwell dan Salamon (1993); dan Panglowhapan (2003) dalam Mukminat dkk. (2014) bahwa sediaan karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi bagi spermatozoa selama proses pembekuan. Karbohidrat pada Sari Kurma tersebut digunakan sperma sebagai peng-hasil ATP dan ADP pada mitokondria. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rizal (2008) bahwa ATP dan ADP digunakan sperma untuk pergerakan atau biasa disebut motilitas. Hasil penelitian pada pemberian Sari Kurma 0,25 % dan 0,5 % memberikan pengaruh yang kurang baik. Hal ini dikarenakan sediaan sumber energi yang tidak mencukupi akan mengakibatkan spermatozoa menghentikan metabolisme energi pada proses pembekuan yang berujung pada kematian spermatozoa. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Atmaja (2014) bahwa sediaan sumber energi yang sedikit mengakibatkan kebutuhan spermatozoa tidak terpenuhi. 4.3 Pengaruh Penambahan Sari Kurma terhadap Keutuhan Membran Plasma Berdasarkan penelitian didapatkan data mengenai penambahan Sari kurma terhadap keutuhan membran plasma yang disajikan pada tabel berikut.

28 Tabel 5. Pengaruh Penambahan Sari Kurma terhadap Membran Plasma Utuh Semen Beku Domba Lokal. Ulangan Perlakuan P1 P2 P3 P4....%... 1 45,56 47,89 47,23 49,21 2 34,22 37,65 41,44 49,80 3 35,44 40,00 39,53 47,60 4 41,75 43,86 42,89 45,90 5 34,90 35,77 41,92 43,78 Total 191,87 205,17 213,01 236,29 Rata-rata 38,37 a 41,03 a 42,60 ab 47,26 b Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris Rata-rata menunjukan perbedaan yang nyata (P<0,05). Penambahan Sari Kurma terhadap keutuhan membran plasma menunjukan hasil yang signifikan. Hasil ini didapatkan dari perhitungan analisis statistik pada taraf α 0,05 yaitu Fhitung (4,38) > dari FTabel (3,23). Berdasarkan Tabel 5. rataan hasil penelitian menunjukan Pl sebesar 38,37 %, P2 sebesar 41,03 %, P3 sebesar 42,60 % dan P4 sebesar 47,26 %. Perbedaan diantara perlakuan di uji lanjut menggunakan uji lanjut Duncan. Berdasarkan Uji lanjut duncan penambahan Sari Kurma 0,75 % nyata (P< 0,05) lebih baik dari pada fruktosa 0,5 %, Sari Kurma 0,25 % dan Sari Kurma 0,5 %. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis penelitian ini bahwa penambahan Sari Kurma 0,75 % memberikan pengaruh paling baik. Penambahan Sari kurma pada pengencer Tris kuning telur telah terbukti memberikan pengaruh terhadap keutuhan membran

29 plasma sel selama proses pembekuan. Hal ini disebabkan gula pada Sari Kurma dapat melindungi kerusakan membran plasma dari luar sel. Menurut Salamon dan Maxwell (2000) dalam Rizal dkk. (2006), gula dalam keadaan beku berbentuk seperti kaca (glass) yang tidak tajam, sehingga tidak merusak sel spermatozoa. Gula diketahui dapat menjadikan membran plasma sel lebih stabil selama proses kriopreservasi (Strauses et al, 1986 dalam Rizal dkk., 2006). Gula pada Sari kurma yang berperan sebagai kriprotektan ekstraseluler yaitu sukrosa. Sukrosa berfungsi sebagai substrat sumber energi dan sekaligus sebagai krioprotektan ekstraseluler (Rizal, 2008). Hasil penelitian pada penambahan Sari Kurma 0,25 % kurang dapat mempertahankan keutuhan membran plasma sel karena penambahan Sari Kurma yang kurang tepat akan mengakibatkan perlindungan terhadap membran plasma sel selama pembekuan kurang optimal sehingga kematian spermatozoa akan lebih banyak. Akan tetapi penambahan Sari kurma pada tingkat 0,5 % memberikan pengaruh yang sama dengan Sari kurma 0,75 %. Selain itu penambahan fruktosa 0,5 % kurang baik dalam mempertahankan membran plasma sel selama pembekuan karena fungsi dari fruktosa yaitu sebagai penyedia energi bukan untuk melindungi membran plasma sel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Van Tienhoven dkk. (1952) dalam Toelihere (1993) bahwa fungsi dari fruktosa cenderung digunakan spermatozoa untuk menghasilkan ATP dan ADP yang berujung pada pergerakan spermatozoa atau biasa disebut motilitas.