Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Sitrat... Levana Putri Adinda
|
|
- Herman Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLUTHATIONE LEVEL IN EGG YOLK TRIS-CITRATE EXTENDER ON MOTILITY AND ABNORMALITY OF POST THAW ETAWAH CROSSBREED GOATS SPERM Levana Putri Adinda*, Siti Darodjah**, Rangga Setiawan** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad adindalevana@gmail.com ABSTRAK Glutathione merupakan salah satu antioksidan yang mampu mempertahankan kualitas semen beku. Namun, glutathione pada level yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan pada semen sehingga menurunkan motilitas. Motilitas dan abnormalitas merupakan parameter penting dalam penilaian kualitas semen. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan glutathione terhadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah post thawing. Semen ditampung dengan menggunakan bantuan vagina buatan dari 5 ekor kambing PE jantan yang berumur 2 3 tahun. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan dan 5 kelompok sebagai ulangan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil analisis statistik menunjukan penambahan glutathione 6 mm memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap motilitas namun tidak berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap abnormalitas dengan nilai 44,36% dan 2,9% dibandingkan dengan penambahan 0; 4; 8; dan 10 mm glutathione yang hasilnya secara berturut-turut (34,68; 40,49; 46,18; 36,88% dan 3,3; 3,0; 2,6; 3,2%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah level glutathione berpengaruh terhadap motilitas dan memberikan pengaruh yang sama terhadap abnormalitas sperma kambing PE post thawing. Level glutathione 6 mm merupakan dosis yang optimal dalam menghasilkan motilitas dan abnormalitas sperma kambing PE post thawing yang baik. Kata kunci: Glutathione, motilitas, abnormalitas. ABSTRACT Glutathione is one of antioxidant that could be maintain the quality of frozen semen. Unappropiate level of gluthatione could cause toxication to sperm. Motility and abnormality are the important parameters of quality of semen assesment. The aim of this research was to determine the effect of glutathione level on motility and abnormality of post thowed Etawah Cross goat sperm. Semen was collect using artificial vagina from 5 Etawah Cross age 2 3 years. Research was conducted by randomized block design with 5 glutathione level treatments with 5 groups of goat followed by Duncan test. The result showed that the addition 6 mm of glutathione gave significant effect (P>0,05) on motility but were not significant on abnormality (P<0,05) with percentage 44.36% and 2.9% than 0; 4; 8; and 10 mm (34.68; 40.49; 46.18; 36.88% and 3.3; 3.0; 2.6; 3.2%) respectively. As a conclusion, glutathione levels was effected on motility and give the same affected on abnormality
2 crossbred ettawa goat sperm post thawing. Level 6 mm of glutathione give the best motility and abnormality crossbred ettawa goat sperm post thawing. Keywords: Glutathione, sperm motility, sperm abnormality. PENDAHULUAN Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan salah satu jenis komoditas ternak hasil persilangan antara kambing Etawah yang berasal dari India dengan kambing kacang (lokal). Kambing PE banyak diternakan sebagai penghasil daging dan penghasil susu dengan kualitas yang baik. Namun terdapat keterbatasan dalam populasi kambing PE di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor diantara lain yaitu peningkatan populasi yang masih rendah, masih tergantung dengan kawin alam, ketergantungan pejantan, sehingga menyebabkan populasinya kurang berkembang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat menambah populasi dari kambing PE adalah dengan introduksi IB (Inseminasi Buatan) menggunakan semen beku yang berasal dari kambing PE jantan unggul. Penggunaan semen beku cukup memberikan banyak manfaat antara lain semen beku dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian, optimalisasi pejantan, dan menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan. Permasalahan yang umum terjadi pada semen beku adalah penurunan kualitas semen beku akibat dari pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS). ROS adalah radikal bebas yang dihasilkan oleh adanya kontak antara oksigen dan semen. Pembentukan ROS terjadi selama proses pengolahan dapat meningkatkan kerusakan morfologi yang berpengaruh terhadap kapasitas sperma, menyebabkan penurunan motilitas, dan dapat meningkatkan abnormalitas yang merupakan parameter penting dalam kualitas semen. Apabila terjadi produksi radikal bebas secara berlebihan pada spermatozoa maka akan menyebabkan stres oksidatif. Permasalahan ROS dapat diatasi yaitu dengan cara penambahan antioksidan kedalam pengencer semen. Antioksidan yang umum digunakan adalah glutathione. Glutathione adalah salah satu antioksidan yang umum digunakan yang mempunyai sifat menetralkan radikal bebas dan berfungsi melindungi sel dari kerusakan akibat sifat toksik yang disebabkan oleh oksigen reaktif (ROS). Penggunaan glutathione lebih efisien dibandingkan antioksidan lain seperti αtokoferol, dan vitamin A. Hal ini dikarenakan glutathione lebih mudah didapat, lebih murah dibandingkan dengan vitamin A, dan memberikan hasil yang lebih baik. Namun, penggunaan glutathione harus disesuaikan dengan kebutuhan pengencer karena jika
3 penambahan glutathione tidak sesuai dengan kebutuhan makaakan menyebabkan efek negatif atau toksik yang akan mempengaruhi kualitas semen. Berdasarkan uraian diatas, penulis meneliti mengenai level glutathione yang optimal dalam pengencer tris-sitrat kuning telur terhadap motilitas dan abnormalitas kambing Peranakan Etawah post thawing. BAHAN DAN METODE Objek penelitian yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima ekor kambing peranakan etawah jantan dengan umur yaitu 2-3 tahun yang dikandangkan di Breeding Station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pakan yang diberikan yaitu berupa hijauan sebanyak 5-6 kg/ekor/hari serta diberi tambahan konsentrat sebanyak gram/ekor/hari. Alat dan bahan yang digunakan adalah haemocytometer, kamar hitung neubaeur, mikroskop, straw 0,25 ml, tabung semen, counter, glutathione, container, gliserol, tris-sitrat, kuning telur, penicillin dan streptomycin, eosin, N 2 cair, pembakar Bunsen, cawan petri. Penelitian diawali dengan melakukan penampungan semen kambing dengan menggunakan bantuan vagina buatan yang berisi air hangat bersuhu 40 0 C serta vaselin setelah itu semen yang didapat kemudian di evaluasi makroskopis yang meliputi volume semen, warna semen, ph semen, dan konsistensi (derajat kekentalan) dan dilanjutkan dengan evaluasi mikroskopis yang meliputi: gerakan massa, konsentrasi total sperma, motilitas sperma, membran plasma utuh (MPU), dan recovery rate. Semen segar yang telah dievaluasi dan memiliki kriteria yang baik sebagai semen untuk keperluan inseminasi buatan akan diuji lanjut dengan diencerkan menggunakan tris sitrat kuning telur. Semen yang telah diencerkan kemudian dikemas menggunakan ministraw dengan volume setiap straw sebesar 0,25 ml. Pengemasan dilakukan dengan suhu lingkungan 5 0 C. Semen cair yang telah dikemas disimpan kedalam lemari es dengan temperatur 5 0 C selama 2 jam, sehingga sperma dapat menyesuaikan diri dengan pengencer dan lingkungannya sebelum proses pembekuan. Tahapan pembekuan diawali dengan proses pre freezing dengan cara menguapi straw oleh uap Nitrogen Cair bersuhu -80 sampai dengan C selama 7 hinga 8 menit dengan jarak antara straw dan permukaan cairan sekitar 3-5 cm. Tahapan selanjutnya yaitu meletakan straw yang telah membeku di dalam goblet menggunakan pinset, kemudian goblet tersebut ditempatkan dalam canister dan dimasukan ke dalam container berisi Nitrogen Cair dengan suhu mencapai -196 C. Proses thawing (pencairan kembali) dilakukan dengan cara memasukan ke dalam wadah berisi air dengan temperatur 40 C selama detik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
4 Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 kelompok sebagai ulangan yaitu P 0 = Semen + (Pengencer + 0 mm Glutathione), P 1 = Semen + (Pengencer + 4 mm Glutathione), P 2 = Semen + (Pengencer + 6 mm Glutathione), P 3 = Semen + (Pengencer + 8 mm Glutathione), P 4 = Semen + (Pengencer + 10 mm Glutathione) setelah itu dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan (α = 0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Semen Segar Kambing PE Data hasil rataan dalam pengamatan semen segar kambing PE baik makroskopis dan mikroskopis dilakukan untuk mengetahui kelayakan semen untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu proses pengenceran dan pembekuan. Hal ini bisa dilihat di dalam Tabel 1. Tabel 1. Data Karakterisitik Semen Segar Penilaian Kelompok Koefisien Variasi (%) Makroskopis Volume (ml) 0,70 0,50 1,10 0,60 0,50 32,75 Warna krem krem krem krem Krem Konsistensi kental kental kental kental Kental ph 6,70 6,70 6,50 6,50 6,50 1,49 Mikroskopis Gerakan Massa Konsentrasi 256,00 326,00 408,00 226,00 412,00 23,40 sperma total(10 7 sel sperma/ml) Motilitas (%) 75,00 85,20 79,90 81,40 77,20 4,40 Abnormalitas 1,00 1,50 2,00 1,50 1,50 21,80 (%) Membran Plasma Utuh (%) 84,50 87,00 89,00 88,00 81,00 3,34 Hasil volume yang didapat dari semen segar berkisar antara 0,5 1,1 ml dimana nilai tersebut masih dalam kisaran normal yaitu antara 0,1 1,5 ml (Hafez, 1993). Bervariasinya volume dari semen yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu cara pengambilan dan frekuensi penampungan, umur ternak, dan bangsa ternak (Tambing et al., 2001). Warna, konsistensi, dan konsentrasi semen mempunyai hubungan yang erat satu sama lain, yaitu semakin encer suatu semen maka konsentrasinya akan semakin rendah begitu juga jika
5 konsentrasinya semakin rendah maka warna semen akan semakin pucat, begitu juga sebaliknya jika konsentrasinya tinggi maka warna semen akan semakin keruh dengan konsistensi tinggi atau kental (Evan dan Maxwell, 1987). Warna semen segar kambing Peranakan Etawah adalah putih hingga krem dengan konsistensi kental (Tambing et al., 2001). Konsentrasi spermatozoa kambing yang normal berkisar antara juta sampai juta sel/ml (Evans dan Maxwell, 1987). Derajat keasaman (ph) sangat mempengaruhi daya hidup spermatozoa, dimana ph yang didapat berkisar antara 6,5 6,7 hal ini sesuai dengan pernyataan dimana semen yang berkualitas baik mempunyai ph yaitu dengan kisaran 5,9 7,3 (Bearden dan Fuquay, 2004). Variasi ph semen kemungkinan dipengaruhi oleh konsentrasi asam laktat yang dihasilkan dalam proses akhir metabolisme (Toelihere, 1985). Menurut Hafez (1987) standar derajat keasaman semen kambing yang dapat diolah menjadi semen beku adalah 6,2 7,2. Apabila ph terlalu tinggi atau rendah, akan menyebabkan kematian pada spermatozoa. Gerakan massa semen kambing nampak lebih cepat, tebal, dan hitam jika dibandingkan dengan semen domba. Semen yang mempunyai kualitas baik, jika diamati dibawah mikroskop akan memberikan tampilan kumpula sperma bergerak yang bergerombol dalam jumlah besar sehingga membentuk gelombang atau awan yang bergerak (Toelihere, 1985). Gerakan massa semen kambing Peranakan Etawah yang terlihat gelombang besar, hitam, dan cepat maka memiliki skor +++ atau sangat baik (Suwarso, 1999). Semen dengan skor gerakan massa ++/+++ layak untuk dilakukan proses pengenceran atau proses pembekuan, sedangkan semen dengan skor gerakan massa + tidak layak dipergunakan untuk inseminasi buatan (Evans dan Maxwell, 1987). Motilitas merupakan salah satu kriteria penentu kualitas semen yang dilihat dari banyaknya spermatozoa yang motil progresif dibandingkan dengan seluruh spermatozoa yang ada dalam satu pandang mikroskop. Motilitas sperma kambing pada umumnya berkisar antara 75% - 90% (Suwarso, 1999). Namun kisaran tersebut tidak menjadi patokan dikarenakan beberapa jenis kambing mempunyai motilitas yang berbeda-beda. Motilitas sperma kambing Peranakan Etawah adalah sebesar 78,13% (Suwarso, 1999), tetapi hal ini berbeda dengan pernyataan Sandi et al., (1989) yang menyebutkan bahwa motilitas sperma kambing Peranakan Etawah hanya sebesar 60%. Persentase spermatozoa abnormal kambing Peranakan Etawah adalah sebesar 10,17% (Tambing et al., 2001). Standar persentase spermatoozoa abnormal kambing yang sehat adalah sekitar 6%-10% (Delgadillo, 1992). Sifat fisik semen segar dapat mengalami
6 perbedaan yang disebabkan oleh perbedaan individu ternak, nutrisi, frekuensi ejakulat (Toelihere, 1985). 2. Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Sitrat Kuning Telur terhadap Motilitas Sperma Kambing PE Post Thawing Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh level glutathione dalam pengencer Tris-Sitrat kuning telur terhadap motilitas sperma kambing PE post thawing didapatkan data yang dapat dilihat pada Tabel 2. Kelompok Tabel 2. Data Hasil Penelitian Motilitas Post Thawing Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 P 4...% ,62 36,84 44,40 43,47 33, ,36 45,45 45,83 47,36 42, ,03 40,90 43,75 47,61 33, ,31 38,09 41,67 45,40 36, ,09 41,17 46,15 47,05 38,89 Rataan 34,68±3,2 a 40,49±2,9 a 44,36±2 b 46,18±1,6 c 36,88±3,6 c Keterangan : P 0 = Pemberian 0 mm Glutathione P 1 = Pemberian 4 mm Glutathione P 2 = Pemberian 6 mm Glutathione P 3 = Pemberian 8 mm Glutathione P 4 = Pemberian 10 mm Glutathione Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa rataan nilai P3 yaitu sebesar 46,18%, P2 sebesar 44,36%, P1 sebesar 40,49%, P4 sebesar 36,88%, dan P0 sebesar 34,68%. Penambahan glutathione sebesar 6 mm menunjukan rataan hasil persentase motilitas yang tinggi dan penambahan glutathione sebesar 0 mm menunjukan rataan hasil persentase motilitas yang paling rendah. Hasil analisis sidik ragam terhadap motilitas spermatozoa menunjukan perbedaan nyata (P<0,05) antar perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa penambahan level glutathione dalam pengencer tris-sitrat kuning telur berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap motilitas spermatozoa kambing PE post thawing. Hasil yang didapat setelah dilakukan uji jarak berganda Duncan bahwa P2 dengan level glutathione 6 mm berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan P0, P1, dan P4.
7 Perlakuan P2 dengan penambahan glutathione sebesar 6 mm memberikan hasil yang baik dalam mempertahankan motilitas spermatozoa kambing PE post thawing yaitu 44,36±2%. Perlakuan P0 dengan penambahan glutathione sebesar 0 mm menunjukan hasil persentase motilitas yang nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa level glutathione 6 mm memberikan perlakuan yang nyata lebih tinggi (P<0,05) terhadap level 0 mm, 4 mm, dan 10 mm. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari hasil penelitian Mishra, dkk. (2010). Menurut Suryohudoyo, (2000), Tuminah (2000), Glutathione merupakan senyawa antioksidan yang dapat membersihkan radikal bebas yang sangat reaktif dan menyebabkan terjadinya peroksidase lipid pada membran plasma sel dan dapat melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Menurut hasil penelitian Mishra, dkk (2010) yang menunjukan bahwa penambahan glutathione sebanyak 8 mm pada semen kambing Black Bengal Bucks dapat mempertahankan persentase motilitas spermatozoa sebanyak 50 % selama 4 hari dibandingkan dengan penggunaan level 4 mm glutathione yang hanya dapat mempertahankan motilitas spermatozoa selama 3 hari. Menurut Amalia, dkk (2013), menunjukan bahwa penggunaan level 6 mm glutathione pada semen kambing Boer memberikan hasil tertinggi yaitu 29,5% dibandingkan dengan penggunaan level 13 mm dan 19 mm glutathione. Level glutathione yang terlalu tinggi dapat berdampak negatif seperti pada perlakuan P4 dengan level 10 mm glutathione. Hal ini terjadi akibat penambahan glutathione yang berlebihan akan menyebabkan toksik pada sperma. Menurut Uysal dan Bucak (2007), penambahan konsentrasi glutathione yang berlebih dapat menimbulkan efek negatif atau efek toksik dari glutathione yang dapat menyebabkan kematian spermatozoa. 3. Pengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Sitrat Kuning Telur terhadap Abnormalitas Sperma Kambing PE Post Thawing Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh level glutathione dalam pengencer Tris-Sitrat kuning telur terhadap abnormalitas sperma kambing PE post thawing didapatkan data yang dapat dilihat pada Tabel 3.
8 Kelompok Tabel 3. Data Hasil Penelitian Abnormalitas Post Thawing Perlakuan P 0 P 1 P 2 P 3 P 4...% ,0 2,5 2,0 2,0 4,0 2 3,5 3,0 3,5 3,0 3,0 3 3,0 3,0 3,0 2,5 3,0 4 4,0 3,0 3,0 2,5 3,0 5 3,0 3,5 3,0 3,0 3,0 Rataan 3,3±0,2 3,0±0,2 2,9±1,0 2,6±0,4 3,2±0,4 Keterangan : P 0 = Pemberian 0 mm Glutathione P 1 = Pemberian 4 mm Glutathione P 2 = Pemberian 6 mm Glutathione P 3 = Pemberian 8 mm Glutathione P 4 = Pemberian 10 mm Glutathione Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukan bahwa rataan persentase abnormalitas pada setiap perlakuan menunjukan hasil rataan yang berbeda Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan penambahan level glutathione memberikan hasil persentase yang tidak berbeda nyata terhadap abnormalitas spermatozoa kambing PE post thawing atau dengan kata lain level glutathione memberikan pengaruh yang sama pada abnormalitas sperma kambing PE. Penambahan glutathione dalam pengencer tris-sitrat kuning telur tidak berpengaruh nyata terhadap persentase abnormalitas sperma kambing PE post thawing. Hal ini disebabkan oleh pengaruh pemberian yang tidak optimal dan berlebihan menyebabkan kurang efektifnya penambahan glutathione dan dapat menyebabkan sifat toksik bagi sperma. Abnormalitas dapat terjadi saat prosesing semen dan juga karena peroksidase lipid. Peroksidase lipid akan menyebabkan kerusakan struktur dan terganggunya metabolisme spermatozoa. Menurut pernyataan Suyadi, dkk (2015) bahwa peningkatan abnormalitas yang disebabkan karena adanya proses peroksidase lipid, perubahan tekanan osmotik akibat radikal bebas dan asam laktat hasil dari proses metabolik, sehingga merusak membran plasma dan menyebabkan peningkatan abnormalitas spermatozoa. Selain itu, Yani dkk (2001), menyatakan bahwa semakin lama waktu penyimpanan maka semakin tinggi persentase abnormalitas yang disebabkan oleh stres dingin dan ketidakseimbangan tekanan osmotik akibat dari proses metabolik yang terus berlangsung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Amalia, dkk (2013) bahwa penambahan glutathione tidak dapat menurunkan abnormalitas pada kambing Boer,
9 karena abnormalitas pada spermatozoa disebabkan oleh perkembangan spermatozoa secara morfologik serta akibat penanganan semen pada proses penampungan. Penambahan level yang tidak optimal dapat menyebabkan kurang efektifnya pengaruh glutathione. Sedangkan penambahan level glutathione yang berlebihan akan menyebabkan toksik atau keracunan bagi spermatozoa. Sifat toksik disebabkan oleh pemberian antioksidan yang berlebihan sehingga menyebabkan meningkatnya tekanan osmosis dan menyebabkan kerusakan membran spermatozoa yang berdampak pada putusnya ekor spermatozoa (Wilandari dkk, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan, abnormalitas yang paling banyak ditemukan yaitu abnormalitas sekunder seperti, ekor patah, kepala dan ekor terpisah, dan ekor tergulung. Menurut Toelihere (1993), Selama abnormalitas belum mencapai 20% dari contoh semen maka semen tersebut dapat dipakai untuk inseminasi. KESIMPULAN Level glutathione berpengaruh terhadap motilitas dan memberikan pengaruh yang sama untuk abnormalitas sperma kambing PE post thawing. Level glutathione 6 mm merupakan dosis optimal dalam menghasilkan motilitas sperma kambing PE post thawing yang baik. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. agr. Ir. Siti Darodjah, MS. selaku pembimbing utama, juga kepada Rangga Setiawan, S.Pt., M.Sc. selaku pembimbing anggota yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta memberikan arahan, masukan, dan bimbingan yang sangat bermanfaat serta kepada Prof. Dr. Soeparna, MS. Selaku Ketua Peneliti Hibah Penelitian Penugasan Unggulan Academic Leadership Grand (ALG) Laboratorium Reproduksi Ternak dan Inseminasi Buatan, yang telah memfasilitasi sarana penelitian.
10 DAFTAR PUSTAKA Afiati. F. Yulnawati., M. Riyadi., R.I. Arifiantini Abnormalitas Spermatozoa Domba Dengan Frekuensi Penampungan Berbeda. Seminar Nasional Masyarakat Biodiv Indonesia 1: Amalia. F. R., Suyadi. dan A. Rachmawati Pengaruh Gluthathione Terhadap Kualitas Semen Kambing Boer Post Thawing Dalam Pengencer yang Mengandung Dimetylsulfoxyde (DMSO).Universitas Brawijaya. Malang. Delgadillo, J. A., B. Leboeuf and P. Chemineau Abolition of Seasonal Variations in Semen Quality and Maintanance of Sperm Fertilizing Ability by Photoperiodic Cycles in Goat Bucks. Small Ruminant Research 9: Evans, G. and W. M. C. Maxwell Salmon s Artificial Insemination of Sheep Goat. Butterworth s, London. and Feradis Bioteknologi Reproduksi Pada Ternak. Alfabeta. Bandung Garner, D. L. and Hafez Spermatozoa and Seminal Plasma. In: E.S.E. Hafez and B. Hafez, ed. Reproduction in Farm Animals. 7 th Ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins. USA Gaspersz, V Teknis Analisis Dalam Penelitian Percobaan. Tarsito. Bandung. Hal Herdis, M. Surachman, Yulnawati, M. Rizal, dan H. Maheswari Viabilitas dan Keutuhan Membran Plasma Spermatozoa Epididimis Kerbau Belang Pada Penambahan Maltosa Dalam Pengencer Andromeid. Jurnal Indonesia Tropis Animal Agriculture, Vol. 33. No. 2. Maxwell, W. M. C. and P. F. Watson Recent Progress In The Preservation of Ram Semen. Anim. Reprod. Mishra, B., M. G. S. Alam, M. A. M. Y. Khandokar, S. Mazumder and M. N. Munsi Qualities of Goat Semen in Tris-Citrate-Glucose Extender Containing Glutathione. Departments of Surgery and Obstetrics, Faculty of Veterinary Science, Bangladesh Agricultural University. Bangladesh. Nurcholidah, S. R, Idi, R. Setiawan, I.Y. Asmara, B.I. Sujana Pengaruh Lama Penyimpanan Semen Cair Ayam Buras pada Suhu 50 C terhadap Periode Fertil dan Fertilitas Sperma. Jurnal ilmu ternak, juni 2006, vol. 6 no.1, Rizal, M. dan Herdis Daya Hidup Spermatozoa Epididimis Domba Garut yang Dikriopreservasi Menggunakan Modifikasi Pengencer Tris. Jurnal Hayati, Vol. 12. No. 2. Rizal, M. dan Herdis Peranan Antioksidan dalam Meningkatkan Kualitas Semen Beku. Wartazoa, Vol. 20 No. 3 th Rizal, M., M. R. Toelihere, T. L. Yusuf, B. Purwantara, P. Situmorang Kriopreservasi Semen Domba Garut dalam Pengencer Tris dengan Konsentrasi Laktosa yang Berbeda. Media Kedokteran Hewan 19:78-83.
11 Suryohudoyo, P Oksidan, Antioksidan, dan Radikal Bebas. Dalam: Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. CV. Sagung Seto, Jakarta. hlm Suwarso Peranan Rafinosa Dalam Pengencer Tris-Sitrat Kuning Telur Terhadap Semen Beku Kambing PE. Institut Pertanian Bogor. Bogor Suyadi, T. E, Susilorini dan L. Amalta Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawah dalam Pengencer dengan Penambahan Ekstrak Bawang Merah (Allium Cepa L) selama Penyimpanan Suhu Dingin. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang. Tambing, S. N., M. R. Toelihere., T. L. Yusuf., dan I-K.Sutama Pengaruh Gliserol dalam Pengencer Tris terhadap Kualitas Semen Beku Kambing Peranakan Etawah.Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Bogor Toelihere. M. R Fisiologi Reproduksi Pada Ternak: Angkasa. Toelihere. M. R Inseminasi Buatan Pada Ternak. Bandung: Angkasa. Toelihere M. R Peranan Bioteknologi Reproduksi Dalam Pembinaan Produksi Peternakan di Indonesia. Disampaikan Pada Pertemuan Teknis dan Koordinasi Produksi (PERTEKSI) Peternak Nasional T.A. 1997, Ditjennak Cisarua-Bogor. Triwulaningsih E, P. Situmorang, T. Sugiarti, R.G. Sianturi, dan D.A. Kusumaningrum Pengaruh Penambahan Glutathione pada Medium Pengencer Sperma terhadap Kualitas Semen Cair. JITV vol.9. No. 2. Th Tuminah S Radikal Bebas dan Antioksidan : Kaitannya dengan Nutrisi dan Penyakit. Cermin Dunia Kedokteran 128 : Uysal, O. dan M. N. Bucak Effects of Oxidized Glutathione, Bovine Serum Albumin, Cysteine and Lycopen and The Quality of Frozen-Thawed Ram Semen. Acta Vet. Brno. 76: Winarsi, H Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLYCEROL LEVEL ON TRIS-YOLK EXTENDER
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciPengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian
PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLUTATHIONE LEVEL IN TRIS-EGG YOLK ON
Lebih terperinciKualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (1): 39-44 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara tradisional. Salah satu bangsa
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR
PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR A. Winarto dan N. Isnaini Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Abstrak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kambing yang banyak dikembangkan yaitu jenis kambing Peranakan Etawah (PE).
Lebih terperinciPengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah
PENGARUH METODE GLISEROLISASI TERHADAP KUALITAS SEMEN DOMBA POSTTHAWING EFFECT OF GLYCEROLISATION METHOD ON THE QUALITY OF RAM SEMEN POSTTHAWING Labib Abdillah*, Nurcholidah Solihati**, Siti Darodjah Rasad**
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, ph dan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi sperma,
Lebih terperinciPengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Sitrat... Ayunda Melisa
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR TERHADAP DAYA HIDUP DAN TUDUNG AKROSOM UTUH SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYCEROL LEVEL IN EGG YOLK CITRATE EXTENDER
Lebih terperinciPengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYSEROL LEVEL IN EGG-YOLK TRIS-CITRATE EXTENDER
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Kambing PE Semen ditampung dari satu ekor kambing jantan Peranakan Etawah (PE) menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
Lebih terperinciDAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C
DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C Disajikan oleh : Hotmaria Veronika.G (E10012157) dibawah bimbingan : Ir. Teguh Sumarsono, M.Si 1) dan Dr. Bayu Rosadi, S.Pt. M.Si 2)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Domba Segera Setelah Koleksi Pemeriksaan karakteristik semen domba segera setelah koleksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan secara makroskopis
Lebih terperinciT.L.Yusuf, R.I. Arifiantini, dan N. Rahmiwati Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK
DAYA TAHAN SEMEN CAIR KAMBING PERANAKAN ETAWAH DALAM PENGENCER KUNING TELUR DENGAN KEMASAN DAN KONSENTRASI SPERMATOZOA YANG BERBEDA (Sperm Viability of Ettawah Crossbred Liquid Semen Diluted in Egg Yolk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi
Lebih terperinciDosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C
Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C IDEAL GLUCOSE DOSAGE ON EGG YOLK PHOSPHATE BUFFER FOR MAINTAINING SEMEN TURKEYS QUALITY IN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE
PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE PADA PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SPERMATOZOA SAPI LIMOUSIN SELAMA PENYIMPANAN SUHU RUANG Rahman Maulana 1), Nurul Isnaini 2 dan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar
HASIL DAN PEMBAHASAN Semen adalah cairan yang mengandung suspensi sel spermatozoa, (gamet jantan) dan sekresi dari organ aksesori saluran reproduksi jantan (Garner dan Hafez, 2000). Menurut Feradis (2010a)
Lebih terperinciKUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP
KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP Cindy Alvionita* Siti Darodjah Rasad** Nurcholidah Solihati** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas
Lebih terperinciSemen beku Bagian 3 : Kambing dan domba
Standar Nasional Indonesia Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba ICS 65.020.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian
Lebih terperinciPENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK
PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Suatu penelitian untuk mengetahui penggunaan kuning telur itik
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH JARAK DAN WAKTU TEMPUH TERHADAP POST THAWING MOTILITY, ABNORMALITAS DAN SPERMATOZOA HIDUP SEMEN BEKU (The Effect of Travel Distance and
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING
ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING Analysis Quality of Simmental Semen Using Andromed Extender with Variations of Pre Freezing
Lebih terperinciKualitas Semen Kambing Peranakan Boer. Quality of Semen Crossbreed Boer Goat. M. Hartono PENDAHULUAN. Universitas Lampung ABSTRACT
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 10 (1):52-58 ISSN 1410 5020 Kualitas Semen Kambing Peranakan Boer Quality of Semen Crossbreed Boer Goat M. Hartono Universitas Lampung ABSTRACT The research was
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya diikuti dengan semakin meningkat pula permintaan masyarakat terhadap bahan pangan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan
Lebih terperinciJurnal Nukleus Peternakan (Juni 2014), Volume 1, No. 1: ISSN :
PERSENTASE NIRA LONTAR (Borassus flabellifer L) DALAM PENGENCER TRIS - KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN CAIR KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DISIMPAN PADA SUHU 3-5 C (PALMYRA PALM WATER (Brasses flabelliform
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan/Objek Penelitian 2.1.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing peranakan etawah (PE), berumur 2-3 tahun yang berada di
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH Hanum, A. N., E. T. Setiatin, D. Samsudewa, E. Kurnianto, E. Purbowati, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. ` Bahan dan Peralatan 3.1.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu semen yang berasal dari domba yang ada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciEffect of Quality Chilled Semen of Cross Bred Goat (Nubian and Ettawa) which Dilluted with Skim Milk and Yolk Citrate Extender
Pengaruh Pengencer Susu Skim dengan Sitrat Kuning Telur dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Semen Kambing Persilangan Nubian dengan Peranakan Ettawa Effect of Quality Chilled Semen of Cross Bred Goat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Domba Ekor Tipis Domba ekor tipis merupakan domba yang bersifat profilik yaitu mampu mengatur jumlah anak yang akan dilahirkan sesuai dengan ketersediaan pakan yang
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah semen yang didapat dari kambing pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)
PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) Enike Dwi Kusumawati, Henny Leondro, Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, Trinil Susilawati,
Lebih terperinciPENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO
PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO (Effect of Various Diluter on Frozen Semen Quality of Dombos Texel in Wonosobo Regency) YON SUPRI ONDHO, M.I.S.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap evaluasi semen domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara
Lebih terperinciMotilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C
Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C (MOTILITY AND VIABILITY SPERMATOZOA OF CHICKEN IN DILUENTGLUCOSE EGG YOLK PHOSPHAT IN STORAGE3-5
Lebih terperinciL.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 201 208 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EVALUASI KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI JAWA BREBES BERDASARKAN LAMA WAKTU PENYIMPANAN (Evaluation
Lebih terperinciPENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus)
PENGARUH LAMA THAWING DALAM AIR ES (3 C) TERHADAP PERSENTASE HIDUP DAN MOTILITAS SPERMATOZOA SAPI BALI (Bos sondaicus) The effect of Thawing Lenght in Ice Water (3 o C) to viability and motility of Bali
Lebih terperinciMUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer
MUHAMMAD RIZAL AMIN. Efektivitas Plasma Semen Sapi dan Berbagai Pengencer dalam Meningkatkan Kualitas Semen Beku Kerbau Lumpur (Bubalzts bztbalis). Dibimbing oleh MOZES R. TOELlHERE sebagai Ketua, TUTY
Lebih terperinciPENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER
PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER M Fajar Agustian, M Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing Peranakan Etawah atau kambing PE merupakan persilangan antara kambing kacang betina asli Indonesia dengan kambing Etawah jantan yang berasal dari daerah Gangga,
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA
81 Buana Sains Vol 12 No 1: 81-86, 2012 PENGARUH SUHU DAN LAMA THAWING TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA Fitrik dan N. Supartini PS. Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN
PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Mugiyati 1), Muhamad Ade Salim 1), Nurul Isnaini 2) dan Trinil Susilawati 2)
Lebih terperinciPENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI
PENGGUNAAN KATALASE DALAM PRODUKSI SEMEN DINGIN SAPI (The Use of Catalase on Cattle Chilled Semen Production) T. SUGIARTI, E. TRIWULANNINGSIH, P. SITUMORANG, R.G. SIANTURI dan D.A. KUSUMANINGRUM Balai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat akan daging domba setiap tahunnya terus meningkat.
Lebih terperinciMOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SEMEN SEXING MENGGUNAKAN METODE SEDIMENTASI PUTIH TELUR DENGAN PENGENCER YANG BERBEDA
MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SEMEN SEXING MENGGUNAKAN METODE SEDIMENTASI PUTIH TELUR DENGAN PENGENCER YANG BERBEDA Enike Dwi Kusumawati, Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih, YanPiterson Umbu Lele
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Beku Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam straw dan dibekukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik. Volume (ml) 1,54 ± 0,16. ph 7,04±0,8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Karakteristik semen segar yang didapatkan selama penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Karakteristik
Lebih terperinciMOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA
MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA (CEP-2) PADA LAMA DAN SUHU SIMPAN YANG BERBEDA Philipus Pati Pelang Sekosi, Enike
Lebih terperinciSTUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER
STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER (Study on Quality and Viability of Garut Ram Cauda Epididymides Spermatozoa
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder produksi
Lebih terperinciPENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C
PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C Feri Eka Wahyudi 1), Trinil Susilawati 2) dan Nurul Isnaini 2) 1)
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH SARI WAHDINI
PENGARUH PENGGUNAAN BUFFER SITRAT, TRIS AMINOMETHAN DAN KOMBINASI TRIS AMINOMETHAN DENGAN SITRAT YANG DITAMBAH KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI PESISIR SKRIPSI OLEH SARI WAHDINI JURUSAN PRODUKSI
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing Peranakan Etawah yang berumur 1,5-3 tahun yang dipelihara
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI
PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI (The Effect of Thawing Method on Frozen Bull Semen Quality) DAUD SAMSUDEWA dan A. SURYAWIJAYA Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah berumur 2-3 tahun sebanyak lima ekor. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan
Lebih terperinciPenambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C
Penambahan Bovine Serum Albumin Mempertahankan Motilitas Progresif Spermatozoa Kalkun pada Penyimpanan Suhu 4 C (THE ADDITION OF BOVINE SERUM ALBUMIN MAINTAIN MOTILITY PROGRESSIVE SPERMATOZOON TURKEYS
Lebih terperinciJ. Ternak Tropika Vol. 15, No.1:
PENGARUH WAKTU SIMPAN SEMEN SEGAR DENGAN PENGENCER ANDROMED PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER Try Puji Sri Lestari, M. Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi Pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak dipelihara petani-peternak di Sumatra Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi Pesisir mempunyai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat
Lebih terperinciBAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan
4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Semen merupakan suatu produk yang berupa cairan yang keluar melalui penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan
Lebih terperinciPengaruh Lama Inkubasi Terhadap Proporsi Sperma Pembawa Kromosom X-Y dan Kualitas Semen Kambing Peranakan Etawah...Rina Ferlianthi
PENGARUH LAMA INKUBASI TERHADAP PROPORSI SPERMA PEMBAWA KROMOSOM X-Y DAN KUALITAS SEMEN KAMBING PERANAKAN ETAWAH EFFECT OF INCUBATION TIME ON PROPORTION OF SPERM X-Y CHROMOSOME AND QUALITY OF ETAWAH CROSSBREED
Lebih terperinciPENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI
PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI Oleh : Abdul Rhochim NIM. 135050100111049 PROGRAM STUDI PETERNAKAN
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 44 50 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj EFEKTIVITAS PREFREEZING SEMEN SAPI JAWA SEBAGAI PARAMETER KEBERHASILAN PROCESSING SEMEN
Lebih terperinciPERAN MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA GARUT
PERAN MALTOSA SEBAGAI KRIOPROTEKTAN EKSTRASELULER DALAM MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN BEKU DOMBA GARUT (Role of Maltose as Krioprotectan Extracelluler to Maintain the Quality of Garut Sheep Frozen Semen)
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. dengan kambing Kacang (Devendra dan Burns, 1983). Menurut tipenya, rumpun
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kambing Peranakan Etawah Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah yang berasal dari India yang memiliki iklim tropis/subtropis dan beriklim kering dengan
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang telah
7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Karakteristik Semen Kambing Semen adalah sekresi kelamin jantan yang secara umum diejakulasikan ke dalam saluran kelamin betina sewaktu kopulasi. Evaluasi semen segar yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciMahasiswa Pascasarjana PS Peternakan Universitas Diponegoro
VOLUME 2 No. 2 Juni 2014 1 EFISIENSI PENAMBAHAN KUNING TELUR DALAM PEMBUATAN PENGENCER AIR KELAPA-KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA PADA SEMEN CAIR DOMBA EKOR TIPIS (DET) Arnold Ismael Kewilaa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai 242.013.800 jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya (Anonim,2013). Jumlah penduduk yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba
HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Semen Domba Pengukuran volume semen domba dilakukan untuk mengetahui jumlah semen yang dihasilkan oleh satu ekor domba dalam satu kali ejakulat. Volume semen domba dipengaruhi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Segar Dari hasil penampungan semen yang berlangsung pada bulan Oktober 2003 sampai dengan Juli 2004 dan rusa dalam kondisi rangga keras memperlihatkan bahwa rataan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)
PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) Garin Janur H 1), M. Nur Ihsan 2), and Nurul Isnaini 2) 1) Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 013 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.. Materi Materi yang digunakan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada ternak sapi telah banyak diterapkan di Indonesia. Menurut SNI 4896.1 (2008),
Lebih terperinciPenambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen
Penambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen Addition of Mong Bean Extract on Tris as Diluents on Motility, Viability
Lebih terperinciPengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen
Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen The Effect of Diluent Combination of Soy Extract and Tris on the Microscopic Quality
Lebih terperinciOBSERVASI KUALITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SIMMENTAL DAN PO DALAM STRAW DINGIN SETELAH PENYIMPANAN 7 HARI PADA SUHU 5 C
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 OBSERVASI KUALITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SIMMENTAL DAN PO DALAM STRAW DINGIN SETELAH PENYIMPANAN 7 HARI PADA SUHU 5 C (Observation on Sperm Quality
Lebih terperinciKUALITAS SPERMA HASIL PEMISAHAN YANG DIBEKUKAN MENGGUNAKAN RAK DINAMIS DAN STATIS
KUALITAS SPERMA HASIL PEMISAHAN YANG DIBEKUKAN MENGGUNAKAN RAK DINAMIS DAN STATIS (The Quality of Sperm After Sexing Frozen in Dynamic and Static Racks) EKAYANTI M. KAIIN 1, SANDY SYAHBAN GINTING 2, MOCH.
Lebih terperinciAPLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT
APLIKASI IB DENGAN SPERMA HASIL PEMISAHAN DI SUMATERA BARAT (Artificial Insemination Application Using Sexed Sperm in West Sumatera) EKAYANTI M. KAIIN, M. GUNAWAN dan BAHARUDDIN TAPPA Pusat Penelitian
Lebih terperinciKualitas Semen Cair Domba Garut pada Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Tris Kuning Telur
Kualitas Semen Cair Domba Garut pada Penambahan Sukrosa dalam Pengencer Tris Kuning Telur YULNAWATI 1 dan HERDIS 2 1 Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Jl. Raya Bogor km. 46, Cibinong, 16911 2 Badan Pengkajian
Lebih terperinciPENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC
J. Agroland 16 (2) : 187-192, Juni 2009 ISSN : 0854 641X PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC The Effect of Semen Diluter
Lebih terperinciF.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro
On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj PENGARUH UMUR TERHADAP UKURAN EPIDIDIMIS, ABNORMALITAS SPERMATOZOA DAN VOLUME SEMEN PADA SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN UNGARAN (The
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN KAMBING BOER
OPTIMALISASI PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM PENGENCER SITRAT KUNING TELUR UNTUK MEMPERTAHANKAN KUALITAS SEMEN KAMBING BOER [Optimalization of Vitamin E in Egg Yolk Citrate Extender to Preserve Semen Quality
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p 126 133 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KUALITAS SEMEN BERDASARKAN UMUR PADA SAPI JANTAN JAWA (Semen Quality of Java Bull at
Lebih terperinciEfektivitas Penambahan Β-Karoten dan Glutathion pada Bahan Pengencer Terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa pada Semen Beku Sapi
Efektivitas Penambahan Β-Karoten dan Glutathion pada Bahan Pengencer Terhadap Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa pada Semen Beku Sapi INDRA GUNAWAN, DESAK NYOMAN DEWI INDIRA LAKSMI, I GUSTI NGURAH BAGUS
Lebih terperinciD. Alawiyah dan M. Hartono Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandar Lampung ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E DALAM BAHAN PENGENCER SITRAT KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU KAMBING BOER [The Effect of Vitamin E in Egg Yolk Citrate Extender on the Frozen Semen Quality of "Boer"
Lebih terperinciEfektivitas Penambahan berbagai Konsentrasi Glutathion terhadap Daya Hidup dan Motilitas Spermatozoa Sapi Bali Post Thawing
Efektivitas Penambahan berbagai Konsentrasi Glutathion terhadap Daya Hidup dan Motilitas Spermatozoa Sapi Bali Post Thawing ANNISYA SYARIFUDDIN 1, DESAK NYOMAN DEWI INDIRA LAKSMI 2, WAYAN BEBAS 1 1,2 Lab
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C
PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C (The Effect of Combination Egg Wolk with Coconut Water on
Lebih terperinciPENGARUH GLUTATHIONE TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER POST THAWINGDALAM PENGENCER YANG MENGANDUNG DIMETYLSULFOXIDE (DMSO)
PENGARUH GLUTATHIONE TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER POST THAWINGDALAM PENGENCER YANG MENGANDUNG DIMETYLSULFOXIDE (DMSO) Fitri Rizqi Amalia 1), Suyadi 2) dan Achadiah Rachmawati 2) 1). Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Berbagai Tingkat DMF (Dimethylformamide)...Nevaya Erlandani S
Pengaruh Penambahan Berbagai Tingkat DMF (Dimethylformamide) Sebagai Agen Krioprotektan terhadap Keutuhan Membran Plasma dan Recovery Rate Semen Beku Domba Lokal Effect of DMF (Dimethylformamide) Addition
Lebih terperinci