BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) ratarata

BAB VI PENUTUP. 6.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari. penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dampak yang dialami oleh

BAB VI PENUTUP. Langsung Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO APBD

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB VI PENUTUP adalah pada tahun 2009 proporsi untuk belanja operasi sebesar

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LAMONGAN BERDASARKAN KONSEP VALUE FOR MONEY

Keywords : income, improvement, local, government, original, tax

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator baik buruknya tata kelola keuangan serta pelaporan keuangan

BAB VI PENUTUP. 1. Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Kupang Ditinjau Dari Aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

JURNAL SKRIPSI EVALUASI POTENSI PENDAPATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut menggunakan rasio keuangan. Antara lain untuk kinerja keuangan

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

BAB I PENDAHULUAN. diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

UPAYA PENINGKATAN PAJAK DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BIMA. Oleh: Sahrudin

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

ANALISIS ALOKASI BELANJA LANGSUNG PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

, ,00 10, , ,00 08,06

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu konsekuensi reformasi yang harus. dihadapi oleh setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada awal tahun 1996 dan

Brian Sagay, Kinerja Pemerintah Daerah KINERJA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri berdasarkan pada prinsip-prinsip menurut Devas, dkk (1989) sebagai berikut.

BAB VI PENUTUP. 1. Dari analisis pertumbuhan belanja daerah untuk tahun 2012, 2013, dan

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAHAN KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2014

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PASAR DAERAH: STUDI PENGEMBANGAN POTENSI MENUJU BUMD

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dapat mewujudkan pertanggungjawaban yang semakin baik. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 11

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

PENDAHULUAN Pergantian kepemimpinan di pemerintahan Indonesia, sebagian besar banyak memberikan perubahan diberbagai bidang. Salah satu perubahan yang

ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KABUPATEN SUMBAWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo. Usman

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara maupun daerah. sumber daya alamnya sendiri. Sumber dana bagi daerah antara lain terdiri dari

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DAN TREND PADA PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas. Kedua aspek tersebut menjadi

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA TAHUN ANGGARAN

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3 Tahun 2012

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. dicapai biasanya bersifat kualitatif, bukan laba yang diukur dalam rupiah. Baldric

Nama : Rizka Novri Hardiyanti NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dyah Mieta Setyawati, SE.,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KOTA GORONTALO (Studi Kasus Pada DPPKAD Kota Gorontalo) Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG Tahun 2009 Nomor 3 Seri A Nomor 3 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

Rasio Kemandirian Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat dan Pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan sekarang ini maka reformasi sektor publik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Kota Surakarta) dalam penelitiannya menyimpulkan sebagai berikut

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU. Afriyanto 1, Weni Astuti 2 ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PROVINSI PAPUA PERIODE Ary Anjani Denis 1 Mesak Iek 2

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) DITINJAU DARI RASIO KEUANGAN (Studi Kasus di Kabupaten Sragen Periode )

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lahirnya otonomi daerah memberikan kewenangan kepada

Disusun Oleh : B

ANALISIS KINERJA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BERDASARKAN VALUE FOR MONEY AUDIT ATAS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS KINERJA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM PADA TAHUN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Daerah memerlukan sumber pendanaan yang tidak sedikit

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan Anggaran Belanja yang tercantum dalam APBD Kabupaten Manggarai tahun anggaran 20102014 termasuk kategori ekonomis karena capaian realisasi belanja berada di bawah standar capaian ekonomis 100%. 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010 2014 masuk dalam kategori kurang efisien karena capaian pengeluaran (belanja) daerah berada di standar capaian kurang efisien 90%100%. Sedangkan pada tahun 2012 realisasi biaya pemungutan pendapatan Kabupaten Manggarai masuk dalam kategori tidak efisien karena capaian realisasi biaya pemungutan pendapatan daerah berada di atas standar capaian efisiensi 100%. 3. Realisasi pendapatan daerah sebagaimana dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Manggarai tahun anggaran 20102014 termasuk kategori efektif dan sangat efektif. 6.2 Saran Dari kesimpulan penelitian maka penulis memberikan saran : 1

1. Hasil perhitungan rasio ekonomis, menuntut Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk tetap mempertahankannya. Pemerintah harus dapat mengendalikan biayabiaya/belanja yang dikeluarkan dan harus disesuaikan dengan nominal yang telah dianggarkan, agar tidak menimbulkan pengeluaran yang boros dan tidak produktif, terutama pengeluaranpengeluaran yang tidak bermanfaat bagi kepentingan publik. 2. Perhitungan rasio efisiensi Pengeluaran (belanja) dan efisiensi pendapatan Kabupaten Manggarai, menuntut untuk lebih ditingkatkan lagi. Belanja aparatur (belanja tidak langsung) perlu ditekankan agar alokasi belanja lebih banyak diarahkan kepada belanja publik (belanja langsung) yang hasilnya bisa langsung dinikmati oleh masyarakat. 3. Efektivitas telah memuaskan, Pemerintah Kabupaten Manggarai perlu meninjau penentuan targettarget selanjutnya yang akan datang agar rasio ini dapat tetap bertahan atau bahkan bisa lebih meningkat lagi. 4. Pemerintah Kabupaten Manggarai harus mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat terutama terhadap bantuanbantuan yang diberikan, yaitu dengan mengoptimalkan potensi sumber pendapatan yang ada atau dengan meminta kewenangan yang lebih luas untuk mengelola sumber pendapatan lain yang masih dikuasai oleh pemerintah pusat/ provinsi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2

DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik; Akuntansi Keuangan Daearah. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2004. Akuntansi dan Pengendalian Keuangan Daerah, Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah, UUP AMP YKPN, Yogyakarta. Halim, Abdul. 2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba empat. H.Dasril. Munir, Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah, penerbit Yayasan Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia, Yogyakarta 2004. Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP STIM YKPN: Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta. Mardiasmo (2000) Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah: Implementasi Value for Money Audit Sebagai Antipasi Terhadap Tuntutan Akuntabilitas Publik, Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia (JAAI) Vol.4 No. 1 Mardiasmo. 2006. Perwujudan Transparansi Dan akuntabilitas public Melalui Akuntansi sektor Publik: Suatu Sarana Good Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah. Vol 2 No.1. Mahsun, Mohamad. 2012. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Balai Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Undangundang Republik Indonesia No. 71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Undangundang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Depdagri RI. Undangundang Republik Indonesia Nomor 33, tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Depdagri RI. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Pasal 4, Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. Depdagri RI. 3

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2007 4

5

6

Lampiran III Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Manggarai Tahun Anggaran 20102014 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Pendapatan 471,542,731,093.00 511,195,287,261.00 544,396,766,054.00 664,734,062,774.00 771,988,178,516.00 PAD 30,381,955,211.00 32,749,310,197.00 40,205,313,554.00 47,515,519,487.00 68,507,799,885.00 Pajak Daerah 3,314,836,118.00 3,497,978,143.00 4,239,848,000.00 6,049,848,000.00 11,997,348,000.00 Retribusi Daerah 18,501,208,540.00 18,501,052,100.00 23,292,184,300.00 28,016,009,300.00 34,765,322,300.00 Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang dipisahkan 688,026,271.00 2,548,181,700.00 2,500,000,000.00 4,216,653,937.00 6,019,203,238.00 Lainlain Pendapatan Yang Sah 7,877,884,282.00 8,202,098,254.00 10,173,281,254.00 9,233,008,250.00 15,725,926,347.00 Pendapatan Transfer 398,899,587,082.00 478,445,977,064.00 504,191,452,500.00 615,246,423,287.00 700,729,978,631.00 Transfer Pemerintah PusatDana Perimbangan 358,099,517,414.00 410,018,494,930.00 489,965,534,148.00 557,876,829,953.00 626,974,674,871.00 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 34,093,881,000.00 62,442,703,000.00 6,642,000,000.00 49,436,880,576.00 59,596,795,000.00 Transfer Pemerintah Provinsi 6,706,188,668.00 5,984,779,134.00 7,583,918,352.00 7,932,712,758.00 14,158,508,760.00 Lainlain Pendapatan Yang Sah 42,261,188,800.00 1,972,120,000.00 2,750,400,000.00 Belanja 486,188,592,010.00 546,889,417,234.00 590,115,748,138.63 691,973,705,849.00 804,323,025,422.00 Belanja Operasi 349,097,530,665.00 399,959,012,152.00 417,912,065,926.63 473,436,260,897.00 552,766,298,757.00 Belanja Pegawai 241,565,033,922.00 274,349,005,527.00 318,257,987,199.63 350,218,364,099.00 387,302,914,185.00 Belanja Barang 67,859,922,059.00 88,812,187,585.00 83,873,734,687.00 98,172,147,798.00 139,294,537,616.00 Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah 14,732,006,000.00 14,719,455,000.00 3,595,623,000.00 3,800,000,000.00 Belanja Bantuan Sosial 3,049,214,040.00 1,967,714,040.00 512,000,000.00 1,050,000,000.00 Belanja Bantuan Keuangan 21,891,354,644.00 20,110,650,000.00 15,780,344,040.00 20,938,126,000.00 21,318,846,956.00 Belanja Modal 134,563,888,495.00 144,230,405,082.00 166,203,682,212.00 215,037,444,952.00 250,056,726,665.00 Belanja Tak Terduga 2,527,172,850.00 2,700,000,000.00 6,000,000,000.00 3,500,000,000.00 1,500,000,000.00 Transfer Pembiayaan 14,645,860,917.00 35,867,210,016.99 45,718,982,084.63 27,239,643,075.00 32,334,846,906.00 Penerimaan Pembiayaan 18,645,860,917.00 38,867,210,016.99 49,718,982,084.63 34,239,643,075.00 42,334,846,906.00 Pengeluaran Pembiayaan 4,000,000,000.00 3,000,000,000.00 4,000,000,000.00 7,000,000,000.00 10,000,000,000.00 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Manggarai, Diolah 7

Lampiran IV Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Manggarai Tahun Anggaran 20102014 Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Pendapatan 469,265,805,918.99 506,641,143,982.64 543,114,107,495.37 664,536,384,824.00 777,016,343,231.52 PAD 27,370,417,987.99 29,920,862,981.64 38,170,094,216.25 46,866,790,827.00 72,537,773,352.26 Pajak Daerah 3,890,100,823.00 4,049,417,912.00 7,678,149,735.68 9,614,111,581.09 13,104,295,576.55 Retribusi Daerah 17,341,692,009.00 17,197,530,727.00 20,297,923,511.65 26,248,050,450.00 37,937,098,268.00 Hasil Pengelolaan Kekayaan Yang dipisahkan 1,096,454,662.00 2,548,181,735.00 2,902,964,581.84 4,216,653,937.00 6,019,203,238.00 Lainlain Pendapatan Yang Sah 5,042,170,493.99 6,125,732,607.64 7,291,056,387.08 6,787,974,858.91 15,477,176,269.71 Pendapatan Transfer 441,895,387,931.00 476,720,281,001.00 504,944,013,279.12 616,329,552,997.00 Transfer Pemerintah PusatDana Perimbangan 369,088,383,761.00 402,935,786,722.00 464,148,730,459.12 560,457,637,196.00 627,007,693,138.13 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 66,357,081,348.00 68,454,277,052.00 33,357,399,000.00 49,348,555,000.00 59,596,795,000.13 Transfer Pemerintah Provinsi 6,449,922,822.00 5,330,217,227.00 7,437,883,820.00 6,523,360,801.00 15,442,044,216.00 Lainlain Pendapatan Yang Sah 1,340,041,000.00 2,432,037,525.00 Belanja 445,281,711,260.00 493,336.541,287.00 554,634,948,592.00 649,467,735,345.00 747,457,456,917.00 Belanja Operasi 334,575,009,426.00 379,217,595,896.00 394,503,987,869.00 439,359,667,680.00 511,839,945,931.00 Belanja Pegawai 234,427,427,469.00 260,315,802,432.00 301,351,673,506.00 330,955,063,100.00 366,821,783,123.00 Belanja Barang 63,735,879,088.00 85,134,423,764.00 77,656,799,081.00 87,731,871,075.00 124,429,242,048.00 Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah 14,094,805,485.00 14,372,205,500.00 3,580,088,576.00 3,721,903,600.00 Belanja Bantuan Sosial 2,884,738,630.00 1,826,384,200.00 512,000,000.00 1,000,000,000.00 Belanja Bantuan Keuangan 19,432,158,754.00 17,568,780,000.00 15,495,515,282.00 16,480,644,929.00 15,867,017,160.00 Belanja Modal 109,743,583,701.00 111,421,499,908.00 157,597,589,346.00 208,164,101,865.00 234,412,975,686.00 Belanja Tak Terduga 963,118,133.00 2,697,445,483.00 2,533,371,377.00 2,043,965,800.00 1,204,535,300.00 Transfer Pembiayaan 14,883,115,358.00 35,915,244,388.99 45,261,349,171.63 26,767,062,427.00 32,188,070,577.00 Penerimaan Pembiayaan 18,883,115,358.00 38,915,244,388.99 49,261,349,171.63 33,767,062,427.00 41,888,070,577.00 Pengeluaran Pembiayaan 4,000,000,000.00 3,000,000,000.00 4,000,000,000.00 7,000,000,000.00 9,700,000,000.00 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Manggarai, Diolah 8

9