METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Hasil Karakterisasi SEM

PREPARASI DAN KARAKTERISASI SERBUK CALCIUM ALUMINA FERRITE (CaAl 4 Fe 8 O 19 ) SEBAGAI BAHAN KERAMIK MAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN. Magnet keras ferit merupakan salah satu material magnet permanen yang

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN ADITIF Ca DARI BATU KAPUR ALAM DENGAN METODE PENCAMPURAN LARUTAN

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MAGNET PERMANEN BAO.(6-X)FE2O3 DARI BAHAN BAKU LIMBAH FE2O3

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Titik Leleh dan Titik Didih

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI

Konsep Mol : Menghubungkan Dunia Makroskopik dan Dunia Molekular

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Kimia

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

Bab III Metodologi Penelitian

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

Bab 4 Data dan Analisis

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ILMU KIMIA

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

Materi Pokok Bahasan :

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

BAB 2 Teori Dasar 2.1 Konsep Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BATANG PELET La 2-2X Sr 1+2X Mn 2 O7 SEBAGAI BAHAN PENUMBUH KRISTAL TUNGGAL

BAB 5. Sifat Mekanis Nano Komposit Bentonit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

3.1 Alat dan Bahan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik / Fisik Fakultas

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

Antiremed Kelas 10 Kimia

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB III LANDASAN TEORI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini secara umum adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah : 1. Fe 2 O 3 analytical grade 2. CaO 3. Al 2 O 3 4. Etanol Peralatan yang digunakan dalam percobaan adalah : 1. Gelas kimia 28

2. Ultrasonic cleaner 3. Pengaduk 4. Neraca analitik 5. High Energy Milling 6. Mortar dan penumbuk 7. Jangka Sorong 8. Tungku 9. Dies 10. Alat Kompaksi Hidrolik 11. Permagraph Magnetometer 3.3 Perhitungan Komposisi Awal Tabel 3.1 Berat Atom Unsur No Elemen Berat Atom 1 O 15.9994 2 Ca 40.08 3 Al 26.9815 4 Fe 55.847 Tabel 3.2 Berat Molekul Oksida Sampel No Elemen Berat Molekul 1 CaO 56.0794 2 Al 2 O 3 101.9612 3 Fe 2 O 3 159.6922 Perbandingan molar molekul oksida penyusun antara CaO:Al 2 O 3 :Fe 2 O 3 adalah 1:2:4 Perbandingan tersebut didapatkan dari reaksi stoikiometri solid solution yang akan terjadi berikut ini: 29

3CaO + 6 Al 2 O 3 + 12 Fe 2 O 3 2CaFe 12 O 19 +CaAl 12 O 19 CaO + 2 Al 2 O 3 + 4 Fe 2 O 3 2/3CaFe 12 O 19 + 1/3 CaAl 12 O 19 CaO + 2 Al 2 O 3 + 4 Fe 2 O 3 CaAl 4 Fe 8 O 19 Maka komposisi penyusunnya adalah: misalkan didalam 100 gr campuran Dengan Mr CaAl 4 Fe 8 O 19 = 898.7706 Mol CaAl 4 Fe 8 O 19 = 100/898.7706 = 0.1113 Kadar mol pereaksi = Mol CaO =1/1 x 0.1113 = 0.1113 mol Mol Al2O3 = 2/1 x 0.1113 = 0.2226 mol Mol Fe2O3 = 4/1 x 0.1113 = 0.4452 mol Berat masing masing pereaksi Berat CaO = 0.1113 x 56.0794 = 6.2416 gr Berat Al2O3 = 0.2226 x 101.9612 = 22.6966 gr Berat Fe2O3 = 0.4452 x 159.6922 = 71.0950 gr Jumlah =100.0332 gr kemurnian masing masing pereaksi : CaO = 97 % Al2O3 = 98 % Fe2O3 = 99 % Berat masing masing pereaksi disesuaikan dengan kemurnia masing masing CaO = 6.2416 x 100/97 = 6.4346 gr Al2O3 = 22.6966 x 100/98 = 23.1598 gr Fe2O3 = 71.0950 x 100/99 = 71.8131 gr Jumlah = 101.4075 gr 30

Persentase masing masing pereaksi = CaO = 6.4346 100 o = 6.34529% o 101.4075 Al2O3 = Fe2O3 = 23.1598 100 o = 22.83835% o 101.4075 71.8131 100 o = 70.81636% o 101.4075 Formula takaran : CaO = 6.34529 % x Berat campuran Al2O3 = 22.83835% x Berat campuran Fe2O3 = 70.81636% x Berat campuran 31

3.4 Prosedur Percobaan berikut Secara umum prosedur pembuatan serbuk CaAl 4 Fe 8 O 19 adalah sebagai Gambar 3.2 Skema Percobaan 32

3.4.1 Persiapan bahan baku Persiapan bahan baku ini termasuk didalamnya adalah menakar masing masing oksida sehingga sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Yaitu dengan perbandingan CaO:Al 2 O 3 :Fe 2 O 3 = 1:2:4 3.4.2 milling Setelah bahan baku disiapkan, maka seluruhnya dicampur dan diaduk hingga merata. Kemudian campuran oksida ini dimilling menggunakan high energy milling dengan medium etanol. 3.4.3 kalsinasi Oksida yang telah dicampurkan diatas, dipanaskan pada proses kalsinasi awal di temperatur 1000 0 C selama 100 jam untuk memicu reaksi penyeragaman fasa dan pembentukan fasa ferrite. Kemudian serbuk dipanaskan lagi pada temperatur 1200 0 C untuk menyempurnakan proses kalsinasi awal. Proses kalsinasi lanjutan serbuk ini dibagi menjadi dua yaitu didalam vakum dan tanpa vakum. Untuk melihat pengaruh proses kalsinasi dengan kondisi vakum terhadap pembentukan fasa ferrite. Gambar 3.3 Sampel yang di kalsinasi dengan atmosfir udara 33

Setiap selesai proses kalsinasi serbuk yang dihasilkan berbentuk gumpalan kasar dan harus di haluskan dengan mortar dengan medium alkohol untuk dapat mengkarakterisasi hasil penyeragaman fasa yang telah terjadi. T 1000 0 C, 100 jam T 1200 0C 1 Jam Gambar 3.4 Kurva Proses Kalsinasi Serbuk t t Gambar 3.5 Sampel yang di kalsinasi pada atmosfir vakum dan dialiri gas argon Sampel yang akan dikalsinasi dengan kondisi vakum dimasukkan kedalam tabung yang terbuat dari gelas kuarsa (SiO 2 ) yang kemudian divakum sambil dialirkan gas argon, kemudian ditutup menggunakan api dengan bahan bakar hidrogen. Berdasarkan proses kalsinasi sampel yang dikarakterisasi dibedakan menjadi tiga macam: Tabel 3.3 Sampel yang di Karakterisasi No Waktu Temperatur Kalsinasi ( 0 C) Atmosfir kalsinasi Sampel (Jam) 1 1000 udara 100 2 1200 vakum 1 3 1200 vakum 1 34

3.5 Pengujian Sifat magnet Menggunakan Permagraph MPS EP2/100053. 3.5.1 Persiapan Sampel Berbentuk Ring Oleh karena tidak adanya peralatan yang dapat mengukur hysteresis dari sampel berbentuk serbuk, serbuk CaAl 4 Fe 8 O 19 dikompaksi terlebih dahulu menjadi sampel berbentuk ring dengan menggunakan mesin single action press, dan langsung dikarakterisasi menggunakan permagraph magnetometer. a b c d e f g h Gambar 3.6 Tahapan pembuatan sampel ring (Telkoma LIPI Bandung) a. Persiapan dies b. Pengisian serbuk c. Dies penekan dipasang d. Proses Kompaksi e. Sample dikeluarkan g. Sampel hasil kompaksi h. Permagraph Gambar 3.7 Serbuk hasil kompaksi 35

3.5.2 Pengujian Sifat Magnet Sifat magnet diukur dengan menggunakan alat bernama Permagraph yang hasilnya berupa kurva hubungan antara induksi magnetik dan magnetisasi dengan medan magnet. 36