BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

I. PENDAHULUAN. yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai salmonellosis. Habitat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi (Salmonella typhi)(santoso et al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Salmonella sp. yang terdiri dari S. typhi, S. paratyphi A, B dan C

BAB III METODA PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agustine(2008) kerang hijau (green mussels) diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

TINJAUAN PUSTAKA Campylobacter jejuni

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komoditas udang Vannamei ( Litopenaeus vannamei) merupakan udang asli

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. makanan yang tidak tercerna. Alat pencernaan itik termasuk ke dalam kelompok

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Demikian juga tubuh manusia yang diciptakan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Fisik Kontaminasi Salmonella spp pada Media Agar dalam ProsesIsolasi dari Ovarium dan Telur Ayam Ras Petelur

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Morfologi dan Taksonomi Escherichia coli

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I S O L A S I DAN E N U M E R A S I K U M A N P A T O G E N

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI Staphyllococcus aureus

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

Kontaminasi Pada Pangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lalat adalah serangga jenis Arthropoda yang masuk dalam ordo Diptera.

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

PROPOSAL REKAYASA SARANA SANITASI ALAT PENGHITUNG KEPADATAN LALAT (FLY GRILL) BAB I PENDAHULUAN

: Clostridium perfringens

BAB I PENDAHULUAN. media pertumbuhan mikroorganisme. Daging (segar) juga mengandung enzim-enzim

BAB I PENDAHULUAN. produktifitas manusia merupakan faktor yang mendukung nilai ekonomi dalam

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare adalah buang air besar (defekasi) yang berbentuk tinja cair atau

RABBIT FEVER?? Francisella tularensis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

MIKROORGANISME PATOGEN. Prepare by Siti Aminah Kuliah 2. Prinsip Sanitasi Makanan

SHIGELLA. Klasifikasi. : Proteobacteria : Gamma Proteobacteria : Enterobacteriaceae. : Shigella dysentriae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disantap mentah. Lalap biasanya terdiri dari kol, ketimun, daun kemangi,

BAB I PENDAHULUAN. unggul. Telur itik Mojosari banyak digemari konsumen. Walaupun bentuk badan itik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. motil, tidak membentuk spora, tidak membentuk kapsul, aerob, katalase positif,

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian METODE Waktu dan Tempat Penelitian Probandus

MANAJEMEN PENGENDALIAN LALAT. Dr. Devi Nuraini Santi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit

TERUMBU KARANG JUGA BISA SAKIT LHO...!!!

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hijau. Kerang hijau termasuk kelas Pelecypoda. Golongan biota yang bertubuh

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

BAB II HASIL PRAKTIKUM. Pengenceran Fanta Aqua Bakso Bakwan

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INFO TENTANG H7N9 1. Apa virus influenza A (H7N9)?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sampai pada dasar laut yang paling dalam. Di dalam air, seperti air

I. PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan masalah kesehatan yang penting di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

Transkripsi:

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalat Lalat adalah insekta yang lebih banyak bergerak menggunakan sayap (terbang) yang berbentuk membran. Hanya sesekali bergerak menggunakan kakinya. Oleh karenanya daerah jajahan lalat cukup luas. Pada saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 60.000-100.000 spesies (Maryantuti, 2008). Jenis lalat yang banyak merugikan manusia diantaranya adalah lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Chrysomya megacephala). Lalat ini tersebar secara cosmopolitan dan memiliki ketergantungan yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkan lalat seperti glukosa dan sedikit protein bagi pertumbuhannya sebagian besar ada pada makanan manusia (Sitanggang, 2001). 2.2.1 Lalat Rumah (Musca domestica) Lalat rumah (Musca domestica) merupakan lalat yang paling umum dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup dan berasosiasi dengan manusia. Lalat ini berukuran medium, yaitu memiliki panjang 6-9 mm, berwarna abu-abu, dan mempunyai empat pita yang berupa garis memanjang pada permukaan toraks (Sembel, 2009). 5

Gb. 1. Lalat Rumah Musca domestica mudah berkembang biak, tempat perindukannya di timbunan sampah, tinja manusia dan binatang. Setiap 3-4 hari seekor lalat betina bertelur dalam 5-6 kelompok yang masing-masing berisi 75-150 butir telur. Jarak terbangnya 10 km, umur lalat dewasa 2-4 minggu (Utama, 2008). 2.2.2 Lalat Hijau (Chrysomya megacephala) Lalat hijau (Chrysomya megacephala) atau dalam bahasa inggris disebut sebagai Blow flies memiliki ukuran yang lebih besar daripada lalat rumah. Lalat ini memiliki tubuh yang berwarna hijau metalik, dan memliki kepala besar dengan mata yang berwarna merah. Chrysomya megacephala meletakkan telur dalam daging yang sudah membusuk, ikan, tempat pembuangan kotoran/sampah, dan hewan yang sudah mati (Sembel, 2009). 6

Gb. 2. Lalat Hijau Lalat hijau (Chrysomya megacephala) adalah jenis serangga yang termasuk dalam famili Caliphoridae yang mempunyai arti penting dalam bidang kedokteran dan veteriner, karena di antara larvanya ada yang menyerang dan makan jaringan hidup pada kulit, mukosa, dan organorgan dalam, serta menimbulkan kondisi patologis yang disebut myasis (Mardihusodo, 1997). Lalat rumah dan lalat hijau juga dapat berperan sebagai vektor mekanis dan biologis. Penularan secara mekanis terjadi melalui kulit tubuh. Kaki-kaki lalat yang kotor merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian hinggap pada makanan. Penularan secara biologis yaitu dengan hinggap pada makanan dan mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri patogen. Bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella typhi, Vibrio cholera, Shigella disentry, Clostridium pefringens (Maryantuti, 2008). 2.2. Salmonella sp. Salmonella sp. adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang lurus, dengan ukuran 0,7 1,5 2 5 m, pada umumnya bergerak dengan 7

menggunakan flagel peritrika (peritrichous flagella), memiliki tipe fermentasi Non Lactosa Fermenter (NLF). Tumbuh optimal pada suhu 37 C. Mampu mengkatabolisme glukosa dengan menghasilkan asam, pada species tertentu dapat menghasilkan gas. Oksidase negatif dan katalase positif. Pada uji biokimia, indol dan Voges-Proskauer (Vp) negative, Methyl-Red (MR) positif. Species-species Salmonella mampu menghasilkan hidrogen sulfide (H 2 S), namun ada beberapa species dari Salmonella yang tidak dapat menghasilkan H 2 S. Salmonella sp. dapat ditemukan pada manusia, hewan berdarah panas maupun dingin, makanan dan lingkungan. Bersifat patogen untuk manusia dan beberapa jenis hewan. (Holt, 1994). Salmonella sp. mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah memfermentasi laktosa dan sukrosa (Jawetz, 2004). Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi. Salmonella sp. digolongkan ke dalam bakteri gram negatif sebab Salmonella sp. adalah jenis bakteri yang tidak dapat mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna penutup yakni safranin yang ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat gram negatif berwarna pink. (Prasetyo, 2008) 8

2.2.1. Patogenesis Salmonella sp. Organisme ini hampir selalu masuk melalui oral, biasanya bersama makanan atau minuman yang terkontaminasi. Dosis infektif rata-rata untuk dapat menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada manusia adalah 10 5-10 8 Salmonella (mungkin cukup dengan 10 3 organisme Salmonella typhi). Beberapa faktor pejamu yang menimbulkan resistansi terhadap infeksi Salmonella sp. adalah keasaman lambung, flora mikroba normal usus, dan kekebalan usus setempat (Jawetz, 2004). Salmonella menginvasi mukosa usus, bermultiplikasi secara lokal dan menyebabkan inflamasi serta sekresi cairan (Mandal, 2002). Salmonella sp. menyebabkan tiga penyakit utama pada manusia, yakni demam enterik seperti tipoid dan paratipoid, bakterikemia dengan lesi fokal, dan enterokolitis. Tetapi sering juga ditemukan bentuk campuran (Jawetz, 2004). 2.2.2 Epidemiologi Penyebaran infeksi Salmonella terkait dengan pemasukan makanan dan air yang terkontaminasi oleh manusia dan kotoran binatang (Lenge, 2008). Salmonellosis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp.. Dari sekitar 2000 serotipe, hanya sejumlah kecil serotipe yang berperan dalam sebagian besar infeksi pada manusia. Infeksi ini merupakan penyebab tersering kedua diare bakterial di negara maju, dimana insidensinya meningkat secara bermakna dalam tiga dekade terakhir. Sebagian besar kasus disebabkan oleh S. enteritidis dan S. typhi yang timbul akibat penggunaan antibiotik dalam lingkungan hewan, 9

penyakit ini lebih sering menjadi berat dan invasif. Penularannya melalui konsumsi daging terkontaminasi yang dimasak kurang matang, telur ayam, dan susu mentah. Penularan manusia ke manusia jarang terjadi. Sebagian besar wabah dalam intuisi berhubungan dengan makanan, namun dapat terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan diare yang tidak terdiagnosis. Hanya sedikit yang diketahui mengenai epidemiologi di negara berkembang, namun insidennya meningkat di sejumlah negara Timur Tengah dan Asia Tenggara. Wabah Salmonella yang resisten terhadap banyak obat di rumah sakit yang ditularkan secara nosokomial jarang terjadi di Afrika dan India (Mandal, 2002). 2.2.2. Pemeriksaan Laboratorium Jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi Salmonella sp. yakni : 1. Metode Bakteriologik untuk Isolasi Salmonella sp. (Kultur/biakan) Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Media yang dapat digunakan yakni Media differensial seperti Mac Concey (MC), medium selektif yakni media SSA (Salmonella-Shigella Agar), Media diperkaya yakni Selenit, dan Uji Biokimia. 10

a. Biakan pada medium diferensial (Mac Concey) memungkinkan deteksi cepat organisme yang tidak memfermentasi laktosa (tidak hanya Salmonella dan Shigella, tetapi juga Proteus, Serratia, Pseudomonas dan lain-lain). Organisme sedikit dihambat. b. Biakan pada medium selektif SSA (Salmonella-Shigella Agar) yang membantu pertumbuhan Salmonella dan Shigella melebihi Enterobacteriaceae yang lain. c. Biakan pada medium diperkaya (Selenit) yang dapat menghambat replikasi bakteri normal usus dan memungkinkan multiplikasi Salmonella. Setelah inkubasi selama 1 hari, specimen tersebut ditanam pada medium diferensial (MC) dan medium selektif (SSA). d. Identifikasi Akhir. Koloni yang dicurigai pada medium padat diidentifikasi dengan mencocokkan hasil uji biokimia dengan standar Internasional yang ada. 2. Metode Serologi Teknik serologi digunakan untuk mengidentifikasi kultur yang tidak diketahui dengan serum yang diketahui dan juga dapat digunakan untuk menentukan titer antibodi pada pasien yang tidak diketahui penyakitnya, walaupun penentuan titer antibody ini tidak terlalu bermanfaat untuk diagnosis infeksi Salmonella sp. Diantara metode serologi tersebut adalah Tes Widal. (Jawetz, 2004). 11