OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN DRIYOREJO BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBERDAYA AIR

Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun

Optimasi Penggunaan Lahan di Kecamatan Driyorejo Berdasarkan Ketersediaan Sumberdaya Air

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (2012) 1-6 1

OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN MELALUI PENDEKATAN TELAPAK EKOLOGIS DI KABUPATEN GRESIK

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Pakis Menggunakan Program Linier

ARAHAN PERENCANAAN KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SOPPENG. Maswirahmah Fasilitator PPSP Kabupaten Soppeng

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 KAJIAN LEGISLASI LAHAN DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA PANGAN

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

Luas Masing-Masing Kelurahan di Kawasan Tambak Kecamatan Benowo, Tahun 2008 Sumber : Hasil Analisa, 2010

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

PENENTUAN POLA PEMOTONGAN PELAT LEMBARAN UNTUK MEMINIMALKAN PELAT SISA PADA PT. X DENGAN METODE INTEGER LINEAR PROGRAMMING

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SEMINAR HASIL PENELITIAN

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia membutuhkan lahan untuk mengalokasi sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

OPTIMASI POLA DAN TATA TANAM DALAM RANGKA EFISIENSI IRIGASI DI DAERAH IRIGASI TANGGUL TIMUR SKRIPSI. Oleh DIAN DWI WURI UTAMI NIM

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

KAJIAN KEANDALAN WADUK SEMPOR

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PENERAPAN MODEL PROGRAM LINIER PRIMAL-DUAL DALAM MENGOPTIMALKAN PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PT XYZ

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang yaitu bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

ANALISA DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENYEDIAAN PANGAN DI WILAYAH JAWA TIMUR BAGIAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

TINJAUAN PUSTAKA. (Heady dan Jensen, 2001) penggunaan lahan paling efisien secara ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

METODE LINEAR PROGRAMING SEBAGAI PANDUAN PEMILIHAN TIPE DAN JUMLAH RUMAH BAGI PENGEMBANG PERUMAHAN

LINDO. Lindo dapat digunakan sampai dengan 150 kendala dan 300 variabel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Strategi Pemeliharaan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Blimbing

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUD1 PEREMGANAAN USAWATAN DI KABUPATEN DATl II SUBAMG

BAB VII PEMBAHASAN ATAS HASIL ANALISIS KEBIJAKAN. VII.1 Pembahasan Hasil Analisis Kebijakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Merumuskan Kriteria Pengendalian Lahan di Area Tambak Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik

Departemen of Agriculture (USDA) atau klasifikasi kesesuaian lahan yang dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO).

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Bagaimana cara menyelesaikan persoalan Linier Programming and Integer Programming dengan

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI DAERAH ERNAN RUSTIADI

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

Pemodelan dan Linier Programming (LP)

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

BAB VI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

PEMBAHASAN KERANGKA PENDANAAN BILATERAL MEETING

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam kehidupan seharihari

Transkripsi:

Sidang Ujian lanjutan OPTIMASI PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN BANGKALAN BERDASARKAN KESEIMBANGAN SUMBERDAYA AIR Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember SURABAYA 2010

Perumusan Fungsi Persamaan Matematis Program Linier Analisa optimasi penggunaan lahan ditentukan melalui pendekatan matematis dengan menggunakan program linier yang bersifat komprehensif (menyeluruh) dengan penggunaan software Quantity Methods for Windows2 Terdapat Tiga Komponen dalam Program Linier : 1. Variabel Keputusan, variabel yang akan ditentukan besaranya/jumlahnya berdasarkan pada keterbatasan keterbatsan tertentu. Variabel Putusan dalam penelitian ini yaitu Luas Lahan Peruamahan (X1), Luas lahan Pertanian (X2), LuaslahanPerkebunan (X3), Luaslahan tegalan (X4), Luas lahan tambak (X5), Luas lahan perdagangan jasa (X6), serta Luas lahan industry (X7). 2. Fungsi Tujuan, fungsi utama berupa persamaan linear yang mencakup variabel variabel keputusan dalam mengidentifikasi sasaran dalam upaya memecahkan persoalan. 3. Fungsi kendala, adalah rumusan linear yang mengandung variabel variabel keputusan yang menjelaskan batasan batasan atas keputusan yang dapat diambil.

Perumusan Fungsi Tujuan Dianggap Tetap Keseimbangan = Supply Demand Keseimbangan Mki Maksimal = Demand Min D Dimana : Min D X a, g = ax1+bx2+cx3+dx4+ex5+fx6+gx7 = Meminimalkan Demand (Penggunaan Lahan) = Luas tiap jenis guna lahan (Ha) =Standart Kebutuhan air tiap guna lahan (m 3 /Ha) Min D = 324X1 + 15552X2 + 2916X3 + 1944X4 + 86.4X5 + 800X6 + 21772.8X7

Perumusan Batasan Optimasi (Constraint) Constraints X1 + X2 Luas + X3 + X4 Konservasi + X5 + X6 + X7 = 88010.475 X1 6487.05 Luas Permukiman X6 51 Kontribusi dan nilai PDRB Regulasi Jumlah Penduduk d Ui Usia Kerja X2 + X4 24135.88 X2 15020.2 Luas Lahan Pertanian yang X3 404.26 Dipertahankan 15552X2 + 2916X3 + 1944X4 + 86.4X5 = 269174720.7 Air Permukaan Tata Air Air Tanah 324X1+800X6 + 21772.8X7 329388900 324X1+800X6 + 21772.8X7 3650000

Perumusan Batasan Optimasi (Constraint) Constraints Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Sawah Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tegalan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani 140X2+254X3+122X4+128X5+74X6+110X7 Perkebunan 787411 Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tambak Jumlah Penduduk Usia Kerja Perdagangan Jasa Sosial Ekonomi Jumlah Penduduk Usia Kerja industry 7.943.250X2+1.680.408X3+10.709.769X4+65.224.227X5+2.502. Nilai Produksi Pertanian Sawah 810.714X6+3.113.496.529X7 Nilai Produksi 3.886.215.950.000 Pertanian Tegalan 7.943.250X2+1.680.408X3+10.709.769X4+65.224.227X5+ Nilai Produksi Perkebunan 2.502.810.714X6+3.113.496.529X7 Nilai Produksi Tambak 41934450000000 X7 15202.2 Nilai Produksi Komersil Nilai Produksi Indsutri

Optimasi penggunaan lahan Dengan inti permasalahan yang telah dirumuskan yaitu menjaga keseimbangan sumberdaya air, artinya bahwa optimasi penggunaan lahan yang dihasilkan dapat menjamin keseimbangan sumberdaya air dalam kondisi tidak deficit (Supplay > Demand) dengan tujuan optimasi meminimalkan demand. Optimasi Penggunaan Lahan Alternatif Pertama Alternatif Kd Kedua Supplay Tetap (Sama dengan kondisi Eksisting) Penambahan Supplay

Optimasi penggunaan lahan Jumlah Constraints Jumlah Variabel Keputusan Fungsi Tujuan Output Program Linier

Optimasi penggunaan lahan Alternatif Pertama Kondisi Sumberdaya Air Alternatif Pertama Supplay Air (m3/tahun) 598.563.588 Total Demand (m3/tahun) 272.671.047,52 Keseimbangan Sumberdaya Air 0,45 (tidak kritis) Demand Supplay

Optimasi penggunaan lahan Alternatif Pertama Kombinasi Penggunaan Lahan (Demand) 0.03% 0.05% Permukiman 9% Sawah 59% 17% 5% 10% Perkebunan Tegalan Tambak Perdagangan Jasa Industri -Penyerapan Tenaga Kerja/Tenaga Kerja yang dibutuhkan meningkat 93% dari Kondisi eksisting -PDRB mengalami kenaikkan 86% dari Kondisi eksisting

Analisis sensitivitas Alternatif Pertama Constraint Original Persamaan constraints Nilai persamaan Ket Value terhadap hasil Luas Lahan X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + Sesuai dengan batas dari persamaan constraints dan sama dengan nilai original value 88010 88010 Total X7 (=) sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Luas Lahan Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perumahan yang 6487 X1 ( ) 7532 Perumahan dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar 1045.4 Ha Air 15552X2 + 2916X3 + 1944X4 + Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dan sama dengan nilai original value 269174700 269174700 Permukaan 86.4X5 (=) sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Air Tanah 329386000 324X1 + 800X6 + 21772.8X7 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraint, dimana air tanah yang digunakan jumlahnya Batasan Air sebesar 3569947 m3/tahun, yaitu kurang dari jumlah total yang tersedia yaitu 329386000. 3650000 324X1 + 800X6 + 21772.8X7 ( ) 3569947 Tanah Sehingga terdapat surplus air tanah sebesar 325892500 m3/tahun Tenaga 140X2 + 254X3 + 122X4 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu tenaga yang dibutuhkan / diserap lebih 787411 11001373 Kerja 128X5 + 74X6 + 110X7 ( ) dari original value sehingga Terdapat surplus sebesar 10213962 jiwa 7.943.250X2 + 1.680.408X3 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu nilai PDRB yang dihasilkan Nilai PDRB 3886215950 10.709.769X4 + 65.224.227X5 + 273291927752 melebihi original value sehingga terdapat surplus sebesar Rp. 23442976825224 000 2.502.810.714X6 + 24 3.113.496.529X7 ( ) Sektor Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas perdagangan jasa bisa 51 X6 ( ) 51 Strategis dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Lahan Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian pangan bisa 24135.88 X2 + X4 ( ) 24135.88 Pangan dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Sawah Irigasi Teknis 15020.2 X2 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian sawah irigasi 15020.2 teknis bisa dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus us(0) Perkebunan 404.26 X3 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perkebunan yang 4593.64 dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar 4189.3 Ha Kenaikkan 4193445000 7.943.250X2 + 1.680.408X3 + 10.709.769X4 + 65.224.227X5 + Belum sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu nilai PDRB yang dihasilkan 273291927752 kenaikkannya tidak melebihi original value sehingga terdapat slack sebesar Rp. PDRB 0000 2.502.810.714X6 + 3.113.496.529X7 ( ) 24 14605257224776 Konversi untuk Industri 15020.2 X7 ( ) 46.6 Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan industri yang dikembangkan tidak melebihi dari original value sehingga terdapat slack sebesar 14973 Ha

Optimasi penggunaan lahan Pada Alternatif Kedua Constraints Regulasi Tata Air Sosial Ekonomi Supplay Tambahan Luas Konservasi Luas Permukiman Kontribusi dan nilai PDRB Jumlah Penduduk Usia Kerja Luas Lahan Pertanian yang Dipertahankan Air Permukaan Air Tanah Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Sawah Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tegalan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Perkebunan Jumlah Penduduk Usia Kerja Petani Tambak Jumlah Penduduk d kui Usia Kerja Perdagangan Jasa Jumlah Penduduk Usia Kerja industry Nilai Produksi Pertanian Sawah Nilai Produksi Pertanian Tegalan Nilai Produksi Perkebunan Nilai Produksi Tambak Nilai Produksi Komersil Nilai Produksi Indsutri Tambahan 324 X1 + 21772.8 Debit Waduk X7 = dan 47304000 Embung

Optimasi penggunaan lahan Pada Alternatif Kedua Kondisi Sumberdaya Air Alternatif Kedua Supplay Air (m3/tahun) 645.867.588 Total Demand (m3/tahun) 316.454.394,97 Keseimbangan Sumberdaya Air 0,5 (tidak kritis) Demand Supplay

Optimasi penggunaan lahan Pada Alternatif Kedua Kombinasi Penggunaan Lahan (Demand) 2.2% 0.03% 2% Permukiman 10% Sawah 7% Perkebunan Tegalan 17% Tambak 62% Perdagangan Jasa Industri Penyerapan Tenaga Kerja/Tenaga Kerja yang dibutuhkan -Penyerapan Tenaga Kerja/Tenaga Kerja yang dibutuhkan meningkat 54% -PDRB mengalami kenaikkan 97 % - Peningkatan Lahan Permukiman dan Industri sebanding dengan adanya peningkatan supplay pada demand tersebut

Constraint Analisis sensitivitas Alternatif Kedua Original Value Persamaan constraints Nilai persamaan terhadap hasil Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perumahan yang Luas Lahan 6487 X1 ( ) 54800.23 dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar Perumahan 48313 Ha Air Tanah 32938600 0 324X1 + 800X6 + 21772.8X7 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraint, dimana air tanah yang digunakan jumlahnya sebesar 47275092 m3/tahun, yaitu kurang dari jumlah total yang tersedia Batasan Air 47275092 yaitu 329386000. Sehinggaterdapat surplus air tanah sebesar 282110908 m3/tahun 3650000 324X1 + 800X6 + 21772.8X7 ( ) Tanah Tenaga 140X2 + 254X3 + 122X4 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu tenaga yang dibutuhkan / 787411 5114632 Kerja 128X5 + 74X6 + 110X7 ( ) diserap lebih dari original value sehingga Terdapat surplus sebesar 4327221 jiwa 7.943.250X2 + 1.680.408X3 + Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu nilai PDRB yang dihasilkan Nilai PDRB 38862159 10.709.769X4 + 65.224.227X5 + 1752943687051 melebihi original value sehingga terdapat surplus sebesar Rp 166734109943402 50000 2.502.810.714X6 + 42 3.113.496.529X7 ( ) Sektor Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas perdagangan jasa bisa 51 X6 ( ) 51 Strategis dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Lahan Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian pangan bisa 24135.88 X2 + X4 ( ) 24135.88 Pangan dipertahankansamadengan originalvalue, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Sawah Irigasi Teknis 15020.2 X2 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constraints, dimana luas pertanian sawah irigasi 15020.2 teknis bisa dipertahankan sama dengan original value, sehingga tidak Terdapat slack/surplus (0) Perkebunan 404.26 X3 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan perkebunan yang 6077.6161 dikembangkan lebih besar dari original value sehingga terdapat surplus sebesar 5673.3 Ha Kenaikkan PDRB Konversi untuk Industri Tambahan Supplay 41934450 000000 7.943.250X2 + 1.680.408X3 + 10.709.769X4 + 65.224.227X5 + 2.502.810.714X6 + 3.113.496.529X7 ( ) 1752943687051 42 Ket sesuai dengan batas dari persamaan constraint yaitu nilai PDRB yang dihasilkan kenaikkannya melebihi original value sehingga terdapat surplus sebesar Rp.133359918705142 15020.2 X7 ( ) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu luas lahan industri yang 1354.15 dikembangkan tidak melebihi dari original value sehingga terdapat slack sebesar 13666 Ha 47304000 324 X1 + 21772.8 X7 (=) Sesuai dengan batas dari persamaan constrain yaitu penggunaan air untuk domestic 47235646 dan industry tidak melebihi tambahan supplay yang ada.

Komparasi Hasil Penyelesaian Optimasi Tujuan/Batasan Alternatif Pertama Alternatif Kedua Luas Lahan (Ha) Permukiman 7.532,4 54.800 Sawah 15.050,2 15.020,2 Perkebunan 4.593 6.077,6 Tegalan 9.115,7 9.115,7 Tambak 51.643,8 1.588,6 Perdagangan Jasa 51 51 Industri 46,6 1.354 Kondisi Sumberdaya Air Supplay Air (m3/tahun) 598.563.588 645.867.588 Total Demand (m3/tahun) 272.671.047,52 316.454.394,97 Keseimbangan Sumberdaya Air 0,45 (tidak kritis) 0,5 (tidak kritis) Kondisi Sosial Ekonomi Nilai PDRB (Rp/Tahun) 27.329.192.775.224 175.294.368.705.142 Tenaga Kerja (Jiwa) 11.001.373 5.114.623 Kesimpulan Kesimpulan Hasil Alokasi untuk lahan permukiman, sawah, tegalan, Alokasi untuk lahan permukiman, sawah, perkebunan, tambak perdagangan jasa serta industry tegalan, perkebunan, tambak perdagangan terpenuhi dan tidak ada batasan (constraint) yang jasa serta industry terpenuhi dan tidak ada dilanggar penambahan supplay air untuk kebutuhan batasan (constraint) yang dilanggar. Tingkat domestic dan industry mengakibatkan peningkatan Keritisan sumberdaya menurun menjadi 0.45 alokasi lahan indstri dan permukiman masing masing (tidak defisit) dari kondisi eksisting yang lebih dari 50% dan 80% dari alternative pertama. Tingkat mencapai 1.02 (defisit). Terjadi peningatan tenaga kerja 93% dari jumlah eksisting, PDRB mengalami peningkatan hanya 86 % dari kondisi eksisting, Keritisan sumberdaya air tidak kritis yaitu sebesar 0.5 (tidak defisit). Terjadi peningatan tenaga kerja 54% dari jumlah eksisting, Peningkatan PDRB sebesar 97% dari kondisi eksisting.

kesimpulan Terdapat dua alternative penyelesaian optimasi penggunaan lahan untuk mendapatkan kombinasi pengguaan lahan yang terdiri dari lahan permukiman, pertanian lahan basah (sawah), perkebunan, tegalan, tambak, perdagangan jasa dan lahan industry dengan tujuan utama menjaga keseimbangan sumberdaya air di Kabupaten Bangkalan (tidak defisit). Optimasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa kriteria yang menjadi batasan (constraint) meliputi regulasi, tata aaa air, serta kondisi social ekonomi. o Melihat kondisi dan perkembangan yang ada di wilayah penelitian,maka alternative kedua ini merupakan alternative yang paling optimal sebagai alternative penggunaan lahan yang akan dikembangkan di Kabupaten Bangkalan.

Kelemahan Studi 1. Kondisi sumberdaya air yang diteliti dilakukan secara agregrat menyeluruh (mengasumsikan kondisi hidrologis sama) sehingga tidak menggambarkan kondisi hidrologis secara khusus di tiap wilayah dan dengan menggunakan pendekatan matematis. Oleh karenanya, hasil yang didapatkan merupakan hasil pendekatan matematis, dan bukan nilai aktual. 2. Perhitungan optimasi hanya berlaku untuk jenis penggunaan lahan yang digunakan dalam penelitian ini secara umum tidak berlaku untuk penggunaan lahan lainnya. a 3. Penelitian ini belum mencakup kriteria batasan (constraint) kesesuaian lahan secara fisik karena hanya dibahas secara makro. 4. Studi hanya berlaku pada metode optimasi program linier, jika menggunakanmetodeoptimasilaindimungkinkanadaperubahan hasil.

saran 1. Hasil studi ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dalam pengambilan keputusan dengan tepat/optimum dalam mengalokasikan kebutuhan lahan dengan melihat kondisi daya dukung serta ketersediaan sumberdaya yang ada. 2. Metode optimasi penggunaan lahan ini dapat dijadikan masukan dalam perencanaan, penentuan pengembangan serta membantu dalam permasalahan alokasi lahan pada suatu penggunaan tertentu dalam penyusunan rencana tataruang di Kabupaten Bangkalan yang lebih konkrit. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai optimasi i pada penggunaan lahan dengan jenis variable yang lebih khusus pada satu jenis penggunaan lahan sehingga dapat secara lebih detail/mikro dilihat persebarannya. 4. Perlu penelitian lebih lanjut yang mencakup kriteria-kriteria lain yang juga berpengaruh terhadap penggunaan lahan dan disarankan agar semua data yang berpengaruh harus lengkap karena akan berpengaruh pada hasil penyelesaian sekaligus pengembilan keputusannya.