PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI REAL TIME PCR VIRUS INFLUENZA A ANTARA METODE GUANIDIUM,-THIOCYANATE-PHENOL- CHLOROFORM DAN METODE SPIN KOLOM

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI EKSTRAKSI RNA (Ribo Nucleic Acid) DARI VIRUS AI MENGGUNAKAN METODE PRE EKSTRAKSI. YUNI, Y., EMILIA, SURYATI, Y., dan HERMAWAN, D.

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN. Metode Penelitian

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

Lampiran 1 Ekstraksi dan isolasi DNA dengan metode GeneAid

BAB III METODE PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

III. Bahan dan Metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Deteksi genom virus avian influenza pada penelitian dilakukan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

BAB III METODE PENELITIAN

Asam Asetat Glacial = 5,7 ml EDTA 0,5 M ph 8.0 = 10 ml Aquades ditambahkan hingga volume larutan 100 ml

II. BAHAN DAN METODE. Betina BEST BB NB RB. Nirwana BN NN RN. Red NIFI BR NR RR

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. sangat akut dan mudah sekali menular. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

II. METODELOGI PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode III.1 Bahan III. 2 Alat

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

BAB II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

UJI PENEGUHAN REAL TIME PCR AVIAN INFLUENZA DI BBKP SURABAYA TERHADAP METODE UJI STANDAR AVIAN INFLUENZA SESUAI STANDAR OIE.

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Metode Penelitian Pengambilan Sampel Kutukebul dan Tanaman Tomat Sumber TICV

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi.

METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep. Kerangka konsep yang dibangun dalam penelitian ini digambarkan sebagai. berikut :

DETEKSI KEBERADAAN VIRUS AVIAN INFLUENZA PADA DOC YANG DILALULINTASKAN MELALUI BANDARA SOEKARNO HATTA MUJIATUN

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. mengekstraksi DNA dari dari beberapa spesimen herbarium Rafflesia arnoldii

ABSTRAK. DETEKSI FcγRIIb PADA STEM CELL YANG DIISOLASI DARI DARAH TEPI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Hewan Percobaan Vaksin AI-ND Pakan Kandang dan Perlengkapannya

LAPORAN II (ISOLASI DNA GENOM)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

PRAKTIKUM ISOLASI DNA DAN TEKNIK PCR

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengisolasi Actinomycetes dan melihat kemampuannya dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Waktu dan Lokasi Penelitian D. Alat dan Bahan Rizki Indah Permata Sari,2014

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

Dokumen nomor : CCRC Tanggal : 23 April 2014 Mengganti nomor : CCRC Tanggal : 26 April 2012

NOTULENSI DISKUSI PHARM-C. Hari, tanggal : Sabtu, 23 Juli 2017 : WIB Tempat : Online (LINE Grup Pharm-C Kloter 1)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sequence primer ISSR yang digunakan

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September-Oktober 2013.

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Protein Total Darah. a. Tabung reaksi disiapkan sebanyak 62 buah. 1 buah tabung reaksi blanko, 1

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik yang dilakukan secara in vitro.

3 METODE. Tempat dan Waktu

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang bertujuan untuk

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FARMASI UGM

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Komposisi Media MGMK Padat dan Cara Pembuatannya Bahan: Koloidal kitin 12,5% (b/v) 72,7 ml. Agar 20 g.

Transkripsi:

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI REAL TIME PCR VIRUS INFLUENZA A ANTARA METODE GUANIDIUM,-THIOCYANATE-PHENOL- CHLOROFORM DAN METODE SPIN KOLOM YUNI YUPIANA Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Gunungsindur, Bogor 16340 ABSTRAK Telah dilakukan deteksi asam nukleat (RNA) terhadap virus Influenza A dengan menggunakan 15 sampel yang telah dikonfirmasi positif terhadap virus AI subtype H1N1. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan metode ekstraksi pada real time PCR untuk menghasilkan RNA optimal dengan membandingkan 2 metode ekstraksi. Pada penelitian ini dilakukan metode spin kolom dan metode Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform untuk mengkonfirmasi sampel yang sudah diketahui positif terhadap virus Influenza A. Hasil mengindikasikan bahwa kedua metode ini dapat mengkonfirmasi 15 sampel positif. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode ekstraksi spin kolom diperoleh RNA virus yang lebih banyak dibandingkan dengan metode Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform. Kata Kunci: Ekstraksi, PCR, Influenza A ABSTRACT Detection of nucleic acid (RNA) from Influenza A virus of 15 samples confirmed positive AI subtype H1N1 has been studied. This study was performed to optimize extraction method of real time PCR in order to get optimal result of RNA by comparing 2 methods of extraction. In this study spin column and Guanidinium thiocyanatephenol-chloroform extraction method were performed to detect RNA of Influenza A virus from confirmed positive samples. The results indicated that both of methods were complied with the previous confirmation for 15 positive samples. From this study we can conclude that using spin column was collected more RNA virus compared to Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform extraction method. Keyword: Extraction, PCR, Influenza A 1

PENDAHULUAN Real time RT-PCR (rrt-pcr) merupakan teknologi yang relatif baru yang digunakan untuk mendeteksi Avian Influenza (AI) sejak awal tahun 2000 untuk surveilan rutin, selama terjadinya kasus dan untuk tujuan penelitian. Beberapa keuntungan dari rrt-pcr adalah sangat sensitif dan spesifik, cepat dan hasil yang terukur. Selanjutnya rrt-pcr juga dapat digunakan untuk jumlah sampel yang banyak, sedikit lebih murah jika dibandingkan dengan isolasi virus dengan embrio ayam dan karena dalam proses pengerjaannya virus harus diinaktivasi, biosafety dan biosecurity lebih mudah ditangani (4). Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) sebagai instansi yang memiliki tanggung jawab untuk menjamin obat hewan yang beredar di Indonesia berkomitmen untuk memberi pelayanan yang terbaik dengan mengembangkan metode uji yang lebih akurat dan efisien. Dalam pengujian vaksin AI, BBPMSOH dalam hal ini unit uji virologi melakukan pengujian identitas vaksin AI dengan metode PCR baik konvensional maupun real time PCR yang bertujuan mengkonfirmasi subtipe virus AI yang terkandung dalam vaksin AI. Metode rrt-pcr merupakan metode yang relatif baru sehingga dalam pengerjaannya masih terdapat kendala yang salah satunya adalah jenis sampel seperti misalnya vaksin AI. Vaksin AI tersedia dalam bentuk inaktif dalam oil adjuvant yang dapat mengganggu dalam deteksi menggunakan rrt-pcr. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, perlu dilakukan optimalisasi yaitu dengan cara membandingkan dua metode ekstraksi yang tersedia dan banyak digunakan (2,3). 2

Adapun tujuan dari kajian ini adalah untuk membandingkan dua metode ekstraksi dalam pengujian dengan rrt PCR untuk mendapatkan hasil asam nukelat (RNA) yang lebih optimal. MATERI DAN METODE Dalam penelitian ini setiap metode digunakan 15 sampel. Sampel merupakan isolat virus H1N1 yang sudah dikonfirmasi hasilnya sebagai sampel yang positif virus subtipe ini. Masing-masing sampel yang sama diuji dengan menggunakan 2 metode ekstraksi yang berbeda yaitu metode Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform dan metode spin kolom. Metode Ekstraksi Guanidinium-thiocyanate-phenol-chloroform Isolat virus sejumlah 250 µl ditambahkan ke dalam 750 µl trizol kemudian dicampur sampai homogen lalu diinkubasi pada suhu 25-30 C selama 5 menit. Kemudian ditambahkan dengan 200 µl chloroform lalu dihomogenkan dan diinkubasikan pada Rt selama 10 menit. Dilakukan sentrifugasi dengan 12.000 rpm 2 8 C selama 15 menit. Kemudian 500 µl fase cair dimasukkan ke dalam tabung baru. Setelah itu ditambahkan 500 µl isoprophil alkohol dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit. Lalu dilakukan sentrifugasi 12.000 rpm 2 8 C selama 10 menit dan supernatan dibuang. Diambil sedimen RNA dan ditambahkan 1000 µl ethanol 75% lalu disentrifugasi 12.000 rpm selama 5 menit. RNA dikeringkan selama 7 menit pada laminar air flow. Kemudian 10 µl RNA dilarutkan dalam air bebas RNAse, diinkubasi 3

dalam penangas air 60 C selama 10 menit dan disimpan pada -20 C. Selanjutnya RNA diubah menjadi DNA dan dideteksi dengan Realtime PCR. Metode Ekstraksi Spin Kolom Pipet 560 µl Buffer (AVL) yang mengandung carrier RNA lalu ditambahkan dengan 140 µl isolat virus kemudian divorteks selama 15 detik. Setelah itu diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit. Disentrifugasi 15 detik untuk menghilangkan tetesan air pada tutup. Kemudian dilakukan penambahan 560 µl ethanol (96-100%) ke dalam sampel kemudian di vorteks selama 15 detik. Lalu dimasukkan 630 µl larutan tersebut ke dalam QIAamp Mini spin column (tabung koleksi 2 ml dari Qiagen) tanpa membasahi rim (daerah di sekitar tutup tabung). Kemudian dilakukan sentrifugasi pada 6000 x g (8000 rpm) selama 1 menit. Filtrat dibuang dan QIAamp Mini spin column dimasukkan ke dalam tabung koleksi 2 ml yang baru. Langkah ini diulangi sekali lagi lalu tambahkan 500 µl Buffer AW1. Kemudian dilakukan sentrifugasi pada 6000 x g (8000 rpm) selama 1 menit. Filtrat dibuang dan QIAamp Mini spin column dimasukkan ke dalam tabung koleksi 2 ml yang baru. Secara hati-hati QIAamp Mini spin column dibuka dan ditambahkan 500 µl Buffer AW2. Kemudian dilakukan sentrifugasi pada kecepatan tinggi yaitu 20.000 x g; 14.000 rpm selama 3 menit, lalu langkah ini diulangi. Kemudian ditambahkan 60 µl of Buffer AVE diinkubasi pada suhu ruang selama 1 menit dan disentrifugasi pada 6000 x g (8000 rpm) selama 1 menit. Selanjutnya RNA diproses dengan langkah reverse transcriptase untuk mengubah RNA menjadi DNA lalu dideteksi dengan r-rt PCR. 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Ekstraksi r-rt PCR Virus Influenza dengan metode Guanidium thiocyanate-phenol-chloroform dan spin kolom No. CT (Cycle Treshold) Spin kolom Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform 1 21,81 22,3 2 21,71 26,53 3 19,98 26,81 4 20,54 22,49 5 20,37 22,36 6 20,67 27,44 7 21,22 27 8 20,92 27,75 9 21,43 22,32 10 21,72 22,55 11 21,62 22,83 12 21,64 22,45 13 20,95 22,63 14 21,53 22,92 15 21,78 21,56 Nilai rata-rata = 21,19 Nilai rata-rata = 24,00 P- Value = 0,00092 Tabel di atas menunjukkan bahwa 15 sampel yang diuji dengan menggunakan kedua metode diperoleh hasil semua sampel positif terhadap Influenza A. Namun demikian berbeda dalam nilai CT (cycle threshold). 5

Pengujian realtime PCR, reaksi positif dapat dideteksi dengan adanya akumulasi signal fluoresen. CT (cycle threshold) didefinisikan sebagai jumlah siklus yang dibutuhkan untuk mendapatkan signal fluoresen yang melintasi threshold. Nilai CT berbanding terbalik dengan jumlah asam nukleat yang terkandung dalam sampel sehingga dapat diartikan bahwa semakin rendah CT semakin banyak jumlah asam nukleat (1). Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata CT yang diperoleh dengan metode spin kolom lebih kecil dibanding dengan metode Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform. Hal ini berarti bahwa jumlah asam nukelat yang berhasil diperoleh dengan metode spin kolom lebih banyak daripada dengan metode Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform. Metode ekstraksi Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform extraction bekerja dengan menjaga integritas RNA selama homogenisasi jaringan, tetapi dalam waktu yang sama merusak dan melepaskan ikatan sel dan komponen-komponennya. Metode ini melibatkan prosedur yang lebih rumit terutama pada saat koleksi RNA sehingga besar kemungkinan pada langkah ini RNA ikut terbuang. Sementara pada metode spin kolom digunakan buffer AVL yang memiliki fungsi yang sama dengan Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform namun perbedaan hasil kemungkinan disebabkan karena metode spin kolom yang lebih sederhana. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode spin kolom dapat menghasilkan asam nukleat yang lebih banyak dibandingkan dengan metode Guanidinium thiocyanate-phenol-chloroform, dan metode pada spin kolom lebih sederhana. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui faktor lain yang mengakibatkan perbedaan jumlah asam nukelat yang diperoleh dari kedua metode ini. 6

DAFTAR PUSTAKA 1. Annonimus.2011.Real-time PCR: Understanding CT. Available at http://www3.appliedbiosystems.com/cms/groups/mcb_marketing/documents/ge neraldocuments/cms_053906.pdf..: 1. Diunduh pada 5 Maret 2011. 2. Chomczynski P, Sacchi N. 1987. Single-step method of RNA isolation by acid guanidinium thiocyanate-phenol.chloroform extraction. Anal Biochem. Apr;162(1):156-9. 3. Kolodziejek J. and Nowotny N. 2002. Comparison of PCR Kleen Spin Columns to Traditional Methods for Purification of PCR Products Prior to Sequencing, Rev A. Institute of Virology, University of Veterinary Medicine, Vienna, Veterinaerplatz 1, A 1210 Vienna, Austria.: 1. 4. Spackman, E. 2007. Avian influenza virus. Humana Press, Athens, Georgia : 19., 7