3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

KATA PENGANTAR. Jakarta, Nopember Penyusun

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Pengumpulan Data

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

3 METODOLOGI PENELITIAN

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat Penelitian

PERHITUNGAN SELEKTIVITAS JARING INSANG TERHADAP IKAN CAKALANG DENGAN PENDEKATAN METODE MATSUOKA ABSTRAK

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Alat Tangkap Jaring Insang Hanyut

BAB III BAHAN DAN METODE

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

PENENTUAN MESH SIZE OPTIMUM UNTUK JARING INSANG HANYUT CAKALANG DARI HASIL IKAN YANG DIDARATKAN DI TPI PALABUHANRATU NOOR KHOLIFAH

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

3. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Desain dan spesifikasi alat tangkap gillnet dan trammel net. Gillnet

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

3.3 Pengumpulan Data Primer

Lampiran 1. Sebaran frekuensi panjang ikan kuniran (Upeneus sulphureus) betina yang dianalisis dengan menggunakan metode NORMSEP (Normal Separation)

BAB III BAHAN DAN METODE

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI. Tabel 5 Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

3. METODE PENELITIAN

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

2. METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

METODE PENANGKAPAN IKAN

Bentuk baku konstruksi jaring insang banyar

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

KAPAL IKAN PURSE SEINE

III. METODE PENELITIAN

Bentuk baku konstruksi jaring insang permukaan multifilamen lemuru

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen bawal putih

III. METODE PENELITIAN

Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

EFISIENSI WAKTU PENDARATAN IKAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN JARING INSANG DI PPI DUMAI. Fitri Novianti 1) Jonny Zain 2) dan Syaifuddin 2)

HASAN BASRI PROGRAM STUDI

: Perikanan Tangkap Udang Nomor Sampel Kabupaten / Kota : Kecamatan : Kelurahan / Desa Tanggal Wawancara : Nama Enumerator :..

CARA PENANGKAPAN, KELIMPAHAN DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI WADUK CIRATA JAWA BARAT

3 METODOLOGI PENELITIAN

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

3. METODE PENELITIAN

Diterima : 2 Maret 2010 Disetujui : 19 Maret 2010 ABSTRAK

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

Bentuk baku konstruksi jaring insang dasar monofilamen

Bentuk baku konstruksi jaring insang pertengahan multifilamen tanpa saran

Effect of Different Mesh Size Gillnet at How Caught Short Mackerel (Scomber neglectus) in Morodemak Waters, Demak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut martasuganda (2004), jaring insang (gillnet) adalah satu dari jenis

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN. Metode dan teknologi penangkapan ikan dapat nmenlpengaruhi kelestarian

MODUL MENGOPERASIKAN JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET)

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

3. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan perkataan lain jumlah mesh depth

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

Penelitian lapangan dilakukan di perairan Kabupaten Bengkalis, Propinsi. dilakukan pada bulan Mei Persiapan yang dilakukan meliputi pengamatan

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

3 METODOLOGI. Sumber: Google maps (2011) Gambar 9. Lokasi penelitian

CARA MENGUKUR MATA JARING Oleh : Mukhtar, A.Pi, M.Si

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

BAB III METODE PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Umum PPN Pekalongan Letak, klasifikasi dan pengelolaan

3. METODE PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. dibanding alat tangkap lainnya. Alat ini di Kalimantan Selatan oleh nelayan

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

Transkripsi:

21 3METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada tanggal 15 September 11 Desember 2010 ini bertempat di TPI Palabuhanratu. Sukabumi Jawa Barat. Kegiatan penelitian meliputi eksperimen langsung dengan melakukan pengukuran langsung sampling ikan cakalang yang didaratkan di TPI Palabuhanratu. Lokasi Penelitian terlampir pada Lampiran 1 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah 1) Sampel ikan cakalang yang diambil dari beberapa unit kapal jaring insang hanyut dan dikelompokkan berdasarkan ukuran mata jaring yang masih beroperasi sampai saat ini. Mesh size yang ada adalah 4 inchi, 5 inchi dan 5.5inchi dengan hang in ratio antara 50% - 70 % dan shortening berkisar antara 30 %- 50%. Mistar dengan ukuran 60 cm dan 100 cm yang akan digunakan untuk mengukur panjang cagak fork length ikan cakalang; 2) )Benang nilon monofilament untuk mengukur keliling badan ikan cakalang pada bagian depan tutup insang preopercullum, keliling badan ikan belakang tutup insang opercullum, kelilingi maksimum badan ikan max body girth dan keliling bekas lilitan jaring pada ikan net mark; 3) Timbangan yang mempunyai kapasitas maksimum 25000/g, yang akan digunakan untuk mengukur berat ikan hasil tangkapan dengan ketelitian 50 gram ; 4) Gunting; 5) Kamera digital; 6) Alat-alat tulis 3.2.1 Spesifikasi alat tangkap Bagian-bagian dari alat tangkap yaitu: 1) Tali ris atas, tali pelampung, tali selambar

22 Tali iris atas pemasangannya disatukan dengan tali pelampung, terbuat dari bahan polyethylene/pe (plastik) diameter 10 mm. Tali selambar juga terbuat dari bahan yang sama dengan panjang 37.5 m dan diameter 15 mm. Drift gillnet tersebut tidak menggunakan tali ris bawah. 2) Pelampung float, pelampung pengaman - bouy dan lampu light bouy Pelampung float terbuat dari polyvynylchlorid/pvc berbentuk oval dengan panjang 17 cm, diameter 5 cm, jumlah 12 buah / piece dengan jarak 4,4 m. Pelampung pengaman bouy terbuat dari plastik berbentuk bola dengan daya apung buoyancy 14,5 kg, diameter 30 cm, jumlah 15 buah, dipasang diantara persambungan antara dua tali ris atas dengan panjang tali pelampung 1.5 m. Lampu light bouy berfungsi untuk mengetahui kedudukan jaring ketika dioperasikan. Lampu light bouy dilengkapi dengan pelampung pengaman yang terbuat dari gabus dan pemberat dari batu yang dipasang pada sebuah tiang bambu, tinggi 7 m agar posisinya terapung tegak di permukaan air. 2) Badan Jaring Badan jaring terbuat dari polyamid/pa (nilon multifilament) d 210/21 dengan panjang terentang 30 piece atau 1575 m (632 mata jaring/piece), jaring berwarna hijau dengan simpul yang membentuk mata jaring adalah tipe englis knot. 3) Pemberat singker Pemberat yang digunakan adalah batu alam sebanyak 40 buah, dengan berat 1.5 kg 3.2.2 Kapal dan nelayan jaring insang Kapal yang digunakan adalah kapal kayu yang berbentuk dasar rata (flat bottom), kapal yang biasa digunakan di Palabuhanratu yaitu kapal dengan bobot mati 10 grose ton (GT) dengan ukuran panjang 8-10 meter, lebar 2.05-2.5 meter dan dalamnya antara 1.0-1.5 meter. Kapal ini dilengkapi dengan palka yang berisi es tempat menyimpan ikan hasil tangkapan yang dilapisi dengan fiber glass yang mempunyai kapasitas 2-3 m 3 yang berfungsi untuk menjaga kesegaran

23 ikan.gillnet dioperasikan pada malam hari, ditabur pada sore hari sekitar pukul 17.00-18.00 dan diangkat pada pagi hari keesokan harinya. Jaring diturunkan ke air, tinting demi tinting dimulai dari tinting pertama yang ujungnya berpelampung tanda sampai tinting terakhir yang diikatkan pada kapal. Kapal dan jaring di biarkan menghanyut sepanjang malam tergantung arah dan kecepatan arus. Jumlah nelayan dalam satu kapal yaitu 5 7 orang. Masing masing nelayan bertugas, 1 orang sebagai juru mudi, 4 orang ABK, 1 orang sebagai juru batu (menunggu kapal datang) dan 1 orang lagi sebagai karyawan perbekalan (mempersiapkan akomodasi untuk melaut lagi) 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah non exsperimental fishing, yaitu dengan melakukan pengukuran terhadap hasil tangkapan ikan yang didaratkan di TPI Palabuhanratu. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan cakalang dengan panjang sekitar 42 cm sampai 56 cm dan berat sekitar 1.7 kg hingga 3.2 kg. Pengukuran dilakukan sebanyak 16 kali saat ikan cakalang didaratkan di TPI. Ikan cakalang dikelompokkan berdasarkan ukuran mesh size yaitu 4 inchi, 4.5 inchi dan 5.5 inchi. 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran langsung terhadap sampel ikan cakalang yang didaratkan di TPI. Urutan pengambilan data adalah sebagai berikut 1. Pengukuran dilakukan pada pagi dan sore (malam) hari, terhadap sampel ikan yang didaratkan ditpi 2. Sampel ikan cakalang dikelompokkan berdasarkan ukuran mesh size yang digunakan pada drift gillnetyaitu 4 inchi, 4.5 inchi dan 5.5 inchi 3. Penimbangan hasil tangkapan 4. Pengukuran ikan cakalang meliputi panjang cagak dan keliling ikan (girth opercullum, maximum body girth dan netmark)

24 3.5 Analisis Data 3.5.1 Distribusi frekuensi panjang ikan cakalang Data biometrik dari sampel ikan cakalang yaitu pengukuran panjang cagak. Hasil pengukuran panjang ikan dikelompokkan dalam interval kelas panjang. Untuk menentukan interval kelas di hitung dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Sudjana, (2002) yaitu K = 1 + 3.3 log n... (1) I = R / K... (2) dengan K = jumlah kelas n = banyaknya data I = interval kelas R = nilai terbesar terkecil 3.5.2 Hubungan panjang dengan keliling badan ikan Hubungan antara panjang dengan keliling ikan baik terhadap girth operculum maupun maximum body girth di hitung dengan menggunakan analisis regresi linear (Romimohtarto dan Juwana, 2001) dengan persamaan sebagai berikut Y = a + b x... (3) dengan Y = nilai dugaan girth maximum ikan (mm) ab = konstanta x = panjang cagak ikan (mm) Penilaian perkembangan gonad memakai indeks gonad (GI)merupakan rasio berat gonad (Wg) dengan panjang ikan dipangkatkan tiga (L 3 ) sebagai salah satu pengukur aktivitas gonad (Efendie, 1997)...Penentuan indeks gonad dinyatakan dengan rumus : GI=(Wg/L 3 ) x 10 5... (4)

25 3.5.3 Analisis statistika Untuk menguji kenormalan data pada panjang cagak ikan cakalang dilakukan pengujian Kolmogorov Snirov, dengan mengguankan program minitab 14 3.6Analisis Selektivitas Matsuoka Kurva selektivitas Matsuoka merupakan kurva probabilitas distribusi normal yang mempunyai nilai tengah = 0.0 dan standar deviasi =1.0. Prinsip dari metode ini adalah menghitung probabilitas jika bagian anterior (tutup insang bagian belakang) dapat masuk kedalam jaring dan jika bagian badan maksimum tertahan oleh mata jaring. Pada umumnya alat tangkap pasif seperti jaring insang mempunyai kurva normal dengan puncak sebagai efisiensi tertinggi dan menurun pada kedua sisinya. Probabilitas diperoleh dari integral fungsi distribusi normal N (0,1) dari - ke nilai tertentu variabel parameter (z). Kurva dihitung berdasarkan anterior girth dalam penelitian ini dipakai operculum girth (GO), maximum girth (GM), length dipakai fork length (FL), konstanta a 1 dan b 1 dari regresi GO-FL. Sehingga probabilitas P jika girth lebih kecil atau lebih besar dari keliling mata jaring (meshperimeter/mp) yang dinyatakan dalam kurva kiri (P 2 ) dan kurva kanan (P 1 ) selektivitas dapat dirumuskan sebagai berikut : Mp 1 P 1 (L) = N (a 1 + b 1 FL, U 1 ²) d GO... (5) - Z 1 = N (0,1) dx - dan, z 1 = { Mp 1 (a 1 + b 1 FL) } / U 1

26 P 2 (L) = N (a 2 + b 2 FL, U 2 ²) d GO... (6) Mp 2 = N (0,1) dx z 2 dan, z 2 = { Mp 2 (a 2 + b 2 FL) } / U 2 Selanjutnya P s (FL)= P 1 (FL) xp 2 (FL)... (7) dengan, P(FL) : probabilitas jika GO atau GM lebih kecil atau lebih besar dari Mp Mp : Mp terkoreksi, yakni k = GN / Mp GN : keliling bekas lilitan jaring a dan b : koefisien pada regresi girth fork length U : simpangan baku girth Kemudian dapat dihitung panjang selektif e% (L e ) yang diinginkan yang merupakan selektivitas a% dibandingkan dengan efisiensi tertinggi