BAB III METODA PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan fokus penelitian, yakni pengembangan model pelatihan berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan kerangka pikir penelitian yang telah dirumuskan, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dalam penelitian ini mengacu pada gabungan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan sistem yang dikembangkan oleh Dick dan Carrey (2003), yang berlangsung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN PERSETUJUAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB III METODE PENELITIAN. Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) dalam penelitian ini terletak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

PENELITIAN DESKRIPTIF

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pelatihan Sebagai Satuan Pendidikan Luar Sekolah... 18

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN DAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIS DALAM KONSELING BEHAVIORAL...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (classroom reaseach).

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i ABSTRAK. ii ABSTRACT.. iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI. viii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xiv DAFTAR GRAFIK xv

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Judul Penelitian ini adalah Manajemen Sarana Praktik Program Studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Studi tentang pengembangan model pelatihan berbasis kinerja

III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model pelatihan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODE PENELITIAN

dan arah yang harus dicapai oleh siswa atau peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian tindakan kelas atau Classroom Actions research.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i LEMBAR PENGESAHAN.. ii ABSTRAK. iii. KATA PENGANTAR.. v UCAPAN TERIMAKASIH.. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ix

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN. program pembelajaran berbasis masalah disertai pelaksanaan praktikum yang juga

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode Pre eksperimental design.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba

BAB III METODE PENELITIAN

mengungkap kebenaran empirik, yaitu dipakai? Selanjutnya, untuk menentukan yang efektif? Hal ini sangat tergantung diteliti, dan berbagai alternatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bahagian ini dikemukakan beberapa pembahasan mengenai: Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bergantian dan saling membantu, yaitu pendekatan kualitatif (qualitative

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bagian ini akan diuraikan lokasi penelitian dan subjek penelitian. yang terdiri dari populasi dan sampel penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

2015 MODEL PELATIHAN DENGAN PEMBELAJARAN PROYEK DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BERWIRAUSAHA MANTAN BURUH MIGRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk menghasilkan model pelayanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dengan judul penelitian Efektivitas Pelatihan Kecerdasan Emosi terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

Transkripsi:

99 BAB III METODA PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hasil temuan penelitian dalam bentuk kalimat-kalimat berupa keterangan atau pernyataan-pernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Mulyana, 2001: 119). Penelitian ini juga sering disebut non eksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (Mulyana, 2001: 120). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan 99

100 sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia. Di samping kedua alasan seperti tersebut di atas, penelitian deskriptif pada umumnya menarik para peneliti muda, karena bentuknya sangat sedarhana dengan mudah di pahami tanpa perlu memerlukan teknik statiska yang kompleks. Walaupun sebenarnya tidak demikian kenyataannya. Karena penelitian ini sebenarnya juga dapat ditampilkan dalam bentuk yang lebih kompleks, misalnya dalam penelitian penggambaran secara faktual perkembangan sekolah, kelompok anak, maupun perkembangan individual. Penelitian deskriptif juga dapat dikembangkan ke arah penenelitian naturalistic yang menggunakan kasus yang spesifik melalui deskriptif mendalam atau dengan penelitian setting alami fenomenologis dan dilaporkan secara thick description (deskripsi mendalam) atau dalam penelitian ex-post facto dengan hubungan antarvariabel yang lebih kompleks. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptif, peneliti memungkinkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan

101 dengan hubungan variabel atau asosiasi, dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif dalam bentuk studi pengembangan dan studi lanjutan. Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti. Studi perkembangan dalam penelitian ini di lakukan untuk mengukur perilaku kewirausahaan peserta didik setelah menerima pendidikan keterampilan di SKB Gorontalo. Studi kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memperoleh perlakuan. Dalam penelitian ini studi kelanjutan dilaksanakan untuk mengukur perubahan perilaku kewirausahaan warga belajar setelah mengikuti pendidikan keterampilan menjahit. B. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif mempunyai langkah seperti berikut. 1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

102 2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian. 4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan. 5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian. 6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data. 7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan. 8. Membuat laporan penelitian C. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Gorontalo. Tempat ini dijadikan lokasi penelitian atas dasar pertimbangan: 1. SKB ini sudah menyelenggarakan pendidikan keterampilan menjahit 2. SKB ini menyelenggarakan pendidikan secara kontinu dan secara sistemik berjalan dengan baik 3. Adanya kesediaan penyelenggara, warga belajar dan warga belajar untuk dijadikan lokasi penelitian Dengan mempertimbangkan bahwa fokus penelitian ini adalah pendidikan keterampilan menjahit warga belajar Paket C dalam perspektif

103 kewirausahaan, maka sumber utama sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kepala SKB, tutor dan warga belajar. D. Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Dalam pelaksanaan penelitian ini, dari studi pendahuluan dan implementasi ujicoba model, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) tes, (2) observasi, (3) wawancara, dan (4) dokumentasi. Tes diberikan sebelum perlakuan (freetest) dan setelah perlakuan (posttest). Observasi dilakukan terhadap perilaku kewirausahaan warga belajar dalam pembelajaran. Observasi yang dilakukan bersifat observasi partisipatif mengingat peneliti sendiri menjadi instrumen penelitian, karena proses perumusan hasil penelitian berbasis pada proses. Oleh karena itu, sepanjang proses penelitian berlangsung, peneliti terlibat aktif dalam setting penelitian. Wawancara dilakukan pada studi pendahuluan terhadap pihak terkait dalam hubungannya dengan penyelenggaraan program paket C, dan program pendidikan keterampilan menjahit. Sedangkan dokumentasi yang digunakan ada dua macam, yang pertama memotret data tentang profil keterampilan menjahit warga belajar pada studi pendahuluan, dan yang kedua digunakan untuk mengamati perilaku kewirausahaan warga belajar pada pelaksanaan model yang dikembangkan dalam implementasi model (uji lapangan). Instrumen dalam penelitian ini dikembangkan sesuai dengan tujuannya yaitu untuk menjaring data, baik data dalam memotret perilaku kewirausahaan warga belajar, maupun data pendukung untuk memvalidasi model yang

104 dikembangkan, dan data penguasaan keterampilan menjahit dalam kaitannya dengan pengembangan model. Penguasaan keterampilan menjahit didasarkan pada komponen yang meliputi: (l) memahami konsep kewirausahaan, meliputi kewirausahaan dan pembelajaran kewirausahaan, (2), pengenalan dunia busana; pengetahuan dasar busana, dan pemilihan busana (3) penggunaan dan pemeliharaan piranti menjahit; mesin jahit dan perlengkapannya, dan alat bantu jahit, (4) persiapan menjahit; pemilihan desain busana, pola busana dan penggunaannya, dan pengepasan busana, dan (5) penjahitan dan penilaian hasil praktik; mempraktekkan teknik dasar menjahit, mempraktekkan penjahitan busana sesuai dengan desain busana, dan memahami penilaian hasil jahitan Pengembangan instrumen penelitian yang digunakan, ditujukan untuk mengefektifkan proses penelitian. Ada empat jenis alat pengumpul data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yakni: 1. Tes, dikembangkan dan digunakan untuk menjaring data yang bersifat pengetahuan dalam penguasaan keterampilan menjahit meliputi komponen: (l) memahami konsep kewirausahaan, meliputi kewirausahaan dan pembelajaran kewirausahaan, (2), pengenalan Dunia Busana; pengetahuan dasar busana, dan pemilihan busana (3) penggunaan dan pemeliharaan piranti menjahit; mesin jahit dan perlengkapannya, dan alat bantu jahit, (4) persiapan menjahit; pemilihan desain busana, pola busana dan penggunaannya, dan pengepasan busana, dan (5) penjahitan dan penilaian hasil praktik. Tes dilakukan terhadap

105 warga belajar subyek penelitian sebelum treatment implementasi model (pretest), dan sesudah treatment implementasi model (posttest). Jawaban atas butir tes merupakan skor, yang selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan secara kuantitatif. 2. Observasi dikembangkan dengan menggunakan skala ordinal, digunakan untuk menjaring data yang dikuantifikasi (berupa skor) penguasaan pengetahuan dan keterampilan berdasarkan praktek pembelajaran aktual warga belajar, yang meliputi komponen kompetensi: (l) memahami konsep kewirausahaan, (2), pengenalan dunia busana, (3) penggunaan dan pemeliharaan piranti menjahit, (4) persiapan menjahit, dan (5) penjahitan dan penilaian hasil praktik. Observasi dilaksanakan sebelum dan sesudah treatment implementasi model yang dikembangkan. Obeservasi dilakukan kepada warga belajar dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui perkembangan kemampuan. Data hasil observasi setiap aspek dianalisis dan dideskipsikan secara kuantitaif. 3. Pedoman wawancara, dikembangkan untuk mengumpulkan infonnasi dalam studi pendahuluan terkait dengan penyelenggaraan program paket C, dan program pendidikan keterampilan menjahit dengan sasaran utamanya adalah pihak SKB (kepala SKB dan tutor), dan Subdin Pendidikan Kesetaraan Dinas Pendidikan Kota Gorontalo. Pedoman wawancara untuk menggali informasi tersebut, adalah pedoman wawancara terbuka disusun untuk memberikan keleluasaan kepada

106 sumber informasi (data) dalam memberikan jawaban yang lebih terbuka, sesuai dengan pendapat masing-masing. Jawaban yang diperoleh dari setiap butir pertanyaan dideskripsikan secara kualitatif. Sedangkan wawancara untuk mengumpulkan infomasi pelengkap dan menjadi faktor-faktor pendukung ataupun kendala dalam proses ujicoba dan implementasi model yang dikembangkan, peneliti sendiri bertindak sebagai instrumennya jawaban yang diperoleh dideskipsikan secara kualitatif. 4. Dokumentasi Dokumentasi yaitu dokumen-dokumen yang ada di Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, dan SKB Gorontalo yang berkaitan dengan fokus penelitian sebagai pelengkap keluasan analisis data. Teknik studi dokumentasi digunakan untuk menghimpun data tertulis yang berhubungan dengan masalah-masalah kompetensi tutor, kompetensi warga belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, serta setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan keterampilan menjahit yang telah dilaksanakan. Data yang diperoleh dari studi dokumentasi dijadikan alat untuk mengecek kesesuaian data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara E. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pendidikan keterampilan menjahit warga belajar Paket C sebagai sistem pembelajaran PLS dalam perspektif

107 kewirausahaan. Penelitian merupakan kegiatan penelaahan terhadap suatu masalah secara terancang dengan menggunakan metode dan langkah-langkah sistematis, Metode itu sendiri merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah yang sistematis (Sugiyono, 2007: 19). Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu menghasilkan sebuah model pendidikan keterampilan menjahit dalam perspektif kewirausahaan yang tervalidasi untuk direkomendasikan, maka kegiatan penelitian diarahkan pada empat tahap kegiatan utama, meliputi: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan model konsep, (3) melakukan ujicoba terbatas, (4) implementasi model (ujicoba lapangan), (5) penyusunan model yang direkomendasikan. Setiap tahap dari kegiatan penelitian ini selanjutnya diuraikan sebagai berikut. 1. Studi Pendahuluan Kegiatan yang ditempuh pada studi pendahuluan melalui langkahlangkah: a. Melakukan kajian teoritik yang meliputi kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Mengkaji konsep, model, asas dan manfaat pendidikan, teori, konsepkonsep pembelajaran, teori belajar orang dewasa, dan konsep kompetensi ideal warga belajar dalam pembelajaran. 2) Mengkaji hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penerapan model pendidikan keterampilan menjahit.

108 3) Analisis yuridis dan kebijakan implementasi program pendidikan keterampilan menjahit yang selama ini dilaksanakan baik oleh SKB maupun lembaga pendidikan di Kota Gorontalo. 4) Menetapkan konsep dan teori pokok, sebagai landasan pengembangan model, meliputi: pengertian, model, asas pendidikan keterampilan, profil kompetensi warga belajar paket C, konsep pembelajaran paftisipatif pendekatan teori pembelajaran dalam pendidikan. b. Melakukan survey terkait penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan paket C pada SKB Kota Gorontalo, kegiatan yang dilaksanakan adalah: 1) Melakukan kajian awal tentang profil kompetensi warga belajar pendidikan kesetaraan paket C. 2) Melakukan potret awal tentang kondisi pelaksanaan pendidikan keterampilan menjahit pada program kesetaraan paket C pada SKB di Kota Gorontalo 3) Melakukan kajian awal program pelaksanaan pendidikan keterampilan menjahit, di SKB Kota Gorontalo. 4) Mendeskripsikan temuan penelitian pendahuluan tentang komponen kegiatan yang dilaksanakan. 2. Pengembangan Model Konseptual Kegiatan yang ditempuh pada tahap pengembangan model konsep ini, meliputi: a. Penyusunan draf model, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

109 1) Merancang model hipotetik pendidikan keterampilan menjahit berdasarkan hasil kajian teoritik, kondisi obyektif lapangan, hasil-hasil kajian penelitian terdahulu yang relevan, serta ketentuan-ketentuan formal tentang pelaksanaan pendidikan keterampilan menjahit pada program kesetaraan paket C. 2) Menganalisis kesenjangan antara profil perilaku kewirausahaan warga belajar dalam melaksanakan pembelajaran program kesetaraan paket C dengan perilaku kewirausahaan ideal sesuai ketentuan formal (standar kompetensi warga belajar kesetaraan paket C). 3) Mendeskripsikan struktur program model pendidikan keterampilan menjahit dalam perspektif kewirausahaan, dan kerangka model pendidikan keterampilan menjahit dilakukan atas dasar masukan dari praktisi dan pakar, dalam upaya menguji kelayakan model hipotetik yang dikembangkan. b. Verifikasi model hipotetik, kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Dilakukan validasi teoretik konseptual model hipotetik kepada para ahli. 2) Dilakukan validasi kelayakan model hipotetik kepada para praktisi di lapangan. 3) Revisi model hipotetik, dan siap untuk dilakukan ujicoba model secara terbatas (uji terbatas)

110 3. Melakukan Ujicoba Terbatas Melakukan ujicoba model terbatas, kegiatan yang ditempuh pada tahap ini adalah: 1) Melaksanakan ujicoba model secara terbatas sebagai ujicoba oleh peneliti terhadap warga belajar di SKB. 2) Melakukan diskusi tentang hasil ujicoba untuk mengetahui kelemahankelemahan dalam komponen model yang telah didesain dan divalidasi melalui uji kelayakan pakar dan praktisi. 3) Merumuskan upaya-upaya mengatasi kelemahan-kelemahan dalam rangka penyempurnaan model, didasarkan pada temuan, saran, pendapat peserta selama uji terbatas. 4) Mendeskripsikan hasil pelaksanaan ujicoba model, dan sekaligus, melakukan revisi/penyempurnaan model. 5) Hasil revisi/penyempurnaan model, dianggap sudah siap untuk di implementasikan dalam uji lapangan uji empirik. 4. Implementasi Model (Ujicoba Lapangan) Pada implementasi model tahap kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan implementasi model pendidikan keterampilan menjahit dilakukan pada kelompok treatment, melalui eksperimen quasi, dengan langkah kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

111 1) Sebelum pelaksanaan pendidikan (implementasi model), melakukan pengamatan awal tentang perilaku kewirausahaan warga belajar (peserta) melalui observasi terhadap kegiatan pembelajaran, dan pretest dikenakan pada kelompok treatment dan kelompok kontrol. 2) Melaksanakan pelatihan, yaitu menerapkan model pendidikan keterampilan menjahit yang dikembangkan pada kelompak treatment. 3) Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan implementasi model meliputi: evaluasi proses pendidikan (keterlaksanaan model), evaluasi hasil pendidikan pasca implementasi pendidikan melalui posttest, dan observasi tentang perilaku kewirausahaan warga belajar dalam kegiatan refleksi hasil pendidikan. Analisa terhadap hasil implementasi model pendidikan keterampilan menjahit yang dikembangkan, dengan langkah kegiatan yang dilakukannya adalah: 1) Melakukan analisis data sebelum pelaksanaan pendidikan/implementasi model pretest (data test dan data observasi pembelajaran warga belajar sebelum pendidikan) dengan sesudah pelaksahaan pendidikan/ implementasi model posttest (data test dan data observasi pembelajaran warga belajar pasca pendidikan) pada kelompok treatment, terkait dengan ada tidaknya perubahan perilaku kewirausahaan

112 2) Melakukan pengamatan terhadap perilaku kewirausahaan warga belajar, meliputi: rasa percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi pada tugas. 3) Melakukan analisis data perbedaan hasil pengamatan perilaku kewirausahaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pendidikan keterampilan menjahit. Analisis dari kedua gain tersebut, dimaksudkan untuk mengkomparasikan perbedaannya sebagai dasar dalam menguji signifikansi peningkatan perilaku kewirausahaan (kelompok treatment) yang dianggap sebagai pengaruh dari implementasi model pendidikan keterampilan menjahit. 4) Analisis data yang ditempuh seperti tersebut di atas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah model pendidikan keterampilan menjahit yang dikembangkan tersebut efektif untuk peningkatan perilaku kewirausahaan warga belajar pendidikan kesetaraan paket C. 5. Penyusunan Model yang Direkomendasikan. Pengembangan model pendidikan keterampilan menjahit pada konteks kewirausahaan warga belajar kesetaraan paket C, dideskripsikan sebagai berikut: Pertama, dilakukan pengkajian berbagai teori yang relevan dengan pendidikan utamanya terkait dengan model pendidikan keterampilan menjahit, teori pendidikan orang dewasa, konsep dasar kewirausahaan. Agar peneliti memiliki gambaran awal yang lebih lengkap tentang model yang akan dikembangkan, peneliti juga melakukan pengkajian hasil-hasil penelitian lain

113 yang dianggap relevan, Kedua, dilakukan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan upaya peningkatan keterampilan menjahit dalam perspektif kewirausahaan warga belajar program paket c. Survey pada studi pendahuiuan dilakukan melalui pihak terkait pada penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan, dan pelaksanaan program pendidikan warga belajar. Survey pada penyelenggaraan pembelajaran pada program paket c dan pihak yang terkait pada penyelenggaraan pendidikan warga belajar. Seluruh informasi diperoleh dari pihak-pihak terkait tersebut, serta landasan yuridis formal yang relevan, dan kajian teoretis dijadikan acuan dalam studi pendahuluan untuk merumuskan model dan pengembangan selanjutnya. Ketiga, merancang model hipotetik pendidikan untuk meningkatkan perilaku kewirausahaan warga belajar, peneliti melakukan analisis kesenjangan antara rnodel hipotetik dengan kondisi aktual pendidikan yang dilakukan warga belajar di lapangan. Selanjutnya hasil analisis tersebut digunakan sebagai acuan dalam merumuskan model hipotetik Keempat, melakukan uji kelayakan model hipotetik melalui judgement pakar untuk perbaikan konseptual dan kesesuaian model hipotetik tersebut. Uji kelayakan model hipotetik tersebut dilakukan melalui penilaian oleh praktisi dan sejawat peneliti, untuk memberikan masukan kesesuaian model tersebut di tingkat lapangan. Uji kelayakan dimaksudkan untuk memperbaiki draf model hipotetik yang telah dirumuskan, sehingga model hipotetik tersebut siap untuk diujicobakan secara terbatas. Kelima, melakukan ujicoba terbatas model

114 hipotetik hasil uji kelayakan yang melibatkan warga belajar program paket c. Ujicoba model secara terbatas ini, dimaksudkan untuk memvalidasi model, melalui penyempurnaan model hipotetik yang telah diuji kelayakannya oleh pakar dan praktisi, berdasarkan temuan-temuan dalam ujicoba tersebut, sehingga siap untuk dilakukan implementasi model dalam uji lapangan. Keenam, melakukan uji penguasaan keterampilan menjahit warga belajar kelompok treatment sebelum implementasi model, uji penguasaan kompetensi dilakukan melalui tes dan observasi sebelum implementasi model. Pengamatan perilaku kewirausahaan warga belajar sebelum implementasi model tersebut, dimaksudkan untuk memperoleh data perilaku kewirausahaan warga belajar untuk dikomparasikan dengan perilaku kewirausahaan warga belajar pasca implementasi model pasca pendidikan (sebagai posttest). Analisis komparasi kedua macam data tersebut digunakan untuk menguji efektivitas model yang dikembangkan. Ketujuh, implementasi model uji lapangan, kegiatan implementasi model pada tahap ini dilakukan terhadap kelompok treatment, yaitu kelompok warga belajar kesetaraan paket C. lmplementasi model pendidikan keterampilan menjahit dilangsungkan di ruang praktek menjahit SKB Gorontalo. Kedelapan, evaluasi hasil implementasi model, kegiatan pada tahap ini, dilakukan melalui kegiatan pengujian pasca pendidikan dilakukan untuk memperoleh data perilaku kewirausahaan warga belajar pasca implementasi model. Data yang diperoleh adalah data hasil tes pasca pendidikan, dan data observasi pelaksanaan warga belajar mengajar pasca

115 pendidikan. Data hasil posttest dalam analisisnya dikomparasikan dengan data hasil pretest sebagai dasar analisis efektivitas model yang dikembangkan. Selanjutnya, untuk mengetahui bahwa model yang dikembangkan efektif dan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi warga belajar, lebih lanjut dilakukan analisis model berdasarkan hasil implementasi model/uji lapangan tersebut. Analisis dilakukan berdasarkan data pengamatan perilaku kewirausahaan sebelum dan setelah pelaksanaan pendidikan keterampilan menjahit. Dari hasil analisis ini dirancang model "akhir" pendidikan keterampilan menjahit warga belajar paket C sebagai sistem pembelajaran PLS dalam perspektif kewirausahaan sebagai "model yang akan direkomendasikan". Keseluruhan tahapan dalam pengembangan model akhir pendidikan keterampilan menjahit ini mulai dari langkah pertama sarnpai dengan langkah ke lima dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

116 STUDI PENDAHULUAN Program Pembelajaran Keterampilan Menjahit, Perilaku kewirausahaan warga belajar, Analisis Kebutuhan Model 1 MODEL KONSEPTUAL Rasionalisasi, Asumsi Pengembangan Model, Tujuan Pengembangan, Komponen Pengembangan, Indikator Keberhasilan, dan Prosedur Pelaksanaan 2 PRAKTISI VALIDASI MODEL HIPOTETIK 3 Ujicoba Terbatas 4 Implementasi Model 5 MODEL YANG DIREKOMENDASIKAN PAKAR 3.1. Tahapan Pengembangan Pendidikan Keterampilan Menjahit Warga Belajar Paket C dalam Perspektif Kewirausahaan F. Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data Tahapan dalam proses penelitian, terdiri atas langkah: (1) meneliti hasil penelitian berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, (2) mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian, (3) uji lapangan, dan (4) mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap uji coba lapangan.

117 Merujuk pada tahapan dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu: (l) pekerjaan menuliskan data, (2) mengedit, (3) mengklasifikasikan data, (4) mereduksi, dan (5) interpretasi atau memberi tafsiran. Berdasakan pada rencana analisis data tersebut, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu: 1. Analisis Data Tahap Pertama Analisis data penelitian tahap pertama, terkait dengan studi pendahuluan, dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif dilakukan untuk memaknai deskripsi obyektif tentang implementasi pendidikan keterampilan menjahit warga belajar pada kondisi aktual dan kontekstual yang pernah dilakukan terkait penyelenggaraan program pendidikan kesetaraan paket C. Analisis data kuantitatif hasit studi pendahuluan dilakukan untuk memaknai kondisi profil pendidikan keterampilan menjahit warga belajar kesetaraan paket C. Analisis data secara kualitatif yang dimaksudkan di atas, secara keseluruhan untuk mendeskripsikan hasil studi pendahuluan sebagai salah satu komponen penting untuk terumuskannya model pendidikan keterampilan menjahit yang dikembangkan. Sedangkan analisis data kuantitatif pada studi pendahuluan untuk memotret profil perilaku kewirausahaan warga belajar, sebagai komponen penting sebagai dasar memperoleh gambaran kondisi perilaku

118 kewirausahaan warga belajar sebagai faktor pendukung pentingnya peningkatan perilaku kewirausahaan melalui model yang dikembangkan 2. Analisis Data Tahap Kedua Analisis data pada tahap ini digunakan prosedur kualitatif; dan bentuknya adalah menelaah faktor-faktor yang secara konseptual akan menjadi kendala dalam rnengimplementasikan model pendidikan keterampilan menjahit yang dirancang. Analisis data pada tahap ini untuk memaknai kondisi obyektif atas pandangan para pengelola program paket C, praktisi, dan para pakar (pembimbing). Hasil analisis ini dapat dijadikan pedoman, dalam memverifikasi model awal pendidikan untuk meningkatkan perilaku kewirausahaan warga belajar.