1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Asia Tenggara didominasi oleh empat negara yang tercatat sebagai basis produksi kendaraan bermotor, yaitu Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Angka produksi dan angka penjualan, khususnya untuk kendaraan beroda empat, masing-masing negara tersebut digambarkan dalam grafik dibawah ini : 3,000,000 2,500,000 2,453,717 2,457,057 2,000,000 1,500,000 1,000,000 1,065,557 1,208,211 2012 2013 500,000 569,620 601,407 0 73,673 93,630 Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Gambar 1.1 Angka Produksi Kendaraan Beroda Empat (Sumber Data : ASEAN Automotive Federation 2013) 1
2 1,600,000 1,400,000 1,436,335 1,330,672 1,200,000 1,116,212 1,229,901 1,000,000 800,000 600,000 627,753 655,793 2012 2013 400,000 200,000 0 80,453 98,649 Thailand Indonesia Malaysia Vietnam Gambar 1.2 Angka Penjualan Kendaraan Beroda Empat (Sumber Data : ASEAN Automotive Federation 2013) Jika dibandingkan dengan ketiga negara di Asia Tenggara lainnya, Indonesia memiliki jumlah populasi paling besar. Hal ini dapat dilihat pada data tahun 2012 dari Kementerian Sekretariat Negara dibawah ini: Tabel 1.1 Jumlah Penduduk dan Pendapatan Perkapita Negara Asia Tenggara 2012 Negara Jumlah Penduduk Pendapatan Perkapita (USD) Thailand 66.785.000 9.503 Indonesia 246.864.190 4.943 Malaysia 29.239.920 16.794 Vietnam 88.775.500 3.788 Dari gambaran tersebut diatas, peluang bagi industri otomotif Indonesia untuk berkembang luas masih terbuka sangat lebar karena penetrasi industri
3 otomotif Indonesia masih kecil untuk negara yang memiliki populasi paling besar jika dibandingkan dengan ketiga negara di Asia Tenggara lainnya. Menurut laporan dari Frost & Sullivan, Indonesia akan muncul sebagai pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2019 apabila didukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, peningkatan pendapatan kelas menengah, peningkatan investasi di sektor industri otomotif, dan didukung oleh regulasi-regulasi pemerintah yang mendukung pertumbuhan pasar. (Kementerian Perindustrian, 2014) Untuk mendorong perkembangan industri otomotif di Indonesia, pemerintah telah menetapkan sasaran yang akan dicapai untuk jangka menengah dan jangka panjang. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, sasaran tersebut yang khususnya untuk kendaraan roda empat dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.2 Sasaran Kuantitatif Industri Kendaraan Bermotor Jangka Menengah Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 Produksi 540.000 675.000 840.000 1.000.000 1.250.000 Penjualan 542.000 675.000 846.000 1.057.000 1.300.000 Ekspor 108.000 140.000 180.000 220.000 260.000 Tabel 1.3 Sasaran Kuantitatif Industri Kendaraan Bermotor Jangka Panjang Uraian 2015 2020 2025 Produksi 1.610.000 2.593.000 4.177.000 Penjualan 1.224.000 1.971.000 3.175.000 Ekspor 386.000 622.000 1.002.000
4 Pencapaian penjualan industri otomotif Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan telah melampaui sasaran yang telah ditetapkan pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada grafik penjualan mobil di Indonesia dibawah ini : 1,400,000 1,200,000 1,229,000 1,116,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 486,000 764,000 894,000 Jumlah Unit Mobil Terjual 200,000 0 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.3 Pertumbuhan Penjualan Mobil di Indonesia 2009 2014 (Sumber Data : Gaikindo yang diolah oleh Indoanalisis) Berdasarkan data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tersebut diatas, pada tahun 2013 pencapaian penjualan industri otomotif Indonesia mengalami kenaikan hampir sebesar 10% dari penjualan tahun 2012. Angka penjualan mobil di pasar domestik hingga akhir tahun 2013 yang tercatat mencapai angka 1.229.903 unit melebihi target penjualan yang telah ditetapkan oleh Gaikindo yang hanya sebesar 1,1 juta unit. (M., 2014)
5 Peningkatan penjualan mobil secara langsung dan signifikan juga mempengaruhi peningkatan angka produksi mobil. Peningkatan angka produksi mobil beberapa tahun terakhir ini dapat dilihat pada grafik dibawah ini : 1,400,000 1,200,000 1,065,000 1,208,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 411,000 702,000 837,000 Jumlah Produksi 200,000 0 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.4 Angka Produksi Mobil di Indonesia 2009 2014 (Sumber Data : Gaikindo) Pada tahun 2013, angka produksi mobil mengalami kenaikan sekitar 13% jika dibandingkan dengan angka produksi tahun 2012, yang mana pada tahun 2013 jumlah mobil yang diproduksi mencapai 1.208.211 unit sedangkan di tahun 2012 hanya sebesar 1.065.557 unit. (Gaikindo, 2014) Peningkatan dan perkembangan industri otomotif di Indonesia tidak terlepas dari peranan para produsen mobil yang bermain dibalik pasar
6 otomotif yang kompetitif. Salah satu produsen mobil terbesar dan telah melakukan investasi yang cukup besar di Indonesia adalah PT Astra Daihatsu Motor. Berbagai upaya dilakukan PT Astra Daihatsu Motor untuk memenangkan hati calon pembelinya, antara lain dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk serta pelayanannya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat, yang mana banyak pesaing PT Astra Daihatsu Motor yang menawarkan produk serupa antara lain: PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Suzuki Indomobil Sales, Honda, PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (Mitsubishi), Hyundai, dan Nissan. PT Astra Daihatsu Motor merupakan agen tunggal mobil Daihatsu di Indonesia yang memiliki slogan Daihatsu Sahabatku. Berpegang pada slogan tersebut, Daihatsu terus mengedepankan pelayanan dan inovasi untuk memanjakan dan memudahkan pelanggan layaknya sahabat yang handal dan terpercaya. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, perluasan jaringan distribusi Daihatsu di seluruh Indonesia yang berada dibawah pengelolaan Daihatsu Sales Operation (DSO) terus dilakukan agar semakin mudah dijangkau seluruh masyarakat Indonesia. Hingga akhir tahun 2013, Daihatsu telah memiliki 211 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada setiap outlet selain melayani penjualan unit mobil juga dilengkapi dengan fasilitas layanan purna jual (after sales service) yaitu bengkel. Selain peningkatan jumlah penjualan unit mobil, salah satu kunci keberhasilan para produsen mobil juga diukur dari kemampuan mereka dalam
7 memberikan layanan purna jual (after sales service) yang baik kepada pelanggannya sehingga pelanggan tidak merasa diterlantarkan setelah membeli produk yang telah ditawarkan. Untuk itu, hal yang menjadi kebutuhan dari pelanggan akan suku cadang (spare part) mobilnya harus dapat terpenuhi dengan baik. Dengan begitu banyaknya jenis komponen suku cadang (spare part) dan ketidakpastian permintaan (uncertainty demand) yang dihadapi oleh para produsen mobil, penangganan suku cadang (spare part) menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Suku cadang (spare part) yang merupakan persediaan (inventory) perusahaan yang harus ditangani seefisien mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kelebihan barang (over stock) yang mana dapat menimbulkan peningkatan jumlah dead stock di gudang atau tidak mengalami kekurangan barang (stockout) yang mana menyebabkan perusahaan kehilangan peluang untuk memenuhi permintaan pelanggannya. 1.2 Identifikasi Masalah Setelah melakukan survei ke PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci yang berada di Jl. Otista No. 21, Gerendeng Karawaci, permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan adalah perusahaan mengalami permasalahan efisiensi pada persediaan (inventory) suku cadang (spare part). Dari analisis data inventory tahun 2013, diketahui bahwa rata-rata rasio
8 inventory turnover adalah 1,19 kali, yang berarti bahwa dalam setahun perputaran persediaan (inventory) perusahaan terjadi hanya 1,19 kali. Berdasarkan data Inventory Benchmark yang dirilis oleh Risk Management Association, inventory turnover untuk industri kendaraan bermotor adalah : Tabel 1.4 Inventory Benchmark untuk Industri Kendaraan Bermotor Upper Middle Lower 12,2 6,5 4,0 (Sumber Data : Risk Management Association) Selain itu, sebagai perbandingan penulis juga melakukan analisis laporan keuangan PT Astra Otoparts, Tbk., yang merupakan pemasok utama suku cadang (spare part) ke PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci. Dari hasil analisis laporan keuangan tersebut diketahui inventory turnover PT Astra Otoparts, Tbk. tahun 2013 adalah 5,04 kali. Dari hal tersebut diatas, diketahui bahwa semakin tinggi rasio inventory turnover maka semakin baik karena perputaran persediaan di perusahaan menjadi semakin cepat. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan perputaran persediaan (inventory turnover) di PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci termasuk sangat lambat dan tidak efisien. Hal ini menjelaskan kenapa telah terjadi penumpukan stock suku cadang (spare part) di gudang yang berakibat pada jumlah dead stock suku
9 cadang (spare part) cukup tinggi di PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci 1.3 Rumusan Permasalahan Berdasarkan penjabaran latar belakang dan identifikasi permasalahan tersebut diatas, maka perumusan permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dengan inventory turnover suku cadang (spare part) di PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci? 2. Apakah masing-masing kelompok suku cadang (spare part), yang terdiri dari part dan bahan, memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi inventory turnover yang sama? 3. Apa implikasi faktor-faktor tersebut terhadap PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci? 1.4 Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempunyai pengaruh terhadap inventory turnover dari suku cadang (spare part) di PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci.
10 2. Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor inventory turnover terhadap masing-masing kelompok produk, part dan bahan. 3. Untuk mengetahui implikasi faktor-faktor tersebut terhadap perusahaan. Manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan berpikir mengenai perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi inventory turnover untuk jenis produk yang berbeda. 2. Bagi PT Astra Daihatsu Motor Cabang Central Karawaci, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi manajemen untuk mengetahui faktor-faktor manakah yang paling signifikan berpengaruh terhadap inventory turnover untuk masing-masing jenis produk sehingga dapat menetapkan strategi dan kebijakan yang lebih tepat untuk penanganan persediaan (inventory) di masing-masing gudang suku cadang (spare part). 3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi ilmiah untuk penelitian lebih lanjut dan atau penelitian dibidang yang sama.
11 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan dengan dibatasi ruang lingkup antara lain : 1. Data diperoleh dari salah satu Cabang PT Astra Daihatsu Motor yang berada di Jl. Otista No. 21, Gerendeng Karawaci. 2. Data yang dianalisis adalah dalam periode Januari 2014 Juni 2014. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab, yaitu : 1. Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini terdapat uraian mengenai latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup yang menjadi batasan dalam penelitian serta sistematika pembahasan penelitian. 2. Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini terdapat uraian mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian tersebut dan literatur-literatur yang digunakan sebagai acuan dalam membangun kerangka berpikir dalam penelitian.
12 3. Bab 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini terdapat uraian mengenai kerangka berpikir, model analisis, metode analisis, hipotesis dan variabel-variabel yang digunakan. 4. Bab 4 Hasil Penelitian Pada bab ini terdapat uraian mengenai uji hipotesis untuk kedua kelompok suku cadang (spare part), yaitu part dan bahan, serta implikasinya terhadap perusahaan. 5. Bab 5 Kesimpulan dan Rekomendasi Pada bab ini terdapat kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan pada bab 4 serta rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan dan rekomendasi bagi akademis agar penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang.