Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller ATMEGA (Kontrol Suhu) (Elf Dhian Oktafianti Dewi, Tribowo Indrato., Lamidi ) Jurusan Teknik Elektromedik POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTEIAN KESEHATAN SUABAYA ABSTAK Automatic processing film (APF) merupakan alat pencuci film otomatis yang menggunaakan roller sebagai penggerak jalaanya film. Pengolahan gambar laten pada film X-ay menggunakan cairan kimia yaitu developer dan fixer. Pengolahan film dipengaruhi oleh dua faktor yaitu suhu dan kecepatan. Cara kerja (APF) ini adalah film masuk melalui feed tray kemudian masuk ke chamber developer, fixer dan terakhir wash (air) yang kemudian di keringkan pada tahap dryer. Pada modul yang dibuat ini, suhu pada developer diatur pada setting C, C dan C serta pada dryer diatur pada suhu 0 C. Suhu tersebut akanditampilkan pada LCD x. data dilakukan degan membandingakan suhu pada developer dan dryer menggunakan thermometer. Berdasarka npengukuran yang dilakukan, alat ini mampu memberikan suhu sesuai setting dengan rata rata error pada data sebesar 0,% atau dengan kata lain alat ini layak untuk digunakan. Kata kunci : film, suhu, developer, dryer. LATA BELAKANG Automatic Processing Film (APF) adalah alat pengolahan atau pencucian film yang mengubah gambaran laten yang diciptakan oleh x-ray menjadi gambar radiografi dengan menggunakan bantuan dari cairan kimia fotografi. Bidang teknologi radiologi terus berkembang menjadi lebih otomatis dan mekanis untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan tingkat beban kerja yang terus meningkat di klinik atau instalasi radiologi.produksi hasil rontgen setiap hari terus meningkat, maka diperlukan metode pengolahan film-film yang lebih cepat. Akibatnya, prosesor otomatis telah berkembang dari proses manual dan sekarang digunakan banyak rumah sakit. (izki Kurniawan, 0) Pengolahan film X-ray dapat dilakukan secara manual atau otomatis, untuk proses secara manual dibutuhkan waktu proses yang cukup lama, biaya yang dikeluarkan lebih besar, tergantung dari ketrampilan User dalam mengolah film. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan ketidakefektifan dalam pencucian film dan hanya menghasilkan film dalam jumlah sedikit. (Sita Alfitrah, 0).. BATASAN MASALAH Adapun batasan masalah pada penyusunan Tugas Akhir ini adalah:.. Ukuran film yang digunakan X, X 0, 0 X 0, X.. Sensor film menggunakan photodioda dan infrared.. Ada pemilihan suhu yaitu C, C dan C.. LCD menampilkan suhu pada developer dan dryer... UMUSAN MASALAH Dapatkah dibuat Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller ATMega?.. Tujuan.. Tujuan Umum
Dibuatnya alat radiologi khususnya proses pencucian film menggunakan Automatic Processing Film (APF) berbasis mikrokontroller AT Mega... Tujuan Khusus... Membuat ancangan Mekanik Motor... Membuat angkaian Minimum System... Membuat angkaian Kontrol Suhu... Uji Coba alat.. Manfaat.. Manfaat Teoritis... Meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang peralatan adiologi... Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan lebih lanjut pada proses pengolahan Film X-ay.. Manfaat Praktis Membantu proses kegiatan pembelajaran di mata kuliah Peralatan adiologi. TINJAUAN PUSTAKA. GAMBAAN UMUM Prinsip yang digunakan pada pengolahan film secara otomatis sebenarnya sama dengan pengolahan film secara manual. Namun pada pengolahan film secara otomatis tidak terdapat tahapan rinsing. Hal ini dikarenakan tahapan rinsing telah digantikan oleh roller yang berada di dalam mesin automatic processing. Tahapan-tahapan yang ada pada automatic processing adalah Developing, Fixing, Washing dan Drying. Semua tahapan di atas sama dengan manual seperti bagaimana proses di developer, fixer hingga masuk ke dryer. Perbedaannya hanya pada proses ini cairan yang digunakan untuk developer dan fixer tidak boleh yang berjenis powder. Developer dan fixer untuk pengolahan film secara otomatis hanya boleh dari jenis liquid. Hal ini disebabkan pada developer dan fixer dari jenis powder masih ada beberapa Kristal dari developer dan fixer yang tidak larut dalam cairan sehingga jika digunakan pada mesin automatic processing, kristal ini dapat menempel pada roller yang kemudian akan J supply berakibat tergoresnya film saat roller menjepit film. (Sita Alfitrah, 0).. ANGKAIAN SENSO Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis menggunakan LM sebagai sensor suhu yang mana output dari LM akan masuk ke rangkaian buffer. V J LM C C + - Gambar. angkaian LM. angkaian Driver Heater 0 D V UA LM angkaian driver heater ini menggunakan MOC0 dan TIAC BTA sebagai pengatur nyala heater. LED VCC +V 0 MOC0 0 W J TP GATE J TP A TIAC BTA00b INPUT 0 VAC J AC INPUT J HEATE J HEATE J0 J TP GATE SUPPLY Gambar. angkaian Driver Heater V J TP A Q J CON TIAC 0 W J 0 MIKO 0 D LED U MOC0
. IC Mikrokontroller (AT9S) ATmega merupakan salah satu mikrokontroler bit buatan Atmel untuk. KEANGKA KONSEP. Blok Diagram keluarga AV yang diproduksi secara masal pada tahun 00. Karena merupakan keluarga AV, maka ATmega juga menggunakan arsitektur ISC. C pf SW SW C pf +v K SW eset C 00nF Y XTAL UP DOWN rst PA0 PA PA PA PA PA PA PA mosi miso sck +v 0 9 ESET PC0/SCL PC/SDA XTAL PC/TCK XTAL PC/TMS 0 PC/TDO 9 PA0/ADC0 PC/TDI PA/ADC PC/TOSC 9 PA/ADC PC/TOSC PA/ADC PA/ADC PD0/XD PA/ADC PD/TXD PA/ADC PD/INT0 PA/ADC PD/INT PD/OCB 9 PB0/T0/SCK PD/OCA 0 PB/T PD/ICP PB/AIN0/INT PD/OC PB/AIN/OC0 PB/SS PB/MOSI 0 PB/MISO AVCC PB/SCK AEF AGND VCC GND PC0 PC PC PC PC PC PC PC PD0 PD PD PD PD PD PD PD +v +v Lcd (-PD) J J SETTIN G SUHU SETTIN G KECEP SENSO M I K O K O N T O L L E BUZZ E SENSO SUHU INDIKAT O UKUAN FILM DIVE HEATE HEATE LCD SW ENTE ATMEGA 0 0K J PA0 mosi PA miso PA sck PA J rst PA PA PA PA CON Gambar. angkaian Mikrokontroller Blok yang dibahas Blok yang tidak KECEPAT AN MOTO DIVE MOTO MOTO. ANGKAIAN LCD ( Liquid Crystal Display ) LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan (sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot matrix dengan karakter x, sehingga kaki kakinya berjumlah pin. 0K 0 +v PD0 PD PD PD PD PD PD 9 0 J LCD Gambar. angkaian LCD Ketika alat dihidupkan, semua blok mendapatkan suplai tegangan. Blok kontrol suhu melakukan proses pre-heating yang sudah disetting terlebih dahulu. Setelah suhu setting tercapai buzzer akan berbunyi yang menandakan film siap dimasukkan. angkaian suhu akan mempertahankan suhu setting pada developer dan dryer. Blok rangkaian setting kecepatan digunakan untuk mengatur kecepatan yang diinginkan. Fungsi blok rangkaian sensor film yaitu mendeteksi adanya film berupa detector infrared yang diletakkan pada tempat masuknya film (feed tray). Cara kerjanya adalah film yang dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infrared. Pemutusan hubungan infrared ini akan mengaktifkan semua mekanik dari mesin processing yang meyebabkan mesin akan bergerak, selain mengaktifkan semua mekanik juga sebagai sensor untuk mengetahui ukuran film yang dimasukkkan Blok ADC akan merubah output dari rangkaian sensor film yang masih berupa sinyal analog menjadi sinyal digital yang nantinya dapat diproses oleh mikrokontroller. Blok mikrokontroller akan mengatur system kecepatan motor yang telah disetting.
Driver motor berfungsi mengatur putaran motor sehingga motor dapat bekerja... Diagram Alir eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut : Perlakuan Diukur Mulai Setting Suhu Heater Bekerja X - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - O X = Treatment / perlakuan yang diberikan (variabel independen) O = Observasi (variabel dependen) Suhu Tercapai Buzzer No. VAIABEL PENELITIAN Variabel Bebas Sebagai variabel bebas adalah Suhu pada developer dan dryer Variabel Terikat Sebagai variabel terikat adalah film X-ray Variabel Moderator Sebagai Variabel Moderator adalah Heater Setting kecepatan Indikator Film bekerja Motor bekerja Proses pencucian selesai Setelah alat menyala, setting suhu yang dibutuhkan dan heater akan bekerja. Tunggu -0 menit sebagai pre-heating untuk heater. Setelah suhu tercapai maka buzzer berbunyi, setting kecepatan pada alat yang terdapat pilihan yaitu low, medium dan high. Kemudian indikator film akan menyala ketika film telah diletakkan di feed tray. Motor bekerja dan film akan masuk kedalam proses pencucian. METODOLOGI PENELITIAN. DESAIN PENELITIAN ancangan penelitian model alat ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan jenis penelitian One Group Post Test Design. Pada rancangan ini, peneliti hanya melihat hasil perlakuan pada satu kelompok objek tanpa ada kelompok pembanding dan kelompok kontrol. Paradigma dalam penelitian. HASIL Dan ANALISA DATA. Pengujian dan pengukuran modul Setelah membuat modul maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Untuk itu penulis mengadakan pendataan melalui proses pengukuran dan pengujian. Tujuan dari pengukuran dan pengujian adalah untuk mengetahui ketepatan dari pembuatan modul yang penulis lakukan atau untuk memastikan apakah masing masing bagian (komponen) dari rangkaian modul yang dimaksud telah bekerja sesuai dengan fungsinya seperti yang telah direncanakan. Langkah langkah pengukuran dan pengujian modul ini dapat diuraikan sebagai berikut :. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan terutama alat ukur.. Menyiapkan table untuk mencatat hasil pengukuran.. Melakukan pengecekan terhadap masing masing jalur rangkaian pada PCB tentang ketepatan komponen koneksi pin pin pada IC.. Menguji alat dengan mengadakan pengukuran terhadap output masing masing bagian ( Test Point) sesuai pengukuran yang telah kita tentukan.. Mencatat hasil pengukuran dalamtabel yang telah kita sediakan.
.. Hasil Tabel. T pada suhu Setting Developer 0 C Sensor suhu T Modul Thermometer LM i.,0 0. ii,, 0. iii,, 0. iv,,0 0. v,9,9 0. Tabel. T pada suhu Setting Developer 0 C Sensor suhu T Modul Thermometer LM I,, 0. Ii,,9 0. Iii,, 0. Iv,, 0. V,, 0. ata-ata,, 0. Error (%) 0. Tabel. T pada suhu Setting Developer 0 C Sensor suhu T Modul Thermometer LM i,9, 0. ii,, 0. iii,9, 0. iv,, 0. v,0, 0. ata-ata,, 0. Error (%) 0, Tabel. T pada suhu dryer 0 0 C Sensor suhu T Modul Thermometer LM i 0,0 0, 0,0 ii 9, 0, 0, iii 0,0 0,0 0,0 iv 0, 9, 0,0 v 9, 9, 0,0 ata-ata 9,9 9,9 0,0 Error (%) 0,0. Pembahasan Tabel. merupakan data hasil pengukuran T pada suhu setting developer 0 C. Pada display APF rata-rata menunjukkan nilai suhu,0 0 C. Untuk output sensor LM selalu stabil yaitu 0.V DC yang memiliki ketentuan setiap output sensor mv = 0 C. Pada thermometer menunjukkan nilai suhu rata rata yaitu, 0 C dan display modul menunjukkan nilai rata rata,0 0 C. Sehingga dari hasil data rata rata suhu thermometer dan hasil data rata rata suhu yang ditampilkan modul didapatkan error sebesar 0.%. Pengambilan data dilakukan setiap 0 detik sekali sebanyak kali. Dari tabel dan grafik, dapat diketahui bahwa modul (T) dan Thermometer memiliki kemampuan pembacaan dengan linieritas yang hampir sama serta selisih pembacaan suhu modul dengan thermometer adalah <.. PENUTUP. Kesimpulan. Setelah dilakukan pengujian, pengukuran dan analisa data dapat disimpulkan bahwa :.. Berdasarkan sensor suhu LM yang telah diuji, sensor suhu LM mengubah perubahan suhu ruang menjadi perubahan tegangan.. Hasil pengukuran dengan kalibrator menghasilkan rata-rata error pada s modul sebesar:.%.. Saran. Buat rangkaian suhu yang lebih stabil pada kenaikan angka di belakang koma dengan resolusi yang lebih tinggi. Efisiensi power supply, gunakan power supply dengan tegangan yang lebih stabil Daftar pustaka Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka. 00 Elektronika Dasar. LCD (Liquid Cristal Display), http://elektronika-dasar.web.id/teorielektronika/lcd-liquid-cristal-display/. 0 (diakses Oktober 0) -----------------------. Sensor Suhu IC LM, http://elektronika-
dasar.web.id/tag/spesifikasi-sensor-suhulm/. 0 ( diakses Oktober 0 ) Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan D, Bandung : Alfabeta. 0 Texas Instrument. LM Precision Centigrade Temperature Sensors. 0 Widodo Budhiarto. Panduan Praktikum Mikrokontroler AV ATmega, Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 00 World Health Organization (WHO). World Health Statistics. 009