BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan siswa perempuan kelas IX SMP Negeri 3 Salatiga. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

membeli aksesoris yang sedang menjadi trend dengan kepercayaan diri pada siswi kelas XI jurusan sekretaris SMK Kristen 1 Salatiga.

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan salah satu metode penelitian yang dapat dipilih dan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian komparasi, menurut Nazir (2005)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan suatu peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu.

BAB III METODE PENELITIAN. dimanipulasi atau diubah ubah. Dengan teknik regresi linier sederhana, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kemampuan komunikasi interpersonal melalui bimbingan kelompok. Dalam penelitian eksperimen ini dibentuk dua kelompok.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

O 1 X O O 3 O 4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan kepercayaan diri siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data numerical atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian dalam penilitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan Desember 2011 bertempat di SMK PGRI 02 Salatiga. Berikut adalah jadwal penelitian di SMK PGRI 02 Salatiga : No. hari Tanggal Keterangan 1. Rabu 3 Agustus 2011 Uji coba instrument 2. Senin 15 Agustus 2011 Pretest penelitian 3. Senin 3 Oktober 2011 Pertemuan pertama 4. Sabtu 8 Oktober 2011 Pertemuan kedua 5. Rabu 12 Oktober 2011 Pertemuan ketiga 6. Selasa 18 Oktober 2011 Pertemuan keempat 7. Sabtu 29 Oktober 2011 Pertemuan kelima 8. Senin 14 November 2011 Pertemuan keenam 9. Selasa 22 November 2011 Pertemuan ketujuh 10. Sabtu 26 November 2011 Pertemuan kedelapan 11. Senin 28 November 2011 Postest penelitian Tabel 3.1. Jadwal penelitian di SMK PGRI 02 Salatiga 39

3.2. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis eksperimen. Penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi eksperimen yaitu dengan memasangkan subjek melalui pre test - post test dan kelompok kontrol (dalam Ardhana, 2008). Kelompok ekperimen adalah kelompok yang akan diberi perlakuan (bimbingan kelompok dengan metode bermain ) sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak diberi perlakuan sama sekali. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan perlakuan pada individu, dengan tujuan untuk mengetahui akibat dari pemberian perlakuan tersebut terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi atau perlakuan yang dilakukan berupa tindakan tertentu kepada kelompok dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Karakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan manipulasi variabel yang secara terencana dilakukan oleh si peneliti. kelompok Nama test treatment Nama test eksperiment Pre-test X ( bermain Peran / role play) Post-test kontrol Pre-test ----------------------- Post-test Keterangan : Tabel 3.2. Pola Kelompok Penelitian a. Pre-test (pengukuran/ observasi pertama, Empati sebelum diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain (role play). b. X : Perlakuan (Metode role play). 40

c. Post-test/kondisi setelah perlakuan (pengukuran/observasi kedua, empati sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain dengan menggunakan tenyang sama dengan pengukuran yang pertama). Untuk memperjelas eksperimen dalam penelitian ini, disajikan tahap-tahap rancangan ekpserimen, yaitu : a. Melakukan pre-test adalah pemberian tes kepada sampel penelitian sebelum diadakan perlakuan layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain (role play). b. Memberikan perlakuan (treatment) adalah pemberian layanan dan perlakuan dengan layanan bimbingan kelompok, yang akan diberikan sebanyak 7-8 kali pertemuan dengan durasi sekitar 45-60 menit. c. Melakukan observasi dan mencatat hasil dari tiap treatment. d. Melakukan post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan tujuan mengetahui hasil apakah layanan bimbingan kelompok dengan metode bermain (role play) efektif. Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode bermain (role play). Sedangkan pengaruhnya dilihat setelah kegiatan bimbingan kelompok, dengan membandingkan antara hasil pretest dan post-test yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Fungsi kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan yang mungkin tanpak antara kelompok yang belum diberi treatment dengan kelompok yang sudah diberi treatment( kelompok treatment). 41

Baik kelompok treatment dan kelompok kontrol diberi tes awal (pre-test) dan tes akhir(post-test), yaitu berupa tes angket empati. 3.3. Subyek Penelitian Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan administrasi perkantoran( 2 kelas) di SMK PGRI 02 Salatiga, dengan jumlah sampel siswa sebanyak 24 siswa dari 73 siswa. Dari 24 sampel siswa akan dibagi menjadi dua, yaitu 12 siswa sebagai kelompok eksperiment dan 12 siswa sebagai kelompok kontrol. Cara pengambilan subyek penelitian menggunakan tehnik purposive sampling, Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. 3.4. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto 2002). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab. Pada penelitian ini, sebagai variabel independen adalah bimbingan kelompok dengan metode role play. Sedangkan Varabel dependen /terikat adalah variabel yang keberadaannya bergantung pada variabel bebas. Pada penelitian ini variabel dependen adalah empati 42

3.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam rangka untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 3.5.1. Metode Observasi (Pengamatan) Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis, 1995: 63). Teknik observasi yang penulis gunakan adalah metode observasi langsung, artinya penulis terjun langsung dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan di SMK PGRI 02 khususnya kelas administrasi perkantoran untuk mendapatkan data, data yang dikumpulkan dengan metode ini adalah pengamatan layanan BK, dan masalah-masalah khususnya yang berhubungan dengan empati teman sebaya siswa yang sering muncul. 3.5.2. Inventori empati Dalam penelitian ini menggunakan inventori empati dari Eisenberg. Penelitian ini menggunakan inventori empati yang disusun oleh Eisenberg (2002) terdiri dari 22 item pernyataan. Prosedur pengisian Angket empati sangat mudah dan sederhana. Responden diminta memilih jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) terhadap item pernyataan yang tercantum pada angket tersebut sesuai dengan keadaan dirinya. Pemberian skor pada setian item inventori : 43

4. Skor 4 untuk jawaban SS ( sangat setuju ) 5. Skor 3 untuk jawaban S ( setuju ) 6. Skor 2 untuk jawaban TS ( tidak setuju ) 7. Skor 1 untuk jawaban STS sangat tidak setuju 3.5.3. Skala Empati Konsep Empati adalah sebuah respons afektif, penangkapan atau pemahaman keadaan emosi, dan memahami dan menginterpre stasikan perasaan orang Sub Konsep 1. Empati kognitif 2. Empati Afektif Indikator Sub Indikator No Item 1.1 Membayangk an perasaan orang 1.2 Memahami keadaan orang Mengalami perasaan emosional orang 44 1. marah atau tersinggung terhadap seseorang 2. mengetahui suasana hati orang tua dengan melihat raut wajah mereka. 3. mengetahui seseorang sedang bahagia atau sedih melalui nada suara 1. mengetahui apakah seseorang sedang senang dengan menatap wajah orang tersebut. 2. memperhatikan orang-orang membuka hadiah 3. berfikir dengan hati-hati tentang apa yang orang katakana 4. memperhatikan perasaan tidak bahagia orang 5. menebak akhir kalimat orang 6. berfikir jika setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda 7. mengetahui dari pandangan wajah orang tua, apakah ini waktu yang tepat untuk meminta sesuatu dari mereka 1. sedih saat melihat seseorang anak sedang sendirian 2. melihat seorang anak yang sedang menagis merasa 1 5 9 2 3 4 6 7 11 12 13 14

ingin ikut menangis 3. menangis ketika menonton acara televisi 4. menjadi gundah ketika melihat seorang anak terluka 5. beberapa lagu membuat perasaan begitu sedih 6. merasakan orang yang sedang menderita 7. ingin memberi sesuatu kepada orang miskin 8. merasa terganggu ketika melihat orang diganggu 9. merasa tidak nyaman ketika orang tua tersinggung. 10. sedih ketika melihat binatang sedang disakiti. 11. mengetahui akhir cerita dari banyak film maupun bukubuku 12. mengerti keadaan orang dengan melihat dari sudut pandang orang tersebut 15 16 17 18 19 20 21 22 10 8 Tabel. 3.3. Kisi-kisi Skala Penilaian Penyusunan Empati 3.6. Tahap-Tahap Operasional Bermain Peran ( Role Play) Dalam penelitian ini jenis bermain yang digunakan yaitu Peranan ulangan (role-play repetition). Peranan utama dalam suatu drama atau simulasi dapat dilakukan oleh setiap siswa secara bergiliran. Siswa diminta memerankan sebuah simulasi dengan menyertakan beberapa siswa sebagai pengamat, dan dalam simulasi tersebut dikan secara bergantian atau rotasi. 45

Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003) mengemukakan tahapan pembelajaran bermain meliputi : a. menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik. b. memilih. c. menyusun tahap-tahap. d. menyiapkan pengamat. e. menyiapkan format pengamat. f. tahap pemeranan. g. diskusi dan evaluasi tahap diskusi dan evaluasi tahap I h. pemeranan ulang. i. diskusi dan evaluasi tahap II j. membagi pengalaman dan pengambilan keputusan. 3.7. Sistematika dan Rencana Penian Pelaksanaan Bermain (Role play) 3.7.3. Panduan sistematika bermain Role playing (bermain ) merupakan suatu teknik pembelajaran untuk menghadapi proses pemikiran dan perasaan yang majemuk secara efektif. Sedangkan pengertian metode role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Konsep dasar bermain untuk meningkatkan empati adalah memainkan suatu skenario yang diambil dari kehidupan sehari-hari dengan menghubungkan aspek kognitif dan afektif siswa yang dikan secara bergantian. 46

3.7.4. Tujuan Tujuan umum dari bermain ini adalah suatu metode pembelajaran untuk meningkatkan empati siswa dengan menggunakan Peranan ulangan (role-play repetition). Tujuan khusus metode bermain adalah : Siswa terampil dalam pembelajaran bermain. Siswa mampu menguasai teknik bermain. Mampu megembangkan aspek empati yang meliputi kognitif dan afektif siswa. bermain mendorong penggunaan berpikir kritis karena melibatkan analisis dan pemecahan masalah. 3.7.5. Sasaran Sasaran dari pemberian layanan ini adalah sampel siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK PGRI 02 Salatiga yang mempunyai skala penilaian empatinya rendah. Siswa siswa tersebut akan diberi layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode bermain. 47

3.7.6. Sistematika pelaksanaan bermain ( role play ). Pertemuan ke Pertemuan 1 Materi Indikator Uraian Kegiatan waktu Empati dan role play - Siswa mampu memahami pengertian empati dan role play - Siwa mampu menangkap infirmasi yang diberikan oleh penulis. - Peneliti memberikan materi dan penjelasan empati dan role play kepada subyek penelitian - Tanya jawab 45-60 menit Pertemuan 2 Permainan - Siswa mampu membayangkan perasaan orang - Siswa mampu berimajinasi terhadap sudut pandang orang - Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain - Evaluasi - Pemeranan ulang secara bergantian 45-60 menit Pertemuan 3 Permainan - Siswa mampu membayangkan perasaan orang - Siswa mampu berimajinasi terhadap sudut pandang orang. - Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain - Evaluasi - Pemeranan ulang secara bergantian 45-60 menit Pertemuan 4 Permainan - Siswa mampu memahami keadaan orang - Siwa mampu mengambil perspektif orang - Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain - Evaluasi - Pemeranan ulang secara bergantian 45-60 menit 48

Pertemuan 5 Permainan - Siswa mampu memahami keadaan orang - Siwa mampu mengambil perspektif orang - Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain - Evaluasi - Pemeranan ulang secara bergantian 45-60 menit Pertemuan 6 Permainan - Siwa mampu mengalami perasaan emosional orang - Siswa mampu merasakan perasaan emosional orang - Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain - Evaluasi - Pemeranan ulang secara bergantian 45-60 menit Pertemuan 7 Permaian - Siwa mampu mengalami perasaan emosional orang - Siswa mampu merasakan perasaan emosional orang - Penjelasan scenario - Pemeranan/bermain - Evaluasi - Pemeranan ulang secara bergantian 45-60 menit Pertemuan 8 Pemantapan - Evaluasi pertemuan 1-7 - Evaluasi 45-60 menit Tabel. 3.4. Sistematika Pelaksanaan Role play 49

Pertemuan 1 : Pembentukan kelompok dan pemberian materikegiatan ini merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan bermain. Tujuannya adalah agar terjadinya dinamika kelompok, di mana konselor dan remaja saling berkenalan satu sama sehingga terjalin ikatan dalam kelompok, dan juga pemberian materi serta informasi tentang materi empati dan bermain. Pertemuan 2 7 : Pelaksanaan Bermain. Dalam pertemuan 2-7 ini, siswa sudah mulai mempraktekkan role play dengan indikator scenario yang berbeda. Mula-mula siswa diberikan pencelasan dari scenario dan setelah itu pembagian. Dari pemeranan role play, disisakan 2 siswa sebagai tim penilai, dan dalam pergantian, tim penilai ini jug berganti siswa, jadi semua dapat merasakan tokoh utama dan tim penilai. Setiap pertemuan ini akan dilaksanakan satu kali scenario dan diulang dengan yang bebeda. Setelah melakukan role play sesuai dengan scenario maka setelah itu melakukan evaluasi dan penjelasan dari scenario tersebut. Dalam pemeranan role play diambil 6 kali permainan karena dalam kisi-kisi instrument dari Eisenberg terdapat tiga indikator yaitu, memahami perasaan orang, membayangkan perasaan emosional orang dan, mengalami perasaan emosional orang. Setiap indikator diisi denga dua skenario,dan setiap 1 kali pertemuan memainkan satu skenario. Pertemuan 8 : Evaluasi dan Pemantapan Pertemuan 8 ini adalah pertemuan yang terahkir dalam melakukan praktek metode role play. Dalam pertemuan ini berisikan evaluasi dari hasil-hasil kekurangan dan 50

manfaa role play yang telah dilaksanakan, serta pemantapan siswa tentang makna dan manfaat role play dalam penggunaan empati di kehidupan sehari-hari. 3.7.7. Rencana Penian Mempertimbangkan penilaian tim penilai yang diambil dari siswa itu sendiri, dan juga penilaian peneliti, siswa dianggap bisa dan mampu memerankan dengan baik role play jika : a. Melalui metode role play, siswa mampu menangap dan memahami empati secara mendalam. b. Siswa mampu memerankan simulasi role play dengan totalitas dan lancar, termasuk menangkap sifat-sifat dalam tokoh simulasi tersebut. c. Siswa mampu menangkap aspek-aspek, manfaat dan fungsi empati yang terkandung dalam simulasi role play. Dalam penelitian ini, penilaian yang dilakukan tidaklah menjadi patokan dan harga mati siswa dalam menangkap makna dan intisari dalam bermain untuk meningkatkan empati siswa. Tetapi yang terpenting adalah siswa mampu menangkap dam mengaplikasikan aspek-aspek empati kedalam kehidupan sehari-hari. 3.8. Reliabilitas dan validitas inventori empati Sebelum penulis melakukan penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument yang akan digunakan untuk penelitian. Guna untuk mengetahui validitas (kesahian item) dan reliabelitas (keandalan item) instrument. Uji coba instrument 51

dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3 Agustus 2011, pada jam 10.00 di kelas XII.C Akuntansi, dengan jumlah 32 siswa. Hasil uji validitas dan reliabelitas dapat terlihat pada tabel dibawah ini : Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Item Corrected Item-Total Cronbach's Alpha Item Deleted Deleted Correlation if Item Deleted item1 56.9375 73.544.265.871 item2 57.2188 68.951.568.858 item3 56.9063 68.023.594.857 item4 56.8750 68.887.356.867 item5 56.8125 68.544.580.857 item6 56.9688 69.773.440.862 item7 57.4063 69.668.510.860 item8 56.9063 68.023.594.857 item9 57.1563 70.910.287.868 item10 56.8438 68.523.612.857 item11 56.7188 71.370.372.864 item12 57.0000 71.355.335.865 item13 56.9063 70.023.404.863 item14 56.9688 66.612.658.854 item15 56.9375 73.028.248.867 item16 56.9375 69.609.489.860 item17 56.9688 70.870.267.870 item18 56.8125 69.899.544.859 item19 56.7188 67.628.712.854 item20 56.7188 71.951.296.867 item21 56.5313 71.418.316.866 item22 56.8750 68.048.692.855 Tabel 3.5. Validitas dan Reliabelitas Instrumen Empati 52

3.8.3. Validitas Menurut Azwar (1997) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. (Azwar, 2000) juga mengatakan Suatu item dikatakan valid bila item tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberi hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut...valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Validitas item dianalisis dengan Corrected Item Total Correlation yang menurut Ali (1995) dapat dikatakan valid jika batasan r 0,20 dengan kategori sebagai berikut : 0,00 0,20 : tidak valid 0,21 0,40 : validitas rendah 0,41 0,60 : validitas sedang 0,61 0,80 : validitas tinggi 0,81 1,00 : validitas sangat tinggi Tabel uji validitas item empati bisa dilihat dalam table di bawah ini : ITEM CORRECTED ITEM- TOTAL KETERANGAN ITEM CORRRELATION Item 1.265 Item valid Item 2.568 Item valid Item 3.594 Item valid Item 4.356 Item valid Item 5.580 Item valid Item 6.440 Item valid Item 7.510 Item valid 53

Item 8.594 Item valid Item 9.287 Item valid Item 10.612 Item valid Item 11.372 Item valid Item 12.335 Item valid Item 13.404 Item valid Item 14.658 Item valid Item 15.248 Item valid Item 16.489 Item valid Item 17.267 Item valid Item 18.544 Item valid Item 19.712 Item valid Item 20.296 Item valid Item 21.316 Item valid Item 22.692 Item valid Tabel 3.6. Validitas Item Empati Berdasarkan uji Corrected Item-Total Correlation atau validitas item diperoleh koefisien korelasi terendah r adalah 0,248 dan koefisien tertinggi r = 0,712 dengan demikian 22 item tersebut dinyatakan valid karena koefisien korelasi per satuan item > 0,20. Item angket empati dapat digunakan untuk penelitian 3.8.4. Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana alat ukur dapat memberikan hasil relatif sama bila pengukuran kembali dilakukan terhadap subjek yang sama (Azwar, 1997). Alat ukur yang reliabel yaitu apabila alat ukur itu digunakan untuk mengungkap masalah yang sama walaupun untuk waktu yang berbeda memberikan hasil yang relatif sama. apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh 54

hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal α > 0.70. Untuk mengetahui alat ukur reliabel, George dan Mallery (1995) mengemukakan bahwa : α > 0,9 α > 0,8 α > 0,7 α > 0,6 α > 0,5 α < 0,5 sangat bagus (excellent) bagus (good) dapat diterima (acceptable) dapat dipertanyakan (questionable) jelek (poor) tidak dapa diterima (unacceptable) Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.867 ( good) 22 Tabel 3.7. Reliabilitas instrument empati 55

Tabel uji reliabelitas item empati : ITEM Cronbach's Alpha KETERANGAN ITEM if Item Deleted Item 1.871 good Item 2.858 good Item 3.857 good Item 4.867 good Item 5.857 good Item 6.862 good Item 7.860 good Item 8.857 good Item 9.868 good Item 10.857 good Item 11.864 good Item 12.865 good Item 13.863 good Item 14.854 good Item 15.867 good Item 16.860 good Item 17.870 good Item 18.859 good Item 19.854 good Item 20.867 good Item 21.866 good Item 22.855 good Tabel 3.8. Reliabelitas Item Impati 56

Berdasarkan uji reliabilitas instrument empati, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach s α = 0,867 > 0,7. Maka instrument yang digunakan termasuk dalam kategori bagus (good). 3.9. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann Whitney yaitu untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen/ percobaan pada tes awal ( pre- test) dan tes akhir (post- test). Uji Mann Whitney mensyaratkan skala data ordinal dalam pengujiannya (Sugiyono, 2010:153) dan skala data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala data ordinal. Dalam bidang psikologi, uji Mann Whitney salah satunya digunakan untuk membandingkan perilaku, maka uji Mann Whitney dapat digunakan sebagai teknik analisis dalam penelitian ini. Dalam analisis ini, penulis dibantu dengan program SPSS 17.0 for windows. 57