BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. terjadi tiga macam kekerasan, meliputi kekerasan psikis, fisik, dan. penelantaran rumah tangga namun kekerasan psikis lebih dominan.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BAB II TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Kekerasan dalam Rumah Tangga pada Ibu Hamil. menimbulkan tanggung jawab dan masalah baru pada

BAB V PENUTUP. sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Kekerasan Dalam Rumah Tangga di. Propinsi Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. tetapi di dalam kehidupan rumah tangga sering terjadi berbagai konflik. Konflik

KEKERASAN BERBASIS GENDER: BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Khoirul Ihwanudin 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Perkembangan sosial pada

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan

BAB V PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial

Saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup.

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

QuizNona: Apakah Nona Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran?

4.5 Rangkuman Hasil Tabel 4.2 Perbandingan Tema Pengalaman Suami Istri pertama Istri kedua 1. Keadilan Sebelum dipoligami 1. Perasaan diabaikan

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

Kalender Doa Proyek Hana Agustus 2014 Berdoa Bagi Korban Sunat Pada Bayi Wanita Atau Fistula

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah tangga merupakan bentuk masyarakat paling kecil yang biasanya

STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Kekerasan dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing tahap perkembangannya adalah pada masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. memberikan jaminan bahwa orang berhak membentuk suatu keluarga guna

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM POSITIF (UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2004)

- Sebelum melakukan penetrasi yang dalam, yang harus diutamakan adalah kenyamanan dan kebebasan ibu hamil.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ASERTIFITAS DENGAN KECENDERUNGAN MENGALAMI KEKERASAN EMOSIONAL PADA PEREMPUAN YANG BERPACARAN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. psikis, seksual, dan ekonomi, termasuk ancaman dan perampasan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus

harus mengerti juga model-model komunikasi yang ada sehingga kita bisa menilai apakah selama ini sudah berkomunikasi dengan baik atau belum.

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

BAB XVIII. Kekerasan terhadap perempuan. Kisah Laura dan Luis. Mengapa laki-laki melakukan kekerasan pada perempuan? Jenis kekerasan pada perempuan

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

UKDW BAB I PENDAHULUAN

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

k. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan untuk meningkatkan wawasan, kepedulian, perhatian, kapasitas perempuan, dan perlindungan anak.

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. perih, mengiris dan melukai hati disebut unforgiveness. Seseorang yang

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

(25,5%), di sekolah (10%), tempat umum (22%), tempat kerja (5,8%), dan tempat lainnya (3 6,6%). Sedangkan berdasarkan kategori usia, kekerasan fisik t

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan hidup, individu memiliki harapan untuk dapat terus

Usia berapa Anda saat ini?

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan

BAB I PENDAHULUAN. didambakan tersebut menjadi hukum alam dalam diri tiap manusia. Akan tetapi,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mengalami situasi darurat kekerasan. terhadap perempuan. Berdasarkan catatan tahunan dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB V PENUTUP. dikeluarkannya Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. dasar dari susunan masyarakat, untuk itulah lahir Undang-undang Nomor 1

LAMPIRAN A. Data Kasar A-1 DATA KASAR SIKAP TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN A-2 DATA KASAR STEREOTIP GENDER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

#### Selamat Mengerjakan ####

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil penelitian mengenai pelaku KDRT pada ibu hamil di Kab. TTS menunjukkan bahwa dari kelima orang riset partisipan yang diteliti, empat orang diantaranya yaitu ibu SL, ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami mereka sendiri. Sedangkan satu orang riset partisipan lainnya yaitu ibu YA mendapatkan kekerasan dari anggota keluarga lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya. Kelima orang riset partisipan mengalami KDRT karena adanya budaya patriarki, kemarahan yang tidak terkontrol dari pasangan, dan meningkatnya tanggung jawab finansial. Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan terjadinya KDRT yakni, ibu SL mengalami kekerasan ketika suaminya sedang mabuk dan stres karena masalah pekerjaan. Ibu NN sendiri mengalami kekerasan karena suami yang berselingkuh memukul ibu NN untuk menutupi perbuatannya. Ibu NN juga mendapatkan kekerasan karena kehamilan yang tidak direncanakan dan usia anak yang berdekatan. Selain itu, ia akan mendapatkan tindak kekerasan apabila menolak berhubungan seksual dengan suaminya. Hal yang sama juga 279

dialami oleh ibu YA yakni ia mendapatkan kekerasan apabila menolak permintaan dari kakak iparnya untuk berhubungan seksual. Selain itu, perasaan cemburu dari kakak perempuannya mengakibatkan ibu YA dengan mudah mendapatkan tindak kekerasan dari kakak kandungnya sendiri. Sementara itu, ibu HT mengalami kekerasan karena multipara dalam hal ini memiliki 4 orang anak perempuan padahal suaminya menginginkan keturunan laki-laki sedangkan ibu SS mengalami kekerasan karena suami mencurigainya berselingkuh dengan pria lain. KDRT pada ibu SL terjadi ± 4 kali/bulan, Ibu YA dan ibu SS ± 3 kali/bulan. Ibu NN dan ibu HT mengalami KDRT kapan saja tergantung kondisi emosional suami. KDRT pada ibu SL terjadi pada saat usia kehamilan 2 bulan dan berulang setiap dua bulan, ibu NN diusia 2-7 bulan, ibu YA dibulan pertama kehamilannya, ibu SS diusia 3-4 bulan dan ibu HT diusia 1-5 bulan. Kelima orang ibu yang diteliti mengalami kekerasan fisik, kekerasan psikis dan penelantaran rumah tangga. Dua orang diantaranya yaitu ibu NN dan YA mengalami kekerasan seksual. Respon yang diberikan kelima ibu ketika mengalami KDRT yakni berdiam diri, menangis, mengikuti perintah suami, dan pulang ke rumah orang tua. Ibu YA dan Ibu SS melakukan 280

perlawanan jika KDRT yang dirasakan berlebihan sedangkan ibu HT, ibu NN dan ibu SS melaporkan KDRT kepada ketua RT, SSP (Sanggar Suara Perempuan), dan Polisi untuk menangani masalah yang mereka hadapi. KDRT secara langsung menyebabkan semua ibu mengalami trauma fisik berupa luka lecet, lebam, dan memar di sekujur tubuh. Dua diantaranya yaitu ibu NN dan ibu HT mengalami luka potong/tikam. Ibu NN mengalami luka potong dilengan bagian kanan sedangkan ibu HT ditikam di sela jari antara jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan. Secara psikis semua ibu mengalami kecemasan, depresi, gangguan pola makan, dan gangguan pola tidur. Gangguan psikis lain juga dialami oleh ibu NN dan ibu HT. Ibu NN mengalami hilangnya rasa percaya diri, rasa tidak berdaya dan isolasi diri, sedangkan ibu HT mengalami perasaan curiga akan dibunuh dan tidak mudah percaya kepada orang lain. Hasil pemeriksaan DDST II pada anak menunjukkan bahwa 3 dari 5 orang anak (An. V, An. MA, dan An. AN) mengalami gangguan personal sosial, motorik halus dan bahasa. Gangguan motorik kasar juga dialami oleh anak AN. Hasil penilaian status gizi menunjukkan bahwa kelima anak tersebut memiliki status gizi baik dengan tingkat kecukupan gizi energi dan protein yang baik pula. Dalam 281

memelihara kesehatan, ibu korban KDRT mengikuti peraturan dari tenaga kesehatan untuk memberikan imunisasi dasar kepada anaknya dan melakukan pemeriksaan ditenaga kesehatan ataupun puskemas terdekat. Kelima ibu korban KDRT juga memandikan anak-anak mereka satu hari sekali. Bagi anak V dan Anak DS yang sudah terbiasa untuk mencuci tangan dan memotong kuku, mereka dapat melakukannya dengan mandiri atau dengan bantuan orang tua, sedangkan bagi anak YA, anak MT dan anak AN yang belum terbiasa, mereka tidak dipaksakan untuk melakukan hal tersebut. 5.2 Saran a. Pihak Pemerintah dan Swasta Bagian Pemberdayaan Perempuan Sekretariat Daerah Kab. TTS, Dinas Kesehatan, dan SSP Kab. TTS hendaknya bekerjasama dalam mengatasi masalah kekerasan yang terjadi pada ibu hamil. Dinas Kesehatan diharapkan mengadakan pelatihan kepada tenaga kesehatan agar tenaga kesehatan mengetahui pentingnya melakukan perawatan kehamilan untuk mengetahui kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil korban kekerasan serta mengetahui perkembangan janin yang dikandung. 282

Selain itu, Dinas Kesehatan melalui para tenaga kesehatan diharapkan memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang pentingnya melakukan perawatan dan konsultasi kehamilan serta pemberian informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik dan psikologis ibu selama kehamilan. b. Penelitian Selanjutnya Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan melakukan studi perbandingan antara etnis, status ekonomi dengan kejadian kekerasan yang dialami oleh wanita hamil. Hendaknya riset partisipan yang digunakan beragam baik etnis maupun status ekonominya agar hasil yang diperoleh dapat mewakili seluruh lapisan masyarakat. Bagi peneliti, disarankan melakukan studi literatur untuk lebih memahami hubungan antara kehamilan dan kekerasan terhadap perkembangan janin yang dikandung. Selain itu, tim peneliti yang multidisiplin diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih holistik terkait hubungan antara kehamilan dan kekerasan. Hasil penelitian ini akan sangat berguna di mana tujuan utama dari penelitian ini yakni wanita sehat, bayi yang sehat dan hubungan suami istri yang bebes dari kekerasan tercapai. 283