KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
SENI BERTANYA DALAM MENGAJAR Oleh : Erwin Tanur, M.Si Widyaiswara Muda Pusdiklat BPS RI. Abstrak

PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA D-II PGSD

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

Oleh: Guru Besar Universita Riau

BAB I PENDAHULUAN. Seorang guru dituntut untuk memiliki dan menguasai keterampilan dasar

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR. MODUL 7 Strategi Pembelajaran di SD

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

T E K N I K B E R T A N Y A

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari kemajuan

Pengajaran Mikro. Farida Nurhasanah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembaharuan metode atau cara mengajar. Pembaharuan dalam metode atau cara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Selama melakukan penelitian, pengamatan di SDN Panghegar Permai Kec.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Guru sebagai pengajar berharap agar para siswanya. kurang baik. Kompetensi tersebut menurut Benyamin Bloom (1956)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

KETERAMPILAN BERTANYA dalam PEMBELAJARAN IPA. bertanya pada orang yang dianggap lebih tahu. Bagaimanakah makna pepatah ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

KETERAMPILAN MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang kurang diminati atau kalau bisa dihindari oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang memerlukan kemampuan intelektual, materinya berupa tematema

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

ANALISIS PERTANYAAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IV SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pergaulan dengan orang lain

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Adapun lembaga pendidikan ini didirikan pada tahun 1991 berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS diajarkan berjenjang mulai dari tingkat bawah SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

Transkripsi:

KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETRAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SDN NO. 64 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Martianty Nalole Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo guna tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dan efektif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian adalah guru yang mengajar di kelas IV SDN No. 64 Kota Timur Kota Gorontalo. Data dikumpul dengan cara observasi langsung dan wawancara serta data dianalisis dengan analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sudah dilaksanakan akan tetapi masih ada komponen-komponen yang belum dilaksanakan antara lain penyebaran, pemberian tuntunan dan penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik. Untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar disarankan agar guru seharusnya dapat memahami komponen-komponen yang ada dalam keterampilan bertanya, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kata-kata kunci: kemampuan, ketrampilan bertanya Pada hakikatnya mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah, ada yang mengatakan bahwa mengajar itu pekerjaan yang paling sulit dari profesi lain, bila kita ingin melakukanya dengan baik maka haruslah memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam mengajar serta keberhasilan dalam proses belajar dan evaluasi yang dilakukan. Proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dalam situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Wujud interaksi pengajaran dapat dilakukan melalui berbagai keterampilan yang menghendaki adanya pertimbangan, keunikan, dan keragaman siswa. Sudah barang tentu guru dituntut kemampuannya untuk INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 33

menggunakan berbagai keterampilan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Pengajaran yang dilakukan dengan berbagai keterampilan bertujuan untuk menciptakan situasi dalam proses belajar mengajar yakni dapat menyenangkan dan mendukung terciptanya prestasi belajar siswa yang memuaskan. Keterampilan dasar dalam mengajar merupakan salah satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat mengusainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan seorang guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif. Dengan penguasaan keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar, merupkan faktor yang sangat signifikan dalam menunjang proses pembelajaran maupun interaksi guru dan murid di dalam kelas agar pencapain mutu pendidikan dapat terwujud. Penguasaan keterampilan dasar mengajar ini sangat perlu dikuasai oleh guru. Secara umum keterampilan dasar dalam mengajar terdiri atas: keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dari delapan keterampilan di atas, maka keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru, hal ini bukan berarti keterampilan lain itu tidak penting, akan tetapi keterampilan selanjutnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Samwali (1998) bahwa keterampilan bertanya diperlukan dalam rangka mengumpulkan, menggali, menginformasikan, dan menyimpulkan informasi bagi kepentingan tertentu yang biasanya sudah direncanakan. Untuk menguasai keterampilan bertanya tersebut maka perlu memahami esensi dari pertanyaan-pertanyaan melalui latihan membuat pertanyaan baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan. Kenyataan di lapangan khususnya di SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo, pada umumnya masih banyak guru yang belum secara optimal menguasai keterampilan bertanya dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kebanyakan siswa tidak tertarik dengan materi yang diajarkan dan makin rendahnya hasil evaluasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika, selain itu siswa tidak termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu keterampilan bertanya bukan hanya semata-mata untuk memberikan pertanyaan ataupun menjawab, tapi dalam hal ini agar siswa dapat mengerti dan memahami materi yang disampaikan INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 34

guru guna meningkatkan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika.. Berdasarkan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN N0. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru menerapkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran matematika di kelas IV SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo guna tercapainya tujuan pembelajaran yang baik dan efektif. Pengertian Keterampilan Pendekatan keterampilan dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangkan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang ada prinsipnya dan yang telah ada dalam diri siswa. Dari batasan pendekatan keterampilan tersebut kita memperoleh suatu gambaran bahwa pendekatan keterampilan bukanlah tindakan intraksional yang berada di luar kemampuan siswa. Justru pendekatan keterampilan dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. Lebih lanjut Fank (dalam, Dimiati, dkk.,1984: 20) mengemukakan bahwa: 1) Pendekatan keterampilan memberikan kepada siswa yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih mengerti fakta konsep ilmu pengetahuan. 2) Mengajara dengan keterampilan berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekarja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar mencerita-kan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Di sisi lain siswa merasa bahagia sebab mereka aktif dan tidak menjadi sibelajar yang pasif. 3) Menggunakan keterampilan untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus. Selanjutnya aliran pengajaran mikro secara teknis bertolak dari asumsi bahwa keterampilan-keterampilan mengajar yang kompleks itu dapat menjadi unsur-unsur keterampilan yang lebih kecil yang masing-masing dapat dilatihkan secara lebih efisisen dan efektif apabila dibandingkan dengan pendekatan latihan secara global saja (Kasasi 1985: 1). INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 35

Selain itu perlu diperhatikan oleh guru-guru terutama guru muda agar memperhatikan teknik bertanya dasar ataupun lanjut. Menurut Hamalik (2003:73) teknik bertanya ini untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas jawaban siswa, disamping guru harus memperhatikan tiga faktor teknik bertanya yakni: 1) Teknik menunggu (memberi waktu cukup untuk berfikir) Berikan waktu sejenak satu sampai lima detik kepada siswa untuk berfikir dalam rangka untuk menentukan jawabannya, memberikan waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada siswa karena hal itu ada efek positifnya misalnya: (a) Siswa dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan lengkap. (b) Jawaban siswa lebih analisis dan kreatif (c) Siswa merasa lebih yakin akan jawabanya. (d) Partisipasi siswa meningkat. 2) Teknik reinforcement Pemakaian yang tepat dari teknik ini akan menimbulkan sikap yang positif bagi siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga memungkinkan pencapaian prestasi belajar tinggi. 3) Teknik menuntun dan menggali (prompting and probling) Prompting dan probling questions dapat digunakan teknik untuk meningkatkatkan kuantitas dan kualitas jawaban siswa. Probling guestions adalah pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut dari siswa yang bermaksud mengembangkan kualitas jawaban, sehingga jawaban berikutnya lebih jelas, akurat serta lebih beralasan. Komponen Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut Dalam proses belajar mengajar, pertanyaan yang diajukan guru bertujuan agar siswa belajar yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan keterampilan berfikir. Adapun komponen dari keterampilan bertanya dasar dan lanjut adalah sebagai berikut: (a) Keterampilan Bertanya Dasar Keterampilan bertanya dasar adalah keterampilan yang mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan jenis pertanyaan. Menurut Putra (2000: 76-78) bertanya dasar terdiri atas komponenkomponen: (1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 36

Pertanyaan yang diajukan guru hendaklah singkat dan jelas, sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Pertanyaan yang demikian dapat dibuat dengan menggunakan struktur kalimat yang sederhana serta kata-kata yang sudah dikenal oleh para siswa. (2) Pemberian acuan Sebuah pertanyaan hanya dapat dijawab jika yang ditanya mengetahui informasi yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Oleh karena, itu sebelum bertanya guru harus memberikan acuan beberapa informasi yang perlu diketahui siswa. Siswa akan mengelola informasi tersebut sehingga dapat menjawab pertanyaan guru. Acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan atau sewaktu-waktu ketika guru mengajukan pertanyaan. (3) Pemusatan Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan yang sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus dan yang perlu didalami. Oleh karena itu pertanyaan yang luas hendaklah selalu diikuti oleh pemusatan, yaitu yang memfokuskan perhatian siswa pada inti masalah tertentu. (4) Pemindahan giliran Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang kompleks tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta siswa ketiga dan seterusnya. (5) Penyebaran Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Kalau memungkinkan semua siswa di dalam kelas mendapat giliran yang merata untuk menjawab pertanyaan. Teknik penyebaran perlu dilakukan oleh guru lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Adakalanya guru melupakan siswa yang duduk dideretan belakang sehingga aman dari kejaran pertanyaan guru. Sama halnya dengan pemindahan giliran, tujuan penyebaran pertanyaan adalah untuk meningkatkan perhatian dan partisipasi siswa. Bedanya pada pemindahan giliran, satu pertanyaan yang kompleks dijawab secara berganti atau bergilir oleh beberapa orang siswa, sedangkan pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda diajukan pada siswa yang INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 37

berbeda. Agar tujuan penyebaran dapat tercapai secara efektif guru hendaknya menyebarkan pertanyaan-pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk mendapat giliran. (6) Pemberian waktu untuk berpikir Untuk menjawab satu pertanyaan seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya. Kebiasaan guru menjuk siswa terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan itu tidak dibenarkan, sebab tidak memberikan waktu berpikir dan siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru. (7) Pemberian tuntutan Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh diam dan menunggu sampai siswa memberikan jawaban. Guru harus memberikan tuntutan memungkinkan siswa secara bertahap dan mampu memberikan jawaban yang diharapkan (b) Keterampilan bertanya lanjut Keterampilan bertanya lanjut adalah keterampilan yang merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih menggutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir siswa agar berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: (1) Mengubah tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, yaitu dari tingkatan yang paling rendah ke tingkat yang lebih tinggi seperti memahami, menerapkan, menganalisis, mensitinesis dan mengevaluasi. (2) Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu mulai dari pernyataan yang paling sederhana diikuti dengan pernyataan yang kompleks. (3) Penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik seperti: meminta penjelasan jawaban siswa, meminta dan memberi alasan atas jawabanya, dan meminta kesepakatan pandangan dari siswa lain. (4) Peningkatan terjadinya interaksi, dengan cara meminta siswa lain dengan memberi jawaban atas pertanyaan sama. INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 38

Fungsi Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Menurut Bron dan Endmonsod (dalam Fakih,1998:23) mengidenfikasi fungsi-fungsi dari pertanyaan ini adalah: (a) Meningkatkan minat dan keinginan pada masalah tertentu (b) Memusatkan perhatian masalah tertentu. (c) Mengadakan penerapan belajar aktif (d) Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri. (e) Menstruktukan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara maksimal. (f) Mengdiagnosis kesulitan belajar siswa. (g) Mengkomunisasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat secara aktif dalam pembelajaran. (h) Menyediakan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berfikir. (i) Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong mengembangkan proses berfikir. (j) Memberi kesempatan belajar berdiskusi. (k) Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan guru. (l) Menyatukan perasaan dan fikiran yang murni kepada siswa. Tujuan Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut Adapun tujuan dari keterampilan bertanya dasar dan lanjut adalah sebagai berikut : (1) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, (2) Memotisisvasi siswa agar terlibat dari interaksi belajar siswa. (3) Melatih peserta didik agar dapar berfikir divergen: (4) Melatih kemampuan melatih mengutarakan pendapat (5) Mencapai tujuan belajar Jenis-Jenis Pertanyaan yang Baik (1). Jenis pertanyaan menurut maksudnya (a) Pertanyaan permintaan yakni: mengharapkan agar siswa memenuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan. (b) Pertanyaan retoris yaitu: pertanyaan yang menghendaki jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru. Hal ini merupakan teknik penyampaian informasi kepada siswa. (c) Pertanyaan mengarahkan atau penuntun pertanyaan yang diajukan untuk memberi arahan pada murid dalam proses berfikir INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 39

(d) Pertanyaan menggali artinya: adalah pertanyaan lanjutan yang mendorong siswa untuk mendalami jawaban terhadap pertanyaan pertama. (2). Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom (a) Pertanyaan pengetahuan atau ingatan dengan meggunakan katakata: apa, dimana, kapan, siapa dan sebutkan. (b) Pertanyaan pemahaman yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan,uraikan dan bandingkan. (c) Pertanyaan penerapan yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya. (d) Pertanyaan sintesis yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa untuk membuat ramalan (prediksi), memecahkan masalah dan mencari komonikasi. (e) Pertanyaan evaluasi yaitu pertanyaan yang menghendaki jawaban dengsn acara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu yang ditampilkan. Dasar-Dasar Pertanyaan yang Baik Adapun dasar-dasar pertanyaan yang baik adalah sebagai berikut: (a) Jelas dan mudah dimengerti. (b) Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. (c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu. (d) Berikan waktu yang cukup untuk berfikir. (e) Berikan respon yang marah hingga timbul keberanian siswa untuk menjawab/bertanya. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Bertanya Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1). Kehangatan dan keantusiasan. (a) Guru perlu mengajukan sikap baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. (b) Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan dan posisi badan menampakkan ada tidaknya kehangatan dan keantusiasan. 2). Kebiasaan yang perlu dihindari (a) Mengulangi pertanyaan sendiri ataupun mengulangi jawaban siswa. INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 40

(b) Menjawab pertanyaan sendiri. (c) Mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak. (d) Mengajukan pertanyaan ganda. Ada empat alasan mengapa guru perlu menguasai keterampilan bertanya yaitu: 1) Umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramah, dan menganggap metode ceramah itu adalah pemberi informasi. 2) Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak untuk bertanya, sehingga keinginan anak utuk bertanya, selalu terpendam. 3) Pendekatan penerapan CBSA dalam kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental intelektual, yaitu keberanian siswa untuk menunjukan pertanyaan tentang hal-hal yang memang perlu dipertanyakan. 4) Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan oleh guru hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa. (http//www.yahoo.com). Brown dan Edmonsond (dalam Fakih, 1998:28) mendefinisikan pertanyaan ini adalah segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan atau respon secara lisan ataupun tulisan. Jika seluruh komponen keterampilan bertanya dikuasai oleh guru maka guru akan mampu bertanya secara efektif, sehingga dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yang sekaligus berarti meningkatkan keefektifitas pembelajaran. Begitupun guru yang ada di SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo juga harus menerapkan keterampilan bertanya dasar ataupun keterampilan bertanya lanjut agar tujuan dalam pembelajaran Matematika ini dapat tercapai sesuai yang diharapkan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulitatif yaitu menggambarkan bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya pada pembelajaran Matematika di kelas IV SDN No. 64 Kota Timur Kota Gorontalo. Hasil penelitian dan pembahasan Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh hasil penelitian bahwa interaksi belajar sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar mengajar di kelas IV SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo pada mata pelajaran Matematika, sebagai berikut: (a) Interaksi belajar siswa 1. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru; INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 41

2. Memperhatikan penjelasan materi; 3. Menujukkan letak nilai suatu bilangan; 4. Menunjukkan nilai-nilai dari tiap bilangan sesuai nilai tempatnya; 5. Menyimpulkan materi. (b) Efektif tes interaksi belajar mengajar Interaksi belajar sudah memberikan hasil pelajaran yang bermakna bagi siswa, siswa sudah mampu mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan baik. (c) Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru bidang studi jelas bagi siswa, sebab tujuan tersebut telah disampaikan sebelum memasuki pelajaran sehingga dengan mudah siswa merekam arah atau tujuan yang mereka capai. (d) Pokok dan ruang materi Dengan meneliti kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas IV yang diobservasi, disimpulkan bahwa pokok dan ruang lingkup materi pelajaran sudah jelas bagi siswa. Dari interaksi belajar guru telah melaksanakan dengan baik namun komponen dalam keterampilan bertanya yaitu penyebaran, pemberian tuntunan dan penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik belum dilaksanakan secara optimal. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam keterampilan bertanya pada mata pelajaran Matematika di kelas IV SDN No. 64 Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo sudah dilaksanakan akan tetapi masih ada komponen-komponen yang belum dilaksanakan antara lain penyebaran, pemberian tuntunan dan penggunaan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik Saran Untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar maka bagi seorang guru seharusnya dapat memahami komponen-komponen yang ada dalam keterampilan bertanya, sehingga dengan demikian tujuan pembelajaran dapat tercapai. INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 42

DAFTAR PUSTAKA Dimiati, M. Moedjiono, Winata Putra, Sumantri Mulyani 1992, 1993,1998, 2000. Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Fakih. 1998. Keterampilan Bertanya Dasar Dan Lanjut. P2LPTK: Jakarta. Hamalik Oemar.2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Kasasi Raflis, 1985. Panduan Pengajaran Mikro. Jakarta Putra Winata. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud Samwali dan Maftu, 1998. Konsep Dasar Matematika. Bandung: Depdikbud, 2008, Dasar-Dasar Keterampilan Bertanya. http//www.yahoo.com. INOVASI, Volume 7, Nomor 2, Juni 2010 ISSN 1693-9034 43