ANALISIS DEIKSIKAL PRONOMINA DEMONSTRATIF KO-SO-A. Oleh Irma Winingsih Universitas Dian Nuswantoro

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tunjuk promina, ketakrifan, dsb. mempunyai fungsi sebagai deiksis (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

PENGGUNAAN REFERENSI PRONOMINA DEMONSTRATIF PADA CERITA RAKYAT MAHOU HAKUSHI DAN HASHIRE MEROSU SKRIPSI OLEH AFIFAH MAIMUNAH NIM

TINJAUAN WILAYAH KOMUNIKASI PADA PENGGUNAAN SHIJISHI KO-SO-A DALAM WAWANCARA INTERAKTIF BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

TINJAUAN DEIKSIKAL (KINSHOU) PADA PENGGUNAAN ~TE KURU DALAM KOMIK HANA YORI DANGO VOL. 1 DAN VOL. 2 BAB I PENDAHULUAN

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

ANALISIS REFERENSI PADA WACANA BERITA KRIMINAL DALAM HARIAN SUARA MERDEKA SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

ELIPSIS PARTIKEL (JOSHI) DALAM BAHASA JEPANG PADA DIALOG FILM BOKURA GA ITA PART I KARYA TAKAHIRU MIKI SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

PRONOMINA PERSONA YOU PADA NOVEL THE DA VINCI CODE KARYA DAN BROWN DAN TERJEMAHANNYA : SATU KAJIAN SINTAKTIS SEMANTIS SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN PARTIKEL AKHIR KALIMAT BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN TEORI TERITORI INFORMASI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

PERBANDINGAN FUNGSI DAN MAKNA FUKUSHI YANG DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI

BAB I iii PENDAHULUAN. pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : VII/Ganjil (Penelitian Skripsi) : Kata Tunjuk Benda (Kono, Sono, dan Ano)

AIZUCHI YANG DIGUNAKAN ANAK-ANAK DALAM FILM SAYONARA BOKUTACHI NO YOUCHIEN SKRIPSI OLEH: DINDA ZINUL MISRI NIM

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

Tuturan Simpati Bahasa Jepang dalam Drama Gokusen 3.

BAB II KAJIAN TEORI. Pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari tentang makna yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

FUNGSI DAN MAKNA YAHARI/YAPPARI DALAM NOVEL RYUSEI NO KIZUNA KARYA KEIGO HIGASHINO (SUATU TINJAUAN DESKRIPTIF) Abstract

DEIKSIS ANAFORIS DAN DEIKSIS KATAFORIS DALAM CERPEN MAJALAH MANGLÉ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil analisis pada bab IV diperoleh temuan-temuan berupa pola

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KEIGO

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani deiktikos yang memiliki arti

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan dalam komunikasi. Bahasa

Introductory Japanese. SESSION 3 and SESSION 4

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1983:3). Dalam bahasa Jepang, adjektiva disebut keiyoushi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan lainnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

DEIKSIS DALAM KAKILANGIT PADA MAJALAH HORISON EDISI 2012 DAN IMPLIKASINYA

KESALAHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG SISWA SMPK I HARAPAN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi secara lisan maupun

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian mengenai hal tersebut, tetapi penelitian tentang Deiksis Dalam

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

PERBANDINGAN PENGGUNAAN SAPAAN PRONOMINA PERSONA DALAM KOMIK RUROUNI KENSHIN DENGANBEELZEBUB. Oleh : Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia saling berinteraksi satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

Preposisi Lokatif Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA.

Analisis Kontrastif Ungkapan Sumimasen Dalam Bahasa Jepang Dengan Ungkapan Nuwun Sewu Dalam Bahasa Jawa Dari Segi Makna Dan Penggunaan ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM 2013

Septianingrum Kartika Nugraha Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi (Wijana, 1996:2). Menurut Yule, pragmatik adalah studi tentang

UNGKAPAN DALAM BAHASA JEPANG YANG MENUNJUKKAN KERAMAHAN DAN KEAKRABAN. Oleh Fenny Febrianty. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

AN ANALYSIS ON DEIXIS USED IN EDITOR S CHOICE OF THE JAKARTA POST ONLINE EDITION THESIS BY AKHMAD IVAN ZULKARNAEN NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap bahasa memiliki ciri-ciri yang sama. Misalnya, dalam tataran ilmu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. negara lain yang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa nasionalnya

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSIAL DALAM WACANA BERITA SITUS EDISI DESEMBER 2015 JANUARI 2016

DEIKSIS PERSONA, TEMPAT, DAN WAKTU DALAM NOVEL PULANG KARYA TERE LIYE (KAJIAN PRAGMATIK) DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung

COMMUNICATION STRATEGIES OF REQUEST EXPRESSION BY THIRD GRADE STUDENTS OF JAPANESE LANGUAGE EDUCATION STUDY PROGRAM OF UNIVERSITY OF RIAU

THE STUDY OF DEIXIS USED BY THE MAIN CHARACTER IN THE IRON MAN 3 MOVIE DIALOGUE THESIS BY BAGUS BRAMANTA NIM

PRONOMINA PERSONA DALAM ANTOLOGI CERPEN GONJONG 2: POTRET KELUARGA

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

Transkripsi:

ANALISIS DEIKSIKAL PRONOMINA DEMONSTRATIF KO-SO-A Oleh Irma Winingsih (papuanohito@yahoo.com) Universitas Dian Nuswantoro Abstract: This research is aimed to find out and describe deictic analysis in ko-so-a demonstrative pronouns in Japanese. This research is a library study, in which the writer took reference and data from the internet, books, and dictionary. The source of the data was manga de manabu Nihongokaiwajutsu (Japanese comics), taken from 1-12 edition of Nihongo Jaanaru. The writer employed pragmatic approach under the framework proposed by Takahasi, et al (2000) and Teramura (1999). The data were collected by using inventory technique (note taking). The raw data were classified based on the theory of Takahashi, et al (2000), while the unit of analysis is every sentence containing ko-so-a demonstrative pronouns. The data were then analyzed cataphorically and anaphorically through the aforementioned framework. The result shows that the use of ko-so-a demonstrative pronouns are based on the physical location of referred thing or person, the contextual position of thing or person, and the shared knowledge toward referred thing or person. In addition, the writer also found empatitive deixis, i.e where the speaker s emotion influences the use of ko-so-a pronouns. This, however, violates the theory of Takahashi, Teramura and Yuuji. Keywords: anaphoric, cataphoric, deixis, demonstrative pronouns, ko-so-a Dalam bahasa Jepang pronomina demonstratif yang diterjemahkan dari bahasa Inggris Demonstrative Pronoun. disebut shijidaimeshi, terdiri atas ko (kinshou)-so(chuushou)-a(enshou). Ko merujuk kepada sesuatu yang dekat dengan penutur (speaker), so merujuk pada sesuatu yang dekat dengan petutur (hearer), dan a merujuk sesuatu yang jauh dari penutur maupun dari petutur. (Teramura, 1998: 62). Bentuk penggunaan ko-so-a sendiri ada bermacam macam tergantung 42

Irma Winingsih, Analisis Deiksikal Pronomina Demonstratif Ko-So-A 43 dari apa yang dirujuknya, bisa benda hidup maupun benda mati. Misalnya, kono hito orang ini, soiu hito orang yang seperti itu, aitsu orang itu, konna hito orang yang seperti ini, kono kaban tas ini, sonna kao wajah yang seperti itu, aaiu tokoro tempat yang seperti itu dan sebagainya. Berikut ini penulis memberikan contoh penggunaan pronomina demonstratif tersebut. Konteks : seorang gadis (A) yang tidak sengaja berpapasan dengan tunangannya (B) yang sedang berjalan dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya. A A.doumo maaf B E? Nani?... eh, ada apa A Ne dare sono hito ng..siapa ( orang itu ) Menurut Teramura (1999) karena jarak keberadaan fisik gadis itu dengan A maupun B sangat dekat, maka sudah semestinya menggunakan kono hito orang ini. Namun di sini terlihat adanya penggunaan yang berbeda, yakni sono. Hal ini disebut deiksis empatitif, di mana penutur sengaja melakukannya (menggunakan sono bukan kono) untuk menunjukkan ketidaksukaannya pada yang dirujuk. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti penggunaan ko-so-a sebagai pronomina demonstratif penunjuk benda dan orang. Oleh karenanya, dengan menggunakan sumber data manga atau komik pada manga de manabu Nihongokaiwajutsu yang terdapat dalam Nihongo Jaanaru, penulis mencoba meneliti bagaimana analisis deiksikal dalam penggunaan pronominal demonstratif bahasa Jepang ko-so-a, dengan sumber data jurnal Nihon go Jaanaru. Jadi, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis deiksikal pada penggunaan pronominal demonstratif bahasa Jepang ko-so-a. DEIKSIS TEMPAT Deiksis tempat sering juga disebut spatial deixis atau place deixis, yaitu pemberian bentuk pada lokasi menurut peserta tutur dalam suatu peristiwa tutur. Atau dengan kata lain, lokasi relatif bagi pembicara dan yang dibicarakan. Semua bahasa secara garis besar membedakan deiksis tempat menjadi proximal deixis (merujuk kepada objek yang dianggap dekat oleh pembicara) dan distal deixis (merujuk kepada objek yang dianggap jauh dari pembicara). Meskipun demikian, di beberapa bahasa piranti deiksis tempat ini dikategorikan menjadi lebih dari dua kategori, namun itu merupakan perluasan makna dari dua kategori di atas. Menurut

44 Volume 7 Nomor 1, Maret 2011 Lyons (1977 : 648) deiksis tempat adalah merujuk suatu objek dengan dua cara. Pertama, mendeskripsikan atau penyebutan sesuatu dengan menggunakan satu tangan (menunjuk). Kedua, atau dengan memposisikan objek tersebut pada tangan yang lain. Pada deskripsi kalimat pertama dan kedua di atas, sebagai unit ruang yang mencakup lokasi pembicara pada saat melakukan ujaran atau lokasi terdekat pada lokasi pembicara pada saat berujar, yang mencakup tempat yang ditunjuk, jika ketika berkata here diikuti gerakan tangan. Kata ganti this dan that dalam bahasa Inggris, pilihan juga dapat didefinisikan berdasarkan kedekatan emosional ( empathy ) dan. Ini sering disebut dengan empathetic deixis.( Levinson, 1983 : 81-82 ). (16) I really don t like that! (that : merupakan kata ganti dari parfum yang baunya tidak disukai penutur ) Pada saat ujaran ini dituturkan, deiksis that merujuk pada sesuatu yang tidak disukai meskipun itu dikategorikan dekat dengan penutur, karena ia dapat mencium bau parfum tersebut. Contoh lain dari empathetic deixis adalah : (17) I have a Porche! Pada kalimat di atas, penutur mencoba membuat jarak psikologis dengan petutur, melalui pengungkapan bahwa dia memiliki mobil Porche, untuk mendapatkan pengakuan bahwa dia lebih dari petutur, karena Porche adalah mobil mewah dan mungkin tidak mungkin dimiliki petutur. KO SO A Ko-so-a adalah Pronomina demonstratif yang dalam bahasa Jepang disebut shijidaimeshi kata tunjuk dan digunakan untuk mengidentifikasi objek, persona, tempat, arah atau aksi/perbuatan, seperti yang dirujuk oleh penutur dan petutur saat ujaran dilakukan. Dalam bahasa Jepang ada tiga jenis pronmina demonstratif ini yaitu : ko so a, dan bentuk interogatifnya adalah do (yaitu dore yang mana atau di mana ). Pembentukan pronominal demonstrative ini bervariasi seperti ditunjukkkan dalam tabel di bawah ini: Nominal Speaker Proximate Adressee Proxima Distal Object Kore This one Sore That one Are That one over Direction Kochira This way Sochira That way Achir a That way over

Irma Winingsih, Analisis Deiksikal Pronomina Demonstratif Ko-So-A 45 Direction (colloq. ) Kotchi This way Sotchi That way Atchi That way over Place Koko Here Soko There Asoko Over Person Koitsu This guy Soitsu That guy Aitsu That guy over ( colloq. ) Koiu This kind of N Soiu That kind of N Aiu That kind of N( over Abdomina l ) Kono This + N Sono That + N Ano That + N over Konna This kind of Sonna That kind Anna That kind of N N of N Adverbial Koo in this way Soo in that way Aa that way over (Takahashi, dkk.(2000: 51 ) Dalam buku yang sama Takahashi juga menyebutkan, pronomina demonstratif ini dapat dibedakan jadi dua menurut posisi partisipan tuturnya, yaitu: 1. Menunjukkan jarak/letak dalam arti yang sebenarnya, atau diartikan sebagai keberadaan secara fisik. Contoh: Sono hito ha Amir san desu. Orang itu Amir san. (di mana posisi Amir san secara fisik saat itu dekat dengan petutur) 2. Pengetahuan bersama Bila informasi yang disampaikan diketahui salah satu pihak atau keduannya, menentukan pemilihan pronomina ini. Contoh : Q: Soko wa atatakasoo desu ne. Di situ (Part) sepertinya hangat (Cop) kan Di situ kelihatannya hangat ya A: Un, koko, totemo atatakai yo Ya di sini sangat hangat lho Ya, di sini sangat hangat lho. Pendapat lainnya, Teramura (1998) yang menyatakan ko-so-a dalam konteks kalimat. Bila hal atau benda yang dirujuk dengan ko-so-a merupakan informasi yang hanya diketahui oleh penutur, maka digunakan ko (kinsho: proximal distance). Sebaliknya jika informasinya hanya diketahui petutur, maka yang digunakan adalah so (chuushou: medieval distance). Bila keduanya mengetahui dan paham informasi

46 Volume 7 Nomor 1, Maret 2011 tuturan, maka yang digunakan adalah a (enshou: distal distance), seperti contoh di bawah ini: (a) Koko wa onna no ko no heya da. Kono koto o wasureruna. Di sini (Part) anak perempuan (Part) kamar (Cop). Ini hal (Part) jangan lupa Di sini kamar anak perempuan. Jangan lupa ya! (b)koko wa onna no ko no heya da. Sono koto o wasureruna. Di sini (Part) anak perempuan (Part) kamar (Cop). Itu hal (Part) jangan lupa Di sini kamar perempuan. Jangan lupa ya! ( Teramura, dkk. 1998: 63 ) Pada kalimat (a), hal yang dinyatakan dengan proposisi sebelumnya, hanya diketahui oleh penutur saja. Petutur tidak mengetahui hal tersebut sampai hal tersebut diungkapkan penutur. Oleh karena itu, informasi tersebut dekat atau milik penutur. Sebaliknya pada kalimat (b), hal tersebut bukan dibuat penutur tapi penutur hanya menyampaikan dan hanya ditujukan untuk petutur atau informasi milik petutur saja. Contoh lain penggunaan pronomina demonstratif dapat dilihat berikut ini: (c) Ano hito ga ne, kotoshi mo mata isshoni Itu orang (Part) kan, tahun ini (Part) juga sama-sama Orang itu kan, tahun ini pun ( dia ) juga (mau ikut pergi) sama- sama Pada kalimat (c) digunakan pronomina ano karena orang yang dibicarakan atau dimaksud penutur maupan petutur adalah orang yang sama. Teori yang mendukung pernyataan itu juga dikemukakan Yuuji (2000) bila hal yang dibicarakan penutur adalah hal yang dialami bersama dengan petutur, sudah diketahui petutur, atau diingat petutur, maka bentuk pronomina yang digunakan a (http://lapin.ic.h.kyoto...) Selain itu Yuuji(2000) juga mengemukakan teori yang sama mengenai ko-so-a dengan menyebutkan bahwa fungsi pronomina demonstratif ko-so-a ada tiga: a. Genbashiji, yakni untuk menunjukkan letak keberadaan benda, atau orang yang secara fisik dapat tersentuh, teraba, terdengar langsung atau terlihat oleh peserta tutur. b. Bunmyakushiji, yaitu berfungsi untuk merujuk benda secara kontekstual, benda atau hal yang ditunjuk tidak hadir bersama peserta tutur.

Irma Winingsih, Analisis Deiksikal Pronomina Demonstratif Ko-So-A 47 c. Kyouyuuchishikishiji, yaitu berfungsi untuk menyatakan pengetahuan bersama (shared knowledge). ANAFORIS dan KATAFORIS Pada lingkup wacana, anafora dan katafora adalah termasuk dalam referensi endofora, yakni pengacuan terhadap anteseden yang terdapat dalam teks (intratekstual). Anteseden yakni benda yang dirujuk dalam sebuah teks. Sementara itu anaforis yaitu perujukan terhadap suatu anteseden yang dilakukan setelah antesedennya disebutkan terlebih dahulu atau terletak pada kalimat sebelumnya. Sedangkan kataforis adalah perujukan terhadap suatu anteseden dengan cara disebutkan belakangan atau terletak pada kalimat sesudahnya.( Rani, dkk., 2006: 99) METODOLOGI Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka dengan mengambil referensi dan data dari internet, buku buku dan kamus. Sedangkan ancangannya menggunakan pragmatik, yaitu menggunakan teori Takahashi, dkk (2000) dan Teramura (1999). Pada tahap pengumpulan data, penulis menggunakan cara inventarisasi (pencatatan). Data mentah diklasifikasikan menurut teori Takahashi, dkk, (2000). Setelah itu satuan data yang dianalisis berupa kalimat yang menggunakan pronominal demonstratif ko-so-a Data ini dianalisis secara kataforis atau anaforis dengan pendekatan pragmatik Takahashi, Yuuji dan Teramura. PEMBAHASAN Berikut adalah contoh analisis data yang telah penulis lakukan. Data 1(Nihongo Jaanaru no 12 Desember 2004 hal. 34)

48 Volume 7 Nomor 1, Maret 2011 Konteks: Sepasang muda mudi mengunjungi kuil. Mereka melihat seorang wanita berjualan. Karena tidak tahu apa yang dijual oleh wanita tersebut, sambil menunjuk benda, pembeli wanita bertanya. A ( wanita pembeli): Sumimasen, kore (a) ha nan desuka Maaf ini apa?

Irma Winingsih, Analisis Deiksikal Pronomina Demonstratif Ko-So-A 49 B ( penjual ): Mamori desu. Kore(b) wo motte iruto, sono hito(c) wo warui koto kara mamotte kuretari, negai ga kanattari suru to iwarete imasu. Jimat. Kabarnya jika memiliki ini, orang tersebut akan terhindar dari hal buruk dan permintaannya akan terkabul. Dalam percakapan di atas kita menemukan 3 penggunaan pronomina demonstratif ko-so-a. Penulis akan membahasnya satu persatu. Data (a) Penggunaan kore di sini menurut Takahashi karena posisi benda yang dirujuk dekat dengan penutur, yakni pembeli wanita, yang saat bertanya dia juga memegang benda tersebut. Sesuai dengan klasifikasi yang dikemukakan Yuuji, ini termasuk jenis pronomina ko-so-a sebagai genbashiji, karena menunjukkan atau merujuk pada benda yang tersentuh secara fisik oleh penutur. Selain itu, karena posisi benda dekat dengan penutur, maka sudah tepat penggunaan pronomina kore di sini. Bila menggunakan pronomina sore, maka yang muncul adalah deiksis empatitif, karena penutur seolah menjauhkan jarak psikologis dengan benda yang secara fisik sedekat itu. Sesuai dengan apa yang disebutkan Takahashi di atas, juga berdasarkan pendapat Teramura, penggunaan sore untuk menunjukkan bahwa posisi benda ada pada lawan bicara/ petutur. Sementara itu, jika yang digunakan adalah pronomina are, adalah salah karena posisi benda secara fisik dekat dengan penutur dan petutur. Data(b) Pronomina di sini menurut Yuuji juga berfungsi genbashiji. Penjual menggunakan kore karena letak benda dekat dengannya. Bila melihat pada data (a), maka seharusnya karena benda sudah dirujuk dengan kore oleh pembeli, seharusnya dirujuk dengan pronomina sore oleh penjual sebagai lawan bicara/ petutur. Hal ini berdasarkan teori Teramura, bahwa penggunaan ko bila dekat dengan penutur, sedangkan so bila dekat dengan petutur atau lawan bicara, dan a bila jauh dari penutur maupun petutur. Namun karena letak benda di sini dekat dengan pembeli maupun penjual, maka tidaklah salah jika penjualpun menggunakan kore, bukan sore. Bila dalam jarak sedekat itu penjual menggunakan

50 Volume 7 Nomor 1, Maret 2011 pronomina sore, maka yang timbul adalah deiktif empatitif, yang maknanya maknanya berkonotasi negatif, yakni menjauhkan jarak psikologis penutur dengan benda yang dirujuk. (Levinson, 1983) Bila yang digunakan adalah are, maka hal ini suatu kesalahan karena letak benda dekat dengan penutur juga petutur. Data(c) Pada analisis data (c), fungsi pronomina adalah bunmyakushiji, untuk merujuk benda secara kontekstual. Di sini sono hito orang itu/ orang tersebut dimaksudkan untuk merujuk siapapun yang memiliki jimat itu. Perujukan ini dilakukan secara anaforis, yakni penyebutan sono hito dilakukan setelah definisi sono hito dijelaskan. Sono hito merujuk kepada orang yang memiliki jimat. Karena pembeli sebagai petutur belum memiliki jimat tersebut, maka menurut Takahashi dan Yuuji, ini adalah penggunaan pronomina untuk menyatakan shared knowledge pengetahuan bersama. Hal ini dikarenakan pembeli dan penjual sama- sama tahu bahwa sono hito merujuk pada siapapun yang telah memiliki dan merasakan manfaat dari jimat tersebut. Namun karena hanya penjual yang tahu bahwa banyak orang yang membeli dan apa saja manfaat bagi orang yang memiliki jimat tersebut, maka dia menggunakan sono hito, bukan kono hito ataupun ano hito. Jika menggunakan kono hito, kesan yang muncul adalah orang yang memiliki jimat tersebut ada di dekat penutur. Sementara itu bila menggunakan ano hito, ini suatu kesalahan, karena petutur baru pertama kali melihat dan mengetahui tentang jimat tersebut, jadi belum bisa dikatakan memiliki pengetahuan bersama (shared knowledge). SIMPULAN Dari penelitian ini penulis menemukan bahwa dalam penggunaan pronomina demonstratif ko-so-a, ditentukan oleh letak secara fisik benda atau orang yang dirujuk, letak atau posisi benda atau orang secara kontekstual dan pengetahuan bersama terhadap benda atau orang yang dirujuk. Namun deiksis empatitif juga penulis temui di sini, di mana faktor emosi penutur mempengaruhi penggunaan pronomina ko-so-a.

Irma Winingsih, Analisis Deiksikal Pronomina Demonstratif Ko-So-A 51 REFERENSI Kamio, Akio. 1990. Johoo no Nawabari Riro Gengoo no Kinooteki Bunseki. Japan: Taishuukan shooten Levinson, Stephen C. 1991. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press Lyons, John. 1977. Semantics( Vol 2 ). Cambridge: Cambridge University Press Masato, Takiura. 2008. Poraitonesu Nyuumon. Japan: Kenkyuusha Makoto, Hayashi. 2004. Japanese Demonstrative Pronouns in Semantical Interpretation.( Diunduh dari http://cat.inist.fr/?amodde=affichen8 ) tanggal 22 Desember 2008.Nihongo no Jaanaru. Edisi Juni 2004 Februari 2005. Japan: Aruku Rani, Abdul, dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa Dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Press Sumarsono, 2007. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sutedi, Dedi. 2004. Dasar-dasar Linguistik Jepang. Bandung: Humaniora Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Moderen Seri A. Jakarta: Ke Saint Blanc Takahashi, Tarou, dkk. 2000. Nihongo no Bunpoo. Japan: Keishiki Kaisha Seibunsha Teramura, dkk. 1998. Keesu Sutadi Niho Bunpoo. Japan: Oofuusha Takiura, Makoto. 2008. Poraitonesu Nyuumon. Japan: Kenkyuusha. The Linguistics Relativity Hypothesis.. diunduh dari ( http://plato.stanford.edu/entries/relativism/supplement2...) pada tanggal 10 Mei 2009. Yuuji, Toogoo. Danwa Moderu to Nihongo no Shijishi Ko.So.A. diunduh dari http://lapin.ic.h.kyoto-u.ac.jp/discourse.kosoa.pdf pada Oktober 2008.