ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Transkripsi

1 ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah KHOLIFATUN ANISFAK A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 i

2 ii

3 ABSTRAK ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Kholifatun Anisfak, A , Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 14 Halaman Penelitian ini bertujuan (1) Menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura, dan (2) Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini berupa karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu serta referensi-referensi yang mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik simak, dan catat. Teknik validasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan trianggulasi teori. Adapun analisis datanya yaitu metode agih dengan teknik perluas. Hasil penelitian yang menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura terdapat 5 jenis dan bentuk deiksis yaitu pertama, deiksis persona terdiri dari persona pertama tunggal, jamak; persona kedua tunggal, jamak; persona ketiga tunggal, jamak; kedua, deiksis tempat (lokasional) yaitu tempat yang dekat dengan penutur, yang agak dekat atau jauh dari penutur, tempat yang jauh dari penutur, yang menunjukan secara eksplisit; ketiga, deiksis waktu (temporal) terdiri dari waktu kini, waktu lampau, waktu yang akan datang, waktu netral; keempat, deiksis wacana yaitu bentuk anafora dan bentuk katafora; kelima, deiksis sosial. Sedangkan Deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura dalam analisis di atas terdapat deiksis persona ada 187 data yang terdiri dari persona pertama tunggal 114 data, persona pertama jamak 61 data, persona kedua tunggal 2 data, persona kedua jamak tidak ditemukan, persona ketiga tunggal 9 data, persona ketiga jamak tidak ditemukan. Deiksis tempat terdapat 55 data yang terdiri dari tempat yang dekat dengan penutur ada 4 data, tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur 6 data, tempat yang jauh dengan penutur 15 data, tempat yang menunjuk secara eksplisit 29 data. Deiksis waktu terdapat 17 data yaitu waktu kini 2 data, waktu lampau tidak terdapat, waktu yang akan datang 3 data, waktu netral 12 data. Deiksis wacana 7 data meliputi bentuk anafora 2 data, bentuk katafora 5 data. Deiksis sosial terdapat 9 data. Kata kunci: Pragmatik, Deiksis, Karangan Deskripsi. iii

4 PENDAHULUAN Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial di mana mereka harus bergaul dengan manusia lain yang di sekitarnya. Sejak awal hidupnya dia sudah bergaul dengan lingkungan sosial terdekat yaitu keluarga, meskipun bentuk masih satu arah-orang tua berbicara, dan bayi hanya mendengarnya saja. Dalam perkembangan hidup selanjutnya, dia mulai memperoleh bahasa sedikit demi sedikit, setapak demi setapak dari perkataan orang tuanya. Pada saat yang sama, dia juga sudah dibawa ke dalam kehidupan sosial di mana terdapat rambu-rambu perilaku kehidupan. Rambu-rambu ini diperlukan karena meskipun manusia itu dilahirkan bebas, tetap saja dia harus hidup bermasyarakat dan mempunyai perilaku sosial yang baik. Ini berarti bahwa dia harus pula menguasai normanorma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Sebagian dari norma-norma ini tertanam dalam bahasa sehingga kempetensi anak tidak hanya terbatas pada apa yang dinamakan pemakaian bahasa (language usage) tetapi juga penggunaan bahasa (language use). Dengan kata lain, anak harus pula menguasai kemampuan pragmatik. Sarana komunikasi yang paling penting pada masyarakat adalah bahasa. Bahasa merupakan suatu komponen penting yang digunakan dalam berkomunukasi. Penggunaan bahasa dengan baik menekankan pada aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa, kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Bahasa tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia dan selalu ada dalam setiap aktivitas dan kehidupannya. Menurut Keraf, (2004:1) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003:32) menjelaskan bahasa adalah 1

5 sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. Deiksis merupakan kajian pragmatik yang melibatkan konteks dan penafsirannya. Pemaknaan suatu bahasa (seperti karangan) harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak efektif akan menyebabkan kerancuan serta dapat menimbulkan persepsi yang berbeda pada penerima bahasa. Kalimat dalam suatu bahasa tidak dapat dimengerti apabila tidak diketahui siapa yang sedang mengatakan, tentang apa, di mana, dan kapan kalimat itu diucapkan. Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah (a) Apa sajakah jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura? (b) Apa sajakah jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura? Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk (a) Menjelaskan jenis dan wujud deiksis dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. (b) Mendeskripsikan jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. METODE PENELITIAN Menurut Sudaryanto (1993:9) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan pengetahuan berbagai metode atau cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data yang efektif dan untuk menganalisis data. Metode penelitian harus mampu merumuskan ide dan pikiran yang didasarkan pada pendekatan sebuah metode ilmiah. Metode penelitian merupakan pengetahuan tentang berbagai metode atau cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data objektif sampai analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mencatat dengan teliti dan detail mengenai data yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana, gambar, catatan 2

6 harian, memorandum, video, dan lain-lain (Subroto, 1992:7). Metode penelitian ini digunakan penulis untuk mendeskripsikan deiksis yang ada dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah Kartasura. Peneliti mengambil tempat penelitian di SMK Muhammadiyah Kartasura, yang mayoritas siswanya terdiri dari laki-laki. Karena sekolah tersebut mempunyai permasalahan di dalam pembelajaran menulis, khususnya penggunaan tata bahasa Indonesia dan penggunaan acuan atau deiksis. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada siswa kelas X Otomotif tahun ajaran 2012/2013. Waktu yang penulis gunakan untuk melakukan penelitian ini selama satu bulan. Penelitian dilakukan pada bulan September-November Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analisis kualitatif. Oleh karena itu, bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan uraian kata-kata dengan mendeskripsikan hasil analisis yang berhasil dilakukan dengan berangkat atas dasar yang telah dipersiapkan. Menurut Moleong, (2007:6) penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Metode deskriptif kualitatif artinya yang menganalisis bentuk deskripsi, tidak berupa angka atau koefisien tentang hubungan antar variable (Aminudin, 1990:16). Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis). Weber (dalam Moleong, 2007:163) menyatakan bahwa analisis konten atau kajian isi adalah suatu bentuk teknik penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen-dokumen. Tujuan yang paling umum adalah mendeskripsikan data yang kompleks dan dalam jumlah besar. Adapun untuk mendeskripsikan hal-hal tersebut ditempuh tiga tahap upaya strategis yang berurutan yaitu penyediaan data, penganalisisan data yang telah disediakan, dan penyajian hasil analisis data (Sudaryanto, 1993:5-9). Wendra (dalam Yuni: 2010) mengatakan subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel melekat, dan yang dipermasalahkan dalam 3

7 penelitian. Subjek penelitian mempunyai kedudukan yang sangat sentral dalam penelitian karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Objek adalah unsur yang bersama-sama dengan sasaran penelitian yang membentuk data dan konteks data (Sudaryanto, 1993:30). Objek penelitian dapat berupa individu, benda, bahasa, karya sastra, budaya, dan sebagainya. Objek penelitian ini adalah deiksis yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini berupa karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Sumber data sekunder menggunakan hasil-hasil penelitian terdahulu serta referensi-referensi yang mendukung penelitian ini. Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik simak dan catat. Menggunakan teknik simak karena cara yang dilakukan untuk memperoleh data dilakukan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2005:92). Dalam hal ini yang disimak adalah penggunaan bahasa yang berbentuk kata, frasa, maupun klausa yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. Data yang diperoleh perlu diperiksa keabsahannya. Oleh karena itu untuk mengusahakan validitas data yang diperoleh maka digunakan trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007:178). Dalam penelitian ini metode agih dilaksanakan dengan teknik perluas. Teknik perluas dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan dan ke kiri, dan perluasan itu menggunakan unsur tertentu (Sudaryanto, 1993:31). Kegiatan Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) persiapan, (2) pengenalan awal terhadap kemampuan menulis deskripsi, (3) pelaksanaan, dan (4) penyusunan laporan. 4

8 HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis dan Wujud Deiksis dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas X Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. a. Deiksis Persona Deiksis Persona berhubungan dengan pemahaman mengenai peserta petuturan dalam situasi pertuturan di mana tuturan tersebut dibuat, (Levinson dalam Nadar, 2009:55). Pada kategori deiksis persona yang menjadi kriteria adalah peran atau peserta dalam peristiwa berbahasa. Peran dalam kegiatan berbahasa itu dibedakan menjadi tiga yaitu persona pertama, persona kedua, persona ketiga. 1) Deiksis Persona Pertama Analisis deiksis persona pertama terdiri dari dua yakni mengenai deiksis persona pertama tunggal dan deiksis persona pertama jamak. Data dapat dipaparkan sebagai berikut. a) Deiksis Persona Pertama Tunggal Persona pertama tunggal terdiri dari bentuk saya dan aku. Bentuk saya adalah bentuk yang formal umumnya dipakai dalam tulisan atau ujaran resmi, pemakaian bentuk saya sudah menunjukkan rasa hormat dan sopan. Bentuk aku bermakna keintiman sehingga sering digunakan dalam tuturan kepada orang yang sudah dikenal atau penutur. Dalam penelitian ini persona pertama tunggal ditemukan dalam bentuk aku, saya, morfem terikat lekat kanan (-ku), dan morfem terikat lekat kiri (ku-). Data dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini: (1) Saya dan keluarga pergi ke pulau Dewata Bali saat liburan kemarin. (Krg 1. P 1. Kal 1) Pada data (1) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya berada di luar teks). Saya yang dimaksud di sini adalah pengarang/pembicara yang menceritakan dirinya sendiri, kata saya tidak disebutkan namanya di dalam teks yaitu berada di luar teks. 5

9 (2) Saat sampai stasiun ternyata kereta apinya mau berangkat saya dan keluarga langsung cepat-cepat masuk. (Krg 1. P 1. Kal 3) Pada data (2) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya berada di luar teks). Kata saya digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua dari lawan tutur atau orang yang belum dikenal. (3) Saya dan kakak jalan-jalan sendiri melihat indahnya Pulau Dewata Bali ini. (Krg 1. P 1. Kal 7) (4) Saat saya dan kakak kembali, keluargaku pada tidur semua. Saya membangunkan Ibu, adik, dan Ayah, kita langsung mencari makanan. (Krg 1. P 1. Kal 8) Pada data (3) dan data (4) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya berada di luar teks). Kata saya pada tuturan di atas yang mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Pada data (4) bentuk terikat lekat kanan ku pada kata keluargaku. Pada tuturan di atas mengacu pada Ibu, adik, dan Ayah yang telah disebutkan kemudian atau yang antesedenya berada di sebelah kanan. Satuan lingual ku merupakan deiksis persona pertama tunggal bentuk terikat lekat kanan. Karena ku adalah jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora yang kataforis (karena acuannya disebutkan kemudian atau antesedennya berada disebelah kanan). (5) Terus kami mandi kita bersantai-santai di depan rumah sambil membicarakan pergi tadi dan melihat bintangbintang yang indah, bulan yang bulat, hari yang sangat indah di keluarga saya. (Krg 1. P 1. Kal 11) Pada data (5) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas saya. Kata saya merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan endofora (karena 6

10 acuannya berada di dalam teks) yang bersifat anaforis (karena acuannya disebutkan terdahulu atau antesedennya berada disebelah kiri) yaitu keluarga. Kata saya digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua dari lawan tutur atau orang yang belum dikenal. Kata saya pada tuturan di atas referenya pada keluarga. (6) Setelah kami semua kenyang kami melanjutkan perjalanan lagi namun tidak lama dan belum jauh dari tempat makan tadi ban mobil kami bocor, untungnya ayah selalu membawa dongkrak dan ban serep sendiri akhirnya aku dan ayah memperbaiki sendiri ban mobil yang bocor tersebut. (Krg 2. P 2. Kal 2) Pada data (6) deiksis persona pertama tunggal bentuk bebas aku. Kata aku merupakan jenis kohesi gramatikal pengacuan eksofora (karena acuannya berada di luar teks). Kata aku pada tuturan di atas mengacu pada dirinya sendiri sebagai pembicara. Bentuk aku sama halnya dengan kata saya yang merujuk kepada pembicara, biasanya Kata aku digunakan kepada orang yang sudah kita kenal. a) Deiksis Persona Ketiga Tunggal Persona ketiga tunggal terdiri dari bentuk ia, dia, dan beliau, morfem terikat lekat kanan (-nya), dan morfem terikat lekat kiri (di-). Bentuk beliau adalah bentuk yang biasa digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua dan menunjukkan rasa hormat dan sopan terhadap orang lain. Bentuk ia, dia biasanya digunakan untuk orang yang sudah akrab atau sudah dikenal. Data dipaparkan di bawah ini. (7) Saat sampai stasiun ternyata kereta apinya mau berangkat saya dan keluarga langsung cepat-cepat masuk. (Krg 1. P 1. Kal 2) 7

11 Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (179) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata kereta apinya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata kereta apinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada kereta api yang berada di stasiun. (8) Hari pun sudah berganti tiba waktunya aku dan keluar berangkat liburan ke Bali. (Krg 6. P 2. Kal 1) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (180) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata waktunya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata waktunya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada liburan sekolah. (9) Keesokan harinya kami siap-siap untuk menuju ke bandara dan siap pulang kami berangkat dari Bali pukul dan sampai di Solo pukul perasaan senang sekali rasanya aku ingin ke Bali lagi. (Krg 7. P 4. Kal 1) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (181) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata harinya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata harinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada besok. Dan data di atas juga terdapat bentuk terikat lekat kanan nya pada kata rasanya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada perasaan senang yang ditunjukan penulis. (10) Selesai makan kami pergi ke pulau dewata di sana masih sangat melekat tradisinya. (Krg 8. P 3. Kal 6) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (182) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat 8

12 kanan (-nya), pada kata tradisinya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata tradisinya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada adat istiadat di Bali. (11) Makanan itu sungguh enak, saking enaknya saya sempat nambah, setelah itu saya kembali ke penginapan. (Krg 10. P 1. Kal 15) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (183) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata enaknya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata enaknya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada makanan. (12) Rencananya tahun depan aku, keluargaku, dan temanku akan bertamasya lagi ke pulau Bali dan aku akan selalu mengenang kenangan terindahku di pulau Bali. (Krg 11. P 6. Kal 2) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (184) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata rencananya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata rencananya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada liburan. (13) Pementasan itu sangat menarik banyak yang menontonnya. (Krg 12. P 1. Kal 6) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (185) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata menontonnya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata menontonnya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada pementasan. 9

13 (14) Tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wisatawan dari luar negeri dan kami minta foto dengannya. (Krg 18. P 3. Kal 2) Bentuk morfem terikat lekat kanan (-nya), pada data (186) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk terikat lekat kanan (-nya), pada kata dengannya. Bentuk terikat lekat kanan nya pada kata dengannya. Bentuk terikat lekat kanan-nya mengacu pada wisatawan luar negeri atau bule. (15) Di sana aku bertemu dengan temanku waktu SMP, dia menceritakan pengalamannya saat tinggal di Bali. (Krg 20. P 1. Kal 3) Kata dia, pada data (187) merupakan deiksis persona ketiga tunggal. Bentuk dia pada tuturan di atas mengacu pada teman SMP pembicara yang bertemu di Bali. b) Deiksis Persona Ketiga Jamak Persona ketiga jamak terdiri dari bentuk mereka, dan mereka semua. Analisis dalam penelitian ini penggunaan deiksis persona ketiga jamak tidak muncul dalam data yang diperoleh penulis. b. Deiksis tempat (lokasional) Menurut Levinson (dalam Nadar, 2009:55-56) Deiksis tempat berhubungan dengan pemahaman lokasi atau tempat yang dipergunakan peserta pertuturan dalam situasi pertuturan. Deiksis tempat (lokasional) dibedakan menjadi tempat yang dekat dengan penutur, agak dekat dengan penutur, yang jauh dengan penutur, dan menunjuk secara eksplisit, terdapat pada data berikut: 1) Tempat yang dekat dengan penutur Deiksis tempat yang dekat dengan penutur terdiri dari kata sini, ini. Analisis deiksis tempat yang dekat dengan penutur dalam penelitian ini, dapat dipaparkan dalam data di bawah ini. 10

14 (1) Sunset melihat detik-detik matahari terbenam bersama indahnya ragam tari kecak di pulau dewata ini. (Krg 8. P 4. Kal 2) (2) Pada libur sekolah tahun ini, aku dan keluargaku berlibur ke pulau dewata Bali. (Krg 11. P 1. Kal 1) (3) Perjalanan di pulau dewata Bali sangat menyenangkan aku dan keluargaku tidak akan melupakan tamasya kali ini. (Krg 11. P 6. Kal 1) (4) Liburan kali ini aku dan keluargaku akan merencanakan liburan ke pulau dewata Bali katanya di sana pantai sangat bagus. (Krg 17. P 1. Kal 1) Kata ini, pada data (1) dan data (4) mengacu pada tempat yang dekat dengan pembicara. Kata ini, pada tuturan di atas merupakan jenis pengacuan endofora yang anaforis karena mengacu pada anteseden yang berada di sebelah kirinya. Kata ini, dalam tuturan di atas menunjukan perasaan penulis saat ini, setelah jalan-jalan ke pulau dewata Bali dan melihat pemandangan di Bali. 2) Tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur Deiksis tempat agak dekat dengan penutur terdiri dari kata situ, itu. Dalam penelitian ini deiksis tempat agak dekat dengan penutur, dijelaskan di bawah ini. (5) Setelah itu saya dan keluarga saya berfoto-foto di tempat pemandangan atau di pinggir laut. (Krg 4. P 2. Kal 3) (6) Tetapi sebelum itu aku dan teman-temanku solat magrib dulu lalu makan malam. (Krg 5. P 1. Kal 9) (7) Setelah itu kami menunaikan solat isya. (Krg 5. P 1. Kal 10) (8) Pemandangan itu sangat indah sungguh pengalaman yang takkan pernah kulupakan berlibur bersama keluarga di pulau dewata Bali. (Krg 6. P 3. Kal 2) 11

15 (9) Di pantai itu saya dan teman-teman saya berfoto bersama di pantai itu pemandangannya sangat bagus. (Krg 9. P 1. Kal 10) (10) Malamnya kita melihat pementasan seni tari di puri itu. (Krg 12. P 1. Kal 7) Kata itu, pada data (5) dan data (10) mengacu pada tempat yang agak dekat dengan pembicara. Kata itu, dalam tuturan di atas menunjukan tempat agak dekat dengan penutur yaitu saat penutur sudah di Bali dan menikmati pemandangan di pantai. c. Deiksis sosial Deiksis sosial merupakan rujukan yang dinyatakan berdasarkan perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar. Perbedaan itu dapat ditunjukan dalam pemilihan kata. Dalam beberapa bahasa perbedaan tingkat sosial antara pembicara dengan pendengar yang diwujudkan dalm seleksi kata atau system morfologi katakata tertentu. (Nababan, 1987:42). (1) Di sana aku dan teman-temanku foto bareng bule dan berkenalan dengan bule. (Krg 12. P 1. Kal 10) Pada data di atas kata yang dicetak miring kata bule, merupakan deiksis sosial karena kata bule lebih rendah nilainya disbanding dengan wisatawan asing. Dalam penelitian ini peneliti sudah melakukan analisis data sejumlah 20 karangan siswa sebagai sampel dari 33 Karangan siswa. Di bawah ini peneliti akan membuat tabel yang menjelaskan jenis dan wujud deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura. 12

16 SIMPULAN Simpulan dalam penelitian ini adalah karangan deskripsis terdapat 5 jenis dan bentuk deiksis yaitu pertama, deiksis persona terdiri dari persona pertama tunggal, jamak; persona kedua tunggal, jamak; persona ketiga tunggal, jamak; kedua, deiksis tempat (lokasional) yaitu tempat yang dekat dengan penutur, yang agak dekat atau jauh dari penutur, tempat yang jauh dari penutur, yang menunjukan secara eksplisit; ketiga, deiksis waktu (temporal) terdiri dari waktu kini, waktu lampau, waktu yang akan datang, waktu netral; keempat, deiksis wacana yaitu bentuk anafora dan bentuk katafora; kelima, deiksis sosial. Deiksis yang dominan muncul dalam karangan deskripsi siswa kelas x Otomotif SMK Muhammadiyah Kartasura dalam analisis di atas terdapat deiksis persona ada 187 data yang terdiri dari persona pertama tunggal 114 data, persona pertama jamak 61 data, persona kedua tunggal 2 data, persona kedua jamak tidak ditemukan, persona ketiga tunggal 9 data, persona ketiga jamak tidak ditemukan. Deiksis tempat terdapat 55 data yang terdiri dari tempat yang dekat dengan penutur ada 4 data, tempat agak dekat atau agak jauh dengan penutur 6 data, tempat yang jauh dengan penutur 15 data, tempat yang menunjuk secara eksplisit 29 data. Deiksis waktu terdapat 17 data yaitu waktu kini 2 data, waktu lampau tidak terdapat, waktu yang akan datang 3 data, waktu netral 12 data. Deiksis wacana 7 data meliputi bentuk anafora 2 data, bentuk katafora 5 data. Deiksis sosial terdapat 9 data. 13

17 DAFTAR PUSTAKA Cahyono, Bambang Yudi Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya. Airlangga University Press. Chaer, Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Mahsun Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nababan, P. W.j Ilmu Pragmatik: Teori dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud. Nadir. F. X Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasucha, Yakub, dkk Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta:Media Perkasa. Sudaryanto Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sudjana, Nana Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru: Bandung. Sumarlam Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra. Sutopo, Heribertus Pengantar Penelitian Kualitatif Dasar-dasar Teoritis dan Praktis. Surakarta: UNS. 14

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan manusia lain di sekitarnya. Sejak awal hidupnya dia sudah bergaul dengan lingkungan sosial

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS Wisnu Nugroho Aji Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Dharma Klaten wisnugroaji@gmail.com Abstrak Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS V11 F SMP 1 MUHAMMADIYAH KARTASURA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI

KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI KOHESI GRAMATIKAL REFERENSI PADA RUBRIK HARIAN KRONIK SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS OKTOBER-NOVEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Erdi Sunarwan, Muhammad Rohmadi, Atikah Anindyarini Universitas Sebelas Maret E-mail: sn_erdi@yahoo.com Abstract: The objective of this

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA KORAN REPUBLIKA EDISI JANUARI TAHUN 2015, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN, DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMAN 4 PURWOREJO Oleh: Gita Amelia Pendidikan

Lebih terperinci

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deiksis sebagai salah satu kajian pragmatik yang pemaknaan suatu bahasa harus disesuaikan dengan konteksnya. Pemakaian bahasa yang tidak teratur dan tidak

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PREPOSISI PADA KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENGKOK 4 T KECAMATAN KEDAWUNG, KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LILIK PURWASIH A 310 090 133 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode

Lebih terperinci

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA

PENGACUAN PRONOMINA PERSONA ANALISIS PENANDA KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PRONOMINA PERSONA PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AR-RUUM (SURAH 30) NASKAH PUBLIKASII ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X

ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X ANALISIS DEIKSIS DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS DI KELAS X Oleh: Isnani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat Oleh: Anis Cahyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa namakuaniscahyani@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH

PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN JURNAL ILMIAH PROSES MORFOLOGIS KARANGAN SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 JURNAL ILMIAH CLAUDI DOMINICO PANGGONING SALARASATI A310 080 057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.)

Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.) Mata Kuliah : Kajian wacana Jurusan/Prodi : PBSI/ (Non. Reg.) Semester :Genap/ VI Jumlah Peserta : Nama Dosen Penguji : 1. Dr. Suhardi 2. Yayuk Eny. R., M. Hum Hari/Tanggal : Selasa, 31 Mei 2006 Waktu

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar S1 Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Sebuah penelitian diperlukan adanya suatu penelitian yang relevan sebagai sebuah acuan agar penelitian ini dapat diketahui keasliannya. Tinjauan pustaka berisi

Lebih terperinci

REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI

REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI 1 REFERENSI DEMONSTRATIF PADA RUBRIK KISAH SAHABAT DALAM MAJALAH NURANI EDISI SEPTEMBER 2011 NASKAH PUBLIKASI IKE SUSANTI NIM. A 310080177 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. 1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi

Lebih terperinci

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan BENTUK SINONIMI KATA DALAM NOVEL KOLEKSI KASUS SHERLOCK HOLMES KARYA SIR ARTHUR CONAN DOYLE NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS NOSI AFIKS DAN PREPOSISI PADA KARANGAN NARASI PENGALAMAN PRIBADI SISWA X-7 SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A KARAKTERISTIK PENGGUNAAN BAHASA INDONESI SEBAGAI BAHASA IBU PADA ANAK USIA 2-6 TAHUN DI PERUMAHAN GRIYA MAYANG PERMAI, KECAMATAAN GATAK, KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesatuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal yaitu wacana, pemahaman mengenai wacana tidak bisa ditinggalkan oleh siapa saja terutama dalam

Lebih terperinci

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA Oleh: Dwi Setiyaningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kireidedew82@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI NOVIA ESTI NINGSIH A 310 070 021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan BahasaSastra

Lebih terperinci

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo Oleh: Rinda Aprilia Eka Wati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Rindaapriliaekawati@gmail.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS  SKRIPSI RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2013 ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA RUBRIK HUKUM DAN KRIMINAL DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI AGUSTUS-OKTOBER NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB.

KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF PADA KISAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU KISAH-KISAH TELADAN 25 NABI DAN RASUL KARYA MB. ALAMSYAH Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS  SKRIPSI PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS HTTP://WWW.LIPUTAN6.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER 2012 Naskah Publikasi Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA DALAM WACANA DIALOG ACARA BUKAN EMPAT MATA EPISODE 30 OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana (S-1) Pada Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi kepada orang lain. Kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa bisa berlangsung secara efektif

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci

Diajukan oleh: A JUNI, 2015

Diajukan oleh: A JUNI, 2015 1 POLA PEMAKAIA AN DEIKSIS DALAM PROSES BERKOMUNIKASI DI KALANGAN ABK (ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS): KAJIAN PRAGMATIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS X A SMK BATIK 2 SURAKARTA JURNAL ILMIAH Disusun: FARIDHOTUN DWI AYUNINGSIH A 310 080 050 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Bahasa adalah system tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan aleh para anggota kelompok tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA Oleh: Gumilang Laksana program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa laksanagumilang@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi dalam lingkungan menjalani hidup dengan normal.sejak lahir dia sudah bergaul denganmasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan sesama manusia. Dalam berinteraksi juga dibutuhkan. bahwa bahasa berhubungan dengan hal-hal diluar bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pemersatu antara manusia satu dengan manusia yang lain. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya juga butuh interaksi dengan sesama manusia. Dalam

Lebih terperinci

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA Himawatul Azmi Nur dan Prembayun Miji Lestari Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, FBS, Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI

ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI ANALISIS DEIKSIS PERSONA DAN TEMPORAL PADA RUBRIK JATI DIRI HARIAN JAWA POS EDISI FEBRUARI-MARET 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi leksikal yang terdapat dalam wacana naratif bahasa Indonesia. Berdasarkan teori Halliday dan

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Kebutuhan akan bahasa sudah jauh sebelum manusia mengenal

Lebih terperinci

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra dan Daerah Oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembicaraan tentang kohesi tidak akan terlepas dari masalah wacana karena kohesi memang merupakan bagian dari wacana. Wacana merupakan tataran yang paling besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia sebagai makhluk sosial, dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki yaitu keterampilan berkomunikasi.

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KATA PENGHUBUNG PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN 2011/2012

ANALISIS KATA PENGHUBUNG PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN 2011/2012 ANALISIS KATA PENGHUBUNG PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI UntukMemenuhiSebagaianPersyaratan GunaMencapaiDerajat Sarjana S-1 PendidikanBahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, tidak saja pada ahli bahasa tetapi juga ahli-ahli di bidang lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana komunikasi yang paling penting pada masyarakat adalah bahasa. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI  SKRIPSI 0 ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI HTTP://WWW.E-SMARTSCHOOL.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN LATAR BELAKANG SKRIPSI MAHASISWA NON BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS REDUPLIKASI PADA CERITA FABEL SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: FRISKA

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN SOLOPOS BULAN DESEMBER 2010 (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK)

DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN SOLOPOS BULAN DESEMBER 2010 (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK) DEIKSIS DALAM BERITA UTAMA HARIAN SOLOPOS BULAN DESEMBER 2010 (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH Disusun: INDAH FITRIANA A 310 080 016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang informasi yang dituturkan oleh komunikator memiliki maksud terselubung. Oleh karena itu, setiap manusia

Lebih terperinci

Oktorita Kissanti Rahayu

Oktorita Kissanti Rahayu PEMAKAIAN KONJUNGSI PADA BAHASA PERCAKAPAN ANAK USIA 7-9 TAHUN DI DESA PABELAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar sebagai salah satu media massa cetak memiliki peran yang penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi kepada masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013 ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci