BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya rapat, rumah-rumahnya berkelompok dan mata pencaharian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dan semakin luas di berbagai kota di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah. Pedagang Kaki Lima atau yang biasa disebut PKL adalah istilah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. berjalan ke arah yang lebih baik dengan mengandalkan segala potensi sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lima yang dilakukan oleh aparat pemerintah, seakan-akan para Pedagang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

IMPLIKASI METODE KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Padang merupakan salah-satu daerah di Sumatera Barat dengan roda ekonomi dan

Manajemen Relokasi Pedagang Kaki Lima Taman Menteri Supeno di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese & Snider, 1988).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian terhadap efektifitas hukum. 56 Dalam penelitian ini, peneliti

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seli Septiana Pratiwi, 2014 Migran PKl dan dampaknya terhadap ketertiban sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

PEDOMAN WAWANCARA PROFESIONALISME APARAT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu mempunyai dampak yang positif dan negatif, di satu pihak terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. tentang relokasi pasar tradisional. Untuk menjelaskan hal tersebut,

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BAB 1 PENDAHULUAN LKIP SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak bisa dipungkiri bahwa zaman sekarang mencari pekerjaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

LAMPIRAN-LAMPIRAN. A. Transkrip wawancara kepada bapak Bapak Sutrisno, ST selaku Kepala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Senin, 7 Maret, Cecep Wijaya Sari.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempersempit ruang gerak di sebuah wilayah. Dimana jumlah pertumbuhan penduduk tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Tahun 2013 sampai waktunya penelitian diselesaikan. Adapun alasan penulis untuk

KAJIAN KARAKTERISTIK BERLOKASI PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sehat merupakan aspek penting bagi setiap manusia dan modal untuk keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. Tabel 1.1 Situasi dan Analisis Lanjut Usia di Dunia (Dalam satuan milyar) jumlah penduduk dunia

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKIP 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. kualitatif dengan pendekatan deskriptif. (Masyhuri dan Zainudin, 2008 :12)

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BAB III PENYAJIAN DATA. memperoleh data yang berhubungan dengan Bagaimana tanggapan pedagang kaki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kota pada hakikatnya adalah suatu tempat yang akan berkembang terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Data Statistik Negara Pengguna Rokok Terbesar di Dunia

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam melaksanakan penertiban Pedagang Kaki Lima

Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah. Kebijakan bisa dibilang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pedagang Kaki Lima dahulu dikenal dengan pedagang emperan jalan dan kemudian disebut pedagang kaki lima. Saat ini, istilah pedagang kaki lima digunakan untuk menyebut penjaja dagangan yang menjual dagangannya di atas daerah milik jalan (DMJ) yang seharusnya diperuntukan untuk pejalan kaki. Bandung adalah salah satu kota dengan jumlah pedagang kaki lima terbesar di Indonesia. Di kota ini terdapat lokasi yang disebut 7 Titik Utama Kota. 7 (tujuh) titik inilah yang dilarang dan harus terbebas dari PKL karena lokasi ini merupakan pusat kota dan terdapat pusat Pemerintahan Kota Bandung. Tujuh titik ini meliputi Alun-alun Kota (Masjid Raya Bandung), Jalan Asia afrika, Jalan Dewi sartika, Jalan Kepatihan, Jalan Dalem Kaum, Jalan Otto Iskandar Dinata, dan Jalan Merdeka. Larangan tersebut diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2011. PERDA tersebut disempurnakan dan diperjelas dengan adanya PERWAL Nomor 888 Tahun 2012 dan perubahannya dalam PERWAL Nomor 571 Tahun 2014. Dalam Peraturan tersebut terdapat aturan tentang PKL dengan dibagi 3 (tiga) zona, zona merah (zona bebas pkl), zona kuning (terbatas berdasarkan waktu dan ketentuan), zona hijau (tempat yang diperolehkan pkl). Daerah 7 (tujuh) titik utama adalah daerah yang termasuk zona merah. Dalam penertiban peraturan tersebut, Pemerintah Kota Bandung melalui Petugas Satuan Polisi Pamong Praja melaksanakan tugasnya untuk menjalankan peraturan tersebut. Petugas Satpol PP menertibkan serta merelokasi setiap tempat/lokasi yang dilarang ke tempat yang diperbolehkan. Namun dalam kenyataannya, banyak pedagang yang masih membandel dan kembali ke tempat yang dilarang. Alasannya tak lain adalah tempat yang strategis dan ramainya aktivitas publik di pusat kota. Ironisnya, menurut pengakuan dari seorang pedagang mengatakan bahwa Satpol PP yang seharusnya menjadi petugas penertiban PKL justru telah melakukan permainan pada aturan yang berlaku. Adanya pengakuan dari salah satu pedagang yang mengatakan bahwa mereka berjualan di tempat yang dilarang diperbolehkan oleh petugas namun dengan 1

syarat harus membayar sejumlah uang kompensasi. Kejadian tersebut membuktikan adanya oknum-oknum petugas yang bertindak tidak semestinya dan dapat dikatakan hukum yang berlaku dalam penertiban PKL di Bandung tidak berjalan dengan baik. Masalah ekonomi adalah salah satu faktor yang menjadi alasan pedagang kaki lima untuk tetap berjualan meskipun dilarang oleh Pemerintah. Mereka berpendapat bahwa berdagang adalah satu-satunya penghasilan yang didapat untuk melangsungkan kehidupan serta menghidupi keluarga. Oleh karena itu para pedagang kaki lima nekat untuk berjualan di tempat yang dilarang dengan harapan mendapat pemasukan lebih banyak. Tempat relokasi yang cenderung sepi pengunjung juga menjadi faktor pendukung adanya pedagang yang berpindah tempat dan kembali ke tempat yang lebih ramai. Lokasi yang kurang strategis, aktifitas masyarakat yang rendah, serta sosialisasi tempat yang tidak ada menjadi penyebab tempat relokasi sepi pembeli. Melihat fenomena tersebut larangan yang ada dan kepentingan orang banyak seakan diabaikan demi kelangsungan hidup. Penyebab lain tidak berjalannya dengan baik Peraturan Pemerintah tentang pengaturan PKL adalah sosialisasi aturan tersebut yang terbilang minim. Banyak para pedagang yang belum paham betul mengenai aturan tersebut. Selain itu dalam Peraturan yang berlaku didalamnya tertulis adanya peran masyarakat untuk mendukung terselenggaranya aturan tersebut. Tingkat kepedulian dan kepahaman masyarakat akan aturan tersebut masih sangat minim dengan banyaknya masyarakat yang tidak tahu tentang peraturan zona bebas pkl. Masyarakat seakan tak peduli dampak yang ditimbulkan dari berjualan di tempat keramaian seperti kemacetan yang terjadi jika berjualan di badan jalan seperti di jalan Otto Iskandar Dinata. Ada pula yang berjualan di atas trotoar yang seharusnya tempat tersebut disediakan untuk fasilitas pejalan kaki. PKL yang berjualan di atas trotoar secara tidak langsung telah merebut hak pejalan kaki yang terganggu dengan adanya pedagang. Kebersihan lingkungan juga menjadi terancam karena di sekitar aktivitas pedagang kaki lima menyisakan sampah yang berserakan dan kerapihan kota menjadi tidak teratur. 2

Melihat kondisi tersebut, perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam menjaga ketertiban pedagang kaki lima. Selain itu tingkat kesadaran dan rasa memiliki masyarakat akan kota Bandung juga harus ditingkatkan demi terciptanya Bandung yang tertib, rapih, dan nyaman untuk dihuni. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis menyimpulkan inti dari permasalahan yang dihadapi sebagai berikut : a. Peraturan penataan pedagang kaki lima tidak berjalan dengan semestinya. b. Adanya oknum-oknum petugas yang berperilaku tidak mendukung suksesnya peraturan zona merah. c. Faktor desakan ekonomi dan letak relokasi yang dianggap tidak strategis menjadi penyebab pedagang banyak yang membandel dan melanggar aturan pemerintah. d. Kurangnya kesadaran dan rasa memiliki warga kota terhadap ketertiban Kota Bandung menjadi salah satu faktor pendukung pelanggaran peraturan penataan PKL. 1.2.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang didapat penulis dari identifikasi masalah, dirumuskan dalam perancangan Tugas Akhir ini adalah : Bagaimana merancang media kampanye sosial 7 zona merah PKL untuk warga kota bandung agar berpartisipasi menjaga ketertiban kota. 3

1.3 Fokus Perancangan Tugas Akhir ini akan membahas beberapa permasalahan yang ada dengan memfokuskan pada permasalahan sosial dan tingkat kesadaran serta kepedulian masyarakat terhadap pentingnya menjaga ketertiban pedagang kaki lima di kota Bandung melalui bidang Desain Komunikasi Visual. Perancangannya adalah seperti berikut: a. Perencanaan pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat terhadap pentingnya menjaga ketertiban PKL b. Perencanaan media yang dipakai untuk melakukan kampanye sosial mengenai peraturan Zona Merah c. Media informasi ini dirancang dengan pendekatan yang efektif dan disampaikan untuk masyarakat umum melalui media offline seperti poster maupun media online melalui akun sosial media yang dinilai dapat menjangkau masyarakat lebih luas d. Program ini akan dilakukan selama 1(satu) tahun yang terdiri dari tiga tahap, tahap pertama adalah informing yang akan dilakukan dalam waktu 4(empat) bulan. Tahap kedua adalah persuading dilakukan selama 5(lima) bulan. Tahap yang terakhir adalah reminding dengan waktu 3(tiga) bulan. e. Progam ini akan dilaksanakan mulai bulan September 2015 Agustus 2016 dan akan ditempatkan di area 7 zona merah yang ada di kota Bandung yang telah ditentukan Pemerintah Kota. 1.4 Tujuan Perancangan Adapun beberapa tujuan diadakannya perancangan Tugas Akir ini adalah sebagai berikut: a. Merancang kampanye sosial mengenai peraturan zona merah / zona bebas PKL yang ditujukan untuk masyarakat umum. b. Mengajak warga kota untuk berpartisipasi menjaga ketertiban pedagang kaki lima di kota Bandung. 4

1.5 Metode Pengumpulan Data 1.5.1 Cara Pengumpulan Data Dalam perancangan Tugas Akhir ini, guna memperoleh data yang diperlukan, Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi Observasi adalah suatu alat untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang sedang diselidiki (Narbuko dan Achmadi, 2009:70). Aktivitas pengamatan yang dilakukan terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan berinteraksi langsung serta memahami pengetahuan dari sebuah fenomena yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Observasi dilakukan pada objek penelitian media informasi Pemerintah yang sebelumnya sudah ada dengan mendatangi perangkat Pemerintah yang bertanggung jawab atas pengaturan PKL serta mendatangi lokasi sekitar zona merah untuk berinteraksi langsung dengan PKL dan beberapa masyarakat umum yang biasa berkegiatan ditempat tersebut b. Studi Pustaka Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan baik dari buku, peraturan-peraturan, literatur, catatan, maupun data sekunder dari penelitian serupa yang berkaitan dengan peraturan Pemerintah. Seperti yang diungkapkan M.Nazir dengan bukunya yang berjudul Metode penelitian mengemukakan bahwa Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporanlaporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. (Nazir, 1988:111). Studi pustaka Penulis lakukan di Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab atas pengaturan PKL di kota Bandung serta mencari beberapa buku yang berkaitan dengan rancangan program Tugas Akhir ini di perpustakaan umum, 5

perpustakaan Universitas, dan tempat-tempat yang memungkinkan Penulis mendapatkan data terkait c. Wawancara Wawancara adalah instrumen penelitian. Kekuatan wawancara adalah penggalian pemikiran, konsep dan pengalaman pribadi atau pandangan dari individu yang diwawancara. Mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari narasumber dengan bercakap-cakap dan berhadapan muka (Koentjaraningrat, 1980) dalam (Soewardikoen, 2003:20). Rencana wawancara tersebut ditujukan kepada petugas Pemerintahan dalam hal ini yang bertanggung jawab atas pengaturan PKL, ahli kampanye yang sudah berpengalaman, serta masyarakat umum yang berada di sekitar zona merah dengan tujuan mengetahui seberapa besar kesadaran dan kepedulian masyarakat dengan aturan zona merah tersebut. Wawancara juga dilakukan kepada para ahli kampanye sebagai tolak ukur yang akan menjadi acuan Penulis. d. Kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui informasi yang memungkinkan analisis mempelajari sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik audience. Menurut ahli, kuesioner adalah cara untuk memperoleh data dalam waktu yang cukup singkat karena banyak orang yang sekaligus dapat dihubungi (Soewardikoen, 2013:25). Kuesioner ini berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar penertiban PKL dan peraturan zona merah serta sedikit menyinggung sanksi yang akan diterima jika melanggar ketentuan pemerintah tersebut. Kuesioner akan dibagikan kepada masyarakat umum di sekitar lokasi zona merah kota. Pada perancangan ini, kuesioner dilakukan dengan mengambil populasi terhadap jumlah penduduk malam Kota Bandung, yaitu sebanyak 2.483.977 jiwa tahun 2013 (berdasarkan perhitungan dari data Survey Badan Pusat Statistik Kota Bandung). Jumlah sampel minimal diambil berdasarkan pada perhitungan dengan menggunakan 6

Rumus Slovin. Berikut adalah perhitungan jumlah sampel untuk penelitian ini (Sugiyono, 2006:57) n = Di mana: n= Jumlah sampel N= Jumlah populasi N 1+N(0,1) 2 ~= Taraf Kesalahan (sampling error) sebesar 10% atau 0,10 Dari perhitungan di atas diperoleh jumlah sampel yang akan diambil yakni sebanyak 100 masyarakat/penduduk kota Bandung. 1.5.2 Cara Analisis Data Dalam perancangan Tugas Akhir ini Penulis memaparkan cara analisis data yang akan digunakan untuk menganalisa aspek-aspek yang diperlukan. Analisis data tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Analisis Matriks Pada prinsipnya analisis matriks adalah membandingkan dengan cara menjajarkan objek visual dan selanjutnya dinilai dengan menggunakan tolok ukur yang sama dan akan terlihat perbedaannya, sehingga dapat memunculkan gradasi. Misalnya membandingkan poster akan terlihat perbedaan gaya gambar dan genrenya (Soewardikoen, 2013: 50) Analisis matriks akan dilakukan dengan cara membandingkan dengan kampanye sosial lainnya yang terdapat di kota Bandung maupun kota lain yang sesuai dengan kampanye sosial yang akan dilakukan mengenai pedagang kaki lima. 1.6 Kerangka Perancangan Dalam mengawali perancangan ini Penulis menemukan beberapa fenomena yang terdapat pada hubungan yang saling berkaitan antara profesi sebagai PKL, keberlangsungan hidup, serta peraturan zona merah tersebut. Masyarakat umum disini juga ikut terlibat karena merupakan pihak yang menjadi 7

target penjualan para PKL. Selain itu tempat berjualan yang berada di atas trotoar pejalan kaki menjadi faktor yang melibatkan masyarakat umum. Informasi mengenai adanya peraturan zona merah juga menjadi sorotan penting dalam mewujudkan program tersebut. Media informasi menjadi peran yang sangat penting dalam menyampaikan peraturan tersebut. Peraturan Pemerintah tentang zona merah Masalah-masalah yang muncul Sosialisasi mengenai kebijakan zona merah Publikasi peraturan zona merah ke masyarakat umum tindakan Relokasi pedagang ke tempat yang telah disediakan indikasi indikasi media informasi kurang bisa dicerna oleh masyarakat Tempat yang kurang mendukung untuk berjualan solusi Analisis, perancangan, visualisasi, dan implementasi Kesadaran PKL dan masyarakat akan kebijakan zona merah meningkat Gambar 1.1 : Bagan Kerangka Permasalahan Sumber : Pribadi 8

1.7 Pembabakan 1. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, fokus, tujuan penelitian, cara pengumpulan data, kerangka penelitian serta pembabakan dari perancangan Tugas Akhir ini. 2. BAB II DASAR PEMIKIRAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai uraian studi pustaka, dan teori - teori dasar dan teori pendukung yang berkaitan langsung dengan objek pada perancangan Tugas Akhir seperti teori kampanye, teori informasi serta teori lainnya yang dibutuhkan. 3. BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH Pada bab ini akan diuraikan hasil pencarian data secara terstruktur dan siap untuk diuraikan, seperti spanduk dan media informasi lainnya yang sudah digunakan sebelumnya untuk sosialisasi zona merah tersebut. Terdapat pula analisis matriks perbandingan dari peraturan PKL di Kota lain agar dapat menentukan perancangan yang nantinya akan direncanakan oleh Penulis. 4. BAB IV KONSEP DAN HASI PERANCANGAN Berisikan keseluruhan konsep serta pendekatan yang dilakukan dalam menjawab tujuan dari perancangan Tugas Akhir ini. Mulai dari sketsa hingga penerapan visualisasi pada media. 5. BAB V PENUTUP Berupa kesimpulan akhir dari perancangan dan analisis data yang telah dikerjakan serta kritik dan saran yang berkaitan dengan pembahasan perancangan Tugas Akhir ini. Saran diberikan oleh Penulis agar mendapat perbaikan untuk proses kedepannya. 9