USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X )

dokumen-dokumen yang mirip
Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

STUDI DAN EKONOMI GERAKAN. Amalia, S.T., M.T.

ERGONOMI & APK - I KULIAH 3: STUDI & EKONOMI GERAKAN

III. TINJAUAN PUSTAKA

PETA PETA KERJA. Nurjannah

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN STASIUN KERJA DI BAGIAN PACKING DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI ( Studi Kasus di PT. Nikkatsu Electric Work)

PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. KEMBANG BULAN

Tabel 2.4 Penyesuaian menurut Westinghouse

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

Perbaikan Metode Kerja Untuk Meminimasi Waktu Proses Menggunakan Maynard Operation Sequence Technique (MOST) (Studi Kasus PT Pan Panel, Palembang)

MODUL 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA (MICROMOTION STUDY)

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

GAMBARAN KESELURUHAN TEKNIK TATA CARA KERJA

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi

STUDY 07/01/2013 MOTION STUDY DAPAT DILAKUKAN DG: SEJARAH MUNCULNYA MOTION DEFINISI : 2. MEMOMOTION STUDY LANGKAH-LANGKAH MICROMOTION

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN STUDI GERAKAN DAN 5S PADA STASIUN KERJA PENGESOLAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

PERENCANAAN SISTEM KERJA. PPMJ Diploma IPB

DEFINISI. Peta kerja untuk kegiatan setempat digunakan untuk menganalisa suatu stasiun kerja. Peta pekerja & mesin Peta tangan kanan dan tangan kiri

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM KERJA BERDASARKAN KRITERIA 5S PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN PENERAPAN METODE 5S UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

practicum apk industrial engineering 2012

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BUKU AJAR ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA. Oleh : Tim Dosen Analisis Dan Pengukuran Kerja Program Studi Teknik Industri

LOGO EKONOMI GERAKAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

FM-UDINUS-PBM-08-04/R0

Predetermined Motion Time System (PMTS)

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUKURAN WAKTU TIDAK LANGSUNG DATA WAKTU GERAKAN

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo


Nurjannah. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PASCA PANEN PADI 2.2 PENGGILINGAN PADI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

USULAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PENGEMASAN DI CV NJ FOOD INDUSTRIES

BAB 1 PENDAHULUAN. pada cara pembuatan produknya, khususnya produk yang dimaksudkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 USULAN DAN ANALISIS

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI

BAB II LANDASAN TEORI

Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Predetermined Time System (Waktu Standar Tidak Langsung) Dengan Metode Brainstorming

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES PEMBUATAN BISKUIT

PERBAIKAN METODE PERAKITAN STEKER MELALUI PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN

Analisis Beban Kerja dan Jumlah Pekerja pada Kegiatan Pengemasan Tepung Beras

sekarang maupun berat beban yang ada pada usulan dapat dikatakan diterima karena berada dibawah nilai berat beban maksimum yang diperbolehkan. c.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

PERANCANGAN STASIUN KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEMBUATAN SOUVENIR BERBAHAN LIMBAH LAMPU TL

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 USULAN PERBAIKAN METODA KERJA PADA STASIUN KERJA POLA DENGAN MOTION ECONOMY CHECK LIST (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAH TANGGA SEPATU CIBADUYUT X ) 1 Yanti Sri Rejeki, 2 Eri Achiraeniwati, 3 Nur Rahman As ad dan 4 Anya Lovione 1,2,,3,4 Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: 1 ysrejeki@yahoo.com, 2 eri_ach@yahoo.co.id, 3 nur_asad@yahoo.co.id, 4 anyalovione31@yahoo.com Abstrak. Pekerjaan yang dilakukan manusia tidak terlepas dari sistem kerja yang dapat mendukung pekerjaan tersebut, sehingga dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu pengaturan sistem kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang baik dan meningkatkan produktivitas kerja. Cibaduyut merupakan daerah sentra industri sepatu, dimana proses pembuatan sepatunya dilakukan secara manual dengan menggunakan perkakas tangan. Dalam melaksanakan pekerjaannya masih ditemui hambatan dalam mencapai produktivitas dimana adanya metode kerja yang tidak efektif, operator yang bekerja terlalu cepat, dan tata letak peralatan yang tidak teratur. Penelitian ini dilakukan untuk perbaikan sistem kerja terhadap metode kerja industri sepatu Cibaduyut. Perbaikan dilakukan dengan mendefinisikan gerakangerakan kerja yang dilakukan dengan menggunakan uraian gerakan therbligh. Gerakan-gerakan kerja dianalisis menggunakan motion economy checklist untuk menghilangkan gerakan yang tidak efektif. Penelitian ini memberikan usulan perbaikan sistem kerja berupa standar kerja terhadap stasiun kerja pola. Kata kunci : sistem kerja, metoda kerja, gerakan therbligh, motion economy checklist. 1. Pendahuluan Cibaduyut merupakan salah satu daerah sentra industri dan perdagangan alas kaki yang ada di Jawa Barat. Industri alas kaki ini telah menjadi icon Jawa Barat khususnya Kota Bandung. Terkonsentrasinya sentra kawasan perdagangan alas kaki di Cibaduyut sebagai satu-kesatuan dengan sentra industri yang membuat berbagai jenis alas kaki dan produk kulit menjadikan sektor ekonomi masyarakat meningkat dengan berkembangnya pasar alas kaki tersebut (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, 2007). Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan pada pengrajin sepatu Cibaduyut, pembuatan sepatu dilakukan secara manual dengan menggunakan perkakas tangan dan terdapat beberapa proses yang dilakukan dengan bantuan mesin. Proses pembuatan sepatu diawali dengan kegiatan pemolaan material, penjahitan material, pengesolan material, dan finishing. Kegiatan tersebut dilakukan oleh operator tanpa ada batasan waktu, karena produksi dilakukan berdasarkan target yang harus dicapai oleh home industry, sehingga menyebabkan jam kerja dan waktu istiharat operator tidak 135

136 Yanti Sri Rejeki, et al. terjadwal dengan baik. Operator dalam melakukan kegiatannya tergolong belum teratur dimana peralatan yang digunakan tidak disimpan secara rapi, sehingga menimbulkan proses pencarian dalam melakukan pekerjaan. Selain itu, operator juga terkadang melakukan pekerjaan ganda dimana operator bagian pengesolan juga melakukan kegiatan yang seharusnya dilakukan pada bagian pemolaan. Selain itu, penempatan mesin dan material yang tidak sesuai dengan aliran produksi juga dapat menghambat pekerjaan dan mengganggu aktivitas produksi lainnya. Perbedaan waktu proses yang dihasilkan dalam pembuatan jenis sepatu yang sama memperlihatkan bahwa metode kerja yang diterapkan belum baik. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa peran lingkungan kerja yang terdiri dari manusia, mesin, material, dan metode kerja sangat penting dalam kelancaran suatu pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat pentingnya suatu sistem kerja terhadap kelangsungan industri sepatu di Cibaduyut, maka diperlukan adanya suatu penelitian mengenai perbaikan sistem kerja terhadap metode kerja industri sepatu Cibaduyut saat ini, sehingga produktivitas dapat dicapai. Perbaikan dilakukan dengan menganalisis kondisi kerja saat ini berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan menggunakan motion economy checklist. Pada penelitian ini dipilih stasiun kerja pola sebagai studi kasus, karena bagian ini merupakan tahapan awal pada pembuatan sepatu, yang memerlukan kecepatan dan ketelitian kerja. 2. Landasan Teori 2.1 Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, peralatan kerja, bahan serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta aman, sehat, dan nyaman bagi pekerja. Tujuan perancangan sistem kerja yang demikian itu disingkat sebagai ENASE. Pengukuran kebaikan rancangan sistem kerja dilakukan berdasarkan waktu yang dihabiskan untuk bekerja, beban-beban fisik yang dialami serta akiba-akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkannya (Sutalaksana, 2006). Perancangan sistem merupakan hasil perpaduan antara teknik-teknik pengukuran waktu dan prinsip-prinsip studi gerakan sebagaimana dikembangkan oleh para pemulanya. Tetapi tidak hanya itu saja, seiring dengan berjalannya waktu prinsipprinsip yang ada pun bukan hanya menganalisis gerakan atau di sekitar itu, tetapi juga menyangkut banyak prinsip lain dan perancangan sistem kerja seperti perancangan tata letak tempat kerja dan peralatan dalam lingkungannya dengan manusia pekerjanya (Sutalaksana, 2006). Sistem kerja itu sendiri terdiri dari empat komponen, yaitu manusia, bahan, perlengkapan, dan peralatan seperti mesin dan perkakas pembantu, lingkungan kerja seperti ruangan dengan udaranya, dan keadaan pekerjaan-pekerjaan lain disekelilingnya. Artinya komponen-komponen itulah yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Sutalaksana, 2006). Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Usulan Perbaikan Metoda Kerja. 137 Menurut Groover (2007) sistem kerja didefinisikan sebagai entitas fisik dan praktik bidang professional. Sebagai entitas fisik, suatu sistem kerja merupakan suatu sistem yang terdiri dari manusia, informasi, dan peralatan yang dirancang untuk menghasilkan pekerjaan yang berguna. Hasil dari pekerjaan yang berguna merupakan sutau kontribusi untuk memproduksi suatu produk atau mengjasilkan suatu pelayanan. Sedangkan sebagai praktik bidang professional, sistem kerja meliputi metode kerja, pengukuran kerja dan manajemen kerja. Dalam hal partisipasi manusia terhadap kinerja dari pekerjaan, sistem kerja dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu: sistem pekerjaan manual, sistem pekerjamesin, dan sistem otomatis. Sistem kerja manual terdiri dari seorang pekerja yang melakukan lebih dari satu pekerjaan tanpa bantuan tenaga dari peralatan. Dua bentuk dari pekerjaan manual dapat dibedakan menjadi: pekerjaan manual murni dan pekerjaan manual dengan menggunakan perkakas tangan. Pekerjaan manual murni hanya melibatkan kemampuan fisik dan mental dari manusia pekerja dan tanpa mesin, peralatan, atau implementasi lainnya yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan pekerjaan manual dengan menggunakan perkakas tangan bertujuan untuk membuat perubahan pada beberapa objek (contoh: unit kerja), seperti memotong, menghaluskan, memukul, menekan, atau proses lainnya. Perkakas tangan merupakan suatu alat kecil yang dioperasikan dengan kekuatan dan kemampuan dari pengguna (Groover, 2007). 2.2 Perancangan Kerja Manual Perancangan kerja manual diperkenalkan oleh Gilbreth melalui studi gerak dan prinsip-prinsip ekonomi gerakan, dan kemudian dikembangkan secara ilmiah oleh spesialis faktor manusia untuk aplikasi militer (Niebel, 2009). Studi gerak merupakan analisis dari gerakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk menghilangkan atau mengurangi gerakan yang kurang efektif untuk mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif. Melalui studi gerak, dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan, tugasnya adalah merancangan ulang agar lebih efektif dan menghasilkan tingkat output yang lebih tinggi (Niebel, 2009). Dalam menganalisa dan mengevaluasi metoda kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (the principles of motiom economy). Prinsip ekonomi gerakan ini bisa dipergunakan untuk menganalisa gerakangerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun ke stasiun kerja yang lain (Siahaan, Togama, http://www.scribd.com/doc/53391215/ PERANCANGAN-TATA-CARA, diunduh pada tanggal 26 Juni 2012). Analisis terhadap perancangan kerja manual dapat dilakukan menggunakan motion economy checklist, yang meringkas sebagian besar prinsip-prinsip ekonomi gerakan dalam format kuesioner (Niebel, 2009). ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

138 Yanti Sri Rejeki, et al. 2.3 Studi Gerakan Menurut Sutalaksana (2006) studi gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk memudahkan penganalisaan terhadap elemen gerakan kerja yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan - gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan - gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig. Suatu pekerjaan mempunyai uraian yang berbeda - beda jika dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya. Hal ini tergantung pada jenis pekerjaannya. Elemenelemen gerakan Therbligh tersebut (Sutalaksana, 2006), yaitu Search (S), Select (SE), Grasp (G), Reach (RE), Move (M), Hold (H), Release (RL), Position (P), Pre-Position (PP), Inspect (I), Assembly (A), Dis-Assembly (DA), Use (U), Unavoidable Delay (UD), Avoidable Delay (AD), Plan (P), Rest to Overcome Fatiaue (R). 3. Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian studi kasus mengenai metode kerja pada stasiun kerja pemolaan di salah satu industri rumah tangga sepatu Cibaduyut Bandung.Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data gerakan yang didapat dari hasil studi lapangan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur dan studi dari hasil penelitian yang sejenis yang sudah diteliti oleh peneliti terdahulu. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi lapangan. Data gerakan yang terkumpul selanjutnya diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan Therbligh. Setelah itu gerakan dianalisis dengan menggunakan motion economy checklist. 4. Pembahasan Kegiatan yang dilakukan pada stasiun kerja pola adalah melakukan pemolaan terhadap bahan yang akan digunakan, dengan menggunakan cetakan pola yang merupakan desain sepatu yang akan dibuat dengan bahan karton dan kegiatan pemotongan bahan. Pekerjaan dilakukan di atas meja. Tata letak peralatan kerja pada stasiun kerja ini ditunjukkan pada Gambar 1. Tata letak peralatan yang terlihat pada Gambar 1 ini dapat berubah-ubah selama kegiatan berlangsung karena operator tidak mengembalikan peralatan yang digunakan ke tempat semula. Berikut ini adalah uraian dari kegiatan pada stasiun kerja pemolaan: 1) Pengambilan bahan dengan menggunakan bagian tubuh tangan kanan. 2) Pengambilan pensil dengan bagian tubuh tangan kanan. 3) Pengambilan cetakan pola dengan menggunakantangan kiri. 4) Pemolaan bahan menggunakan tangan sebelah kanan dan tangan kiri menahan cetakan pola di atas bahan. 5) Pengambilan gunting menggunakan tangan kanan. 6) Pengguntingan bahan dengan tangan kanan dan tangan kiri memegang bahan. 7) Menyimpan bahan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Usulan Perbaikan Metoda Kerja. 139 Gambar 1. Layout Meja Kerja Pemolaan Sepatu Untuk mengetahui elemen-elemen gerakan pada stasiun kerja pemolaan, kegiatan pada stasiun kerja tersebut diuraikan menjadi elemen-elemen gerakan berdasarkan elemen gerakan Therbilgh. Hasil dari uraian elemen gerakan therbligh, gerakan kerja pada proses pemolaan terdiri dari 9 elemen gerakan, yaitu Menjangkau, Memegang, Membawa, Mengarahkan sementara, Mengarahkan, Melepas, Mencari, Menggunakan dan Menganggur.Untuk lebih jelasnya jumlah setiap elemen gerakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Elemen Gerakan Pada Proses Pemolaan Notasi Jumlah Gerakan No. Elemen Gerakan Therbligh Tangan Kiri (Gerakan) Tangan Kanan (Gerakan) 1 Menjangkau RE 16 23 2 Memegang G 52 80 3 Membawa M 31 37 4 Mengarahkan Sementara PP 7 15 5 Mengarahkan P 15 14 6 Melepas RL 25 24 7 Mencari S 7 12 8 Menggunakan U - 14 9 Menganggur AD 78 12 Jumlah Gerakan 231 231 ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

140 Yanti Sri Rejeki, et al. Berdasarkan analisa ekonomi gerakan dengan menggunakan motion economy checklistdiperoleh bahwa terdapat banyak gerakan yang tidak efektif yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada suboperasi pengambilan bahan, dimana tangan kanan melakukan pengambilan bahan dan tangan kiri menganggur. Suboperasi ini tidak dapat dihilangkan akan tetapi dapat dibuat lebih baik yaitu dengan mengubah posisi peralatan dan komponen pada meja kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan tempat penyimpanan dengan menggunakan kotak untuk gunting dan pensil, sedangkan untuk cetakan pola tersendiri karena cetakan pola mempunyai ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan sepatu. Untuk bahan setengah jadi juga disediakan kotak penyimpanan agar tempat kerja terlihat rapi. Selain itu, gerakan yang ditimbulkan oleh suboperasi ini juga tidak baik bagi operator dimana operator harus membungkuk pada saat menjangkau bahan. Gerakan membungkuk ini dapat dihilangkan dengan membuat gerakan yang lebih baik, yaitu dengan mengubah posisi peralatan dan komponen pada meja kerja seperti yang telah disebutkan sebelumnya sehingga diperoleh pegangan yang lebih mudah dan aktivitas waktu menunggu dapat dihilangkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menyeimbangan antara pekerjaan dan anggota tubuh serta dengan bekerja secara simultan pada ke dua tangan sehingga tidak ada tangan yang menganggur. Dengan pengaturan baru ini menyebabkan pengaturan ulang siklus yang ada sehingga waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat. Usulan terhadap sistem kerja yang baru dapat dilihat pada Tabel 2. Pada dapat dilihat perbandingan sistem kerja saat ini dengan sistem kerja usulan. Sedangkan usulan untuk layout meja kerja dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 2. Usulan Sistem Kerja pada Stasiun Pola Sistem Kerja Sebelumnya Sistem kerja Usulan Akibat Gerakan operator yang tidak leluasa karena sisa-sisa bahan yang berantakan pada tempat kerja Gerakan mencari peralatan kerja karena peralatan yang berantakan di meja kerja Kesulitan dalam pengambilan bahan yang telah digunting dan penyimpanan bahan yang tidak teratur Postur tubuh yang berbahaya bagi operator dimana badan dibungkukan dan bertumpu pada dua kaki Ruangan kerja yang panas Menyediakan tempat pembuangan sampah di samping meja operator Merancang layout meja kerja dengan tempat penyimpanan peralatan kerja Membuat kotak penyimpanan bahan Menggunakan meja dan kursi Menambahkan kipas angin Tempat kerja lebih tertata dengan rapi dan bersih Gerakan kerja lebih cepat dan efektif serta menurunkan waktu produksi Memudahkan pemindahan material bahan Operator lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya dan tidak cepat lelah Operator dapat merasa sejuk dan rasa letih dapat berkurang Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan

Usulan Perbaikan Metoda Kerja. 141 Gambar 2. Usulan Layout Meja Kerja Pemolaan 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Cara kerja yang dilakukan pada stasiun kerja pola belum efektif. Hal ini dapat dilihat pada uraian gerakan therbligh, terdapat gerakan kerja yang tidak efektif, yaitu gerakan mencari yang diakibatkan oleh penyimpanan peralatan kerja yang tidak teratur. 2) Berdasarkan uraian gerakan therbligh, tangan kiri lebih banyak menganggur. Gerakan menganggur ini dapat dikurangi apabila tangan kiri dan tangan kanan bekerja secara bersamaan. 3) Perbaikan sistem kerja dilakukan dengan cara memperbaiki layout kerja, dan meyediakan tempat penyimpanan untuk peralatan kerja. Dengan perbaikan tersebut gerakan-gerakan tidak efektif seperti mencari dapat dihindarkan, sehingga waktu yang diperlukan untuk mencari dapat dihilangkan. 6. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada LPPM Universitas Islam Bandung atas terlaksananya acara Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian 2012 ini dan kepada pihak Panitia Prosiding atas kerjasamanya untuk memuat makalah seminar terpilih. ISSN:2089-3582 Vol 3, No.1, Th, 2012

142 Yanti Sri Rejeki, et al. 7. Daftar Pustaka Groover, M. J. (2007), Work Systems and The Methods, Measurement, and Management Work, United States of America,Pearson Prentice Hall. Niebel, W.B.,Freivalds, A. (2009), Methods, Standards, and Work Design, New York, McGraw-Hill. Siahaan, T., Perancangan Tata Cara, http://www.scribd.com/doc/53391215/ PERANCANGAN-TATA- CARA, diakses 26 Juni 2012. Sutalaksana, Z.I., Anggrawisastra, R., Jann, T. H. (2006), Teknik Tata Cara Kerja, Bandung,Institut Teknologi Bandung. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan