MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 2 STATIKA I BALOK TERJEPIT SEBELAH. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

MODUL 3 STATIKA I BALOK DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 4 STATIKA I BALOK MENGANJUR (OVERHANG) DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Persamaan Tiga Momen

Silabus. Pengesahan Nama Dokumen : SILABUS (MEKANIKA REKAYASA I) No. Dokumen : Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil SLB

2 Mekanika Rekayasa 1

Silabus (MEKANIKA REKAYASA III)

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

Gb. 2.9 Balok Menerus

MEKANIKA REKAYASA. Bagian 1. Pendahuluan

REAKSI PERLETAKAN BALOK MAJEMUK/GERBERR (dua kali pertemuan)

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Matematika ITB Tahun 1975

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

METODE DEFORMASI KONSISTEN

Gelagar perantara. Gambar Gelagar perantara pada pelengkung 3 sendi

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB V ALINYEMEN VERTIKAL

MEKANIKA TEKNIK I BALOK GERBER. Ir. H. Armeyn, MT

MODUL 7 STATIKA I BANGUNAN PORTAL. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

METODE CLAPEYRON. Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

5- Persamaan Tiga Momen

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

MODUL 2 : ARTI KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAN CARA PENYELESAIANNYA 2.1. JUDUL : KONSTRUKSI STATIS TERTENTU

MEKANIKA REKAYASA III

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

STRUKTUR STATIS TERTENTU

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

Definisi Balok Statis Tak Tentu

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

BAB II METODE DISTRIBUSI MOMEN

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG DAN KOSTRUKSI BALOK YANG MIRING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Jakarta adalah salah satu industri

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

BUKU AJAR ANALISA STRUKTUR II DISUSUN OLEH : I PUTU LAINTARAWAN, ST, MT. I NYOMAN SUTA WIDNYANA, ST, MT. I WAYAN ARTANA, ST.MT

BAB V PONDASI DANGKAL

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu:

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

BAB III METODE PENELITIAN

PORTAL DAN PELENGKUNG TIGA SENDI

Mekanika Rekayasa III

ANALISIS PLASTIS STRUKTUR

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 3 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

TUGAS MAHASISWA TENTANG

K O N T R A K K U L I. Bobot SKS Prasyarat Mata Kuliah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban

STATISTICS WEEK 8. By : Hanung N. Prasetyo POLTECH TELKOM/HANUNG NP

SUATU CONTOH INVERSE PROBLEMS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM TORRICELLI

A. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan

KAJIAN PENGARUH KEMIRINGAN RANGKA BATANG RASUK PARALEL TERHADAP LENDUTAN

d x Gambar 2.1. Balok sederhana yang mengalami lentur

Tujuan Pembelajaran Umum :

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

RENCANA PEMBELAJARAAN

BAB III ANALISIS STRUKTUR STATIS TERTENTU

Hidraulika Terapan. Bunga Rampai Permasalahan di Lapangan

BAB II METODE KEKAKUAN

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

BAB I SLOPE DEFLECTION

BALOK SEDERHANA BALOK SEDERHANA DAN BALOK SENDI BANYAK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (Mixed Methods).

Turunan Fungsi. Penggunaan Konsep dan Aturan Turunan ; Penggunaan Turunan untuk Menentukan Karakteristik Suatu Fungsi

MODUL 8 STATIKA I BANGUNAN PORTAL DENGAN RASUK GERBER. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution WORKSHOP/PELATIHAN

Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut: Perhitungan beban mati : Berat sendiri pilecap.

METODA CONSISTENT DEFORMATION

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

BAB 3 ANALISA DENGAN UJI MODEL FISIK

JURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd

Modul SAP2000 Ver.7.42

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

DEFLEKSI PADA STRUKTUR RANGKA BATANG

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Modul SAP2000 Ver.7.42

Transkripsi:

STATIKA I MODU 9 Sesi 1 PEENGKUNG TIGA SENDI Dosen Pengasu : Materi Pembelajaran : 1. Konsep Dasar. 2. angka-langka Penyelesaian. 3. PORTA SIMETRIS. a. Memikul Muatan Terpusat Vertikal Tunggal b. Memikul Muatan Terpusat Vertikal dan Horisontal. WORKSHOP/PEATIHAN Tujuan Pembelajaran : Maasiswa memaami dan mengetaui tentang gaya-gaya dalam dari struktur portal kaki tunggal dan kaki tidak simetris dengan rasuk gerber, memikul beban terpusat dan terbagi rata, mengetaui cara menggambarkan garis pengaru. DAFTAR PUSTAKA a) Soemono, Ir., STATIKA 1, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasi yang sebesar-besarnya kepada pemilik ak cipta poto-poto, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Tamrin Nasution tamrinnst.wordpress.com tamrin_nst@otmail.co.id tamrinnst.wordpress.com

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 PEENGKUNG TIGA SENDI 1. KONSEP DASAR. Apabila pada suatu konstruksi balok diatas dua perletakan diberikan beban terpusat seperti diatas, ataupun beban terbagi rata penu, maka bidang momen yang terjadi akan berbentuk parabola. P Beban terpusat P P P P P P P P Bidang momen berbentuk parabola Beban terbagi rata Bidang momen berbentuk parabola y x Gambar 1 : Bangunan Pelengkung. Untuk mengurangi momen yang terjadi dibuat konstruksi pelengkung, dimana kedua perletakannya digunakan sendi. Pada kedua perletakan ini akan muncul reaksi perletakan,, dan. Reaksi perletakan ini berusaa mengalang-alangi beralinya ujung pelengkung baik mendatar maupun vertikal. Momen yang terjadi menjadi kecil, sebagai berikut : M C =. x -. y Akibat bentuk konstruksi seperti ini (sendi-sendi) maka struktur menjadi statis tidak tertentu. Untuk mengembalikan struktur ini menjadi struktur statis tertentu maka diantara perletakan sendi A dan B dibuat satu sendi lagi (sendi S), liat gambar 2 berikut. Seingga terdapat satu syarat lagi dimana momen pada sendi S tersebut arus nol, dengan demikian, M A = 0 M B = 0 M S = 0 V = 0 H = 0 1

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 y x Gambar 2 : Bangunan Pelengkung tiga sendi. 2. ANGKAH-ANGKAH PENYEESAIAN. angka-langka penyelesaian pada struktur pelengkung tiga sendi dapat dilakukan sebagai berikut, a. angka pertama, sendi S diapus dan sala satu perletakan sendi (sendi A atau B) digantikan dengan rol. b. Kemudian diitung reaksi perletakan A dan B, baik vertikal maupun orisontal. c. Dengan reaksi ini, diitung momen yang terjadi pada S, dinamakan M S o. d. Sendi S dipulikan, momen pada sendi S diitung dengan melibatkan reaksi orisontal dari perletakan. Momen pada sendi S ini sama dengan nol. 3. PORTA SIMETRIS. a). Memikul Muatan Terpusat Tunggal. P a b 1/2 1/2 Gambar 3 : Bangunan Pelengkung tiga sendi memikul beban terpusat vertikal. Penyelesaian : a. Reaksi Perletakan. Sendi S diapus, dan perletakan B digantikan dengan rol. 2

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 P a b 1/2 1/2 Gambar 4 : Sendi diapus, perletakan diganti dengan rol. M B = 0,. P. b = 0 = + P. b/ (ton, keatas). M A = 0,. + P. a = 0 = P. a/ (ton, keatas). V = 0, + P = 0 Momen, M S o =. ½ = + P. b/. ½ = P. ½ b (t.m ) Setela sendi S dipulikan dan tumpuan B dikembalikan menjadi sendi, maka timbulla gaya pelengkung, momen pada S diitung dari kiri, M S = 0 M o S H. = 0 (anggap gaya H ke kanan/ ke dalam) H = M o S / = + (P. ½ b)/ = + ½ P. b/ H = adala gaya pelengkung, apabila bekerja kedalam bertanda positip. = H = + ½ P. b/ H = 0 + = 0 = = H = + ½ P. b/ (ke kiri/ke dalam) 3

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 P a b = H = H 1/2 1/2 Cara lain dapat dilakukan sebagai berikut, M B = 0,. P. b = 0 = + P. b/ (ton, keatas). M A = 0,. + P. a = 0 = P. a/ (ton, keatas). V = 0, + P = 0 Gambar 5 : Sendi dan sendi dikembalikan. Misal ke kanan/ke dalam, M S = 0. 1/2. = 0 =. 1/2/ = P. b/. 1/2/ = ½ P.b/ (ke kanan/ke dalam). = = ½ P.b/ (ke kiri/ke dalam). b. Gaya lintang. D A-C = H = = ½ P. b/ (ton). D C-E = + = P. b/ (ton). D E-D = + P = = P. a/ (ton). = + = + ½ P. b/ = + (ton). D D-B c. M o m e n. M A = 0 M C =. = (½ P. b/). = ½ P. b M S =. ½. = P. b/. ½ ½ P. b = 0 (memenui) =. a. = P.a.b/ ½ P. b M E 4

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 M D =.. P. b = (P.b/). ½ P. b P. b M D = ½ P. b M B = 0 d. Gaya Normal. N A-C = (ton). N C-D = (ton). N B-D = (ton). + = + Bidang Gaya intang Bidang Gaya Normal 1/2 1/2 1/2 1/2 M C + M D M D P M C Bidang Momen 1/2 1/2 Gambar 6 : Gambar bidang gaya lintang, gaya normal, momen dan freebody. 5

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 b). Memikul Muatan Terpusat Vertikal dan Horisontal. P 1 a b c (F) P 2 d 1/2 1/2 Gambar 7 : Portal tiga sendi simetris, memikul beban terpusat vertikal dan orisontal. Penyelesaian : P 1 a b c (F) P 2 d o 1/2 1/2 Gambar 8 : Sendi diganti dengan perletakan rol. Sendi S diapus, dan perletakan B digantikan dengan rol. a. Reaksi Perletakan. H = 0, R o AH + P 2 = 0 o = P 2 M B = 0,. P 1. b + P 2. d = 0 = P 1. b/ P 2. d/ 6

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 M A = 0,. + P 1. a + P 2. d = 0 = P 1. a/ + P 2. d/ V = 0, + P 1 = 0 Momen pada sendi S, M S o =. ½ + o. P 1. (½ a) Sendi S dikembalikan, dan tumpuan rol dipulikan lagi menjadi sendi, diperole gaya pelengkung, M S = M o S H. = 0 H = M o S / (positip, ara kerja gaya H kedalam). Reaksi mendatar, = R o AH + H (positip, ke dalam atau ke kanan). = H (positip, ke dalam atau ke kiri). H = 0, + P 2 = 0 Catatan : Soal ini dapat diselesaikan secara langsung tanpa arus mengapuskan sendi S dan mengganti sendi B dengan rol, yaitu dengan persamaan-persamaan M A = 0, M B = 0, M S = 0, H = 0 dan V = 0. P 1 a b c (F) P 2 d 1/2 1/2 Gambar 9 : Perkiraan ara reaksi. Tentukan lebi awal perkiraan ara reaksi perletakan baik vertikal maupun orisontal, seperti terliat pada gambar 9 diatas. 7

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 Selanjutnya peritungan tersebut, M B = 0,. P 1. b + P 2. d = 0 = P 1. b/ P 2. d/ M A = 0,. + P 1. a + P 2. d = 0 = P 1. a/ + P 2. d/ V = 0, + P 1 = 0 M S = 0 (dari kiri). ½. P 1. (½ a) = 0 =. ½ / P 1. (½ a)/ (bila positip, aranya ke dalam atau ke kanan) M S = 0,. ½ +. P 2. c = 0 =. ½ / + P 2. c/ (bila positip, aranya ke dalam atau ke kiri) H = 0, + + P 2 = 0 b. Gaya lintang. D A-C =. D C-E = +. D E-D = + P 1. D E-D = D D-F = +. D F-B = + + P 2. D F-B = + c. M o m e n. M A = 0 M C =.. M E =. a.. M S =. ½. P 1. (½ a) M S = 0 (memenui). =.. P 1. b Atau, M D M D =. + P 2. c. M F =. d. M B = 0 d. Gaya Normal. N A-C = (tekan, kalau reaksi keatas). N C-D = (tekan). N B-D = (tekan). 8

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 + = Bidang Gaya intang + Bidang Gaya Normal RBH 1/2 1/2 1/2 1/2 M C M C M F + M F M D M D (F) P 1 P 2 Bidang Momen 1/2 1/2 Gambar 10 : Gambar bidang gaya lintang, gaya normal, momen dan freebody. 9

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 WORKSHOP/PEATIHAN P 1 a b c (F) P 2 d 1/2 1/2 Diketaui Diminta : Kontruksi Portal Tiga Sendi seperti tergambar. : Hitung dan gambarkan bidang gaya lintang, gaya normal dan momen pada seluru Bentang. Data-data. No. a b c d P 1 P 2 Stb. m m m m m m ton ton -1 10.00 5.00 4.00 6.00 2.00 3.00 5.000 2.000 0 7.00 4.00 2.50 4.50 1.00 3.00 3.000 1.000 1 7.50 4.20 2.70 4.80 1.25 2.95 3.250 1.200 2 8.00 4.40 2.90 5.10 1.50 2.90 3.500 1.400 3 8.50 4.60 3.10 5.40 1.75 2.85 3.750 1.600 4 9.00 4.80 3.30 5.70 2.00 2.80 4.000 1.800 5 9.50 5.00 3.50 6.00 2.25 2.75 4.250 2.000 6 10.00 5.20 3.70 6.30 2.50 2.70 4.500 2.200 7 10.50 5.40 3.90 6.60 2.75 2.65 4.750 2.400 8 11.00 5.60 4.10 6.90 3.00 2.60 5.000 2.600 9 11.50 5.80 4.30 7.20 3.25 2.55 5.250 2.800 Diketaui : a = 4 m, b = 6 m, c = 2 m, d = 3 m, = 10 m, = 5 m, P 1 = 5 ton, P 2 = 2 ton. Diminta : Hitung dan gambarkan bidang M, D dan N pada seluru bentang. Penyelesaian : Sendi B diganti dengan rol, dan sendi S diapuskan sementara. a. Reaksi Perletakan. M B = 0,. P 1. b + P 2. d = 0 = P 1. b/ P 2. d/ = 5. 6/10 2. 3/10 = 3 0,6 = + 2,4 ton (keatas). M A = 0,. + P 1. a + P 2. d = 0 = P 1. a/ + P 2. d/ 10

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 = 5. 4/10 + 2. 3/10 = 2 + 0,6 = + 2,6 ton (keatas). V = 0, + P 1 = 0 2,4 + 2,6 5 = 0 (memenui). M S = 0 (dari kiri). ½. P 1. (½ a) = 0 =. ½ / P 1. (½ a)/ = 2,4. ½. 10/5 5. (½. 10 4)/5 = 2,4 1 = + 1,4 ton (kekanan). M S = 0 (dari kanan). ½ +. P 2. c = 0 =. ½ / + P 2. c/ = 2,6. ½. 10/5 + 2. 2/5 = 2,6 + 0,8 = + 3,4 ton (kekiri). H = 0, + + P 2 = 0 1,4 3,4 + 2 = 0 (memenui). b. Gaya lintang. D A-C = = 1,4 ton. D C-E = + = + 2,4 ton. D E-D = + P 1 = 2,4 5 = 2,6 ton. D E-D = D D-F = + = + 1,4 ton. D F-B = + + P 2 = 1,4 + 2 = + 3,4 ton. D F-B = + c. M o m e n. M A = 0 M C =. = 1,4. 5 = 7 t.m. M E =. a. = 2,4. 4 1,4. 5 = + 2,6 t.m. M S =. ½. P 1. (½ a) = 2,4. 5 1,4. 5 5. (½. 10 4) = 12 7 5 M S = 0 (memenui). M D =.. P 1. b = 2,4. 10 1,4. 5 5. 6 = 24 7 30 = 13 t.m. Atau, M D =. + P 2. c = 3,4. 5 + 2. 2 = 17 + 4 = 13 t.m. M F =. d = 3,4. 3 = 10,2 t.m. M B = 0 d. Gaya Normal. N A-C = = 2,4 ton (tekan, kalau reaksi keatas). N C-D = = 1,4 ton (tekan). N B-D = = 2,6 ton (tekan). 11

Modul kulia STATIKA 1, Modul 9 Sesi 1, 2012 KUNCI JAWABAN REAKSI PERETAKAN No. + - + P 2 Stb. ton ton ton ton ton ton -1 2.400 2.600 5.000 1.400 3.400 0.000 0 1.500 1.500 3.000 0.563 1.563 0.000 1 1.608 1.642 3.250 0.623 1.823 0.000 2 1.724 1.776 3.500 0.692 2.092 0.000 3 1.846 1.904 3.750 0.768 2.368 0.000 4 1.973 2.027 4.000 0.850 2.650 0.000 5 2.105 2.145 4.250 0.937 2.938-0.001 6 2.241 2.259 4.500 1.030 3.230 0.000 7 2.380 2.370 4.750 1.126 3.526 0.000 8 2.522 2.478 5.000 1.227 3.827 0.000 9 2.666 2.584 5.250 1.331 4.131 0.000 GAYA INTANG & NORMA No. D A - C D C - E D E - D D D - F D F - B N A - C N C - D N B - D Stb. ton ton ton ton ton ton ton ton -1-1.400 2.400-2.600 1.400 3.400-2.400-1.400-2.600 0-0.563 1.500-1.500 0.563 1.563-1.500-0.563-1.500 1-0.623 1.608-1.642 0.623 1.823-1.608-0.623-1.642 2-0.692 1.724-1.776 0.692 2.092-1.724-0.692-1.776 3-0.768 1.846-1.904 0.768 2.368-1.846-0.768-1.904 4-0.850 1.973-2.027 0.850 2.650-1.973-0.850-2.027 5-0.937 2.105-2.145 0.937 2.937-2.105-0.937-2.145 6-1.030 2.241-2.259 1.030 3.230-2.241-1.030-2.259 7-1.126 2.380-2.370 1.126 3.526-2.380-1.126-2.370 8-1.227 2.522-2.478 1.227 3.827-2.522-1.227-2.478 9-1.331 2.666-2.584 1.331 4.131-2.666-1.331-2.584 M O M E N No. M C M E M S M D M F Stb. t.m' t.m' t.m' t.m' t.m' -1-7.0000 2.6000 0.00-13.0000-10.2000 0-2.2520 1.4980 0.00-5.2520-4.6890 1-2.6166 1.7250 0.00-6.1566-5.3779 2-3.0448 1.9548 0.00-7.1028-6.0668 3-3.5328 2.1898 0.00-8.0918-6.7488 4-4.0800 2.4309 0.00-9.1230-7.4200 5-4.6850 2.6825 0.00-10.1875-8.0795 6-5.3560 2.9357 0.00-11.2960-8.7210 7-6.0804 3.2016 0.00-12.4404-9.3439 8-6.8712 3.4690 0.00-13.6292-9.9502 9-7.7198 3.7440 0.00-14.8608-10.5341 12