ANALISA KESTABILAN MODEL MATEMATIKA PENYAKIT PNEUMONIA DENGAN CARRIERS

dokumen-dokumen yang mirip
KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

BAB II LANDASAN TEORI

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

MODEL DINAMIK ETANOL, GLUKOSA, DAN ZYMOMONAS MOBILIS DALAM PROSES FERMENTASI

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

ANALISIS MODEL EPIDEMIK SEIRS PADA PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

Analisis Stabilitas Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

APLIKASI METODE MATRIKS GENERASI DALAM MENENTUKAN NILAI MATEMATIKA PENYEBARAN VIRUS HIV/AIDS. 10 Makassar, kode Pos 90245

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

ANALISIS KESTABILAN MODEL FERMENTASI ETANOL DENGAN SUBSTRAT GLUKOSA. Primadina 1, Widowati 2, Kartono 3, Endang Kusdiyantini 4

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

Unnes Journal of Mathematics

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS. Dian Permana Putri, 2 Herri Sulaiman 1,2

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

Pengembangan Model Matematika SIRD (Susceptibles- Infected-Recovery-Deaths) Pada Penyebaran Virus Ebola

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI MANKIW ROMER WEIL DENGAN PENGARUH PERAN PEMERINTAH TERHADAP PENDAPATAN

Analisis Kestabilan Model Veisv Penyebaran Virus Komputer Dengan Pertumbuhan Logistik

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIIT (SUSCEPTIBLE-EXPOSED-ILL-ILL WITH TREATMENT) PADA PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Tingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

KAJIAN PERILAKU MODEL MATEMATIKA PENULARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

ANALISA KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS FLU BURUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN BURUNG SKRIPSI. Oleh : Septiana Ragil Purwanti J2A

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL PENYEBARAN HIV/AIDS DI KOTA PALU

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

ANALISIS KESTABILAN BEBAS PENYAKIT MODEL EPIDEMI CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION) PADA TANAMAN JERUK DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

DINAMIKA PROBLEMA PENYAKIT MALARIA

Analisis Model Penyebaran Penyakit Menular Dengan Bakteri dan Hospes

KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH. Oleh: Khoiril Hidayati ( )

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

ANALISIS STABILITAS PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Andy Setyawan NIM

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MODEL MATEMATIKA UNTUK PENYEBARAN VIRUS HEPATITIS B (HBV) Devi Larasati, Dr. Redemtus Heru Tjahjana, M.Si

MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STABILITAS DAN OPTIMAL KONTROL PADA MODEL EPIDEMI TIPE SIR DENGAN VAKSINASI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENULARAN PENYAKIT GONORE

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DAN DUA STRAIN

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

MODEL PELATIHAN ULANG (RETRAINING) PEKERJA PADA SUATU PERUSAHAAN BERDASARKAN PENILAIAN REKAN KERJA

MODEL EPIDEMI SEIV PENYEBARAN PENYAKIT POLIO PADA POPULASI TAK KONSTAN

ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA POPULASI PENDERITA DIABETES SKRIPSI

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIR DENGAN VAKSINASI PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY TUGAS AKHIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

Transkripsi:

ANALISA KESTABILAN MODEL MATEMATIKA PENYAKIT PNEUMONIA DENGAN CARRIERS Hanik Rahmawati, Prof. Dr. Widowati, M.Si, Drs. Kartono, M.Si 3 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang puzzlehara.ph@gmail.com, wiwied_mathundip@yahoo.com ABSTRACT. Pneumonia disease is lung infammation disease caused by microorganism such as Streptococcus pneumoniae bactery. This final project presented a mathematical model that describe dinamic pneumonia disease population in children under five years. The model used SICR are susceptible, infected, carriers, and recovered. Analysis to the model is conducted to decide whether pneumonia will spread within population with reproduction number. Using Routh- Hurwitz criterion we obtained free disease equilibrium and endemic equilibrium. From stability analysis of simulation result it is known that the disease free eqilibrium unstable while the endemic equilibrium stable local asimtotic with R 7,4793737. Keywords : Mathematical Model, Stability Analysis, Pneumonia, Carriers. I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang matematika memberikan peranan penting dalam menggambarkan fenomena penyebaran suatu penyakit. Fenomena penyebaran penyakit tersebut disajikan dalam bentuk model matematika. Model matematika adalah model yang mempresentasikan suatu permasalahan di dunia nyata ke dalam sebuah persamaan matematika. Dengan menggunakan pemodelan matematika yang berdasarkan asumsi-asumsi yang dibuat, diharapkan dari model yang dibuat dapat menjelaskan fenomena dan mengambil tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi epidemi. Salah satu fenomena penyebaran penyakit yang dapat dimodelkan dalam bentuk matematika yaitu tentang penyebaran penyakit pneumonia dengan bawaan pada balita. Kasus pneumonia di Indonesia masih tinggi, salah satunya di Kabupaten Semarang. Pada tahun 8 terdapat.4 kasus pneumonia balita dan tahun 9 menjadi.463 kasus []. Pneumonia adalah peradangan yang mengenai paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respitarius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan mengganggu pertukaran

gas []. Pneumonia sering terjadi pada anak usiai bawah lima tahun dan penyebab utama kematian dari juta anak tiap tahun yang terjadi di negara berkembang [3]. Model yang diberikan oleh Ong ala Jacob et al [6] dengan mengemukakan bahwa penyakit pneumonia bisa disebabkan karena bawaan saat masih bayi dan bisa terinfeksi pada kelas rentan. Dalam tugas akhir ini membahas pengembangan model matematika penyakit pneumonia dengan carriers dari Ongala Jacob et al [6], dengan St () adalah jumlah individu rentan pada waktu t ; It () adalah jumlah individu yang terinfeksi saat t ; Ct () adalah jumlah individu yang memiliki bawaan pada saat t ; dan Rt () adalah jumlah individu yang pulih pada waktu t. Dari model kemudian dikaji pola epidemik dengan mencari solusi dari model dahulu, kemudian menginterpretasikan hasil kajian kedalam keadaan sebenarnya. II. HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Matematika Pneumonia Model matematika penyebaran pneumonia oleh bakteri Streptococcus pneumoniae pada balita dengan sifat bawaan yang telah dibuat oleh Ong ala Jacob et al [6], merumuskan secara rinci dan mendefinisikan parameter yang digunakan dalam model. Kemudian dibahas oleh Roro A dengan judul Analisis Model Matematika Transmisi Penyakit Pneumonia, dengan model SIR []. Parameter yang digunakan antara lain adalah laju kematian alami, v adalah laju kelahiran, adalah peluang terjadinya kontak individu rentan ke individu pada kelas bawaan atau peluang terjadinya kontak individu yang rentan ke individu yang terinfeksi penyakit yaitu, adalah laju sifat bawaan yang terinfeksi, adalah laju individu terinfeksi dapat pulih kembali, q adalah peluang individu yang bersih dari bakteri di tubuhnya dan memperoleh kekebalan sementara pada q yang masih membawa bakteri, adalah laju individu pembawa yang pulih memperoleh kekebalan sementara, adalah tingkat kemungkinan terinfeksi kembali, adalah laju kematian yang disebabkan oleh pneumonia pada populasi terinfeksi, adalah laju kontak penyebab infeksi,

adalah tingkat individu rentan yang menunjukkan gejala terinfeksi, adalah laju I C kekebalan alami, dan N adalah laju individu yang terinfeksi oleh kontak terhadap pembawa atau yang terinfeksi. Selanjutnya diasumsikan populasi balita tidak ada proses imigrasi, terjadi kelahiran dan kematian, individu terinfeksi dapat mengalami kematian, kematian alami adalah kematian yang bukan disebabkan pneumonia, individu rentan penyakit terdiri dari individu yang belum terjangkit pneumonia dan yang pernah terjangkit pneumonia namun hilang kekebalannya, lama waktu penyembuhan bulan, dan lama waktu masa rentan kembali terinfeksi tahun. Berdasarkan parameter dan asumsi yang ada maka model penyebaran penyakit pneumonia adalah sebagai berikut, ds I C v S R dt N di I C S C I dt N dc I C S C q I dt N (.) dr q I R C + S dt dengan kondisi awal, S, I, C, dan. Titik kesetimbangan model penyakit pneumonia R. Berdasarkan sistem persamaan diferensial (.) diperoleh dua titik kesetimbangan yaitu. Titik kesetimbangan bebas penyakit Titik kesetimbangan bebas penyakit artinya populasi terbebas dari o penyakit atau belum ada individu yang terinfeksi penyakit I dan belum o ada individu yang memiliki sifat bawaan C kesetimbangan bebas penyakit yaitu [6]. Diperoleh titik

v v o o o o P S, I, C, R,,,.. Titik kesetimbangan endemik Titik kesetimbangan endemik merupakan kondisi dimana paling tidak terdapat satu individu yang terinfeksi dan kemudian menularkan kepada individu lain ( I dan C ). Dengan menggunakan bantuan program maple diperoleh nilai titik kesetimbangan endemik adalah P * S *, I *, C *, R * m, m, m, m.3 Bilangan Reproduksi. 3 4 Rasio reproduksi dasar merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat penyebaran pneumonia pada populasi. Nilai R merupakan nilai eigen terbesar dari matriks NGM [], sehingga diperoleh R h h q h h q t dengan h dan h Jika R <, artinya penyakit pneumonia tidak akan menyebar dan jumlah penderita berangsur berkurang hingga penyakit akan menghilang. Jika R >, artinya penderita pneumonia dapat menularkan penyakitnya kepada individu lain, sehingga akan terjadi endemi..4.. Analisa Kestabilan Titik Kesetimbangan Bebas Penyakit Sistem persamaan nonlinier (.) dapat diketahui analisis kestabilannya dengan linierisasi deret Taylor. Diperoleh matriks Jacobian pada titik kesetimbangan bebas penyakit yang telah dilinierisasi sebagai berikut, t t t h t J P,dengan t t q t h q Diperoleh persamaan karakteristiknya adalah sebagai berikut,

t h t h t q t. Lemma [] Jika R maka titik kesetimbangan bebas penyakit P ada dan stabil asimtotik lokal dan jika R titik kesetimbangan bebas penyakit P tidak ada dan tidak stabil. Bukti: Diketahui R dan berdasarkan Definisi.8 akan dibuktikan bahwa nilai eigen dari persamaan (.) adalah i, agar kondisi sistem stabil asimtotik lokal terpenuhi. Diperoleh nilai eigen dari matriks jacobian sebagai berikut :, maka, maka h t t t h 3 y h t t t h 4 y dengan y t th t h t t h h th t t th 4 t 4t th h h 4 th 4q 4t 4q t 4q t t Berdasarkan nilai R, maka terbukti bahwa maka sistem memiliki titik kesetimbangan bebas penyakit dan stabil asimtotik lokal atau penyakit tidak menyebar dalam populasi, sebaliknya jika R maka terdapat nilai eigen dari J( P ) yang bernilai positif sehingga keadaan kesetimbangan di titik P tidak stabil dengan kata lain penyakit akan tetap menyebar dalam populasi..4.. Analisa Kestabilan Titik Kesetimbangan Endemik Berdasarkan analisa kestabilan model matematika pada titik kesetimbangan endemik diperoleh matriks jacobiannya sebagai berikut i

dengan J P z * sebagai berikut, z z z z z h z z z q z h q m m 3, z P a a a a dengan N 4 3 3 4 a z h z h z m sehingga didapat persamaan polinomial N a z h z h z h z h z z z h z z h zz z z h z z h z h z z z h z z a z h z h z z h 3 z q z z z z h a z z h z h z z q 4 Berdasarkan kriteria Routh-Hurwitz diperoleh titik kesetimbangan endemik a3 stabil asimtotik lokal jika a, a, a a.5. Simulasi Numerik 3 aa 4 a 3 a a, dan a. 4 Simulasi numerik pada model penyebaran penyakit pneumonia dengan carriers menggunakan data Laporan Tahunan Puskesmas Kedung Mundu Tahun 4. Didapat model penyebaran penyakit pneumonia sebagai berikut, ds =, 88,4377743 S, 46R dt di,3379739 S+,38 C,68 I dt * P

dc, 3447734 S, 44 C, 56 I (.3) dt dr,6 I,48 R,4 C,74 S dt dengan kondisi awal S() 346, I() 3, C() 6, R(). Simulasi untuk titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik di Kelurahan Kedung Mundu adalah. Titik kesetimbangan bebas penyakit Dengan mensubtitusikan nilai parameter pada sistem persamaan diferensial diperoleh nilai titik kesetimbangan bebas penyakit dengan maple yaitu o o o o P S, I, C, R 45, 83747; ; ; 58,69573 Nilai eigen matriks Jacobian dari titik kesetimbangan bebas penyakit adalah,958388;,999999869;,8575635;,58. Karena tidak semua nilai eigen matriks Jacobian bernilai negatif maka titik kesetimbangan bebas penyakit tidak stabil yang artinya bahwa tetap ada penyebaran pneumonia pada populasi balita di Kelurahan Kedung Mundu.. Titik kesetimbangan endemik Dengan mensubtitusikan nilai parameter pada sistem persamaan differensial diperoleh nilai titik kesetimbangan endemik dengan maple yaitu * * * * S, I, C, R = 47,38455;, 656778;, 538947;86, 9864636 Nilai eigen matriks Jacobian dari titik kesetimbangan endemik adalah,393384,6745 i ;,3537556;,79463;,393384,6745 i. Karena semua nilai eigen matriks Jacobian adalah negatif maka titik kesetimbangan endemik stabil asimtotik lokal yang berarti terdapat penyebaran penyakit pneumonia pada populasi balita. Menggunakan nilai awal dari data Puskesmas Kedung Mundu dilakukan simulasi dengan program Matlab, berikut hasil grafiknya :

Gambar 3. Grafik proporsi individu tiap klas Pada awalnya populasi susceptible sebesar 346 jiwa. Jumlah ini semakin turun karena banyak individu susceptible yang memiliki kekebalan tubuh baik sehingga tidak terinfeksi pneumonia dan masuk pada proporsi individu recovered. Bertambahnya proporsi individu carriers dan infected setelah mencapai puncaknya, proporsi ini berangsur semakin berkurang hingga mendekati. Pada saat proporsi individu infected dan carriers turun maka jumlah proporsi individu recovered naik hingga 86 jiwa. Proporsi individu recovered paling tinggi dibandingkan proporsi individu yang lain setelah melewati bulan ke-3. Diperoleh bilangan reproduksi dasarnya adalah Ro 7,4793737 yang artinya terjadi penyebaran penyakit pneumonia pada populasi balita yang rentan. III. KESIMPULAN Tugas akhir ini mengkaji model matematika penyakit pneumonia dengan carriers pada populasi balita. Pembahasan yang telah dilakukan pada model matematika ini didapat dua titik kesetimbangan yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik. Analisa kestabilan pada titik kesetimbangan bebas penyakit P stabil jika R, namun jika R maka titik kesetimbangan * P stabil. Berdasarkan data Puskesmas Kedung Mundu tahun 4 diperoleh bahwa titik kesetimbangan bebas penyakit tidak stabil dari nilai eigen matriks Jacobian

dan pada titik kesetimbangan endemik sistem stabil asimtotik lokal dari nilai eigennya yang semua bernilai negatif. Bilangan reproduksi dasar penyakit pneumonia di Kelurahan Kedung Mundu sebesar 7,4793737 Ro. Hal ini berarti tetap ada penyebaran pneumonia pada populasi balita. Pada hasil simulasi dengan maple dan matlab didapat jumlah populasi terinfeksi dan carriers mengakibatkan jumlah populasi rentan berkurang. Sedangkan semakin besar jumlah populasi rentan yang kebal alami mengakibatkan jumlah populasi sembuh semakin bertambah. IV. DAFTAR PUSTAKA [] Aris, N. dan Galuh, N.P.. Hubungan Antara Sanitasi Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Pneumonia Balita, Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. hal. 7-78. [] Dahlan, Z., Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S.. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. [3] The United Nations Children s Fund (UNICEF)/World Health Organization (WHO). 6. Pneumonia the forgotten killer ofchildren. New York : WHO Press. [4] United Nations (MDG).. Millenium Development Goals. United Nations website. [5] Sugihartono dan Nurjazuli.. Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam. Jurnal Kesehatan Lingkungan Hidup Vol. No.. [6] Jacob, O.O. Joseph, M. Paul, O. 3. Mathematical Model for Pneumonia Dynamics with Carriers. Int. Journal of Math. Analysis, Vol 7 no. 5. p: 457-473. [7] Anwar, Athena dan Dharmayanti, Ika. 4. Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 8 No 8. [8] Pessoa, Delphine.. Modelling the Dynamics of Streptococcus Pneumoniae Transmission in Children. Masters thesis, University of De Lisboa.

[9] Doura, K. Julio, D.M.M. Meyer, G. Perez, L.E.. An S-I-S Model of Streptococcal Disease with a Class of Beta-Hemolytic Carriers. Journal of Mathematical Biology 36. p:54-55. [] Astria, Roro. 9. Analisis Model Matematika Transmisi Penyakit Pneumonia. Skripsi. ITB. Bandung. [] Atmi, Ndaru. 3. Pemodelan Strategi Pengendalian Penyebab Penyakit Pertussis. Skripsi. UNDIP. Semarang. [] Widowati dan Sutimin. 3. Pemodelan Matematika : Analisis dan Aplikasinya. Undip Press. Semarang. [3] Martono, Koko. 999. Kalkulus. Jakarta : Erlangga. [4] Widowati, R. Heri S U, Farikhin.. Kalkulus. Undip Press. Semarang. [5] Purcell. 98. Calculus with Analytic Geometry 3rd edition (Terjemahan Drs.Rawuh dan Bana Kartasasmita, Ph.D). Jakarta. Erlangga. [6] Pudjiastuti BSW. 6. Matriks Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta. [7] Anton, Howard. 997. Aljabar Linier Elementer Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. [8] Kartono.. Persamaan Diferensial Biasa : Model Matematika Fenomena Perubahan. Yogyakarta: Graha Ilmu. [9] Glenn, Ledder. 5. Differential Equation: A Modeling Approach: McGraw-Hill Companies, Inc: New York. [] Brannan, David. 6. A First Course In Mathematical Analysis. Cambrigde: University Press. [] O. Diekmann, J.A.P. Heesterbeek and M.G. Roberts.. The construction of next generation matrices for compartmental epidemic models. Journal of The Royal Society. pages 873-885. [] Olsder, G.J. 994. Mathematical System Theory. The Netherlands: Delftse Uitgevers Maatscappij b.v. [3] Luenberg,David G. 979. Introduction to Dynamics System. John Wiley and Sons,Inc. New York.

LAMPIRAN : Tabel Nilai Parameter Parameter Keterangan Nilai Parameter Laju kematian alami, /bulan v Laju rekruitmen individu perkapita pada,88 jiwa/bulan populasi balita Laju kematian yang disebabkan oleh, /bulan pneumonia pada populasi yang terinfeksi q Peluang individu yang pulih,65 Laju individu terinfeksi dapat pulih kembali,46 /bulan Laju individu pembawa yang pulih,4 /bulan memperoleh kekebalan sementara Peluang terjadinya kontak antara individu yang,94 rentan terinfeksi Laju kontak penyebab infeksi,47 /bulan Tingkat individu rentan yang menunjukkan,44 /bulan gejala terinfeksi Tingkat kemungkinan terinfeksi kembali,46 jiwa/bulan Laju sifat bawaan yang menunjukkan gejala,38 /bulan terinfeksi Laju kesembuhan alami,74 /bulan I C Laju individu yang terinfeksi oleh kontak,37377746 N terhadap pembawa atau juga orang yang terinfeksi