BAB I PENDAHULUAN. negara lain (www.smecda.com). Berdasarkan data General Enterpreuner

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TELAAH PUSTAKA, PENGEMBANGAN HIPOTESIS, DAN KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

The Psychology of Entrepreneurship

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan lapangan kerja pada saat ini telah yang di akibatkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2 Model Theory of Reason Action (TRA) (Sumber : Fishbein dan Ajzen 1975)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan permasalahan dalam penelitian Teori Perilaku Terencana (Theory Of Planned Behaviour)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

Bab 2. Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam penelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI. memperkirakan perilaku dari pengukuran sikap. Teori ini dinamakan reason action karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teory Planned Behavior (TPB) merupakan teori perluasan teori sebab

BAB VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. berupa kontribusi dalam keilmuan dan implikasi kebijakan. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut academic dishonesty sudah tidak dapat terelakkan lagi di kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI ANTESEDEN INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA. Woro Endah Sulistyaningrum Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, menurut Suparmono dan Damayanti (2010:10) mengatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

HASIL Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Ajzen (1991) mengatakan, untuk menjelaskan suatu perilaku manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. niat seseorang untuk berperilaku. Ketiga teori itu adalah Theory of Planned

KAJIAN EMPIRIS ENTREPRENEURIAL INTENTION MAHASISWA STIE AMA SALATIGA. Oleh : Yanuar Surya Putra Dosen Tetap STIE AMA Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Arie Eko Cahyono. Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah ekonomi yang di alami Indonesia kian memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global dan dibukanya ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

THEORY OF PLANNED BEHAVIOR SEBAGAI PREDIKTOR INTENSI BERWIRAUSAHA. Yustina Chrismardani Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. khususnya adalah bisnis baru yang mendatangkan keuntungan (Uddin & Bose,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kesempatan untuk mendapatkan perangkat lunak ilegal.

BAB I PENDAHULUAN. niat berwirausaha.begitupun metodologi yang digunakan agar dapat mempelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan budaya. Perubahan-perubahan ini turut mempengaruhi proses

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya masing-masing, yang tercermin melalui

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengangguran terutama pengangguran yang berasal dari lulusan perguruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I. Pendahuluan. mendapatkan pekerjaan, sehingga hal tersebut memberi kesempatan mereka yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk selalu berkembang dengan pendidikan. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

Studi Mengenai Kontribusi Determinan Intensi Terhadap Intensi Datang Latihan Pada Anggota Perkusi Komunitas United State Of Bandung Percussion

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I. Pendahuluan. rumah tangga seringkali dihadapkan pada kejenuhan. Bayangkan, dalam waktu 24

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Ketidakjujuran Akademik (Academic Dishonesty)

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat (Anik Sri Widawati dan Budi Astuti) 93 siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator). Solusi yang ditawarkan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

ANALISIS PENGARUH THEORY OF PLANNED BEHAVIOR TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PROVIDER TELKOMSEL PADA MAHASISWA DAN PELAJAR DI WILAYAH BEKASI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang termasuk di Indonesia (Caecilia, 2012). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. 2015). Penelitian terakhir menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi cenderung

Journal of Economic Education

PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN, NORMA SUBYEKTIF, DAN EFIKASI DIRI TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA MELALUI INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini, internet menjadi salah satu alat komunikasi yang utama dan

Gambaran Intensi Golput pada Pemilih Pemula dalam Pemilihan Umum 2014

Anteseden Niat Berwirausaha: Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Theory of Planned Behavior (TPB) tampaknya sangat cocok untuk menjelaskan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara (Rasli et al., 2013). Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru merupakan ancaman bagi pengusaha apotek. Meskipun layanan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan wirausaha di Indonesia sangat lambat dibandingkan dengan negara lain (www.smecda.com). Berdasarkan data General Enterpreuner Monitorong (GEM) 2009, jumlah wirausaha Indonesia sekitar 1,56 persen dari jumlah populasi. Pembangun ekonomi bangsa yang maju dibutuhkan minimal dua persen dari populasi penduduk yang berusia dewasa. (Kruger, Reilly, dan Carsrud, 2000). Oleh sebab itu, pemerintah mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) untuk mencapai jumlah wirausaha minimal 2 persen dari populasi penduduk Indonesia pada 2014 (www.depkop.go.id). GKN perlu diimplementasikan secara bertahap dengan sasaran akhir tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat (www.depkop.go.id). Pemerintah melakukan upaya meningkatkan jumlah wirausaha baru melalui tahapan-tahapan motivasi, semangat dan niat berwirausaha. Seseorang yang memiliki semangat dan niat untuk memulai usaha, akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan jika dibandingkan seseorang tanpa niat untuk memulai usaha (Indarti dan Rosiana, 2008). Bird (1988) menyatakan bahwa niat untuk berwirausaha merupakan hal yang penting bagi keberhasilan bisnis. Teori yang paling sering digunakan untuk memperkirakan suatu niat untuk berperilaku adalah theory of planned behavior (TPB) (Ajzen, 1991; Segal, Borgia dan Schoenfeld (2005). Ajzen (1991) menyatakan niat 1

merupakan kesediaan individu untuk melakukan tingkah laku tertentu. Boyd dan Vozikis (1994) menyatakan bahwa niat untuk berperilaku dipengaruhi tiga variabel, yaitu: (1) attitude toward the behavior (2) subjective norms (3) perceived behavioral control. Namun menurut Shapero Enterpreuner Event Model (SEEM) yang dikembangkan oleh Shapero dan Sokol (1982), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana sejak awal. Niat wirausaha muncul karena adanya perubahan jalan kehidupan individu misalnya: dipecat dari pekerjaan, baru keluar dari penjara, baru keluar dari sekolah, bercerai, memasuki masa pensiun, atau adanya pengaruh dari pihak lain, misalnya rekan, pelanggan, dan mentor (Kruger et al., 2000). Shapero dan Sokol (1982) menyatakan niat berwirausaha dipengaruhi oleh perceived desirability dan perceived feasibility Kruger, Reilly, dan Casrud (2000) melakukan perbandingan antara model TPB dan model SEEM dan menemukan bahwa model SEEM lebih baik dalam menjelaskan niat berwirausaha. Lebih lanjut Kruger et al. (2000) menyimpulkan bahwa salah satu variabel model TPB dan model SEEM yaitu perceived behavioral control dan perceived feasibility, kedua variabel tersebut merupakan variabel yang sama dengan variabel self efficacy yang didefinisikan oleh Bandura (1982). Bandura (1982) mendefinisikan self efficacy sebagai persepsi atas kemampuan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Prasad dan Raud (2000); Segal, et al. (2005); Farzier dan Niehm (2008). 2

Self efficacy sebagai variabel yang penting dalam menentukan niat kewirausahaan (Boyd dan Vozikis 1994). Self efficacy dapat meningkatkan keyakinan bahwa individu dapat berhasil jika menjalankan suatu usaha baru (Bayron, 2013). Bayron (2013) menyatakan pengusaha perlu self efficacy yang tinggi yang berguna mengelola waktu secara efektif, komunikasi, manajemen sumber daya manusia, etika bisnis, tanggung jawab sosial, mengembangkan kualitas kepemimpinan yang efektif, keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan pemasaran dan manajemen keuangan. Keputusan untuk menjadi seorang pengusaha sebagai keputusan yang berhubungan dengan karir (Prasad dan Raud, 2012). Pilihan wirausaha sebagai pilihan karir seorang individu dipengaruhi oleh orang banyak faktor termasuk akses mendapatkan modal (Fraser, Stuart, dan Greene, 2004). Akses mendapatkan modal menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu usaha (Kristiansen, Furuholt dan Wahid, 2003; Indarti, 2004). Lembaga keuangan, tabungan pribadi, bantuan keluarga dan teman-teman adalah yang paling sering digunakan sebagai sumber utama keuangan pada permulaan bisnis baru (Fraser et al., 2004). Indarti dan Rostiani (2008) berpendapat akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan dukungan lembagalembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat. Wilayah negara maju infrastruktur keuangan sangat efisien, akses kepada modal juga dipersepsikan sebagai hambatan untuk menjadi pilihan wirausaha karena tingginya hambatan masuk untuk mendapatkan modal yang besar terhadap rasio tenaga kerja di banyak industri yang ada (Indarti dan Rosiana, 2008). 3

Berdasarkan telaah penelitian sebelumnya mengenai niat berwirausaha terdapat research gap yang dapat ditindak lanjuti pada penelitian berikutnya. Segal et al. (2005) menyatakan bahwa niat berwirausaha cocok dengan tindakan yang direncanakan. Namun menurut Shapero dan Sokol (1982), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana sejak awal. Pada penelitian sebelumnya, pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha masih bervariasi misalnya: Solesvik, Marina, Westhead, Kolvereid, Matley (2012); Marible, Rialp, Urbano (2008); Brenner, Pringle, Greenhaus (1991) pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha tidak terdukung. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ghazali, Ghosh, Tay (1995); Yang (2013); dan Brown (1990) pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha terdukung. Sebagai contoh pada penelitian sebelumnya, Fatoki dan Olufonso (2010) yang melakukan penelitian niat berwirausaha pada 710 orang mahasiswa di Afrika, hasil penelitian menunjukkan bahwa norma subjektif tidak berpengaruh pada niat berwirausaha. Lebih lanjut Fatoki dan Olufonso (2010) mengatakan bahwa salah satu faktor penghambat niat berwirausaha di Afrika Selatan adalah ketiadaan dukungan keluarga serta tidak memiliki kemampuan mengendalikan bisnis dan takut terhadap resiko. Pretorius dan Shaw, 2004 dalam Fatoki dan Olufonso (2010) mengatakan faktor terbesar penyebab kegagalan wirausaha di Afrika Selatan adalah ketidak mampuan untuk mengendalikan bisnis. Penelitian yang dilakukan oleh Hadjimanolis dan Poutziouris (2011) pada kasus perusahaan keluarga, hasil penelitian menyatakan norma sujektif berpengaruh pada niat berwirausaha. Lebih lanjut Hadjimanolis dan Poutziouris (2011) mengatakan 4

bahwan generasi sebelumnya ketika akan memilih penerusnya tidak berdasarkan urutan anak yang tertua, tetapi memilih berdasarkan self efficacy yang dimilikinya. Semakin tinggi self efficacy, semakin dukungan keluarga. Hasil penelitian tentang pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha yang masih bervariasi tersebut perlu dicarikan jalan keluar. Upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah manambahkan variabel moderasi. Variabel self efficacy dapat dijadikan sebagai variabel moderasi. Davidsson (1997) mengatakan individu yang memiliki self-efficacy yang tinggi mampu membaca situasi, ancaman dan peluang bisnis yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang memiliki self efficacy rendah. Baron dan Byrne (2000) mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Lippke, Amelie. Wiedemann, Ziegelmann, Reuter, Schwarzer (2009) yang melakukan penelitian peran self efficacy sebagai variabel moderasi pengaruh peran keluarga terkait dengan pilihan menjadi pengusaha sebagai pilihan karir. Norma subjektif merupakan fungsi dari keyakinan normatif dirasakan penting yang berasal dari pendapat orang lain, seperti keluarga, teman, dan rekan kerja (Hartono, 2007). Pierce, Gardner, Dunham, Cummings (1993) menyatakan bahwa individual yang memiliki self efficacy tinggi pada situasi tertentu akan mencurahkan semua usaha dan perhatiannya sesuai dengan tuntutan situasi tersebut dalam mencapai tujuan dan kinerja yang telah ditentukannya Ahmad, Ayu, Mangundjaya (2015) mengatakan para mahasiswa yang masih enggan untuk menjadi seorang pengusaha. Salah satu alasan terkait dengan self-efficacy untuk menjadi seorang pengusaha, individu perlu memiliki self- 5

efficacy untuk menjadi pengusaha, dengan self efficacy yang tinggi seorang pengusaha mampu melihat peluang bisnis dengan baik. Ahmad et al. (2015) mengatakan, self-efficacy tidak hanya dikembangkan dari sifat-sifat pribadinya, tetapi juga diperkuat oleh sumber-sumber eksternal seperti keluarga, orang tua, keluarga besar, dan masyarakat. Selanjutnya, pengaruh keluarga dan orang tua juga diperlukan, terutama dalam kaitannya dengan kegiatan kewirausahaan. Menurut Clement dan Wang, (2002) terdapat dua model untuk menjelaskan pengaruh peran keluarga panutan orang tua dan dukungan keluarga. Peran orang tua menegaskan bahwa seorang wirausaha yang berasal dari keluarga pengusaha akan menjadi pengusaha karena teladan orang tua mereka. Tantangan lain ketika mengukur norma sosial adalah mengidentifikasi kelompok references. Kelompok references bagi pengusaha potensial tidak hanya keluarga dan teman-teman, tetapi termasuk rekan kerja dan mitra bisnis (Carsrud et al., 2007). Prabhu et al. (2012) melakukan penelitian terhadap peran ganda variabel self efficacy sebagai variabel moderasi dan sebagai variabel mediasi, antara variabel personaliti terhadap niat berwirausaha pada China, Finlandia, Rusia, dan Amerika Serikat. Lebih lanjut Prabhu et al. (2012) menegaskan self efficacy yang merupakan prediktor kuat dari niat berwirausaha. Pada kasus perusahaan keluarga Hadjimanolis dan Poutziouris (2011) menyatakan bahwa generasi sebelumnya, ketika akan memilih penerusnya tidak berdasarkan urutan anak yang tertua, tetapi memilih berdasarkan self efficacy yang yang dimilki seorang anak untuk menjalankan usaha yang dirikan oleh orang tuanya. Individu yang memiliki self efficacy tinggi maka dukungan untuk berwirausaha juga tinggi (Schunk 2001). 6

Penelitian ini menampilkan suatu pendekatan teori perilaku dengan menggabungkan pendekatan Shapero Entrepreneurial Event Model dan Theory of Planned Behavior. Krueger, et al. (2000) melakukan penelitian dengan membandingkan antara Shapero Entrepreneurial Event Model dan Theory of Planned Behavior. Hasilnya menyimpulkan bahwa kedua model penelitian tersebut memiliki kemampuan memprediksi intensi berwirausaha dimana Shapero Entrepreneurial Event Model memberikan kekuatan hubungan lebih besar. Lebih lanjut Krueger, et al (2000) juga menyimpulkan bahwa kedua model penelitian tersebut dengan saling berkaitan ketika diterapkan pada penelitian tentang kewirausahaan. Penelitian ini dikembangkan dengan menambahkan variabel eksternal faktor yaitu akses mendapatkan modal. Hampir semua bisnis baru membutuhkan investasi untuk membeli barang, jasa, menyediakan modal kerja dan untuk membangun infrastruktur dasar sebuah bisnis baru (Mason dan Harrison, 2003). Sepanjang yang teramati penelitian yang menggabungkan model TPB dan model SEEM dengan manambahkan variabel akses mendapatkan modal belum dilakukan sehingga merupakan suatu keunikan dari penelitian ini. Menurut Veciana, et al (2005) mahasiswa adalah sumberdaya yang paling diharapkan untuk dapat menjadi wirausahawan, atau perguruan tinggi adalah tempat yang bagus untuk mengembangkan ide dan kreatifitas sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusannya menjadi wirausahawan baru. Kawasan yang dapat menjelaskan niat berwirausaha adalah mahasiswa fakultas ekonomi yang ada di Yogyakarta, hal ini disebabkan bahwa mahasiswa fakultas ekonomi mengenal kewirausahaan, selain itu sudah diajarkan matakuliah pengantar bisnis. Berdasarkan data Kopertis wilayah V Yogyakarta tahun 2013, sebagai kota 7

pelajar di Yogjakrata terdapat 3 universitas negeri, 18 universitas swasta, 4 institut, 32 sekolah tinggi, 7 politeknik dan 53 akademik. Pada tahun 2013 tercatat sekitar 310.860 mahasiswa dari 33 provinsi di Indonesia belajar di Jogyakarta. Dari jumlah itu, 244.739 orang atau 78,7 persen adalah mahasiswa perantauan dari luar daerah, sehingga mewakili Indonesia dalam lingkup yang lebih kecil. 1.2. Permasalahan Perumusan masalah merupakan hal yang harus dijawab dalam sebuah penelitian (Sekaran, 2010). Latar belakang perumusan masalah dalam penelitian ini adalah terdapat fenomena yaitu masih rendahnya pertumbuhan wirausaha di Indonesia. Selain itu masih terdapat research gap yaitu masih bervariasinya hasil penelitian pengaruh norma subjektif pada niat berwirausaha. Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah sikap berpengaruh positif pada keinginan berwirausaha? 2. Apakah keinginan berwirausaha berpengaruh positif pada niat berwirausaha? 3. Apakah sikap berpengaruh positif pada niat berwirausaha? 4. Apakah Norma Subjektif berpengaruh positif pada niat berwirausaha? 5. Apakah self-efficacy sebagai variabel pemoderasi pengaruh norma subjetif pada niat berwirausaha? 6. Apakah akses untuk mendapatkan modal berpengaruh positif pada niat berwirausaha? 8

1.3.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji niat wirausaha dengan menggunakan pendekatan TPB dengan menggabungkan variabel yang ada pada Shapero Enterpreuner Event Model (SEEM). Adapun tujuan utama dalam penelitian ini adalah; 1. Menguji pengaruh keinginan berwirausaha pada sikap 2. Menguji pengaruh keinginan berwirausaha pada niat berwirausaha 3. Menguji pengaruh sikap pada niat berwirausaha 4. Menguji Norma Subjektif pada niat berwirausaha 5. Menguji self-efficacy sebagai vaariabel pemoderasi antara norma subjetif pada niat berwirausaha 6. Menguji pengaruh akses untuk mendapatkan modal pada niat berwirausaha 1.4. Kontribusi Penelitian Penelitian ini menampilkan suatu pendekatan penelitian yang lebih komprehensif, dengan menggabungkan pendekatan model TPB, dan model SEEM. Jika tujuan penelitian ini tercapai maka penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Secara teori penelitian ini memberikan kontribusi kepada pengembangan Model TPB dan model SEEM dalam hal wirausaha. Berwirausaha cocok dengan tindakan yang direncanakan, dapat dibayangkan bahwa mendirikan suatu uaha baru tanpa suatu perencanaan. 9

2. Manfaat praktis, secara praktis studi ini memberikan pedoman bagi para pengambil kebijakan, pendidik untuk menyusun program yang mendorong peningkatan kegiatan wirausaha. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi metodologis tentang pengaruh variabel moderasi self efficacy yang merupakan representasi variabel kontrol perilaku yang dikembangkan Azjen (1989) dan variabel kemudahan yang dirasakan yang dikembangkan oleh Shapero dan Sokol (1982). Fakta empiris pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan titik tolak penelitian-penelitian selanjutnya tentang niat berwirausaha, sehingga merangsang munculnya penelitian-penelitian baru tentang niat berwirausaha yang melibatkan variabel lain di luar TPB model dan SEE model 10