Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III. METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Karakteristik Petani dengan Jasa Pelayanan dan Efektivitas Komunikasi Klinik Agribisnis di Prima Tani Leuwi Sadeng Kabupaten Bogor

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

III. METODE PENELITIAN

BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PANCA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. dimulai dengan pengimporan sapi-sapi bangsa Ayrshire, Jersey, Milking

DIFUSI INOVASI JARING PENGUSIR BURUNG PADA KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DI DESA KALIBELO, KECAMATAN GAMPENGREJO, KABUPATEN KEDIRI

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian berisi metode yang digunakan beserta alasan alasannya

BAB III METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan

KORELASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PENGEMBANGAN KARIER PEGAWAI DI KANTOR CAMAT LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

BAB III METODE PENELITIAN

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Ciater terbagi kedalam 7 desa dengan luas wilayahnya, antara lain:

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan

Salah satu bekal yang berguna bagi usaha memasyarakatkan inovasi atau ide-ide baru adalah pemahaman yang mendalam mengenai bagaimana inovasi tersebut

KOMUNIKASI FORMAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERCEPATAN ADOPSI INOVASI INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI MADURA (STUDI KASUS PADA KELOMPOK TERNAK BAROKAH)

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitis yaitu studi yang bertujuan untuk

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS dan INTERPRETASI DATA

METODE. Desain, Tempat dan Waktu

INFO TEKNIK Volume 5 No. 2, Desember 2004 (89-95)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan ex post facto yang mengambil sampel dari satu populasi.

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. adalah penelitian korelational dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

BAB III. Metode Penelitian

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

III. METODE PENELITIAN

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA KARYAWAN MCDONALD S CABANG KARANG SATRIA, BEKASI

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin Email : dewieka07@yahoo.co.id Minat Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang, mengetahui laju adopsi karpet kandang, dan menganalisis hubungan persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi. Objek dalam penelitian ini adalah peternak anggota kelompok yang sudah dan belum menggunakan karpet kandang. Metode yang digunakan adalah survei, di TPK Ciater, Kabupaten Subang. Teknik pengambilan sampel menggunakan two stage random sampling dengan sampel sebanyak 30 peternak. Berdasarkan analisis Rank Spearman, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi. Interpretasi menurut Guilford sebesar 0,79 menunjukan adanya hubungan tinggi, kuat. Hasil menunjukkan bahwa persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori tinggi (66,67%), sedangkan yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (53,33%). Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap kesesuaian berada pada kategori tinggi (53,33%), sedangkan yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (46,67%). Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap kemudahan diamati berada pada kategori tinggi (60,00%), sedangkan yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori rendah (60,00%). Laju adopsi berada pada kategori cukup (46,67%) dan tahap adopsi pada kategori tinggi (100%). Kata kunci : Persepsi, Sifat Inovasi, Karpet Kandang, Laju Adopsi. PENDAHULUAN Dalam mewujudkan peternakan sapi perah yang maju diperlukan program pengembangan peternakan yang diarahkan untuk menghasilkan inovasi dalam upaya menyelesaikan masalah peternak. Para peternak umumnya bersifat sensitif dan hatihati terhadap pengaruh serta inovasi dari luar karena skala usaha yang kecil dan rentan terhadap kegagalan, kurang teliti dalam manajemen usahanya sehingga kurang terorganisir. Pengembangan inovasi, khususnya peralatan kandang merupakan salah satu unsur yang cukup strategis mengingat kandang adalah tempat dimana sapi berada setiap harinya. Kandang sapi perah rakyat yang ada di Indonesia, umumnya masih sederhana beralaskan lantai semen, tanah, dan kayu yang apabila basah lantai menjadi licin sehingga membahayakan bagi sapi perah. Salah satu penelitian yang telah dilakukan Komarudin dkk (1988) tentang macam bahan lantai kandang dapat menentukan timbulnya sapi yang luka badan dan umumnya daerah luka dibagian lutut, paha, dan pinggul. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan adanya sebuah solusi berupa penggunaan karpet kandang. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Komarudin dan Wijono (1990) diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan karpet pada lantai kandang sapi perah ternyata dapat memperkecil kejadian luka kaki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang pada peternakan sapi perah rakyat, mengetahui laju adopsi karpet kandang, dan menganalisis hubungan

persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi pada peternakan sapi perah rakyat. Suatu inovasi yang diperkenalkan dapat menimbulkan persepsi yang berbeda. Peternak dalam memilih sebuah inovasi tidak lepas dari persepsinya terhadap inovasi tersebut, yang dapat dilihat dari (1) keuntungan relatif, yakni sejauhmana karpet kandang dianggap menguntungkan bagi peternak, (2) kesesuaian, yakni karpet kandang memiliki kesesuaian dengan kebiasaan, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan peternak (3) kerumitan, yakni tingkat dimana karpet kandang dirasa sulit atau tidak untuk dipahami, diperoleh dan digunakan (4) dapat dicoba, yakni kemudahan karpet kandang untuk dicobakan dalam skala yang terbatas (5) dapat dilihat, yakni kemudahan mengamati hasil yang diperoleh dari penggunaan karpet kandang. (Ray, 1998). Persepsi penerima tentang sifat-sifat inovasi menurut para ahli mempengaruhi kecepatan adopsinya (Laju adopsi). Laju adopsi ini biasanya diukur sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan oleh peternak dalam mengadopsi inovasi karpet kandang sejak diperkenalkannya inovasi tersebut. Menurut Rogers (1995), sebanyak 49% - 87% variasi dalam laju adopsi suatu inovasi dapat dijelaskan oleh sifat inovasi itu sendiri. Dalam sebuah proses adopsi sebuah inovasi, peternak terlebih dahulu melalui tahapan sampai akhirnya mengadopsi inovasi karpet kandang tersebut. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971), terdapat 5 tahapan dalam proses adopsi inovasi, sebagai berikut: (1) tahap kesadaran, yakni ditandai mulai sadar dan terbuka dengan datangnya inovasi karpet kandang (2) tahap minat, yakni ditandai dengan adanya minat dan kegiatan untuk mencari informasi tentang inovasi karpet kandang (3) tahap penilaian, yakni melakukan penilaian lebih jauh tentang inovasi karpet kandang dan mulai menimbang-nimbang untuk kemungkinan mencoba atau tidak (4) tahap mencoba, yakni peternak mulai mencoba inovasi karpet kandang tersebut dalam skala yang lebih kecil (5) tahap penerimaan, yakni tahap diterapkannya inovasi karpet kandang dalam skala yang lebih luas. Suatu inovasi akan cepat diadopsi oleh peternak bila sifat inovasi tersebut dinilai positif oleh peternak. METODE DAN MATERI Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja peternak anggota KPSBU yang berada di TPK Ciater, Kabupaten Subang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan two stage random sampling. Arikunto (1998) mengemukakan bahwa apabila populasi lebih dari 100, dapat diambil sampel sebanyak antara 10-25% dan apabila populasi sama atau kurang dari 100 harus diambil semua. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel yang digunakan adalah sebanyak 15% dari 197, yaitu sebanyak 30 orang peternak diambil secara proporsional random sampling dari 3 kelompok yang sudah dan belum menggunakan karpet. Dalam menganalisis hubungan persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang dengan laju adopsi digunakan teknik analisis statistika deskriptif dan teknik analisis statistika inferensial. Untuk mengukur antar variasi digunakan uji korelasi Rank Spearman (r s ) berskala ordinal maka analisis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut : Rumus uji korelasi Rank Spearman (r s ) r s = 1-6 di 2 n 3 -n (Siegel, 1994) Jika proporsi angka sama dalam observasi-observasi X dan Y dan jumlahnya besar, maka digunakan rumus berikut untuk menghitung r s : r s = x 2 + y 2 - di 2 2 x 2 y 2 Interpretasi dari hasil tersebut menggunakan Guilford (1956) yang dikutip Jalalludin Rahmat (1995) sebagai berikut :

Tabel 1. Interpretasi koefisien Korelasi Rank Spearman Interval Tingkat Hubungan Koefisien 0 < ρ s < 0,20 Hubungan rendah sekali; lemah sekali 0,20 < ρ s < 0,40 Hubungan rendah tetapi pasti 0,40 < ρ s < 0,70 Hubungan rendah yang cukup berarti 0,70 < ρ s < 0,90 Hubungan yang tinggi; kuat 0,90 < ρ s < 1 Hubungan sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Persepsi Peternak Terhadap Keuntungan Relatif Karpet Kandang 10 5-15 66,67 33,33-100 Tidak - 9 6 15-60,00 40,00 100 Berdasarkan Tabel 2. sebagian besar kandang berada pada kategori tinggi (66,67%), karena menurut peternak karpet kandang memberikan keuntungan. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (60,00%), karena menurut peternak karpet kandang memberikan keuntungan, namun peternak belum meyakini karena belum menggunakan karpet kandang secara langsung. Tabel 3. Persepsi Peternak Terhadap Kesesuaian Karpet Kandang 8 6 1 15 53,33 40,00 06,67 100 Tidak 3 7 5 15 20,00 46,67 33,33 100 Berdasarkan Tabel 3. sebagian besar kandang berada pada katogori tinggi (53,33%). Karpet kandang sesuai dengan kebiasaan, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan peternak. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (46,67%) karena kurang sesuai dengan kebiasaan peternak yang masih menggunakan peralatan sederhana, namun sesuai dengan pengalaman sebelumnya dan kebutuhan. Tabel 4. Persepsi Peternak Terhadap Kerumitan Karpet Kandang 2 13-15 13,33 86,67-100 Tidak 1 14-15 06,67 93,33-100 Berdasarkan Tabel 4. sebagian besar kandang dan tidak menilai sedang. Sebesar 86,67% peternak yang menggunakan karpet kandang dan sebesar 93,33% peternak yang tidak menggunakan karpet kandang. Peternak menilai karpet kandang cukup sulit diperoleh karena harga yang kurang terjangkau, namun mudah untuk dipahami dan digunakan. Tabel 5. Persepsi Peternak Terhadap Dapat Dicobanya Karpet Kandang Cukup Tidak Mudah Mudah Mudah 2 11 2 15 13,33 73,33 13,33 100 Tidak 1 6 8 15 06,67 40,00 53,33 100 Berdasarkan Tabel 5. sebagian besar kandang berada pada nilai sedang (73,33%). Persepsi tersebut dipengaruhi oleh modal yang cukup, namun tingkat ketercobaannya

tidak setinggi apabila harga karpet lebih murah. Pengalaman beternak juga mempengaruhi persepsi, dimana semakin lama (>5-10) semakin paham tentang usahanya. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada nilai rendah (53,33%). Hal ini dipengaruhi oleh tidak adanya modal yang besar. Pengalaman beternak yang kurang dari 5 tahun juga ikut mempengaruhi penilaian peternak. Tabel 6. Persepsi Peternak Terhadap Dapat Diamatinya Karpet Kandang Cukup Tidak Mudah Mudah Mudah 9 4 2 15 60,00 26,67 13,33 100 Tidak - 5 10 15-33,33 66,67 100 Berdasarkan Tabel 6. sebagian besar kandang berada pada nilai tinggi (60,00%). Persepsi tersebut disebabkan peternak sudah menggunakan karpet kandang sekitar 6-7 tahun, sehingga dapat mengamati perbedaan lantai yang menggunakan karpet kandang dengan yang tidak. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada nilai rendah (66,67%) karenakan peternak tidak menggunakan karpet kandang, sehingga tidak dapat mengamati langsung lantai yang menggunakan karpet kandang dan yang tidak. Tabel 7. Tingkat Laju Adopsi Cepat (1-3) Cukup (4-6) Lambat (> 6) 3 7 5 15 20,00 46,67 33,33 100 Tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 Berdasarkan Tabel.7 sebagian besar persepsipeternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori cukup (46,67%). Peternak yang tidak menggunakan karpet kandang tidak memberikan penilaian terhadap tingkat laju adopsi inovasi karpet kandang ini karena peternak belum menggunakan inovasi tersebut. Tabel 8. Derajat Tahap Adopsi Tahap Adopsi Peternak yang kan Karpet Peternak yang Tidak kan Karpet Orang % Orang % Kesadaran - - - - Minat - - 2 13,33 Penilaian - - 13 86,67 Mencoba - - - - Penerimaan 15 100 - - Berdasarkan Tabel 8. sebagian besar kandang berada pada kategori tinggi (100%) karena peternak sudah melalui semua tahapan sebelum akhirnya mengadopsi. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang (86,67%) karena untuk sampai pada tahap mencoba peternak harus memiliki modal yang cukup besar, sedangkan peternak tidak memiliki modal yang besar. Hubungan Antara Sifat Inovasi Karpet Kandang dengan Laju Adopsi Hasil koefisien Korelasi Rank Spearman menunjukan adanya hubungan antara persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang. Interpretasi tingkat hubungan menurut Guillford diperoleh hasil sebesar 0,79 dimana berada pada kisaran nilai 0,70 < ρ s < 0,90 menunjukkan dua variabel memiliki hubungan yang tinggi, kuat. Kuatnya hubungan antara dua variabel dapat dilihat dari tingginya persepsi peternak yang menggunakan karpet terhadap sifat inovasi, yaitu keuntungan relatif (66,67%), kesesuaian (53,33%), dan dapat diamati inovasi karpet kandang (60,00%). Sedangkan kerumitan

(86,67%) dan dapat dicoba (73,33%) inovasi karpet kandang berada pada kategori sedang. Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang berada pada kategori sedang, yaitu keuntungan relatif (53,33%), kesesuaian (46,67%), dan kerumitan (93,33%). Sedangkan dapat dicoba (53,33%) dan diamati ( 66,67%) inovasi karpet kandang berada pada kategori rendah. Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap sifat inovasi karpet kandang berada pada kategori tinggi dengan laju adopsi cukup (46,67%), sedangkan derajat tahap adopsi berada pada kategori tinggi yang menggunakan karpet kandang (100%) dan kategori sedang yang tidak menggunakan karpet kandang (86,67%). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh hasil bahwa: 1. Persepsi peternak yang menggunakan karpet kandang terhadap keuntungan relatif berada pada kategori tinggi (66,67%), kesesuaian pada kategori tinggi (53,33%), dapat diamati pada kategori tinggi (60,00%), kerumitan pada kategori rendah (86,67%), dapat dicoba pada kategori sedang (73,33%). Persepsi peternak yang tidak menggunakan karpet kandang terhadap keuntungan relatif berada pada kategori sedang (53,33%), kesesuaian pada kategori sedang (46,67%), dapat diamati pada kategori rendah (66,67%), kerumitan pada kategori sedang (93,33%), dapat dicoba pada kategori rendah (53,33%). 2. Laju adopsi peternak yang menggunakan karpet kandang berada pada kategori cukup (46,67%) dan derajat adopsi pada kategori tinggi (100%). 3. Terdapat hubungan yang tinggi, kuat (0,79) antara persepsi peternak terhadap sifat inovasi karpet kandang terhadap laju adopsi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Komarudin, M, M.A. Yusran dan D.E. Wahyono. 1988. Evaluasi perkandangan sapi perah: Pengaruh jenis bahan lantai kandang terhadap terjadinya luka pada sapi perah. Proc. Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Puslitbangnak. Bogor. Komarudin, M dan Wijono, D.B. 1990. Penggunaan Karpet Karet Sebagai Alas Kandang Sapi Perah. Sub Balai Penelitian Ternak Grati, Pasuruan. http://doi.dx.pustaka.litbang.deptan.go.i d/abstrak/abstrak_sapi.pdf (diakses 1 Januari 2012). Rahmat, J. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Remaja Rosdakarya. Bandung Ray, G.L. 1998. Extension Communication and Management. Naya Procas. Calcuta. Rogers EM. dan Shoemaker. 1971. Communication of Innovation. A Cross-Cultural Approach. Second Edition. The Free Press. New York. Rogers, E.M. 1995. Diffusion of Innovation. Four Edition. The Free Press. New York. Siegel, Sidney. 1994. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT Gramedia. Jakarta. Singarimbun, M. dan Sofian, E. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.