Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan III Tahun 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan IV Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan II Tahun 2016

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan I Tahun 2016

1 % 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain.

429 Desa 80% - Sosialisasi Pedum - Di Prov Banten ada perubahan lokasi dari kab pandeglang ke kota serang

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

(%) 1% 1,73% Data capaian penduduk rawan pangan tergambar pada akhir tahun dan capaian tersebut tergantung pada instansi lain

KEMAJUAN PELAKSANAAN (%) - Sosialisasi Pedum - Kawasan di Papua belum dapat dilaksanakan karena PPK harus koordinasi dan gubernur

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

Revisi ke 01 Tanggal : 16 Januari 2017

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 13 Maret 2018

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RENCANA KEGIATAN PRIORITAS KETAHANAN PANGAN TA.2015

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

Oleh : Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

KATA PENGANTAR. Ungaran, Desember 2014 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH. Ir. Gayatri Indah Cahyani, M.Si NIP

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN KETAHANAN PANGAN TA.2015

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) MELALUI TOKO TANI INDONESIA (TTI) Konsep dan Implementasi

PROGRAM PRIORITAS PENGEMBANGAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TAHUN 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 29 Februari 2016

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA KETAHANAN PANGAN TAHUN 2018

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2016

Andalan Ketahanan Pangan

LAPORAN KINERJA BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA (LKJ) BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KEGIATAN TA Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan Bali, Juni 2014

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Padang, Desember 2016 KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN. OLEH : Dr. Ir. Gardjita Budi, M.Agr.St KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN

LAPORAN KINERJA (LAKIN) PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN TAHUN 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan. Dr. Benny Rachman

LAPORAN TAHUNAN. Badan Ketahanan Pangan Tahun Kementerian Pertanian

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

SAMBUTAN DAN ARAHAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN pada RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN Indikator Kinerja Program Tolok Ukur. Target (Vol & Satuan)

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH:

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

Notulensi. Peserta (Daerah dan Pusat) Prov. DKI Jakarta, Aceh, Lampung dan Bengkulu. Nama. Penanggung Jawab Sekretaris Badan Ketahanan Pangan

PENGUATAN KOORDINASI DINAS/INSTANSI DALAM PEMANTAPAN KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

PELAPORAN DATA STOCK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Jakarta, 7 April 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

BADAN KETAHANAN PANGAN PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN Disampaikan pada : Pertemuan Sinkronisasi Kegiatan dengan Kabupaten/Kota

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Lampiran 1 Perkembangan indeks harga konsumen (IHK) dan pengeluaran per kapita sebulan atas dasar harga berlaku dan konstan

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS KETAHANAN PANGAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

I. Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko

LAPORAN EVALUASI RENJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG TA. 2016

Bab 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Badan Ketahanan Pangan Prov Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PROFIL DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI NTB

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

Transkripsi:

Matrik Pemantauan Capaian Kinerja Berdasarkan PK Badan Ketahanan Pangan Triwulan III Tahun PENETAPAN KINERJA A Skor PPH Ketersediaan 89,71 % I II III IV PELAKSANAAN 1 Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (Kawasan) 2 Jumlah Lokasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi 192 Kawasan 190 80 182 94,79% (1) Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab, Kuantan sengingi, Kab. Badung, Kab Pasaman Barat sampai dengan tahun kedua belum melakukan DDRT, sehingga tidak bisa mencairkan Bantuan pemerintah; (2) Kabupaten Kotawaringin Barat mengalokasikan kawasan di Desa Babual, Baboti, Tempayung, Kinjil, Saka Bulin. Kegiatan usahanya adalah petani perkebunan kelapa sawit, sehingga kegiatan mereka lebih banyak di kelapa sawit dan lokasi kawasan ini pernah menerima bantuan PUAP dan yang menerima dana PUAP orang/ yang sama 35 Lokasi 0 10 20 57,14% (1) Keterbatasan SDM pelaksana kegiatan SKPG, (2) Tidak tersedianya alokasi anggaran utk kab/kota menyebabkan tim pokja SKPG tdk maksimal dlm pelaksanaan kegiatan SKPG; (3) Keterlambatan data yang diperoleh menyebabkan kegiatan analisis dan pelaporan SKPG terhambat Mengoptimalkan Tim Percepatan Kegiatan Meningkatkan koordinasi, memberikan pemahaman kpd pelaksana SKPG, peningkatan kapasitas aparat pelaksana SKPG 3 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan) 303 Gapoktan 25 193 269 88,77% sebanyak 34 Gapoktan belum (1) Keterbatasan SDM yang menangani LDPM sehingga proses kegiatan berjalan lambat, SDM LDPM juga merangkap penanggung jawab PUPM/TTI, (2) Penundaan anggaran 4 Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit) 54 Lumbung 0 22 47 87,87% sebanyak 7 lumbung belum (1) Sebanyak 3 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak mencairkan dananya karena tdk memenuhi persyaratan Dana dikembalikan 5 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender 33,600 KK 0 5.040 16,800 50% Pemberian Matcing Fund (bansos) hrs memalui penilaian setelah 6 bln dan dana langsung disalurkan ke rekening sasaran, proses penyaluran data masih berlangsung tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) dana di tahun 2015 masih disalurkan di tahun Percepatan dana Matching Fund kepada 6 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran 26,880 KK 0 1.210 11,558 43,00% Realisasi baru mencapai 43% untuk penyaluran dana Revolving Fund (dana bergulir) kepada mandiri (KM), yang digunakan kegiatan produktif tan. Pangan, perkebunan, hortikultura dan pengolahan pasca panen di tiap-tiap tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) Proses identifikasi yang agak terlambat karena belum siapnya masyarakat dalam penyusunan Rencana Usaha Anggota dan Rencana Usaha Kelompok Percepatan dana Revolving Fund kepada B Penurunan Jumlah Penduduk Rawan Pangan (%thn) 1 %

1 JumlahKawasan Mandiri Pangan (Kawasan) 2 Jumlah Lokasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi 192 Kawasan 190 80 182 94,79% (1) Kab. Pandeglang, Kab. Serang, Kab, Kuantan sengingi, Kab. Badung, Kab Pasaman Barat sampai dengan tahun kedua belum melakukan DDRT, sehingga tidak bisa mencairkan Bantuan pemerintah; (2) Kabupaten Kotawaringin Barat mengalokasikan kawasan di Desa Babual, Baboti, Tempayung, Kinjil, Saka Bulin. Kegiatan usahanya adalah petani perkebunan kelapa sawit, sehingga kegiatan mereka lebih banyak di kelapa sawit dan lokasi kawasan ini pernah menerima bantuan PUAP dan yang menerima dana PUAP orang/ yang sama 35 Lokasi 35 35 100% (1) Penundaan kegiatan lanjutan untuk SKPG karena ada wacana pemotongan, (2) Pergantian aparat pelaksana SKPG menyebabkan pelaksanaan pengolahan data/ analisis SKPG terhambat pelaksanaannya Mengoptimalkan Tim 3 Jumlah KK Pemberdayaan petani kecil dan gender 33,600 KK 0 5.040 16,800 50% Pemberian Matcing Fund (bansos) hrs memalui penilaian setelah 6 bln dan dana langsung disalurkan ke rekening sasaran, proses penyaluran data masih berlangsung tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) dana di tahun 2015 masih disalurkan di tahun Percepatan dana Matching Fund kepada 4 Jumlah KK yang mendukung produksi pertanian dan pemasaran 26,880 KK 0 1.210 11,558 43,00% Realisasi baru mencapai 43% untuk penyaluran dana Revolving Fund (dana bergulir) kepada mandiri (KM), yang digunakan kegiatan produktif tan. Pangan, perkebunan, hortikultura dan pengolahan pasca panen di tiap-tiap tahun harus tertunda krn adanya pemblokiran; (2) Proses identifikasi yang agak terlambat karena belum siapnya masyarakat dalam penyusunan Rencana Usaha Anggota dan Rencana Usaha Kelompok Percepatan dana Revolving Fund kepada 5 Jumlah desa yang mengembangkan rantai nilai tanaman perkebunan 224 Desa 0 0 45 22% Sampai saat ini proses pengadaan alat masih berlangsung (1) Pengadaan alat msh dlm proses identifikasi dan sebagian kontrak blm dilakukan, (2) Penentuan spek dan harga yang membutuhkan waktu cukup lama; (3) Proses pengadaan barang dan jasa menggunakan guideline dari IFAD, penyiapan dokumen berdasarkan guideline pengadaan IFAD cukup membutuhkan waktu sedangkan pejabat pengadaan didaerah tidak terbiasa dengan menggunakan guideline tersebut. Untuk anggaran, kegiatan dan pendampingan akan diatur jadwalnya dari pusat C Harga Gabah kering panen (GKP) di tingkat produsen (Rp/Kg) HPP Rp. 4.548/Kg atau 22,92 % diatas HPP Rp. 4.090/Kg atau 10,54 % diatas HPP Rp. 4.200/Kg atau 13,52% diatas HPP (Rp. 3.700/Kg) 100,00% a. Harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani berdasarkan data panel harga pangan di 22 provinsi sentra produksi padi a. Masih adanya kejadian harga GKP ditingkat petani yang dibawah HPP (Rp. 3.700/kg), yaitu di NTB (Minggu I Juli April Rp. 3.682/kg) dan Sultra (Juli-Sept Rp. 3.000/Kg). a. Meningkatkan informasi harga gabah di bawah HPP ke Perum Bulok untuk dilakukan penyerapan gabah/beras

I II III IV PELAKSANAAN b. Rata-rata harga GKP tingkat petani pada TW III (Juli-Sept) sebesar Rp. 4.200/kg atau 13,52, mengalami kenaikan dibanding TW II karena sdh lewat panen. b. Terjadi disparitas harga gabah yang cukup besar antar wilayah (Rp. 3.000/Kg s/d p. 5.437/Kg) yg membuat koefisien variasi (CV) pd minggu dan bln tertentu lebih besar dari 10% sedang CV antar waktu relatif besar/stabil (<5%), kecuali di Provinsi Jambi 20,10%, Kalteng 7,13%, Lampung 5,04% dan Sumbar 7,76%. b. Meningkatkan arus pelaporan data harga gabah dari daerah (kab/prov) ke tingkat pusat c. Harga GKP Triwulan III c. Masih ada kab/prov mengirimkan data perkembangan mengalami kenaikan tiap bulan harga gabah secara rutin (mingguan) ke Pusat : Juli p. 4.113/Kg, Agustus p. 4.203/Kg, dan Sept p. 4.285/Kg d. Kisaran harga GKP tingkat petani Juli-Sept sebesar Rp. 3.000- p. 5.437/Kg, dengan harga tertinggi di Prov. Jambi (46,95% diatas HPP) dan terendah di Sultra (18,92% dibawah HPP) e. Harga GKP Triwulan III elatif stabil dengan coefisien variasi (CV) 2,05%, namun disparitas antar wilayah relatif besar yaitu 0-20,10% dengan Prov Sultra paling stabil dan Prov Jambi paling fluktuasi 1 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan) 303 Gapoktan 25 193 269 88,77% sebanyak 34 Gapoktan belum (1) Keterbatasan SDM yang menangani LDPM sehingga proses kegiatan berjalan lambat, SDM LDPM juga merangkap penanggung jawab PUPM/TTI, (2) Penundaan anggaran Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit) 54 Lumbung 0 22 47 87,87% sebanyak 7 lumbung belum (1) Sebanyak 3 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak mencairkan dananya karena tdk memenuhi persyaratan Dana dikembalikan Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 497/1.086 Gap/TTI 287 473/874 473/989 95.17% / 91,06% Prov. Kep. Riau mengembalikan dananya krn Gapoktannya tdk memenuhi persyaratan Kesulitan mendapatkan gapoktan padi, SPM sdh diajukan tetapi kontrak kerjasama belum ditandatangani, ada gapoktan yang tdk mempunyai NPWP Mencari gapoktan padi, menandatangani kontrak kerjasama dan gapoktan segera membuat NPWP 2 Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN) 35 Lap 0 0 50% Kegiatan blm dilakukan (1) Baru dilaporkan akhir tahun, (2) Penundaan kegiatan karena ada wacana pemotongan DIPA ke 2 anggaran

D PENETAPAN KINERJA Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat konsumen (Cv) < 10% CV=2,64% CV=0,41% CV = 0,30% 100% a. Berdasarkan data panel harga pangan BKP, sampai dengan TW III (Juli-Sept), CV harga beras medium ditingkat konsumen (eceran) 0,30% yang berarti harga sangat stabil, bahkan jauh lebih stabil dibanding TW II a. Secara nasional koefisien vaiasi (CV) harga beras antar waktu (Juli-Sept) sangat stabil, namun apabila dilihat antar wilayah (provinsi), CV cukup berfluktasi (>10%), yaitu Juli 12,86%, Agustus 13,28%, dan September 13,38% a. Meningkatkan infomasi harga beras b. Harga beras rata-rata Juli-Sept Rp. 11.034/Kg, sedikit lebih tinggi dari rata-rata TW II p. 11.018/Kg, harga tertinggi Rp. 13.901/Kg dan terendah Rp. 9.092/Kg b. Terjadi disparitas harga gabah yang cukup besar antar wilayah/provinsi. Harga tertinggi Rp. 13.901/Kg di Prov Kalteng dan terendah Rp. 9.092/Kg di Prov Jateng b. Meningkatkan kelancaran arus distibusi beras antar wilayah (produsen ke konsumen) terkait dengan stabilitas harga beras tingkat konsumen Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN) CV = 0,32% CV = 0,39% CV=0,12% 100% a. Berdasarkan data BPS, CV harga beras umum tingkat eceran sebesar 0,12%, sedang harga beras termuah CV 0,22% yang menunjukkan harga sangat stabil, CV harga beras TW III lebih rendah dibanding TW II yang berarti stabil a. Meskipun harga stabil, namun stabil pada harga yang tinggi. Harga beras medium pada bulan juli-sept rata-rata Rp. 13.163/Kg, dengan rincian bulanan masingmasing Rp. 13.168/Kg, Rp. 13.167/Kg, dan Rp. 13.149/Kg. Memantapkan stabilitas pasokan beras ke tingkat pedagang agar harga tetap stabil b. Rincian nilai CV beras bln Juli- Sept beras umum masingmasing 0,06%, 0,17%, dan 0,01% sedang beras termurah 0,04%, 0,14%, dan 0,04% b. Harga beras termurah juga stabil tinggi, rata-rata Rp. 10.377/Kg dengan rincian bulanan Rp. 10.399/Kg, Rp. 10.379/Kg dan Rp. 10.350/Kg 1 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Gapoktan) 303 Gapoktan 25 193 269 88,77% sebanyak 34 Gapoktan belum (1) Keterbatasan SDM yang menangani LDPM sehingga proses kegiatan berjalan lambat, SDM LDPM juga merangkap penanggung jawab PUPM/TTI, (2) Penundaan anggaran 2 Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat (Unit) 54 Lumbung 0 22 47 87,87% sebanyak 7 lumbung belum (1) Sebanyak 3 unit lumbung di prov. Lampung dan 1 unit di Pov. Sumut tidak mencairkan dananya karena tdk memenuhi persyaratan Dana dikembalikan 3 Jumlah Usaha Pangan Masyarakat (UPM)/TTI (Gap/TTI) 497/1.086 Gap/TTI 287 473/874 473/989 95.17% / 91,06% Prov. Kep. Riau mengembalikan dananya krn Gapoktannya tdk memenuhi persyaratan Kesulitan mendapatkan gapoktan padi, SPM sdh diajukan tetapi kontrak kerjasama belum ditandatangani, ada gapoktan yang tdk mempunyai NPWP Mencari gapoktan padi, menandatangani kontrak kerjasama dan gapoktan segera membuat NPWP

4 Panel Harga Pangan Nasional dan Pemantauan Harga dan Pasokan Pangan (HBKN) 35 Lap 0 0 0 60,00% Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah Rakor dalam memghadapai HBKN, Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil rakor dalam rangka HBKN secara rutin dilaporkan kepada pimpinan Laporan kegiatan baru disampaikan di akhir tahun anggaran E Konsumsi Energi (Kkal/Kap/hr) 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan 2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 2,040 Kkal/Kap/hr 4,894 Desa 0 3.500 4,753 97,64% penundaan kegiatan karena ada penghematan Mengoptimalkan Tim 35 Lokasi 5 10 29% Kegiatan pemantauan sudah dilaksanakan, namun laporan secara kesluruhan baru terlaksana pada akhir tahun (1) Ada persyaratan bahwa harus berbadan hukum sehingga menghambat proses, (2) Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil pemantauan secara rutin dilaporkan kepada pimpinan, (3) Ada penunddaan mengajukan permohonan agar bisa secepatnya berbadan hukum kepada notaris 3 Jumlah Lokasi Gerakan 35 Lokasi 1 1 3% Penetapan lokasi sudah ada yaitu Banten Masih dalam proses dana, Ada penunddaan anggaran F Konsumsi Protein (Gram/Kap/hr 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan 56,40 gram/kap/hr 4,894 Desa 0 3.500 4,753 97,64% penundaan kegiatan karena ada penghematan Mengoptimalkan Tim 2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 35 Lokasi 5 10 12 35,03% (1) Ada persyaratan bahwa harus berbadan hukum sehingga menghambat proses, (2) Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil pemantauan secara rutin dilaporkan kepada pimpinan, (3) Ada penunddaan mengajukan permohonan agar bisa secepatnya berbadan hukum kepada notaris 3 Jumlah Lokasi Gerakan 35 Lokasi 1 1 28 79,4% kegiatan di Ca Free Day Jakarta dan Bandung Masih dalam proses dana, Ada penunddaan proses G Skor PPH Konsumsi 86,2 1 Jumlah Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4,894 Desa 0 3.500 4,753 97,64% penundaan kegiatan karena ada penghematan Mengoptimalkan Tim

2 Jumlah Pemantauan Penganekaragaman Konsumsi Pangan 35 Lokasi 5 10 12 35,03% (1) Ada persyaratan bahwa harus berbadan hukum sehingga menghambat proses, (2) Laporan keseluruhan kegiatan baru dilaporkan akhir tahun. Sedangkan laporan hasil pemantauan secara rutin dilaporkan kepada pimpinan, (3) Ada penunddaan mengajukan permohonan agar bisa secepatnya berbadan hukum kepada notaris 3 Jumlah Lokasi Gerakan 4 Jumlah model pengembangan pangan pokok lokal (Unit) 5 Jumlah hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan (Rekomendasi) 35 Lokasi 1 1 28 79,4% kegiatan di Ca Free Day Jakarta dan Bandung Masih dalam proses dana, Ada penunddaan 29 Unit 0 0 24 79% Masih dalam proses dana, Ada penunddaan 35 Lap 0 0 0 Lapoan kegiatan disampaikan pada akhir tahun anggaran proses proses H I Peningkatan produk pangan segar yang tersertifikasi 1 Jumlah Lokasi Gerakan 2 Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) Tingkat Keamanan Pangan Segar yang Diuji 10 % 0 0 10% 100% Kegiatan di pusat Daerah belum melaporkan ke pusat 35 Lokasi 1 1 28 79,4% Penetapan lokasi sudah ada yaitu Banten 86 Lokasi 0 0 8 9,30% Belum ada daerah yang mengirimkan lap uji lab TA. 80% 0 0 0% pengujian sampel di pusat, apid test kit memenuhi syarat 78,7%, uji lab residu 99,6%, logam berat 100% Masih dalam proses dana, Ada penunddaan Laporan TW. 1 baru akan dilaporkan pada TW.2 menunggu hasil dari laboratorium Pengujian dgn rapid test kit tdk memenuhi syarat 21,73%, uji lab residu pestisida tdk memenuhi syarat 0,4%, (utk daerah blm ada hasil uji) proses 1 Jumlah Lokasi Gerakan 35 Lokasi 1 1 28 79,4% kegiatan di Ca Free Day Jakarta dan Bandung Masih dalam proses dana, Ada penunddaan proses 2 Jumlah rekomendasi pengawasan keamanan dan mutu pangan (Rekomendasi) 86 Lokasi 0 0 0% Belum ada daerah yang mengirimkan lap uji lab TA. Laporan TW. 1 baru akan dilaporkan pada TW.2 menunggu hasil dari laboratorium