BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widdy Hardiyanti, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Percobaan 2: Pengaruh Paclobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Jahe

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

PENDAHULUAN. dengan laju pembangunan dan pertambahan penduduk. Usaha ini tidak. terbatas pada tanaman pangan utama (padi) melainkan penganekaraman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah dapat diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kentang di Indonesia semakin meningkat akibat pertambahan

Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kentang

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Taksonomi Tanaman Gerbera. Gerbera merupakan tanaman bunga hias yang berupa herba. Masyarakat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

Pengaruh Benzyl Amino Purine dan coumarin terhadap pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis beras yang dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman bit (Beta vulgaris L.) merupakan sejenis tanaman ubi-ubian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu atau singkong (Manihot esculenta Crantz.) merupakan bahan pangan

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Keragaman mutu tiga jenis jahe (dalam %, pada lokasi 450 mdpl) Oleoresin Gingerol Pati Serat Air Abu Sari dalam air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan komoditas yang menjadi salah

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah termasuk ke dalam devisi Spematophyta, famili Papilionaceae, genus Arachis, species Arachis hypogaea L.

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam sistem taksonomi tumbuhan, sorgum diklasifikasikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija yang

PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI COUMARIN TERHADAP UMBI G 1 KENTANG (Solanumm tuberosum L.) Oleh : YULIA PUSPITA DEWI

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan adalah pilar dasar pembangunan perekonomian dan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. lima persen penduduk Indonesia mengkonsumsi bahan makanan ini (Swastika

PENGARUH KONSENTRASI NAA DAN KINETIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS PISANG (Musa paradisiaca L. cv. Raja Bulu ) SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANYAKAN CEPAT TANAMAN DENGAN TEKNIK KULLTUR JARINGAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

Respons Pemberian Coumarin Terhadap Produksi Mikro Tuber Planlet Kentang (Solanum tuberosum L.) Varietas Granola

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Pola pertumbuhan cabang kacang tanah (Singh & Oswalt 1995)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh konsentrasi gula dan pacloburazol dalam menginduksi umbi mikro kentang Solanum tuberosum L. varietas atlantik secaraa in vitro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi. Tanaman cabai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dan tanah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung karbohidrat dan kalori yang cukup tinggi. Sehingga kentang. termasuk dalam komoditi diversifikasi pangan.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. adalah sebagai berikut: kerajaan: Plantae; divisio: Magnoliophyta; kelas:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia yang merupakan negara agraris memiliki masyarakat yang banyak bekerja di bidang pertanian. Tanaman holtikultura merupakan salah satu tanaman yang dibudidayakan dan memberikan kontribusi untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman holtikultura yang mempunyai peranan penting bagi petani dataran tinggi atau daerah pegunungan, memiliki potensi sumber karbohidrat dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008; Bugisinesia, et al., 2010). Kentang merupakan tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi di atas 800 mdpl. Tanaman kentang merupakan tanaman pangan utama dunia sesudah padi, gandum dan jagung. Di Indonesia kentang masih dikonsumsi sebagai sayur dan pangan ringan dan belum sebagai makanan pokok pengganti beras (Direktorat Jendral Hortikultura, 2006; Nova dan Yuliansyah, 2011). Beberapa faktor yang memacu meningkatnya permintaan kentang adalah: (1) digemari anakanak sampai orang tua karena rasanya yang nikmat; (2) mengandung nilai gizi yang tinggi bila dibandingkan dengan sayuran yang lain, dan (3) hasil olahan umbi kentang juga banyak dipasarkan di supermarket sebagai makanan ringan dan makanan cepat saji (Puspita, 2011). Di Indonesia, budidaya kentang sudah lama dilakukan namun produktivitasnya masih rendah. Hal ini dikarenakan kualitas umbi yang menjadi faktor pembatas bagi peningkatan hasil produksi kentang (Sutapradja, 2008). Varietas kentang yang unggul memiliki syarat sebagai berikut yaitu berdaya hasil (produksi) tinggi, resisten terhadap penyakit, kualitas hasil baik seperti tekstur, rasa, besar umbi dan

2 morfologi kentang serta mempunyai adaptasi luas di berbagai iklim dan tipe tanah (Asandhi, et al., 1989). Produksi kentang di Indonesia, dari tahun ke tahun luas area, hasil produksi, dan produktivitas kentang terus menurun. Pada tahun 2009 luas panen kentang di Indonesia sekitar 71.238 ha dengan produksi 1.176.304 ton serta produktivitas 16.51 ton/ha. Tahun 2010, produksi kentang menjadi 1.060.805 ton dari luas panen kentang sekitar 66.531 ha dengan produktivitas 15.94 ton/ha. Produksi terus menurun hingga tahun 2011 menjadi 955.488 ton dari luas area panen 59.882 ha dengan produktivitas 15,96 ton/ha (Badan Pusat Statistik, 2011). Rendahnya hasil tersebut terkait dengan pemakaian bibit yang rendah mutu karena terbatasnya ketersedian bibit kentang bermutu tinggi yang bebas virus. Teknik budidaya kentang yang masih konvensional menyebabkan hasil produksi tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan. Tempat budidaya kentang masih terbatas karena dipengaruhi oleh faktor topografi, iklim, dan cuaca yang sesuai. Penanganan pasca panen yang masih kurang maksimal, serta daerah Indonesia yang tropis merupakan tempat yang optimum untuk perkembangbiakan hama dan penyakit tanaman kentang. Hal tersebut yang menyebabkan berkurangnya produktvitas kentang (Asandhi dan Suryadi, 1982; Subhan, 1992; Ummah dan Purwito, 2009; Nova dan Suliansyah, 2011). Pada pembenihan kentang, prinsip menghasilkan jumlah umbi yang banyak lebih diperhatikan daripada menghasilkan bobot. Benih kentang yang telah memenuhi syarat dan standar mutu akan dinyatakan lulus dan diberi sertifikat. Pada setiap kemasan benih yang telah lulus diberi label dan didistribusikan sebagai benih kentang bermutu tinggi. Sistem perbanyakan benih kentang bermutu dimulai dari penyediaan benih sumber G0 (Breeder Seed) bebas patogen melalui teknik kultur jaringan. Bibit GO diperbanyak di screen house dan menghasilkan mini tuber yang selanjutnya secara berurut ditanam menjadi G1 (pada screen house) dan G2 (di lapangan). Perbanyakan dari G2 menjadi G3, G3 menjadi G4 dilakukan dilahan. Bibit G4 inilah yang dijadikan sebagai kentang yang dikonsumsi saat ini pada umumnya (Suwarno, 2008).

3 Upaya untuk meningkatkan produktivitas tanaman kentang dari bibit GO dapat dilakukan dengan perlakuan pemberian retardan (zat penghambat tumbuh). Retardan adalah zat pengatur tumbuh yang berperan sebagai inhibitor dalam menghambat aktivitas meristematik dibagian apikal (Abidin, 1983). Zat Kimia yang dikelompokkan dalam retardan adalah paclobutrazol (Pbz), ancymidol, coumarin, cycocel (CCC), amo-1618, phosfon-d, Succinic acid-2,2-dimethyl hydradize (SADH), dan lain-lain (Abidin, 1983; Puspita, 2011). Retardan merupakan faktor yang menentukan tipe pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Retardan juga merupakan senyawa organik yang dapat menghalangi perpanjangan batang (ruas) dan penghambat biosintesis giberelin acid (GA). Retardant sebagai inhibitor bekerja berlawanan dengan kerja giberelin pada perpanjangan batang. Penelitian Lang, et al (Abidin, 1983) menggunakan CCC dan Amo-1618 pada Fusarium moniliforme untuk memblokir sintesis giberelin. Proses pembentukan umbi mikro akan dapat terhambat karena pertumbuhan tunas terus bertambah hal ini disebabkan biosintesis giberelin berfungsi dalam proses memperpanjang batang, meskipun giberelin tersebut hanya terdapat pada konsentrasi rendah (Nova dan Suliansyah, 2011). Retardan memiliki peran fisiologis untuk menekan perpanjangan batang, mempertebal batang, mendorong pembungaan, mendorong pembentukan pigmen (klorofil, xantofil, antosianin), mencegah etiolasi, mendorong perakaran stek, menghambat senescen, memperpanjang ketahanan masa panen bahan segar (buah, bunga, sayur), meningkatkan keberhasilan pembuahan, tahan terhadap cekaman dan mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh polutan udara seperti ozon dan sulfida (Puspita, 2011). Pemberian retardan akan meningkatan kadar klorofil yang nantinya akan mempengaruhi pembentukan umbi. Pada pengumbian kentang secara in vitro, retardan berperan penting dalam mendorong pembentukan umbi mikro, terhambatnya pertumbuhan dapat meningkatkan akumulasi asimilat pada batang dan daun sehingga mampu menginduksi terbentuknya umbi (Cathey, 1975). Paclobutrazol termasuk zat pengatur tumbuh dari golongan retardan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan metabolisme tanaman pada meristem subapikal yang dapat menghalangi pemanjangan sel, akibatnya perpanjangan buku

4 terhambat (Yasin, 2009). Senyawa pacobutrazol mampu menghambat biosintesis giberelin (GA) dan katabolisme asam absisat (ABA) (Ashrafuzzaman et al., 2009). Asam absisat dalam tanaman menyebar dalam jaringan yang mempunyai fungsi berlawanan dengan zat pengatur tumbuh auksin, gibberelin dan sitokinin. Penelitian Weaver (Abidin, 1983) menyatakan aktivitas GA3 yang membantu sintesis α- amylase pada bulir sejenis gandum dihambat oleh asam absisat. Menurut Prawiranata (Susanto dan Poerwanto, 1999) penghambatan terhadap biosintesis giberelin akan merangsang biosintesis hormon ABA, dimana hormon ini memiliki pengaruh fisiologis pada tunas yang menjadi dorman sehingga pertumbuhan vegetatif menjadi dorman. Terhambatnya biosintesis giberelin menyebabkan perpanjangan dan pembelahan sel pada meristem apikal berjalan lambat sehingga menekan perpanjangan tunas, pada pembungaan hal ini merupakan pengaruh sekunder, sedangkan pengaruh primernya adalah penekanan pertumbuhan vegetatif (Khrisnamoorthy, 1981). Pemberian paclobutrazol 100 ppm yang diaplikasikan pada kacang tanah dapat menekan berat kering brangkasan dan ILD pada 8 MST serta menurunkan tinggi tanaman hingga 17.3% (Mas udah, 2008). Paclobutrazol juga memberikan pengaruh yang nyata dalam menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman gloksinia untuk tinggi tanaman, pertambahan tinggi tanaman, pertambahan panjang daun, pertambahan lebar daun, diameter bunga dan jumlah bunga (Santiasrin, 2009). Paclobutrazol mempengaruhi pertumbuhan tinggi bibit cengkeh (Eugenia aromaticum L.). Makin tinggi konsentrasi aplikasi paclobutrazol, makin pendek bibit cengkeh yang dihasilkan (Runtunuwu, et al., 2011). Penelitian oleh Senoo dan Isoda (2003) di Jepang, pemberian paclobutrazol pada kacang tanah menunjukkan adanya peningkatan jumlah polong pada tanaman dengan perlakuan paclobutrazol 100 ppm dan 200 ppm sehingga meningkatkan produksi panen sampai 3.7 ton per hektar. Paclobutrazol juga dapat menekan pertumbuhan tajuk dan meningkatkan pertumbuhan akar. Penyemprotan paclobutrazol pada kentang memberi efek memperpendek tanaman serta mengurangi diameter umbi dan bobot basah umbi per tanaman pada produksi umbi

5 mini kentang kultivar Red Pontiac (Hutabarat, 2004). Wattimena (Mas udah,2008) menyatakan pemberian paclobutrazol dalam konsentrasi yang rendah dapat mempertinggi ketahanan tanaman terhadap penyakit. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai pertumbuhan dan produksi umbi kentang dari bibit G0 dengan pemberian paclobutrazol. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh pemberian paclobutrazol terhadap pertumbuhan dan produksi umbi kentang (Solanum tuberosum) dari Bibit Kentang (G0)? Berdasarkan rumusan masalah tersebut dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perbedaan tinggi tanaman, kadar klorofil dan biomassa tanaman kentang yang diberi zat paclobutrazol dan yang tidak diberi zat paclobutrazol? 2. Bagaimana perbedaan jumlah umbi, diameter umbi, bobot umbi dan kelas umbi kentang yang diberi zat paclobutrazol dan yang tidak diberi zat paclobutrazol? 3. Berapakah konsentrasi zat paclobutrazol yang optimum bagi produksi umbi kentang (G1)? C. Batasan Masalah Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian menjadi lebih terarah dan tidak terlalu meluas, membatasi beberapa hal sebagai berikut: 1. Parameter pertumbuhan berupa tinggi, biomassa dan kadar klorofil tanaman kentang. 2. Parameter produksi berupa jumlah umbi yang dihasilkan per tanaman, bobot umbi pertanaman, diameter umbi kentang dan kelas umbi.

6 3. Parameter abiotik yang diukur meliputi suhu udara dan tanah, intensitas cahaya, ph tanah, kelembaban udara dan tanah, dan MOT (Materi Organik Terlarut 4. Retardan yang digunakan merk dagang Patrol dengan bahan aktif paclobutrazol. D. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis respon pertumbuhan dan produksi umbi tanaman kentang terhadap beberapa konsentrasi paclobutrazol. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian pacloburazol terhadap tinggi tanaman, kadar klorofil, biomassam jumlah umbi, diameter umbi, bobot umbi dan kelas umbi. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat dijadikan sebagai data formulasi Paclobutrazol untuk meningkatkan produksi umbi kentang (G1). 2. Dapat mengetahui efek pemberian paclobutrazol pada perumbuhan dan produktivitas umbi yang dihasilkan F. Asumsi 1. Retardan berperan penting dalam mendorong pembentukan umbi mikro hal tersebut terjadi karena terhambatnya pertumbuhan tunas sehingga meningkatkan akumulasi asimilat pada batang dan daun yang kemudian menginduksi pembentukkan umbi (Cathey, 1975). 2. Retardan merupakan senyawa organik yang dapat menghalangi perpanjangan batang (ruas) dan penghambat biosintesis giberelin acid (GA) (Nova dan Suliansyah, 2011).

7 3. Penyemprotan paclobutrazol pada kentang memberi efek memperpendek tanaman dan mengurangi diameter umbi, dan bobot basah umbi per tanaman pada produksi umbi mini kentang kultivar Red Pontiac (Hutabarat,2004). G. Hipotesis Berdasarkan asumsi-asumsi yang disebutkan, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah paclobutrazol berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan meningkatkan produksi umbi kentang dari bibit umbi kentang (G0).