EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DENGAN STRATEGI MOTIVASI ARCS PADA MATERI TRANSPORTASI DITINJAU DARI KETUNTASAN BELAJAR SISWA, AKTIVITAS BELAJAR SISWA, RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN, DAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN 1 Bambang Sugiarto, Yemi Kuswardi, Gatut Iswahyudi, Mardjuki 2 Salah satu materi yang terdapat didalam mata kuliah program linier adalah Transportasi. Dalam mempelajari materi Transportasi ini sangat diperlukan keterampilan didalam memahami suatu permasalahan sehari-hari dan memodelkannya ke dalam bentuk kalimat matematika. Selain itu diperlukan pula pemahaman, ketelitian, dan keterampilan didalam menggunakan operasioperasi bilangan dalam menerapkan algoritma Transportasi. Materi Transportasi merupakan materi yang sulit bagi siswa. Kesulitan pada materi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kepasifan siswa selama perkuliahan, kekurang telitian siswa, kurangnya latihan-latihan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, dan kekurangberanian siswa dalam menanyakan segala sesuatu yang belum mereka pahami kepada pengajar dan kekurang beranian siswa dalam mengungkapkan pendapat. Untuk mengatasi hal tersebut penulis akan mencoba menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS Model pembelajaran Learning Cycle 5E secara sistematis menuntun dan membantu siswa melalui langkah-langkah atau tahapantahapan tertentu, yang dapat membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran, mengajak siswa untuk aktif mengeksplor pengetahuan, mengembangkan sikap ilmiah siswa dengan melakukan penemuan sendiri, membangkitkan keberanian siswa dalam mengkonfirmasikan pendapatnya kepada orang lain. Model pembelajaran learning cycle 5E diperkenalkan oleh Robert Karplus dan dikembangkan oleh Lorsbach. Model pembelajaran ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu: (1) pembangkitan minat (engagement), (2) menyelidiki (exploration), (3) menjelaskan (explanation), (4) memperluas (elaboration/extention), (5) penilaian (evaluation). Strategi motivasi ARSC (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) merupakan strategi yang dapat meningkatkan motivasi terhadap materi pembelajaran dan aktifitas belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS pada materi Transportasi tercapai, (2) apakah aktifitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS pada materi Transportasi efektif, (3) apakah respon siswa terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS pada materi Transportasi positif, (4) apakah kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi ARCS pada materi Transportasi efektif, dan (5) apakah efektifitas model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS pada materi Transportasi tercapai. Sejalan dengan tujuan penelitian maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menempuh mata kuliah Program Linier. Pada penelitian ini diperoleh hasil (1) ketuntasan belajar siswa tercapai karena terdapat 97,5% siswa tuntas (dari 40 siswa, 39 siswa yang tuntas), (2) Keefektifan aktifitas belajar siswa tercapai (pada rata-rata aktifitas belajar siswa dari enam indikator aktifitas belajar siswa semua indikator efektif), (3) Respon siswa terhadap pembelajaran positif, karena persentase yang terbesar dari rata-rata persentase setiap indikator pada respon siswa berada dalam kategori senang, tidak ada kesulitan, ada kemajuan, tertarik, berminat, paham, jelas, dan baik, (4) keefektifan kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajaran tercapai, karena rata-rata nilai setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran berada pada interval 2,50 4,00 dan kegiatan inti berada pada kategori baik, dan (5) model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi ARCS efektif untuk mengajarkan materi Transportasi, hal ini dikarenakan ketuntasan belajar siswa tercapai, keefektifan aktifitas belajar siswa efektif, respon siswa terhadap pempelajaran positif, dan keefektifan kemampuan pengelolaan pembelajaran tercapai. Keyword: Learning Cycle 5E, strategi motivasi ARCS, efektifitas pembelajaran
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang sangat cepat dan pesat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia berkualitas. Salah satu cara yang harus ditempuh untuk membentuk manusia berkualitas adalah melalui pendidikan, diantaranya pendidikan jalur sekolah. Sekolah adalah bagian dari masyarakat dan merupakan tempat yang sangat tepat bagi pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi. Setiap jenjang pendidikan pada jalur pendidikan sekolah dapat berperan dalam menyediakan sumber daya manusia, mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Dalam pembelajaran matematika tugas seorang pendidik adalah menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, sehingga siswa mencintai matematika. Penekanan pembelajaran matematika di sekolah harus relevan dengan kehidupan sehari-hari, supaya pelajaran matematika yang diperoleh akan terasa manfaatnya. Dengan demikian siswa dapat mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berdampak positif dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu. Salah satu materi yang terdapat didalam mata kuliah program linier adalah Transportasi. Dalam mempelajari materi Transportasi ini sangat diperlukan keterampilan didalam memahami suatu permasalahan sehari-hari dan memodelkannya ke dalam bentuk kalimat matematika. Selain itu diperlukan pula pemahaman, ketelitian, dan keterampilan didalam menggunakan operasi-operasi bilangan dalam menerapkan algoritma Transportasi. Berdasarkan kenyataan yang penulis alami selama beberapa tahun mengampu mata kuliah program linier, materi Transportasi merupakan materi yang sulit bagi siswa. Kesulitan pada materi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kepasifan siswa selama perkuliahan, kekurang telitian siswa, kurangnya latihan-latihan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, dan kekurangberanian siswa dalam menanyakan segala sesuatu yang belum mereka pahami kepada pengajar dan kekurang beranian siswa dalam mengungkapkan pendapat. Untuk dapat memecahkan masalah di atas, diharapkan pendidik berusaha untuk dapat memotivasi siswa dalam mempelajari matematika, memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan pendidik harus berusaha menanamkan kepada siswa bahwa pelajaran matematika dapat meningkatkan penalaran, membentuk kepribadian serta dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi diharapkan pendidik harus memiliki kemampuan yang memadai dalam bidang matematika, dan cara mengajar serta cara memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu alternatif model pembelajaran untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pembelajaran materi transportasi adalah dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS. Keller (1987: 2) memperkenalkan suatu strategi motivasi ARSC (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction). Selanjutnya Keller (1987: 3) mengemukakan bahwa: strategi motivasi model ARCS adalah suatu metode untuk meningkatkan motivasi terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini strategi motivasi ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) memiliki strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi, dan aktivitas siswa dalam belajar. Dalam strategi motivasi ARCS terdapat kiat-kiat sebagai berikut. (1) Untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pelajaran; (2) menghubungkan materi dengan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; (3) untuk meningkatkan kepercayaan siswa terhadap materi yang diberikan guru; dan (4) untuk mewujudkan kepuasan siswa dalam proses pembelajaran dan materi yang dipelajarinya. Sedangkan Model
pembelajaran Learning Cycle 5E secara sistematis menuntun dan membantu siswa melalui langkah-langkah atau tahapan-tahapan tertentu, yang dapat membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran, mengajak siswa untuk aktif mengeksplor pengetahuan, mengembangkan sikap ilmiah siswa dengan melakukan penemuan sendiri, membangkitkan keberanian siswa dalam mengkonfirmasikan pendapatnya kepada orang lain. Model pembelajaran learning cycle 5E diperkenalkan oleh Robert Karplus dan dikembangkan oleh Lorsbach. Model pembelajaran ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu: (1) pembangkitan minat (engagement), (2) menyelidiki (exploration), (3) menjelaskan (explanation), (4) memperluas (elaboration/extention), (5) penilaian (evaluation). METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang menempuh mata kuliah Program Linier pada tahun ajaran 2012/2013 Metode Pengumpul Data Dalam penelitian ini diperlukan data hasil belajar siswa, data aktivitas siswa, data kemampuan pengelolaan pembelajaran, dan data tentang respon siswa. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa pada materi Transportasi, kepada siswa diberikan tes sesudah kegiatan pembelajaran. Untuk memperoleh data aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dilakukan observasi oleh 4 orang observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data kemampuan pengelolaan pembelajaran diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pengajar selama melakukan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh 3 observer. Untuk memperoleh data tentang respon siswa, kepada siswa diberikan angket respon siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS. Analisis Data a. Data Hasil Belajar Analisis data hasil belajar siswa secara deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah taraf penguasaan sebagai nilai batas lulus (NBL) berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret tahun 2008. b. Data Aktivitas Siswa Analisis data aktivitas siswa dengan menggunakan percentase bertujuan untuk mengetahui keefektifan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Keefektifan aktivitas siswa didasarkan pada alokasi waktu yang direncanakan dalam rencana pembelajaran. Keefektifan aktivitas siswa ditentukan oleh kesesuaian terhadap aktivitas
ideal yang diindikasikan dengan waktu ideal yang ditetapkan. Presentase waktu ideal untuk setiap kategori aktivitas siswa adalah seperti disajikan pada tabel berikut ini. Aktivitas Siswa Waktu Ideal 1. Memperhatikan/mendengarkan penjelasan pengajar 20% 2. Membaca/mencatat (yang relevan dengan KBM) 20% 3. Mengerjakan/menyelesaikan masalah 25% 4. Berdiskusi/bertanya antar siswa atau antar siswa dan 30% pengajar 5. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok 5% 6. Perilaku yang tidak relevan dengan KBM 0% Tabel 1. Waktu ideal Kategori Aktivitas siswa Batas toleransi pencapaian keefektifan aktivitas siswa untuk tiap indikator ditetapkan sebesar 5%. Sehingga kriteria pencapaian efektifitas aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini. Aktivitas Siswa 1. Memperhatikan/mendengarkan penjelasan pengajar 2. Membaca/mencatat (yang relevan dengan KBM) 3. Mengerjakan/menyelesaikan masalah 4. Berdiskusi/bertanya antar siswa atau antar siswa dan pengajar 5. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok 6. Perilaku yang tidak relevan dengan KBM Waktu Ideal 20% 20% 25% 30% Kriteria batasan efektivitas (%) 15 25 15 25 20 30 25 35 5% 0 10 0% 0 5 Tabel 2. Batas Toleransi Pencapaian Keefektifan Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dikatakan efektif jika empat dari enam indikator tersebut memenuhi kriteria batasan efektivitas siswa dengan syarat indikator 3 dan 4 terpenuhi. c. Data Respon Siswa Respon siswa terhadap komponen kegiatan pembelajaran dikelompokkan dalam kategori senang dan tidak senang. Komponen kegiatan pembelajaran meliputi materi pembelajaran, lembar kegiatan kelompok. Respon siswa terhadap model pembelajaran dikelompokkan dalam kategori mengalami kesulitan atau tidak dalam mempelajari modul, lembar kegiatan kelompok, dan diskusi dalam kelompok. Selain itu ditanyakan pula apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam diskusi kelas, apakah mengalami kemajuan atau tidak bagi diri siswa, serta ditanyakan juga tentang ketertarikan dan manfaat kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS. Selanjutnya siswa diminta memberikan komentar mengenai bahasa dan penampilan pada modul. Untuk menentukan kriteria efektivitas respon siswa terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran dilakukan sebagai berikut. 1) Dari hasil angket respon siswa dianalisis secara diskriptif dalam bentuk persentase dan dikelompokkan untuk setiap indikator 2) Respon siswa dikatakan positif apabila persentase yang terbesar dari rata-rata persentase setiap indikator berada dalam kategori senang, tidak ada kesulitan, ada kemajuan, tertarik, berminat, paham, jelas, dan baik. d. Data Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Data pengamatan tentang kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dianalisis dengan menghitung rata-rata setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran dari lima kali pertemuan. Selanjutnya nilai rata-rata tersebut dikonversikan dengan kategori pembelajaran interaktif setting kooperatif menggunakan kriteria: tidak
baik (1,00 1,49), kurang baik (1,50 2,49), baik (2,50 3,49), dan sangat baik (3,50 4,00), (Adopsi Alhadad, 2002: 73). Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dikatakan efektif apabila ratarata nilai setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran berada pada interval 2,50 4,00 dengan syarat hasil pengamatan pada kegiatan inti untuk setiap aspek yang diamati mencapai kategori minimal baik. e. Kriteria Keefektifan Model Learning Cycle 5E dengan Strategi Motivasi ARCS Keefektifan model Learning Cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS dalam pembelajaran materi Transportasi pada mata kuliah program linier tercapai jika paling sedikit tiga aspek dari empat aspek berikut dipenuhi (1)Ketuntasan belajar tercapai, (2) keefektifan aktivitas siswa tercapai, (3)respon siswa terhadap pembelajaran positif, dan (4) kemampuan pengelolaan pembelajaran efektif [dengan syarat aspek (1) terpenuhi] HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisa data hasil belajar siswa, data aktifitas belajar siswa, data kemampuan pengelolaan pembelajaran, serta data respon siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran pada materi Transportasi dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS. Hasil Belajar Siswa Pelaksanaan tes hasil belajar pada materi Transportasi dilakukan pada 40 mahasiswa. Data hasil belajar 40 mahasiswa dan deskripsi data tes hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini. Grafik 1. Data Tes Hasil Belajar pada Materi Transportasi Tabel 3. Deskripsi Data Tes Hasil Penelitian Keterangan Kelas Eksperimen Rata-Rata Nilai 74,92 Banyaknya siswa 40 Banyak siswa yang mencapai nilai 60 39 Persentase banyak siswa yang mencapai nilai 60 97,5 Dari hasil tersebut tampak bahwa penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS untuk mengajarkan materi Transportasi pada mata kuliah program linier dapat dianggap berhasil, karena banyaknya siswa yang mencapai nilai 60 atau lebih sebanyak 39 anak dari 40 anak atau 97,5%. Karena banyaknya siswa yang mencapai nilai kelulusan di atas 75% maka berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret Nomor: 475/J27/PP/2005 Bab IX tentang Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa pada pasal 14 (3) a, ketuntasan belajar tercapai.
Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil pengamatan dari para pengamat mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran dengan model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS dapat dilihat pada tabel berikut ini. Grafik 2. Aktivitas Siswa Pertemuan Pertama Grafik 3. Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Grafik 4. Aktivitas Siswa Pertemuan Kedua Kategori Pengamatan 1. Memperhatikan penjelasan pengajar 2. Membaca/Mencatat (yang relevan dengan KBM) 3. Mengerjakan/menyelesaikan masalah 4. Berdiskusi/bertanya antar siswa dan antar siswa dan pengajar 5. mengkomunikasikan hasil kerja kelompok 6. perilaku yang tidak relevan dengan KBM Tabel 4. Persentase Aktivitas siswa Persentase Aktivitas Siswa Pertemuan Ke- 1 2 3 Rata- Rata 16.6 19.6 23.07 25.9 12.5 2.29 20.6 18.5 20 31 8.16 1.7 24.8 18 24.21 24.9 6.37 1.68 21 18.9 22.34 27.5 8.46 1,8 Batas waktu toleransi keefektifan (%) 15 25 15 25 20 30 25 35 0 10 0 5 Keefek Tivan Dari tabel tersebut tampak bahwa jika dilihat secara keseluruhan semua kategori pengamatan efektif, meskipun pada pertemuan pertama pada kegiatan mengkomunikasikan hasil kerja kelompok tidak efektif. Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Penerapan model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS diberikan pada 3 pertemuan. Pada masing-masing pertemuan dilakukan pengamatan
terhadap kemampuan pengajar dalam pengelolaan pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh 3 orang observer. Pada pengamatan kemampuan pengelolaan pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap kemampuan pengelolaan pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran learning cycle 5E. Hasil pengamatan pada masingmasing pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Grafik 5. Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Pertemuan Pertama Grafik 6. Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Pertemuan Kedua Grafik 7. Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Pertemuan Ketiga Grafik 8. Rata-Rata Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Pada Grafik 8 terlihat bahwa rata-rata nilai setiap aspek yang diamati dalam mengelola pembelajaran baik pada fase Engage, fase Explore, Fase Explain, Fase Extend, maupun pada fase Evaluate berada pada interval 2,50 4,00 dengan hasil pengamatan pada kegiatan inti yang meliputi fase Explore, Fase Explain, Fase Extend, maupun pada fase Evaluate untuk setiap aspek yang diamati mencapai kategori baik. Dengan berdasar hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajaran efektif. Respon siswa Data tentang respon siswa diperoleh setelah proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS selesai. Data ini diperoleh dengan cara memberikan angket respon siswa kepada 40 mahasiswa. Namun, saat pengembalian tidak semua angket terkumpul. Dari 40 angket yang disebar hanya terdapat 30 angket saja yang terkumpul. Dari 30 angket yang terkumpul diperoleh data prosentase respon siswa yang tampak pada tabel berikut ini.
Grafik 5. Presentase Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Dari Grafik di atas menunjukkan bahwa persentase yang terbesar dari persentase setiap indikator berada dalam kategori senang, tidak ada kesulitan, tertarik, berminat, paham, dan jelas sehingga respon siswa terhadap komponen model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS dapat dikatakan positif dan siswa berminat untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E dengan strategi motivasi ARCS. Keefektifan Pembelajaran Model Pembelajaran Learning cycle 5E dengan Strategi Motivasi ARCS Berdasarkan kriteria keefektifan yang telah ditetapkan pada Bab III maka pembelajaran dengan menerapkan model pembalajaran learning cycle 5E dengan strategi Motivasi ARCS pada materi transportasi efektif. Keefektifan ini tercapai karena keseluruhan peninjauan keefektifan baik pada Ketuntasan belajar siswa, aktivitas belajar siswa, kemampuan pengelolaan pembelajaran efektif serta adanya respon siswa terhadap pembelajaran yang positif. DAFTAR PUSTAKA Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: Mcraw-Hill.. 2001. Learning to Teach. Fourth Edition. New York: Mcraw-Hill Higher Education. Borich, G. D. 1994. Observation Skill for Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing Company. Carrin, arthur. A. 1993. Teaching Modern Science. Sixth Edition. New York: Macmillan Publishing Company. Dafid J Benson. 2008. The Standard-Based Teaching/Learning Cycle. The Colorado Coalition for standard-based Education Dahar, R. W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud P2LPTK. Eggen, Paul. D. Kauchak, Donald. P. 1996. Strategis for Teachers Teaching Content and Thinking Skill. Third Edition. Boston: Allyn & Bacon. Gagne, Robert. M., & Briggs, Leslie, J. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt Rinerhett and Winston. Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dirjen Dikti P2LPTK.
Keller, Jhon. ARCS Model, P.5, 2007 (http://www.arcsmodel.com/home.htm). Kemp, JE. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company. Slavin, R. E. 1994. Educational Psychology Theory Into Practices. Fourt Edition. Boston: Allyn and Bacon. Soedjadi, R. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta..1992. Pokok-Pokok Pikiran tentang Orientasi Masa Depan Matematika Sekolah di indonesia. Media Pendidikan Matematika Nasional No. 2 Th 1.