HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DAN INTENSI PEMBELIAN ULANG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP INTENSI PEMBELIAN ULANG DI TOKO BUKU GRAMEDIA MERDEKA BANDUNG. Nur Hayati ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN DAN BEHAVIORAL INTENTION

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (STUDI PADA STIE TOTALWIN SEMARANG)

BABS SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

loyalitas pelanggan secara tidak langsung melalui kepuasan (Caruana, 2002). Service quality atau kualitas layanan menurut Zeithaml (1990:19) kualitas

Analisis Kualitas Layanan yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya terhadap Behavioral Intentions

MEMBANGUN KEPUASAN KONSUMEN INTERNAL MELALUI PENCIPTAAN KUALITAS PELAYANAN DI BIDANG JASA PENDIDIKAN

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS LAYANAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PELANGGAN WAROENG SPESIAL SAMBAL CABANG JATINANGOR FAUZAN RAMADHAN ABSTRAK

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

PENGARUH DIMENSI KUALITAS JASA PADA KEPUASAAN KONSUMEN PADA RESTORAN MAKANAN CEPAT SAJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SERVICE QUALITY PERCEPTION TERHADAP PURCHASE INTENTION (Studi Empiris Pada Konsumen Supermarket Pasaraya Sri Ratu Madiun)

FAKTOR KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH KREDIT PADA PT. BANK PANIN TBK SURABAYA

perusahaan-perusahaan jasa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Teuku Aliansyah, dkk, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN MIGRASI PRABAYAR DI WILAYAH PT PLN (Persero) RAYON KROYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

Jurnal Ilmiah INTEGRITAS Vol. 3 No. 2 Desember 2017

Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Pelayanan Tenaga Nonpendidik UNISBA

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS MAHASISWA PADA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PGRI SUKABUMI. Asep Hermawan STIE PGRI Sukabumi

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

Ekuilibrium : Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi P-ISSN X Volume 11, No 2, September 2016 E-ISSN

BAB IV PENUTUP. mereka terima dari perusahaan. 2. Berdasarkan temuan peneltian, pelayanan dimensi reliability dan assurance

PENGARUH KUALITAS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP KEPUASAN SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG HOTEL DI KOTA MAKASSAR (Studi pada Hotel TM Makassar) H A D I D U STIE-YPUP Makassar

BAB V SIMP ULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan setiap manusia, terdapat moment-moment khusus yang

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JASA KOPERASI PANDAWA JAYA PABELAN KARTASURA

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN COMLABS INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

PENGARUH LOKASI, PELAYANAN, DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN WARUNG SEAFOOD YU YEM PANTAI JATIMALANG. Ely Septiadi

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development

Jenis Pekerjaan 39 Pengeluaran Rata Rata Responden Per Bulan 39 Kunjungan Ke Coffee shop Lain 40 Waktu Berkunjung Rata Rata 40 Belanja Rata Rata 41

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN HASIL KERJA PEGAWAI DENGAN KUALITAS PELAYAN DI WARALABA ALFAMART CILEGON. Anita Dyah Juniarti

Bambang Setiyo Pambudi, SE, MM *) Abstract :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAKSI... BAB I PENDAHULUAN...

Gambaran Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Kualitas Pelayanan Hema Resto Kemang Pratama di Bekasi

ekonomi yang menimpa masyarakat dunia saat ini jika dicermati secara dimensi

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor

tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan jasa transportasi udara.

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN INTENSI PEMBELIAN ULANG DI APOTEK X YOGYAKARTA. Hari Kurniawan POLTEKKES Permata Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian Indonesia. Industri Ritel memiliki kontribusi terbesar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

ANALISA PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT X DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan. Masing-masing restoran harus mampu menyediakan

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI KLINIK SPESIALIS GRAHA AMANAH

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH PT ASURANSI BUMI PUTERA CABANG PADANG

PENGARUH KUALITAS LAYANAN, HARG DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PENONTON UNTUK MENONTON FILM

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN. Nur Hayati ABSTRAK

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KONSEKUENSI PERILAKU NASABAH PADA PD. BPR BKK NGEMPLAK BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB5 SIMPULAN DAN SARAN. I. Hasil pengujian secara simultan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UI MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL RAZAK MUCHTAR SYAHMI

BAB I PENDAHULUAN.

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL TERINTEGRASI PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KUALITAS PRODUK DAN NILAI NASABAH TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS NASABAH BANK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

ANALISA KUALITAS PELAYANAN ASET FISIK DAN FASILITAS DI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN FRONTLINE. Nova Esti Wiharsih Efendi 1 (Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta) ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords : customer attitude, kualitas layanan online, service loyalty. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. yang akan ditawarkan kepada nasabah-nasabahnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. paling luas dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Selain memiliki keanekaragaman

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR... xi

LAPORAN PENELITIAN PENGARUH PERCEIVED SERVICE QUALITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan memperebutkan nasabah bank di Indonesia sangat ketat.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DAN INTENSI PEMBELIAN ULANG INTAN PRAMESTI DEWI TUNTUN ARIADI SUKANTA ABSTRAK Studi ini mengkaji hubungan antara dimensi-dimensi kualitas pelayanan dalam hubungannya dengan intensi pembelian ulang pada sektor perbankan. Sampel sebanyak 137 nasabah dan metode yang digunakan adalah analisis jalur. Hasil studi menunjukkan bahwa dimensi-dimensi tangibles, responsiveness dan assurance tidak memiliki hubungan signifikan dengan intensi pembelian ulang. Adapun dimensi-dimensi reliability dan empathy memiliki hubungan positif dan signifikan dengan intensi pembelian ulang. Implikasi dan keterbatasan hasil studi diuraikan pada bagian akhir. Kata kunci : Kualitas pelayanan, tangibles, reliability, responsiveness, assurance, empathy, intensi pembelian ulang, analisis jalur. I.PENDAHULUAN Eksisitensi lembaga keuangan dalam perekonomian sangatlah penting dan merupakam jantung bisnis (Infobank, 2002). Kehadiran dunia perbankan di negara Indonesia sebagai salah satu lembaga keuangan yang berperan sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dituntut untuk menunjukkan kinerja dan pelayanan yang baik (Info Bank, 2002) Secara praktis, tuntutan masyarakat yang semakin kritis terhadap berbagai bentuk jasa pelayanan perbankan menyebabkan meningkatnya persaingan dalam dunia usaha perbankan. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan berkembang melalui profitabilitas yang optimal, pihak manajemen bank harus melakukan perbaikanperbaikan ke depan. Salah satu kiat yang dilakukan manajemen bank dalam perbaikan adalah meningkatkan citra dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah. Begitu krusialnya masalah ini, tak heran jika bank terus melakukan pembenahan yang tujuannya adalah tiada lain untuk menghasilkan pelayanan yang terbaik kepada nasabah 115

(Info Bank, 2004). Praktisi perbankan Surjaudaja menyatakan bahwa strategi dalam menghadapi persaingan, tidak dilakukan dengan cara menurunkan tingkat suku bunga di bawah rata-rata pasar, namun yang paling penting adalah pelayanan dan sikap kooperatif terhadap nasabah (Sinar Harapan, 2002). Secara teoritis, dalam usaha dimana core product-nya adalah jasa, pelayanan yang berkualitas selalu dipandang memegang peranan kunci dalam memahami salah satu outcome dari upaya-upaya pemasaran yaitu customer buying behavior yang dalam berbagai studi sering diproksi oleh buying atau repurchase intention (Cronin dan Taylor, 1992; Boulding et al., 1993; Bloemer et al., 1999). Oliver (1993) menganggap intensi pembelian ulang sebagai suatu fungsi perilaku individual terhadap suatu produk atau jasa. Konsumen membentuk intensi pembelian ulang atas dasar faktor faktor seperti harga yang diharapkan, manfaat pelayanan yang diharapkan, pendapatan keluarga (Kotler, 1997). Hasil-hasil penelitian yang mencoba mengungkap mengenai hubungan antara kualitas pelayanan dan intensi pembelian ulang ini cukup bervariasi. Sebagai contoh, studi yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti misalnya, Bateson (1992) yang menyatakan bahwa terdapat bukti yang cukup bahwa kualitas pelayanan mendorong pembelian ulang dan juga menarik pelanggan baru. Demikian pula Zeithaml et al. (1990) menyatakan bahwa kualitas pelayanan memiliki hubungan positif dengan intensi pembelian ulang. Namun demikian, terdapat hasil studi yang berbeda. Cronin dan Taylor (1992) menemukan bahwa kualitas pelayanan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap intensi pembelian ulang. Bloemer et al, (1999) yang mengkaji hubungan antara kualitas jasa dan intensi pembelian ulang berdasarkan dimensi-dimensi kualitas pelayanan menurut pendekatan yang direkomendasikan Parasuraman dan koleganya. Mereka menemukan adanya keragaman hubungan antara dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Oleh karena itu, adanya inkonsistensi temuan-temuan tersebut di atas merupakan daya tarik untuk melakukan kajian lebih lanjut dalam sektor perbankan. 116

II. REVIEW LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Parasuraman dan koleganya membagi kualitas pelayanan ke dalam 5 dimensi pembentuknya, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Dimensi tangible merupakan aspek fisik penyedia jasa yang menyangkut penampilan sarana fisik, perlengkapan, penampilan pegawai, dan sarana komunikasi. Reliability berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Responsiveness berkaitan dengan ketanggapan pegawai untuk membantu dan memberikan pelayanan dengan segera. Assurance menunjukkan wawasan dan keramahan pegawai dalam menghadapi pelanggan sehingga menumbuhkan rasa percaya pelanggan. Empathy merupakan dimensi yang berhubungan dengan aspek perhatian secara indivudal pada pelanggan, pengertian dan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan serta kemudahan pelanggan untuk mengakses penyedia jasa. Perspektif multidimensi dalam psikologi sosial memandang bahwa sikap manusia tersusun atas komponen-komponen (1) afektif, yaitu menunjuk menunjuk pada perasaan, emosi atau rangsangan terhadap objek sikap; (2) kognitif, menunjuk pada keyakinan, pertimbangan, atau pemikiran yang berhubungan dengan objek sikap; dan (3) konatif, menunjuk pada konsekuensi perilaku dari sikap atau kecenderungan untuk berperilaku. Dari ketiga komponen dasar tersebut, komponen konatif merupakan komponen yang menjadi fokus pada studi ini. Schiffman dan Kanuk (2000) mendefinisikan komponen konatif sebagai likehood or tendency that an individual will undertake a specific action or behave in a particular way with regard to attitude object. Dalam hubungannya dengan studi pada lingkup pemasaran, komponen konasi sering dianggap sebagai cerminan kecenderungan konsumen untuk membeli atau intention to buy (Schiffman dan Kanuk, 205). Conin dan Taylor (1992) memandang intensi pembelian ulang sebagai bentuk dari loyalitas pelanggan. Mengenai hubungan antara kedua konstruk tersebut, Bateson (1992) menyatakan terdapat bukti yang cukup kuat bahwa kualitas pelayanan mendorong terjadinya pembelian ulang dan menarik pelanggan yang baru. Parasuraman et al. (1994) juga menyatakan bahwa kualitas pelayanan memiliki efek positif terhadap 117

intensi pembelian ulang. Pelayanan yang sempurna memberikan keuntungan karena pelanggan akan kembali menggunakan jasa perusahaan, dan memberikan komentar yang positif mengenai perusahaan terhadap orang lain (Zeithaml et al., 1990). Studi Boulding et al. (1993) terhadap mahasiswa perguruan tinggi menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap intensi pembelian ulang. Demikian pula, beberapa peneliti lain mengkonfirmasikan temuan-temuan tersebut di atas (Brown et al., 1993; Usmara dan Prasetyo, 2000; Sabihaini 2002). Bloemer et al. (1998) melakukan kajian dengan membagi secara tegas kelima diminesi kualitas pelayanan dalam hubungannya dengan intensi pembelian ulang pada empat jenis industri. Signifikansi hubungan antara dimensi-dimensi kualitas dan intensi pembelian ulang pada jenis industri dari hasil studi Bloemer et al. (1998) dapat disarikan sebagai berikut. 1. Tangibles adalah signifikan pada industri entertainment, tetapi tidak signifikan pada ketiga industri lainnya; 2. Reliability adalah signifikan pada industri entertainment dan supermarket, tetapi tidak signifikan pada industri fast food dan health care; 3. Responsiveness adalah signifikan pada industri entertainment, tetapi tidak signifikan pada tiga industri lainnya; 4. Assurance adalah signifikan pada industri fast food dan health care, tetapi tidak signifikan pada industri entertainment dan supermarket; 5. Empathy adalah signifikan pada industri fast food, supermarket dan health care, tetapi tidak signifikan pada industri entertainment. Salehuddin et al. (2000) juga membagi kualitas pelayanan berdasarkan dimensi-dimensinya dan menemukan bahwa dimensi-dimensi responsiveness dan empathy memiliki hubungan positif dengan intensi pembelian ulang, sedangkan dimensi-dimensi tangible, reliability dan assurance tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut di atas, hubungan antara kualitas pelayanan dan intensi pembelian ulang disajikan pada Gambar 1 di halaman berikut. 118

Gambar 1 Model Analisis Gambar 1 menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kualitas pelayanan memiliki hubungan dengan intensi pembelian ulang. Mengenai model analisis pada gambar yang menunjukkan adanya korelasi antar dimensi, justifikasi berasal dari temuan Cronin dan Taylor (1992) serta Parasuraman et al. (1994). Berdasarkan model analisis tersebut di atas, hipotesis yang diajukan: H 1 : terdapat hubungan positif antara dimensi tangible dan intensi pembelian ulang H 2 : terdapat hubungan positif antara dimensi reliability dan intensi pembelian ulang H 3 : terdapat hubungan positif antara dimensi responsiveness dan intensi pembelian ulang H 4 : terdapat hubungan positif antara dimensi assurance dan intensi pembelian ulang H 5 : terdapat hubungan positif antara dimensi empathy dan intensi pembelian ulang III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN a. Sampel dan Prosedur 119

Sampel terdiri atas 137 nasabah bank yang berlokasi di Bandung. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Theory trimming digunakan jika terdapat koefisien yang tidak signifikan. Seluruh penghitungan maupun pengujian menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS serta AMOS. b. Instrumen Pengukuran Kualitas pelayanan diukur dengan menggunakan bagian dari instrumen tujuh skala yang diadaptasi dari Zeithaml et al. (1990) dengan hanya mengukur aspek service performance. Menurut Cronin dan Taylor (1992), aspek service performance mempunyai varians yang lebih baik dalam menjelaskan kualitas pelayanan daripada instrumen SERVQUAL secara lengkap. Cronin dan Taylor (1992) menyatakan reliabilitas internal berkisar antara 0.89 0.96. Intensi pembelian ulang diukur dengan dua item dengan sembilan skala pengukuran yang diadaptasi dari Zeithaml et al. (1996) yang merupakan bagian dari instrumen yang mengukur behavioral intention. Bloemer et al. (1999) melaporkan reliabilitas internal sebesar 0.81. IV. TEMUAN-TEMUAN a. Uji Reliabilitas dan Statistik Deskriptif Tabel 1 menyajikan reliabilitas internal dan statistik deskriptif masing-masing variabel. Dari pengujian reliabilitas nampak bahwa masing-masing instrumen pengukuran adalah reliabel dengan koefisien konsistensi internal cronbach alpha sesuai dengan persyaratan yang direkomendasikan oleh Nunnaly (1978) dimana nilai koefisien cronbach s alpha lebih dari 0.60. Korelasi menunjukkan indikasi awal adanya hubungan antar variabel. Tabel 1 menunjukkan bahwa korelasi bi-variate seluruh variabel adalah positif dan signifikan pada level 0.01. Tabel 1. Reliabilitas Internal, Rata-rata, Standar Deviasi Standar dan Korelasi Bivariate Variabel Rata-rata Std Dev 1 2 3 4 5 6 1. Tangibles 5.9069 0.9090 0.7174 2. Reliability 5.7270 0.9368 0.592* 0.8168 3. Responsiv. 5.4453 1.1607 0.543* 0.617* 0.8367 4. Assurance 5.7518 0.9589 0.498* 0.702* 0.716* 0.8276 5. Empathy 5.4343 1.0313 0.464* 0.586* 0.725* 0.660* 0.8473 120

6. Intention 6.5511 1.6796 0.383* 0.523* 0.429* 0.448* 0.469* 0.7792 * Korelasi signifikan pada level 0.01. Off-diagonal: reliabilitas internal cronbach alpha b. Pengujian Hipotesis Analisis jalur yang menunjukkan hubungan struktural antar variabel disajikan pada Gambar 2 di halaman berikut. Gambar 2. Analisis Jalur - Model Analisis Tabel 2. Regression Weights Model Analisis Hubungan Estimate S.E. C.R. P Intention Tangible 0.1245 0.1692 0.7360 0.4617 Intention Reliability 0.5826 0.1968 2.9602 0.0031 Intention Responsiveness 0.0087 0.1729 0.0505 0.9597 Intention Assurance 0.0658 0.2060 0.3195 0.7494 Intention Empathy 0.3562 0.1769 2.0141 0.0440 C. R. : critical ratio, identik dengan uji-t pada regresi; P = probabilitas Tabel 2 menunjukkan estimasi koefisien jalur beserta nilai probabilitasnya (pvalue) untuk tiap-tiap hipotesis yang diajukan. Dengan menggunakan batasan 121

signifikansi pada level 0.05 (p 0.05), tidak seluruh hubungan dapat mengkonfirmasikan hipotesis yang diajukan Hubungan antara dimensi tangible, responsiveness serta assurance dengan intensi pembelian ulang adalah tidak signifikan. Karena terdapat hubungan antar variabel yang tidak signifikan, maka selanjutnya dilakukan revisi terhadap model yang diajukan. Gambar 3 merupakan model yang direvisi. Gambar 3. Model Revisi Tabel 3. Regression Weights Model Revisi Hubungan Estimate S.E. C.R. P Intention Reliability 0.6770 0.1571 4.3098 0.0000 Intention Empathy 0.4044 0.1427 2.8342 0.0046 Hasil pengujian ulang menunjukkan bahwa masing-masing koefisien jalur adalah signifikan (p < 0.05), bahkan hubungan tersebut mencapai sangat signifikan (p < 0.01). c. Efek Langsung, Tidak Langsung dan Total Tabel 4. Tabel Efek Langsung, Tidak Langsung dan Total Variabel Reliability Empathy L TL T L TL T Intention 0.3776-0.3776 0.2483-0.2483 Tabel 4 menunjukkan bahwa dimensi reliability memiliki total efek positif terbesar yaitu sebesar 0.3776 terhadap intensi pembelian ulang, dan dimensi empathy 122

memiliki jumlah efek total terbesar kedua terhadap intensi pembelian ulang yaitu sebesar 0.2483. Besarnya intensi pembelian ualng yang dapat dijelaskan (koefisien determinasi) oleh reliability dan empathy adalah sebesar 31.4%, sedangkan sisanya sebesar 68.6% dijelaskan variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. V. IMPLIKASI DAN KETERBATASAN Studi ini mengkaji hubunngan antara kualitas pelayanan yang dijabarkan melalui kelima dimensinya dengan intensi pembelian ulang. Dari lima hipotesis yang diajukan, terdapat tiga hipotesis yang tidak didukung oleh data. Hipotesis-hipotesis yang tidak berhasil dikonfirmasikan adalah hubungan mengenai dimensi-dimensi tangible, responsiveness serta assurance dengan intensi keluar. Adapun hipotesis yang berhasil dikonfirmasikan adalah dimensi reliabilitas dan empathy Secara praktis, beberapa hal dapat dikemukakan. Adanya hubungan positif antara dimensi reliabilitas, empathy dan intensi pembelian ulang mengindikasikasikan bahwa jika manajemen manajemen hendak mempertahankan atau bahjan hendak meningkatkan level intensi pembelian ulang, maka manajemen hendaknya mempertimbangkan kedua dimensi tersebut. Munculnya dimensi reliability dengan total efek terbesar menegaskan pandangan Berry dan Parasuraman (1991). Mereka menyatakan bahwa di antara kelima dimensi kualitas pelayanan, dimensi reliability merupakan esensi dari kualitas pelayanan. Mengacu pada kondisi persaingan yang semakin kental dimana jasa yang ditawarkan menjadi semakin seragam dan cenderung menjadi komoditas, differentiation dapat menjadi sarana keunggulan bersaing. Reliability yang konsisten merupakan differentiation dalam mencapai keunggulan bersaing (Berry dan Parasuraman, 1991). Studi ini bukan tanpa keterbatasan. Pertama, terletak pada ketidaktegasan objek studi. Sektor perbankan tersusun atas berbagai bank dengan beragam ukuran, segmen pasar maupun beragam sifat produk/jasa yang ditawarkan. Karenanya, studi ini cenderung lebih bersifat umum mengenai pelayanan bank. Untuk itu, studi lanjutan hendaknya mempertimbangkan perbedaan-perbedaan tersebut dalam kajiannya. Kedua, studi ini mengasumsikan kualitas pelayanan sebagai faktor utama yang dapat 123

menjelaskan intensi pembelian ulang. Koefisien determinasi sebesar 31.4% mengindikasikan adanya faktor-faktor lain yang layak dipertimbangkan. Faktor harga seperti yang tercermin dalam suku bunga, misalnya, yang cenderung diabaikan dalam studi jasa. Bateson (1992) menyatakan bahwa harga merupakan indikator dari pengorbanan yang bisa berarti positif atau negatif; negatif berarti adanya pengurangan dalam permintaan, dan positif berarti adanya kenaikan dalam permintaan. Harga memainkan peranan penting dalam pembentukan ekspektasi konsumen dalam jasa (Zeithaml et al., 1990). ---000--- REFERENSI Bateson, John. E. G. Managing Service Marketing: Text and Readings, 2 nd ed. The Dryden Press. 1992. Berry, Leonard., and A. Parasuraman. Marketing Services: Competing Through Quality, The Free Press. 1991. Bloemer, Josee., Ko De Ruyter., and Martin Wetzels. Linking Perceived Service Quality and Service Loyalty: a Multi-Dimensional Perspective. European Journal of Marketing, Vol. 33 No. 11/12 (1999): 1082-1106. Brown, Tom J., Gilbert A. Churchill Jr., and J. Paul Peter. Improving Measurement of Service Quality. Journal of Retailing, Vol. 69 No. 1 (1993), 127-139. Boulding, William., Ajay Kalra., Richhard Staelin., and Valerie A Zeithaml. A Dynamic Process Model of Service Quality: From Expectation to Behavioral Intentions. Journal of Marketing Research, Vol. 30 (1993): 7-27. Cronin, J. Joseph., Jr. and Steven A Taylor. Measuring service Quality: A Reexamination and extension. Journal of Marketing, Vol. 56 (1992): 55-68. Kotler, Phillip. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control. 9 th ed., Prentice-Hall International Editions. 1997. Nunnally. Psychometric Theory. India: McGraw-Hill 2 nd ed., 1978. Oliver, Richard l. Cognitive, Affective, and Attribute Bases of the Satisfaction Respone. Journal of Consumer Research, Vol. 20 (1993): 418-430. Schiffman, Leon G., and Leslie Lazar Kanuk. Consumer Behavior. 7 th ed. Prentice-Hall. 2000. 124

Parasuraman, A., Leonard L. Berry,. And Valerie A Zeithaml. More on Improving Service Quality Measurement. Journal of Retailing, Vol. 69 (1993): 140-147. Parasuraman, A., Valerie A. Zeithaml., and Leonard L. Berry. Reassessment of Expectations as a Comparison Standard in Measuring Service Quality: Implication for Further Research. Journal of Marketing, Vol. 58 (1994): 111-124. Salehuddin., Moch. Ichsan., dan Suharyono. Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Loyalitas Pelanggan. Wacana, Vol. 2 No. 2 (2000): 146-154. Sabihaini. Analisis Konsekuensi Keperilakuan Kualitas Layanan: Suatu Penelitian Empiris. Usahawan No. 2 (2002): 29-37. Usmara, A., dan Edi Prasetyo Nugroho. Pengujian Hubungan Kualitas Jasa, Kepuasan Nasabah, dan Intensi Pembelian Ulang. Sosiohumanika, Vol. 13 No. 1 (2000): 215-228. Zeithaml, Valerie A., A. Parasuraman., and Leonard L. Berry. Delivering Quality Service : Balancing Perceptions and Expectations. The Free Press. 1990. Lain-Lain Info Bank, 2002 Info Bank, 2004 Sinar Harapan, September, 2002. ---000--- 125