Romi Apriyadi Dabri 1, DB. Paranoan 2, Enos Paselle 3



dokumen-dokumen yang mirip
Romi Apriyadi Dabri 1, DB. Paranoan 2, Enos Paselle 3

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS SANITASI RUANG RAWAT INAP DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DATOE BINANGKANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting yang harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ANALISIS SIKAP KONSUMEN RAWAT INAP ATAS KUALITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT MITRA HUSADA DI PRINGSEWU

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS DI UNIT RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang mutlak diperlukan di

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. mewujudkan penyembuhan dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh.

1. Nama :... Jenis Kelamin : Pria Perempuan. 3. Pekerjaan : PNS Dosen / Guru. 4. Pendidikan Terakhir : SD SLTP. Doktor (S3)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam keberhasilan usaha. Kualitas layanan merupakan suatu

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS NON PBI (PENERIMA BANTUAN IURAN) TERHADAP PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

1. PENDAHULUAN. Persaingan ini muncul karena semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan

ANALISIS MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan dorongan atau motivasi kepada pasien untuk menjalin ikatan dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci : Kepuasan pasien, Tingkat kepuasan pasien, dan lima dimensi kualitas pelayanan.

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN APOTEK RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO Margreit I. Musak*

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan bermutu serta berorientasi pada kepuasan pasien. (2)

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di rumah makan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS TEPUS I KABUPATEN GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa pemberi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal 78-83

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. nasional, mengakibatkan suatu perusahaan yang ingin berkembang atau paling tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB IV. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif. kelas pelayanan berhubungan dengan persepsi pasien rawat inap terhadap

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini pembangunan infrastruktur di kota-kota besar baik

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih


SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

Transkripsi:

ejournal Administrative Reform, 204, 2 (2): 304-35 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 204 ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG PASIEN KELAS III RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA TAHUN 203 Romi Apriyadi Dabri, DB. Paranoan 2, Enos Paselle 3 Abstrak Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat dimana kesehatan merupakan kebutuhan bagi semua lapisan. Kepuasan terhadap fasilitas tempat pelayanan merupakan hal yang umum diharapkan oleh semua orang, baik pasien maupun pengunjung. Kepuasan adalah salah satu indikator dalam penilaian kualitas pelayanan di rumah sakit. Pelayanan yang bermutu berdasarkan lima penentu mutu jasa yaitu Tangibles (bukti fisik), Reliability (kehandalan), Ressponsiveness (daya tangkap), Assurance (kepastian/jaminan), dan Empathy (empati). Di rumah sakit memiliki ruangan Rawat Inap kelas, 2, 3 dan VIP. Dan telah diketahui pula bahwa fasilitas yang ada pada ruangan tersebut berbeda fasilitas sarana dan prasarana seperti tempat tidur, ruangan ber AC dan pakai kipas angin, ruang tunggu dengan tempat duduk sofa dan plastik, jumlah tempat tidur. Dimana sarana dan prasarana yang sering dimanfaatkan pengunjung adalah fasilitas yang digunakan pada saat berkunjung di ruangan pasien pada saat membezuk. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud fisik (tangibles), kehandalan (reliabilty), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy) fasilitas sarana dan prasarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III. Dengan metode penelitian Cross-sectional Study, pada bulan Januari - Maret 204, di Ruang Rawat Inap kelas III. Populasi adalah seluruh pengunjung pasien Ruang Rawat Inap kelas III yang berkunjung, dengan besar sampel (Lemeshow, 997) sebanyak 00 responden.menggunakan accidental sampling, dan analisis dengan Uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Kata Kunci : Saran Prasarana, Kepuasan Pengunjung Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman Samarinda 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman Samarinda 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara Fisip Universitas Mulawarman Samarinda

Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Tingkat (Romi Apriyadi Dabri) Pendahuluan Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat dimana kesehatan merupakan kebutuhan bagi semua lapisan. Rumah sakit adalah unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan rawat jalan tetapi juga pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat inap sebagai salah satu jenis pelayanan di rumah sakit yang memerlukan aspek penilaian yang berkualitas terhadap kepuasan siapa saja yang mengunakannya. Kepuasan terhadap fasilitas tempat pelayanan merupakan hal yang umum diharapkan oleh semua orang, baik pasien maupun pengunjung. Kepuasan adalah salah satu indikator dalam penilaian kualitas pelayanan di rumah sakit. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masyarakat pengguna pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Masyarakat sebagai konsumen selalu mengharapkan adanya pelayanan yang baik dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan biaya yang dikeluarkan sehingga dalam pemenuhannya tersebut harus diiringi dengan tingkat kepuasan. Kondisi puas bukan saja bersumber dari barang dan jasa yang dikonsumsi, akan tetapi berkaitan dengan kondisi psikis, pikiran, dan mental konsumen. Baik hal ini muncul sesaat akan mengkonsumsi, maupun karena akumulasi pengetahuan dan pengalamannya. Sehingga pelayanan yang berkualitas akan memberikan kepuasan bagi pelanggan. Menurut Engel, Blacwell dan Minuard (dalam Soraya, 2006), suatu pelayanan dikatakan berkualitas apabila memberikan kepuasan kepada pelanggannya sehingga produsen atau pemberi jasa pelayanan akan berusaha membangun sistem bagaimana agar fasilitas dan jasa yang diberikan dapat tepat waktu dan sampai kepada konsumen dengan melakukan berbagai usaha untuk memperlancar penyampaiannya dengan meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan. Secara ekslpisit Terdapat lima penentu mutu jasa. Menurut tingkat kepentingannya, jasa dapat dibedakan menjadi: () keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat; (2) daya tangkap, yakni kemauan (daya tanggap) untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat; (3) kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan perlindungan dan kepercayaan; (4) empati, yaitu kemauan untuk peduli dan memberi perhatian secara individu kepada pelanggan; dan (5) bukti fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi (Parasuraman, et.al. dalam Kotler, 2003: 455). Hasil penelitian yang dilakukan Wardoyo di RS Pelabuhan Surabaya (2003), di Ruang rawat inap menyebutkan bahwa pelayanan dirumah sakit yang diterima belum sesuai dengan harapan. Petugas kurang tanggap terhadap keluhan pasien, kurang siap bila diperlukan serta lingkungan rumah sakit yang kurang asri. Dimana lingkungan RS erat kaitannya dengan ketersediaan fasilitas yaitu sarana dan prasarana yang ada. Dan hal yang 305

ejournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 2, 204: 304-305 sama juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrajana (2005) tentang pengaruh kualitas pelayanan medis, paramedis, dan penunjang medis terhadap kepuasan pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara berbagai variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Telah umum diketahui bahwa di rumah sakit memiliki ruangan Rawat Inap kelas, 2, 3 dan VIP. Dan telah diketahui pula bahwa fasilitas yang ada pada ruangan tersebut berbeda baik dari jumlah tempat tidur maupun fasilitas yang lain seperti tempat tidur, ruangan ber AC dan pakai kipas angin, ruang tunggu dengan tempat duduk sofa dan plastik, jumlah tempat tidur hingga ada 6 dalam ruangan rawat inap. Hal ini termasuk pula fasilitas sarana dan prasarana ruang rawat inap di rumah sakit. Dimana sarana dan prasarana yang sering dimanfaatkan pengunjung adalah fasilitas yang digunakan pada saat berkunjung di ruangan pasien pada saat membezuk. Sarana di dalam ruangan pasien adalah tempat duduk di ruang bezuk pasien, penerangan ruangan, kebersihan lantai, tempat tidur pasien, meja pasien. Sedangkan prasarana didalam ruangan pasien adalah ruang tunggu, kamar mandi pasien, kamar pasien, kondisi lantai, kondisi dinding, kondisi langit-langit, kondisi jendela (ventilasi), kondisi ruangan. Dan hal ini umumnya ada di RS dengan pasien penyakit Dalam, Anak, Bedah dan Kandungan. Tetapi hal ini akan berbeda bila di RS Jiwa, dimana pengunjung yang akan membezuk keluarganya akan mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana yang berbeda. Hal ini dikarenakan karakteristik, situasi dan kondisi yang berbeda baik dari Rumah Sakit maupun pasiennya. Dimana pengunjung di RS umum, mereka membezuk dan bercakap-cakap dengan pasien di kamar tidur atau disamping tempat tidur pasien, sedangkan di RS Jiwa, pengunjung membezuk dan bercakap-cakap dengan pasien di tempat duduk di luar ruangan tidur pasien. Tempat / rungan bezuk pasien di RS Jiwa berbeda-beda, pasien kelas dan 2 dibezuk oleh keluarganya (pengunjung) di dalam ruangan dengan kursi dan meja. sedangkan pasien kelas 3 di bezuk oleh keluarganya di kursi selasar jalan antar ruangan. Dan hal ini akan tampak kondisi yang berbeda jika pengunjung sepi atau pengunjung ramai membezuk, dimana apabila kondisi hujan deras para pengunjung dan pasien akan mencari tempat duduk atau tempat lain yang tidak terkena hujan untuk bercakap-cakap. Dalam proses penyembuhan pasien Jiwa memerlukan lingkungan yang kondusif dan sarana maupun prasarana yang mendukung. Baik privacy saat jam bezuk, suasana yang nyaman serta komunikasi efektif akan mendukung proses penyembuhannya. Hal ini sesuai menurut Yuliarti (200) dalam penelitiannya, Pemberian dukungan sosialisasi bantuan perilaku dan bentuk dukungan sosialisasi ini sangat penting. Adapun bentuk dukungan sosialis yang diberikan 306

Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Tingkat (Romi Apriyadi Dabri) oleh keluarga pembagian tugas yang melibatkan pasien dalam aktivitas sosialisasi sehari - hari. Sehingga pasien jiwa membutuhkan bukan hanya lingkungan yang kondusif seperti layaknya orang sehat dirumahnya dengan lingkungan dibuat seperti dirumahnya saat di rumah sakit. Tetapi juga sosialisasi dengan keluarga sangat penting untuk membantu proses penyembuhan. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi dengan metode Crosssectional Study yaitu untuk menganalisis Hubungan Pelayanan Kesehatan ditinjau dari Sarana dan Prasarana terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung kelas III RSUD Atma Husada Samarinda dalam satu waktu penelitian pada bulan Desember sampai dengan Maret Tahun 203 dan dilaksanakan di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. Populasi adalah seluruh pengunjung pasien Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda yang yang berkunjung. Sampel adalah pengunjung pasien Ruang Rawat Inap kelas III. Dengan teknik sampling adalah secara accidental sampling (pengambilan sampel seadanya) dengan penentuan besar sampel menggunakan rumus (Lemeshow, 997) didapatkan sampel 99,99 kemudian sampel dibulatkan menjadi 00 responden. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Analisis Bivariat yang pertama dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu Tangibles (Keberwujudan) Sarana, Reliability (Kehandalan) Sarana, Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap) Sarana, Assurance (keyakinan) Sarana dan Empathy (Ketulusan) Sarana terhadap variabel dependen yaitu kepuasan sarana pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. 307

ejournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 2, 204: 304-305 Tabel. Distribusi responden berdasarkan hubungan Tangibles (Keberwujudan), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap), Assurance (keyakinan) dan Empathy (Ketulusan) Sarana dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Atma Husada Samarinda tahun 204 Variabel Independen Sarana di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Atma Husada Samarinda Tangibles (Keberwujud an) Sarana Reliability (Kehandalan ) Sarana Responsiven ess (Ketanggapa n / daya tanggap) Sarana Assurance (keyakinan) Sarana Empathy (Ketulusan) Sarana Kepuasan Pengunjung Tidak Puas Puas Total Kriteria N % N % N % Tidak Puas 33 70,2 4 29,8 47 00 Puas 20 37,7 33 62,3 38 00 Tidak Puas 2 47,7 23 52,3 44 00 Puas 32 57, 24 42,9 56 00 Tidak Puas 4 44,4 5 55,6 9 00 Puas 49 53,8 42 46,2 9 00 Tidak Puas 3 65,0 7 35,0 20 00 Puas 40 50,0 40 50,0 80 00 Tidak Puas 8 70,4 8 29,6 27 00 Puas 34 46,6 39 53,4 73 00 53 53,0 47 47,0 00 00 P Value 0,002 0,463 0,850 0,34 0,059 Sumber : Data primer 308

Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Tingkat (Romi Apriyadi Dabri) Berdasarkan tabel. hasil uji statistik didapatkan hanya Tangibles (Keberwujudan) Sarana dengan nilai p = 0,002 (p < α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Tangibles (Keberwujudan) Sarana dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III RS Atma Husada Samarinda. Sedangkan yang nilai p pada Reliability (Kehandalan) = 0,463, Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap) = 0,850, Assurance (keyakinan) = 0,34 dan Empathy (Ketulusan) Sarana = 0,059 dengan nilai (p > α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Tangibles (Keberwujudan) Sarana dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III RS Atma Husada Samarinda. Sedangkan yang nilai p pada Reliability (Kehandalan) = 0,463, Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap) = 0,850, Assurance (keyakinan) = 0,34 dan Empathy (Ketulusan) Sarana = 0,059 dengan nilai (p > α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap), Assurance (keyakinan) dan Empathy (Ketulusan) dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. Analisis Bivariat yang kedua dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen yaitu Tangibles (Keberwujudan) Prasarana, Reliability (Kehandalan) Prasarana, Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap) Prasarana, Assurance (keyakinan) Prasarana dan Empathy (Ketulusan) Sarana terhadap variabel dependen yaitu kepuasan prasarana pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. 309

ejournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 2, 204: 304-305 Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan hubungan Tangibles (Keberwujudan), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap), Assurance (keyakinan) dan Empathy (Ketulusan) Prasarana dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Atma Husada Samarinda tahun 204 7Variabel Independen Prasarana di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Atma Husada Samarinda Tangibles (Keberwujudan) Prasarana Reliability (Kehandalan) Prasarana Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap) Prasarana Assurance (keyakinan) Prasarana Empathy (Ketulusan) Prasarana Kriteria Tidak Puas 7 Puas Kepuasan Pengunjung Tidak Puas Puas Total N % N % N % 2 P Value Sumber : Data primer Berdasarkan tabel 2. hasil uji statistik didapatkan hanya Responsiveness (Ketanggapan / daya tanggap) Prasarana dengan nilai p = 0,883 (p > α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Responsiveness 4, 2 4, 5 0 7 Tidak Puas 4 8,9 4 Puas 5 Tidak Puas 8 Puas Tidak Puas 4 27, 3 2, 7, 7 63, 6 40 30 5 Puas 5 6,4 73 Tidak Puas 9 Puas 0 5 3 56, 3, 9 53, 0 8 7 74 47 58, 8 85, 5 9, 72, 7 78, 9 82, 3 36, 4 93, 6 43, 8 88, 47, 0 62 00 83 00 45 00 55 00 38 00 62 00 22 00 78 00 6 00 84 00 00 00 0,026 0,023 0,883 0,000 0,000 30

Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Tingkat (Romi Apriyadi Dabri) (Ketanggapan / daya tanggap) Prasarana dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda. Sedangkan variabel yang lain dengan nilai p pada Tangibles (Keberwujudan) = 0,026, Reliability (Kehandalan) = 0,023, Assurance (keyakinan) = 0,000 dan Empathy (Ketulusan) Sarana = 0,000 dengan nilai (p < α = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Tangibles (Keberwujudan), Reliability (Kehandalan), Assurance (keyakinan) dan Empathy (Ketulusan) Prasarana dengan kepuasan pengunjung di ruang rawat inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. Pembahasan Kepuasan Pengunjung terhadap sarana ruang kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda Dari hasil kuisioner sesuai di ketahui bahwa 53 % responden menyatakan ketidakpuasannya terhadap sarana ruang kelas III rumah sakit. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kebersihan ruangan, kebersihan WC yang ada di ruang rawat inap kelas III. Suasana yang rebut / bising saat jam bezuk ketika pengunjung datang, seprei yang kotor tidak selalu diganti oleh petugas, adanya serangga dan tempat tidur yang kurang bersih dapat mengurangi rasa nyaman. Dan ada beberapa ruangan yang terkadang kurang nyaman seperti ruangan pasien terasa pengap, panas karena kurangnya kipas angin untuk mengurangi rasa panas. Tak tersedianya TV dan Kondisi parkir yang sempit serta kurangnya pepohonan yang berdampak, hawa panas di tempat parkir juga berpeluang mempengaruhi kepuasan pengunjung. Hal ini sesuai situasi dan kondisi di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda tidak memiliki tempat duduk khusus untuk pengunjung dan pasien berkomunikasi pada saat jam bezuk dan ketiadaan kipas anging di ruangan pembezuk karena pembezuk dan pasien berkomunikasi di tempat duduk yang berada di koridor selasar jalan. Dimana prosedur pelayanan jam besuk, kedisiplinan petugas dalam mengelola tindakan terhadap pasien pada saat jam bezuk dan kejelasan jadwal dalam membezuk dirasakan oleh pengunjung ruang kelas III di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda yang beberapa diantaranya berasal dari luar kota seperti Bontang, Balikpapan, Berau, Kutai barat, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, dan Penajam. Dan mengenai waktu bezuk menjadi kendala pengunjung karena beberapa pengunjung bekerja sebagai buruh, petani, pedagang dan mayoritas pekerjaan pengunjung adalah swasta sebanyak 3 %. Dimana mereka membezuk dengan mengorbankan waktu mereka untuk berusaha. Kenyaman bagi pengunjung, pasien dan keluarganya juga dapat diciptakan dengan tersedianya WC yang bersih yang memenuhi syarat-syarat seperti tidak berbau, tidak ada kotoran yang terlihat, harus selalu tersedia air 3

ejournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 2, 204: 304-305 bersih yang cukup untuk dipergunakan, lantai tidak licin/berlumut, lantai dan dinding WC harus harus terlihat bersih dan tidak boleh ada lalat, nyamuk/serangga atau yang lain serta pintu WC yang harus ditutup dengan mudah ( Wijono, 999 ). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Darmaningsih (2006) tentang Tingkat Kepuasan Pengunjung Objek Wisata Sea World Indonesia bahwa the research showed that there are fourteen attributes that is capable to give satisfaction to the visitors which is; the freshness of the location gives a low satisfaction. Dari hasil penelitian Nia Yuliarti (2004), mengenai Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien di RS Pusat Pertamina Jakarta dengan hasil pasien puas 48,% dan tidak puas 5,9% ditemukan hubungan bermakna dan terdapat perbedaan kekuatannya antara tiap dimensi kepuasan dengan tingkat kepuasan secara umum. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (2008) terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Marsudi Waluyo Singosari Kabupaten Malang bahwa variabel yang mempunyai pengaruh saling dominan terhadap kepuasan pasien. Dari variabel tangibles, reliability, responssiveness, assurance dan empathy ada yang lebih besar terhadap kepuasan pengunjung. Sedangkan hal lain, dari situasi dan kondisi yang ada, dimana tempat bezuk pengunjung ada di kursi selasar jalan koridor depan ruangan Punai dan Elang. Dan pengunjung dan pasien mengobrol ditempat tersebut tanpa ada privacy dan lebih sering ada pasien lain yang ikut berada disitu. Hal ini dapat dilihat dari foto yang diambil pada saat jam bezuk pasien. Hal yang sama pada ruang perawatan kelas III di RS Atma Husada, dimana tempat duduk pasien dan pengunjung yang terbatas dan tidak ada privacy khusus seperti di ruang rawat inap pasien di RS lain. Adanya Tempat duduk pengunjung an pasien memberikan kenyamann sehingga memberikan dampak kepuasan pengunjung terhadap fasilitas sarana yang ada. Hal ini didukung oleh penelitian Alchindi (203) tentang Analisis kualitas pelayanan pembuatan E KTP di kecamatan pedurungan, Semarang dengan hasil bahwa kualitas pelayanan pembuatan E KTP belum maksimal dilihat dari sarana dan prasarana yang kurang memadai karea belum adanya dana untuk melakukan renovasi atau pengadaan fasilitas yang dibutuhkan seperti ruang tunggu warga yang membuat E KTP. Hal itu berimbas pada kualitas pelayanan. Kepuasan Pengunjung terhadap Prasarana ruang kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda Sesuai dengan penelitian Hardi (200) tentang Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Umum dan Pasien jamkesmas terhafdap Mutu Pelayanan Rawat inap di RSUD Pasaman Barat tahun 200, yang menyatakan bahwa kemyamanan ruangan rawat akan memberikan kepuasan terhadap pasien. Dan sesuai pendapat Koentjoro (2007) yang menyatakan bahwa Kenyamanan adalah 32

Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Tingkat (Romi Apriyadi Dabri) adanya perasaan yang menimbulkan kepercayaan terhadap terhadap suatu yang dinginkan. Kenyamanan tidak berhubungan langsung dengan efektifitas pelayanan kesehatan namun mempengaruhi kepuasan / konsumen sehingga mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut. Kenyamanan juga berkaitan dengan penampilan fisik pelayanan kesehatan. Kepuasan pengunjung terhadap prasarana yang ada karena beberapa hal seperti ada beberapa pengunjung yang menyatakan Biaya rumah sakit sesuai dengan pelayanan yang diberikan, Sikap petugas rumah sakit saat memberikan pelayanan Selalu ramah, petugas yang selalu tersenyum dan petugas yang selalu sopan. Berdasarkan situasi dilapangan responden dengan kriteria puas namun tidak nyaman berdasarkan pendapat responden dapat di sebabkan oleh keringanan biaya yang telah diberikan oleh Pemerintah daerah. Sedangkan ketidakpuasan pengunjung, Petugas cepat dalam mengantisipasi bila kursi pembezuk ada yang rusak yang menyatakan tidak setuju sebanyak 83 %. Hal ini sejalan dengan penelitian Arya, tentang Ketersediaan Aksesibilitas srta sarana dan prasarana pendukung bagi wisatawan di daerah wisata pantai pasir putih desa Prasi Kecamatan Karang Asem, Bali, yang menyatakan bahwa persepsi wisatawan mengungkapkan potensi yang sangat menarik tertapi ketersediaan akses serta sarana dan prasarana masih kurang mendukung. Hal ini menyatakan bahwa kepuasan pengunjung bukan hanya dari penampilan, ketanggapan petugas tetapi juga prasarana yang disediakan. Kenyamanan lingkungan dan keamanan pelayanan dalam mengelola pelayanan terhadap pasien dan pengunjung pada saat jam bezuk dirasakan oleh pengunjung ruang kelas III di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda yang beberapa diantaranya berasal dari luar kota seperti Bontang, Balikpapan, Berau, Kutai barat, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, dan Penajam. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien di peroleh kesimpulan bahwa : Dari Sarana di Ruang Rawat Inap kelas III Ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud fisik (tangibles) fasilitas sarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. Tidak ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud kehandalan (reliabilty) fasilitas sarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda 2. Tidak ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud daya tanggap (responsiveness) petugas mengenai fasilitas sarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III 33

ejournal Administrative Reform, Volume 2, Nomor 2, 204: 304-305 Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda. 3. Ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud kehandalan (reliabilty) fasilitas prasarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda 4. Tidak ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud daya tanggap (responsiveness) petugas mengenai fasilitas prasarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda 5. Ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud jaminan (assurance) mengenai fasilitas prasarana dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda 6. Ada hubungan antara Kualitas Pelayanan Kesehatan dalam wujud empati (empathy) petugas mengenai fasilitas prasarana rumah sakit dengan Kepuasan Pengunjung di Ruang Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Atma Husada Samarinda Saran Berikut ini adalah saran saran yang dapat dilakukan setelah penelitian dilakukan antara lain :. Seyogyanya ada ruangan berkunjung khusus untuk pasien dan pengunjung. 2. Seyogyanya dilakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan secara berkala agar kualitas pelayanan dapat selalu dipantau secara berkesinambungan. 3. Disarankan bagi rumah sakit ada evaluasi terhadap fasilitas sarana dan prasarana dan pelaksanaan pelayanan terhadap pasien dan pengunjung untuk membantu mempercepat kesembuhan pasien. 4. Sebaiknya manajemen rumah sakit segera melengkapi fasilitas sarana dan prasarana untuk pengunjung yang memadai. 5. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai mutu pelayanan secara menyeluruh. Daftar Pustaka Depkes RI, 200, Pedoman Teknis sarana dan Prasarana Rumah sakit kelas B, Kemenkes RI, Jakrata Fitizsimmons dan Fitizsimmons (2006). Service Management Operations, Strategy, Information Technology, Fifth Edition, McGrawHill, International Edition, 34

Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Tingkat (Romi Apriyadi Dabri) Kotler, P and Keller K. L. 2006. Marketing Management, Twelfth Edition, Perason Education International, Singapore. Slamet Wiyono, Azis dan Wahyuddin, M, 2005, Studi Tentang Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen di Rumah Sakit Islam Manisrenggo Klaten, Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Wahyuningsih, 2007. Effects of Consumer Search Behaviour Typology on the Relationship Between Customer Sasifaction and Behavioral Intentions, Hal. 66-8. The South East Asian Journal of Management, http://seam.pascafe.ui.ac.id. Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama Yuliarti, 200, Peranan Sosialisasi Keluarga Terhadap Kesembuhan Pasien Jiwa di Ruang Sakura RSUD Kabupaten Banyumas, Diponegoro University. Diakses 29 Desember 203 jam 20.25 http://www.fkm.undip.ac.id Yunus Bandu, M, 202, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT PLN (PERSERO) Rayon Makassar Barat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin, Makassar 35