SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

III. BAHAN DAN METODE

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

BAB III METODE PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk swamedikasi (pengobatan mandiri). Sedangkan ibuprofen berkhasiat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

YANTI TANUWIJAYA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS ANTIOKSIDAN BHA, BHT, DAN TBHQ DALAM MIE INSTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

No Nama RT Area k Asym N (USP)

PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR GLIBENKLAMID DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

PENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI KANDUNGAN VITAMIN C DALAM MADU RANDU DAN MADU KELENGKENG DARI PETERNAK LEBAH DAN MADU PERDAGANGAN DI KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI EFFERVESCENCE-LIQUID PHASE MICROEXTRACTION UNTUK ANALISIS SENYAWA PESTISIDA KLORPIRIFOS DALAM MENTIMUN MENGGUNAKAN HPLC UV-VIS SKRIPSI

ANALISIS SECARA SIMULTAN PARACETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

PEMERIKSAAN RESIDU KLORAMFENIKOL DALAM TELUR AYAM SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gates dan George Soros, sehingga terbentuk GF ATM (global fund against

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

LAPORAN PRAKTIKUM 8 PRAKTIKUM HPLC ANALISA TABLET VITAMIN C

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

PEMERIKSAAN KADAR PIRAZINAMIDA DALAM PLASMA DARAH PASIEN TB MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: KHAIRUSSAADAH NIM

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

VALIDASI METODE ANALISIS SENYAWA CEFOTAXIME DENGAN STANDAR INTERNAL CEFADROXIL SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ABSTRAK

2. Menentukan kadar berbagai tablet Vitamin C menggunakan metoda HPLC. HPLC(HighPerfomance Liquid Cromatografi)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

C ADALAH KADAR NITROGENGLISERIN DALAM mg/ml LARUTAN BAKU. Rs DAN Ru BERTURUT-TURUT ADALAH RESPONS PUNCAK LARUTAN UJI DAN LARUTAN BAKU.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM Praktikum HPLC, Analisa Tablet Vitamin C

BAB I PENDAHULUAN. analgetik dan antipiretik disamping jenis obat lainnya. Jenis obat tersebut banyak

PHARMACY, Vol.11 No. 01 Juli 2014 ISSN

Kata Kunci : Pengembangan metoda, UPLC, HPLC, Obat batuk cair.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PENETAPAN KADAR KOFEIN DALAM MINUMAN BERNERGI YANG BEREDAR DI PASARAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI

PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DALAM TABLET SERTA APLIKASINYA PADA PLASMA TIKUS JANTAN WISTAR SECARA IN VITRO DENGAN METODE KCKT

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

ANALISIS KANDUNGAN AKRILAMIDA DALAM UBI GORENG YANG DIJUAL DI KOTA MANADO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL, PROPIFENAZON DAN KAFEIN DARI SEDIAAN TABLET DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DENSITOMETRI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Pemisahan Delapan Vitamin Larut Air secara Kromatografi Pasangan Ion

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Transkripsi:

9 SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY Penetapan secara Simultan Campuran Parasetamol dan Ibuprofen dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Sophi Damayanti, Slamet Ibrahim, Kurnia Firman, Daryono H. Tjahjono Unit Bidang Ilmu Farmasi Analisis, Departemen Farmasi Institut Teknologi Bandung, Bandung ABSTRACT Analytical method for the determination of paracetamol and ibuprofene mixtures has been developed by High Performance Liquid Chromatography using C-18 column and acetinitrile phosphate buffer ph = 4.5 (75:25) containing 0.075 % sodium hexanesulfunate as a mobile phase. The detector was set at 215 nm. Using such conditions, retention time for paracetamol and ibuprofen was 4.89 and 7.11 min, respectively. The recovery for paracetamol and ibuprofen was found to be 101.07± 0.73 % and 102.02 ± 1.58 %, respectively. The detector limits of the method was 1.30 and 1.60 μg/ml with the relative standard deviation (RSD) 0.74 and 1.52 % for paracetamol and ibuprofen, respectively. Keywords: paracetamol, ibuprofen, multi-component, validation, HPLC. PENDAHULUAN Sediaan farmasi yang beredar di perdagangan sering berbentuk kombinasi campuran berbagai zat berkhasiat. Kombinasi ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam pemakaian. Salah satu sediaan yang populer saat ini adalah kombinasi parasetamol dan ibuprofen yang merupakan obat analgesik. Penetapan kadar sediaan farmasi yang mengandung dua atau lebih zat aktif dengan spektrofotometri ultraviolet umumnya memerlukan proses pemisahan terlebih dahulu misalnya dengan ekstraksi yang tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama [1,2]. Metode yang saat ini banyak digunakan adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) yang dapat menganalisis berbagai sediaan multi komponen dengan hasil yang baik dalam kondisi analitik yang optimum. KCKT adalah kromatografi kolom modern yang merupakan hasil pengembangan dari kromatografi kolom. KCKT menggunakan partikel kecil dalam kolom kecil dengan sistem pompa bertekanan tinggi dan detektor yang sensitif. Keunggulan KCKT adalah memberikan pemisahan yang cepat, efisien dan resolusi yang tinggi [3,4,5,6]. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan metode penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen dalam sediaan tablet dengan KCKT. METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan alat Ibuprofen diperoleh dari BPFI-PPOM dan PT Combiphar dengan kadar masing-masing 100,1 dan 98,9%. Parasetamol juga diperoleh dari BPFI- PPOM dan PT Combiphar dengan kadar masingmasing 100,74 dan 100,22%. Asetonitril, kalium dihidrogen fosfat, aquabidestilata dan natrium heksan sulfonat dibeli dari Merck dan Sigma- Aldrich. Adapun peralatan yang digunakan adalah Kromatograf (Hitachi Seri 7000), kolom ODS- Hypersil, 5 μm, panjang 200 4,6 mm (Hewlett Packard), alat ultrasonikasi, ph meter (Beckman), pompa vakum, timbangan analitik listrik (Mettler), alat penyaring dan alat-alat gelas yang umum di laboratorium analisis. Penentuan kondisi metode kromatografi cair kinerja tinggi Metode KCKT terdiri atas penentuan kesesuaian sistem dan pembuatan kurva kalibrasi dilanjutkan dengan validasi metode. Penentuan kondisi optimum meliputi penyiapan larutan baku, penyiapan fase gerak dan disimpulkan dalam uji kesesuaian sistem. Penyiapan larutan baku Larutan baku dibuat dengan mencampurkan parasetamol dan ibuprofen kemudian dilarutkan dalam asetonitril sampai diperoleh konsentrasi parasetamol 130 μg/ml dan ibuprofen 150 μg/ml, kemudian disaring dan disonikasi.

10 Penyiapan fase gerak Fase gerak dipilih yang sesuai dengan kelarutan setiap bahan aktif yang akan digunakan pada campuran. Dalam hal ini fase gerak yang digunakan adalah campuran asetonitril:dapar fosfat 0,05 M ph 4,5 (75:25) dengan penambahan natrium heksan sulfonat 0,075%. Uji kesesuaian sistem Kondisi optimum untuk pengukuran dicari dengan melakukan berbagai parameter perbandingan fase gerak, laju alir, panjang gelombang, waktu retensi, jumlah lempeng, faktor kapasitas, faktor selektivitas, koefisien variasi dan kesimetrisan. Detektor yang digunakan adalah detektor ultra violet, dan setelah optimasi, panjang gelombang pengukuran adalah pada panjang gelombang 215 nm. Hasil penentuan uji kesesuaian sistem dapat dilihat Tabel 1. Pembuatan kurva kalibrasi Kurva kalibrasi diperoleh dengan mengukur luas puncak dari larutan baku masing-masing parasetamol BPFI dan ibuprofen BPFI dengan konsentrasi tertentu. Dari hubungan konsentrasi larutan baku terhadap luas kromatogram terukur, diperoleh persamaan regresi linear. Hasil dapat dilihat dalam Tabel 2 dan 3 serta pada Gambar 2 dan 3. Validasi metode kromatografi cair kinerja tinggi Validasi metode meliputi kecermatan, keseksamaan, linieritas, batas deteksi dan batas kuantisasi. Kecermatan Kecermatan dievaluasi dengan cara menentukan perolehan kembali sejumlah analit yang ditambahkan ke dalam basis tablet (metode simulasi atau spiked placebo recovery method). Ke dalam masing-masing enam labu takar 100 ml dimasukkan sejumlah sampel simulasi yang mengandung campuran zat parasetamol dan ibuprofen yang ditimbang seksama, didispersikan dalam asetonitril, disaring, diencerkan dan disonikasi. Dianalisis dengan metode KCKT dan dihitung persen perolehan kembali. Hasil dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Dapar fosfat : asetonitril 25:75*) 25:75 30:70 Tabel 1 Uji kesesuaian sistem Laju alir t (ml/menit) R (menit) Rs 0,5 0,75 1 P = 4,89 I = 7,11 P = 3,14 I = 4,61 P = 2,39 I = 3,63 1,78 0,74 0,64 Parameter Kondisi Optimum k = 1,44, As = 1,40 KV(%)P= 0,75, I=1,50 α= 1,50, N = 3540,50 Keterangan : t R = waktu retensi, Rs = resolusi, k = faktor kapasitas, α = faktor selektifitas, N = efisiensi kolom, As = kesimetrisan, KV= koefisien variansi, P = parasetamol, I = ibuprofen *) = kondisi optimum Gambar 1 Kromatogram HPLC untuk uji kesesuaian sistem

11 Tabel 2 Kurva kalibrasi parasetamol dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi (μg/ml) Luas kromatogram (mv.det) 25 2711950,0 50 5450351,0 75 7882126,5 100 10282658,5 125 13123303,5 150 15392639,0 175 17863019,0 (mv.det) x 100.000 250 200 150 100 50 0 0 25 50 75 100 125 150 175 200 200 20065143,0 Gambar 1 Kurva kalibrasi parasetamol dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. (Keterangan : Persamaan garis : y = 99480x + 404906, r = 0,9993 Batas deteksi : 1,30 μg/ml, Batas kuantisasi : 4,30 μg/ml) Tabel 3 Kurva kalibrasi ibuprofen dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi 250 (μg/ml) (mv.det) 25 2745242,5 50 5560908,0 75 8384560,5 100 11096039,0 125 14439554,5 150 17155355,5 175 20229260,0 200 22998470,0 (mv.det) x 100.000 200 150 100 50 0 0 25 50 75 100 125 150 175 200-50 Gambar 3 Kurva kalibrasi ibuprofen dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. Keterangan : Persamaan garis : y = 116557x 286518, r = 0,9996 batas deteksi : 1,60 μg/ml, batas kuantisasi : 5,48 μg/ml Tabel 4 Penentuan kecermatan dan keseksamaan parasetamol Kadar yang ditimbang (mg) Kadar yang diperoleh (mg) Perolehan kembali (%) 55 mg 54,90 55,65 55,35 55,95 55,83 55,92 99,82 101,18 100,64 101,73 101,51 101,68 Keterangan : Rata-rata perolehan kembali = 101,07%, koefisien variasi = 0,73, simpangan baku = 0,74%.

12 Tabel 5 Penentuan kecermatan dan keseksamaan ibuprofen Kadar yang ditimbang (mg) Kadar yang diperoleh (mg) Perolehan kembali (%) 53 mg 52,88 53,28 53,91 54,81 54,78 54,81 99,76 100,53 101,72 103,42 103,36 103,42 Keterangan : Rata-rata perolehan kembali = 102,02%, koefisien variasi = 1,58, simpangan baku = 1,52%. Tabel 6 Kadar parasetamol dalam tablet perdagangan Kadar tiap tablet a) (mg) Kadar yang diperoleh/tablet (mg) Kadar b) (%) 325 345,37 349,79 350,50 351,80 350,35 350,48 106,27 107,63 107,85 108,25 107,80 107,84 Keterangan : a ) = etiket, b) = persen perbandingan dengan etiket, kadar rata-rata = 106,35%, simpangan baku = 4,98, koefisien variansi = 4,68%. Tabel 7 Kadar ibuprofen dalam tablet perdagangan Kadar tiap tablet a) (mg) Kadar yang diperoleh/tablet (mg) Kadar b) (%) 200 208,50 208,72 209,44 209,52 211,40 209,54 104,25 104,36 104,72 104,76 105,70 104,77 Keterangan : a ) = etiket, b) = persen perbandingan dengan etiket, kadar rata - rata = 104,76%, simpangan baku = 0,51, koefisien variansi = 0,48%. Keseksamaan Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Hasil dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5. Linearitas Uji linearitas metode analisis dilakukan menggunakan satu seri larutan campuran yang berbeda konsentrasinya pada pembuatan kurva kalibrasi kemudian dilihat lineritasnya dari koefisien korelasi. Batas deteksi dan batas kuantisasi Penentuan batas deteksi dan batas kuantisasi dilakukan dengan cara perhitungan menggunakan rumus. Penetapan kadar tablet dari perdagangan Pengujian kadar sediaan di perdagangan dilakukan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. Hasil dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7. PEMBAHASAN Penetapan kadar dengan kromatografi cair kinerja tinggi terlebih dahulu dilakukan dengan memilih kondisi optimum. Kondisi optimum diambil setelah dilakukan serangkaian kesesuaian sistem. Fasa gerak yang dipilih adalah kombinasi asetonitril dan dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan 75:25. Perbandingan ini diambil karena memberikan pemisahan yang baik antara parasetamol dan ibuprofen.

13 Laju alir 0,5 ml merupakan kecepatan alir yang optimum, walaupun kecepatan alir pada umumnya 1-2 ml/menit,[4] tetapi dengan laju aliran 0,5 ml/menit pengukuran dapat dilakukan dalam waktu cepat yaitu waktu retensi parasetamol 4,89 menit dan ibuprofen 7,11 menit yang menunjukkan waktu retensi yang cukup untuk penetapan kadar suatu senyawa yang umumnya di antara 10-20 menit.[4] Selain itu dengan kecepatan alir yang kecil, dapat menghemat penggunaan fasa gerak. Penambahan natrium heksan sulfonat dimaksudkan untuk meningkatkan retensi dan memperoleh bentuk kromatogram yang lebih baik. yang ditambahkan 0,075% merupakan konsentrasi yang optimum. Resolusi pada kondisi optimum menunjukkan pemisahan yang memenuhi syarat yaitu 1,78, faktor kapasitas 1,44, jumlah lempeng 3540,50, kesimetrisan 1,4 dan faktor selektivitas 1,5. Uji kesesuaian sistem memberikan hasil yang baik dan sesuai dengan persyaratan.[4] Panjang gelombang detektor yang dipilih adalah 215 nm yang merupakan panjang gelombang yang umum untuk penentuan senyawa organik karena pada panjang gelombang yang lain terjadi perbedaan absortivitas molar yang jauh antara parasetamol dan ibuprofen sehingga tidak memberikan absortivitas yang sebanding. Pada panjang gelombang 215 nm, kedua senyawa memberikan absortivitas molar yang sama besar sehingga dalam penentuan kadar dapat dilakukan secara bersamaan dalam satu kali penyuntikan selain itu di perdagangan perbandingan kadar parasetamol dan ibuprofen tidak berbeda jauh yaitu 325 mg berbanding 200 mg. Kurva kalibrasi parasetamol yang ditentukan dengan metode KCKT menunjukkan garis yang linier dengan persamaan garis y = 99480x + 404906 (r = 0,9993). Kurva kalibrasi ibuprofen menunjukkan garis yang linier dengan persamaan garis y = 116557x 286518 (r = 0,9996). Batas deteksi dari parasetamol dan ibuprofen berturutturut adalah 1,30 dan 1,60 μg /ml. Batas kuantisasi parasetamol dan ibuprofen berturut-turut adalah 4,30 dan 5, 48 μg /ml. Pengujian perolehan kembali memberikan hasil yang baik dengan perolehan kembali parasetamol yaitu 101,07% dengan simpangan baku dan koefisien variasi berturut-turut adalah 0,73 dan 0,74% sedangkan ibuprofen 102,02% dengan simpangan baku dan koefisien variasi berturut-turut adalah 1,56 dan 1,52%. Validasi metode KCKT menunjukkan hasil yang baik yaitu persen perolehan kembali diantara rentang 95 105 % dan koefisien variasi yang tidak lebih dari 2%. Pembandingan kadar tablet perdagangan hasil penelitian dengan kadar yang tertera di etiket dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi. menunjukkan kadar parasetamol 107,00%, dengan simpangan baku dan koefisien variasi berturut-turut adalah 0,58 dan 0,54% sedangkan ibuprofen 104,76% dengan simpangan baku dan koefisien variasi berturut-turut adalah 0,51 dan 0,48%. Dari perolehan kembali diketahui bahwa tablet dalam perdagangan memenuhi persyaratan kadar 90 110 %. KESIMPULAN Metode KCKT dapat digunakan untuk menentukan kadar parasetamol dan ibuprofen dengan fasa gerak asetonitril : dapar fosfat 0,05 M ph 4,5 dengan perbandingan 75 : 25 dengan penambahan natrium heksan sulfonat 0,075%, laju alir 0,5 ml/menit dan panjang gelombang deteksi 215 nm. Waktu retensi parasetamol 4,89 menit dan ibuprofen 7,11 menit. PUSTAKA 1. Elsayaed, M. A. H., 1976, J. Pharm. Sci., 68, 739. 2. Morelli, B., 1988, J. Pharm. Sci., 77, 1042. 3. Ditjen POM, DepKes RI, 1994, Farmakope Indonesia, ed. 4, DepKes RI, Jakarta, 449-450, 649-650. 4. Ibrahim, S., 1998, Pengembangan Metode Analisis Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Seminar HPLC Application for Analysis of Drugs, Food and Environment, Bandung, 13 November 1998, 1-23. 5. Skoog, D.A., Holler, F.J., and Nieman, T.A., 1992, Principles of Instrumental Analysis, 5 th ed., Saunders College Publ., New York, 1-7, 140-167. 6. Willard, H.H., Merrit Jr., L.L., Dean, J.A. and Settle Jr., F.A., 1988, Instrumental Method of Analysis, 7 th ed., Wadsworth Publ. Co., Belmont, 159-186.