BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

maupun kelompok. Didalam menghadapi lingkungan, individu akan bersifat aktif

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan PTK ini dilakukan di kelas V SDN 72 Kota Timur Kota Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. kejiwaan. Istilah komunikasi (bahasa Inggris : Communication) berasal dari communis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB II LANDASAN TOERI

BAB I PENDAHULUAN. untuk bisa mempertahankan hidupnya. Sebagai mahluk sosial manusia tidak lepas

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

BAB II LANDASAN TEORI. kelompok dan kelompok, ataukah individu dengan kelompok. Menurut Walgito (2000)

BAB II BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PSIKODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Interaksi Sosial. A. Pengertian Interaksi Sosial. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia pasti

BAB II LANDASAN TEORI. yang diperoleh melalui proses individuasi, yaitu proses realisasi kedirian dan

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. suatu interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi salah satunya dengan adanya

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB II LANDASAN TEORI. kelompok teman sebaya dan hubungan individu atau anggota kelompok yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

1. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting dalam suatu proses penjualan. Fungsi SPG antara lain melaksanakan promosi

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SELF-ESTEEM SISWA. Kata kunci: self-esteem; layanan bimbingan kelompok; siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. akan diteliti. Uraian teori dalam bab II ini mengenai teori tentang Motivasi

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII

BAB II LANDASAN TEORI

BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang. Abstraction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka berisi komponen self esteem (harga diri) dan konseling kelompok, yaitu sebagai berikut :

BAB II KAJIAN TEORI. sebuah permainan (games) yang dimainkan di dalam suatu jaringan. (baik LAN maupun Internet), permaianan ini biasanya di mainkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Indonesia baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diberikan gambaran umum mengenai bidang-bidang bimbingan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN PERMAINAN SIMULASI KETERBUKAAN DIRI UNTUK SISWA SMP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Menurut Hurlock

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Sosial. tersebut cocok bagi suatu kelompok atau lingkungan sosial.

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

II. TINJAUAN PUSTAKA. berpikir positif. Adapun penjabaran dan hubungan dari masing-masing

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, individu tidak dapat terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Komunikasi Interpersonal. Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keluarga yang kokoh akan menghasilkan anak-anak yang kokoh juga.

BAB II LANDASAN TEORI

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial, yang artinya. membutuhkan orang lain, kelompok, atau masyarakat untuk dapat saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

Hasil observasi peneliti terhadap subjek penelitian sebelum diadakan treatment. bimbingan kelompok. Ruang multimedia SMA 1 Mejobo.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komunikasi Interpersonal dalam Bimbingan Pribadi-Sosial. bimbingan sosial, membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh salah satu atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempuanyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari bahasa latin Communico yang dalam bahasa inggris berarti to share. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa komunikasi adalah proses memberi dan menerima dari pihak yang satu kepada pihak lain. Menurut Liliweri (2007) komunikasi adalah : (1) pernyataan diri yang efektif. (2) pertukaran pesan-pesan yang tertulis, pesan-pesan dalam percakapan bahkan melalui imajinasi. (3) pertukaran informasi atai hiburan dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan metode lain. (4) pengalihan informasi dari seseorang kepada orang lain. (5) pertukaran makna antarpribadi dengan sistem symbol. (6) proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu. 7

Komunikasi interpersonal adalah adanya komunikasi secara langsung atau face to face communication pada waktu dan tempat yang sama. Liliweri (2007) mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua atau tiga orang dengan jarak fisik diantara mereka yang sangat dekat, bertatap muka dan bermedia dengan sifat umpan balik yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, serta memiliki tujuan atau maksud komunikasi tidak berstruktur. 2.1.2 Kecemasan Komunikasi Interpersonal Kecemasan komunikasi adalah kondisi ketika individu merasa takut untuk melakukan komunikasi dengan individu lain dalam berbagai situasi umum, individual, maupun kelompok. Adanya kecemasan dalam komunikasi menyebabkan seseorang takut, gugup, tidak tertarik dalam percakapan serta perasaan tidak nyaman saat terlibat dalam suatu pembicaraan face to face maupun kelompok. Dalam berkomunikasi dibutuhkan suatu proses timbal balik yang aktif antara dua individu dalam memberi dan menerima informasi, sehingga terjalin adanya saling pengertian bagi kedua belah pihak. Menurut Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2007) gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif. Menurut Burgoon dan Ruffner (dalam Lita, 2004) menjelaskan bahwa hambatan komunikasi antar pribadi merupakan istilah 8

yang tepat untuk menggambarkan reaksi dalam bentuk kecemasan yang dialami oleh seseorang dalam pengalaman komuniksinya. Individu yang mengalami hambatan komunikasi (communication apprehension)akan merasa cemas bila berpartisipasi dalam komunikasi bentuk yang lebih luas, tidak sekedar cemas berbicara di muka umum. Individu tidak mampu untuk mengantisipasi perasaan negatifnya, dan sedapat mungkin berusaha untuk menghindari berkomunikasi. Jadi, istilah hambatan komunikasi (communication apprehension) mencakup kondisi yang lebih luas, baik kecemasan komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Menurut Burgoon dan Ruffner (dalam Mariani, 1991) cirri-ciri kecemasan dalam berkomunikasi dalam buku human communication yang terbagi atas : a. Unwillingness atau ketidaksediaan minat untuk berpartisipasi dalam komunikasi yang ditandai dengan : 1) Kecemasan 2) Introversi 3) Rendahnya frekuensi partisipasi adlam berbagai situasi komunikasi b. Avoiding atau penghindaran dari partisipasi karena pengalamaan komunikasi yang tidak menyenangkan, dengan indikasi : 1) Kecemasan 2) Kurangnya pengenalan situsi komunikasi yang mempengaruhi intimasi dan empati. 9

c. Control atau rendahnya pengendalian terhadap situasi komunikasi, yang terjadi karena : 1) Faktor lingkungan 2) Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan individu yang berbeda 3) Reaksi lawan jenis bahwa individu yang mengalami kecemasan dapat dilihat dari kurang minat (keengganan) berkomunikasi dan menghindar untuk terlibat dalam komunikasi, yang ditandai oleh usaha individu untuk tidak berbicara di depan banyak orang, menutup diri dan kurang berpartisipasi dalam berbagai komuniksi yang ditunjukan dengan perilaku seperti ragu-ragu, was-was dan tidak bisa berkonsentrasi ketika berkomunikasi dengan orang lain. Control yang kurang atau tidak mampu mengendalikan diri dalam situasi komunikasi mengakibatkan individu tertekan, sulit untuk berkomunikasi dan tidak berani mengungkapkan pendapat secara optimal, yang diwujudkan dalam perilaku seperti bicara agak gugup, jantung berdebar dan berkeringat dingin saat berinteraksi dengan orang lain sehingga kalimat yang diucapkan ketika akan mengungkapkan sesuatu yang berarti ganda atau ambigu. Informasi yang disampaikan oleh individu yang mengalami kecemasan dalam komunikasi interpersonal akan diterima oleh orang lain sebagai informasi yang kacau, misalnya saat berkomunikasi individu kurang jelas menyampaikan isi pesan karena terbata-bata saat berbicara dan merasa takut 10

sehingga kalimat yang diucapkan menjadi jelas dan membuat penerima pesan kurang mengerti apa yang disampaikan. Begitu juga apabila individu yang mengalami kecemasan dalam komunikasi menjadi penerima informasi, maka akan mendapat informasi yang kabur atau tidak jelas karena individu merasa minder dan kurang terbuka sehingga tidak dapat memberi umpan balik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa timbulnya kecemasan dalam komunikasi interpersonal pada remaja akan menghambat kemampuan inidvidu sebagai komunikasi dalam menjalankan komunikasi yang efektif. Burgoon (dalam Triyono, 2010) dalam penelitiannya menemukan beberapa aspek yang memberi kontribuasi terhadap munculnya ketidakinginan individu untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu : Pertama, alienasi social. Persoalan ini terjadi ketika seseorang tidak mampu mengadopsi nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Individu tersebut dalam kesehariannya masih mengembangkan perasaan gelisah (insecurity), isolasi dan perasaan tidak mempunyai kekuasaan (powerlessness). Kedua, introversi. Apa yang dimaksud sebagai introversi merupakan aspek lain yang memberi kontribusi terhadap ketidakinginan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena orang yang mempunyai sifat tertutup (introvert) tidak menempatkan komunikasi sebagai medium interaksi yang 11

penting, dan karenanya komunikasi tidak cukup dibutuhkan oleh individu yang berkepribadian tertutup. Ketiga, harga diri (self-esteem). Harga diri merupakan satu bagian dari sindrom ketidakpastian untuk berkomunikasi, karena individu yang mempunyai harga diri rendah akan merasa khawatir orang lain memberi reaksi negative kepadanya. Akibatnya, ia kurang untuk berkomunikasi karena ia merasa tidak bisa untuk melakukannya. 2.2 Teknik Permainan 2.2.1 Pengertian Teknik Permainan Menurut Santrock (2002) permainan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan dan menyenangkan, yang melibatkan aturan dan sering kali kompetisi dengan satu anak atau lebih. Sedangkan teknik yang banyak dipakai penulis dalam melakukan bimbingan kelompok adalah teknik permainan, karena dalam teknik ini siswa lebih terlibat aktif serta dapat bekerjasama dan saling mendukung satu sama lain sehingga ada peningkatan kecemasan komunikasi interpersonal pada siswa yang memiliki rasa kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah melalui teknik permainan ini, teknik permainan terdapat berbagai permainan sebagai berikut. 12

Permainan yang pertama adalah permainan lempar bola, dalam permainan ini dimaksudkan untuk melatih peserta agar mau memperkenalkan diri kepada peserta lain yang ada didalam kelompok tersebut. Permainan yang kedua adalah permainan komunikata, dalam permainan ini dimaksudkan untuk melatih peserta membangun komunikasi antar peserta, apakah terdapat komunikasi yang baik antar permainan setelah mereka melakukan permainan tersebut. Permainan yang ketiga yaitu permaianan the fast the forious, dalam permainan ini melatih peserta dalam berkomunikasi menggunakan kode atau isyarat didalam koordinasi diri peserta dalam organisasi. Permainan yang keempat ini adalah permainan kisah kata-kata, dalam permainan ini dimaksdukan untuk melatih komunikasi peserta dalam kelompok dengan menggunakan kata-kata yang ada dipermainan. Permainan kelima adalah permainan berdiri jika, dalam permainan ini dimaksudkan untuk melatih peserta berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok. Sehingga terjadi komunikasi yang baik antar peserta. Permainan yang keenam adalah permainan badai berhembus, dalam permainan ini dimaksudkan untuk melatih peserta bekerja sama dan berkomunikasi yang baik didalam kelompok. Permainan yang adalah permainan menghitung mundur, dalam permainan ini dimaksudkan untuk melatih peserta agar mau berkonsentrasi 13

dan bekerja sama didalam kelompok, sehingga terjalin komunikasi yang baik dalam memainkan permainan tersebut. Permainan yang kedelapan adalah permainan mencari jodoh, dalam permainan ini dimaksudkan untuk melatih peserta agar bekerja sama dan berkomunikasi yang baik atar peserta. Dari kedelapan permainan yang telah dijelaskan di atas peneliti memiliki keyakinan bahwa kecemasan komunikasi interpersonal peserta eksperimen akan meningkat. 2.3 Bimbingan Kelompok 2.3.1 Pengertian Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sekelompok individu yang berjumlahkan 10-15 orang yang dipimpin oleh konselor atau pemimpin kelompok dimana membahas masalah yang bersifat umum dan aktual yang menjadi kepeduliaan para anggota kelompok untuk mengembangkan dinamika kelompok, pengembangan kepribadian, sosial, belajar dan karier. Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan untuk membahas permasalahan siswa yang memanfaatkan dinamika kelompok yang bertujuan menggali dan mengembangkan potensi diri individu. Dalam kelompok ini semua anggota kelompok bebas mengeluarkan pendapat. Semua yang dibicarakan bermanfaat bagi semua anggota kelompok. Bimbingan kelompok sangat tepat bagi remaja karena memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, permasalahan, dan perasaan. 14

Sukardi (2002) layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna unuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota kelompok, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Sedangakan menurut Romlah (2002) bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta didik atau siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi anak. 2.3.2 Tahap-tahap Layanan Bimbingan Kelompok Layanan bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan kelompok dengan kelompok tugas. Dalam kelompok tugas, topik masalahnya adalah topik tugas yaitu topik atau masalah yang datangnya dari pemimpin kelompok yang ditugaskan kepada para peserta untuk membahasnya.menurut Prayitno (1995) tahap-tahap 15

layanan bimbingan kelompok dalam kelompok tugas adalah tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran. a. Tahap pembentukan.tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap pemasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini, pada umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian maupun seluruh anggota kelompok.dalam tahap pembentukan ini, pemimpin kelompok hendaknya memunculkan dirinya sehingga tertangkap oleh para anggota sebagai orang yang benar-benar bisa dan bersedia membantu para anggota kelompok mencapai tujuan mereka. Kegiatan yang dilakukan dalamtahap pembentukan ini adalah : a) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling. b) Menjelaskan cara-cara dan asas-asas bimbingan kelompok. c) Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. d) Teknik khusus. e) Permainan penghangatan/pengakraban. b. Tahap Peralihan. Tahap peralihan ini adalah jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga. Pada tahap ini pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh anggota 16

kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut yaitu inti dari keseluruhan kegiatan (tahap ketiga). Kegiatanyang dilakukan dalam tahap peralihan ini adalah : a). Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. b). Menawarkan atau mengamati apakah para anggota siap menjalani kegiatan selanjutnya. c). d). Membahas suasana yang terjadi. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. e). Kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan). f). Tahap Kegiatan.Tahap ketiga merupakan inti kegiatan kelompok, maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Namun keberhasilan tahap ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Dalam tahap ini, saling hubungan antar anggota kelompok harus tumbuh dengan baik. Saling tukar pengalaman dalam bidang suasana perasaan yang terjadi, pengutaraan, penyajian dan pembukaan diri berlangsung dengan bebas. Dinamika 17

kelompok dalam tahap kegiatan ini harus diperhatikan secara seksama oleh pemimpin kelompok.kegiatan yang dilakukan dalam tahap kegiatan ini adalah : g). Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik.masalah yang diangkat dalam kegiatan bimbingan kelompok iniadalah masalah yang sifatnya umum. h). Tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yangdikemukakan pemimpin kelompok. i). Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas. Para peserta melakukan pembahasan tanpa secarakhusus menyangkut pautkan isi pembicaraannya itu kepada peserta tertentu. j). Kegiatan selingan. c. Tahap Pengakhiran. Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap ketiga,kegiatan kelompok ini kemudian menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatannya pada saat yang tepat. Pokok perhatian utama dalam tahap ini adalah bukan pada berapa kali kelompok ituharus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan. Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran, kegiatan kelompok hendaknya dipusatkan pada pembahasan dan 18

penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari pada kehidupan nyata mereka. d. Dalam kegiatan Layanan Bimbingan Kelompok anggota kelompok harus mengetahui dan melaksanakan asas-asas yang ada dalam bimbingan kelompok, sehingga dengan dipahaminya hal tersebut diharapkan layanan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti yang diutarakan oleh Dahlan (2010) asas-asas yang ada dalam bimbingan kelompok sebagai berikut a) Asas Kesukarelaan Dalam asas kesukarelaan ini anggota kelompok dengan sukarela mengikuti layanan bimbingan kelompok tanpa paksaan untuk mengemukakan pendapatnya. b) Asas Keterbukaan Dalam asas keterbukaan ini anggota kelompok diharapkan dapat terbuka dengan apa yang sedang menjadi permasalahannya tanpa ada rekayasa dari diri anggota kelompok. c) Asas Kegiatan Partisipasi semua anggota kelompok dalam mengemukakan pendapatnya sehingga tujuan dalam layanan bimbingan 19

kelompok dapat tercapai sesuai dengan apa yang menjadi harapan. d) Asas Kenormatifan Aturan dalam menyampaikan ide dan gagasan hendaknya dilaksanakan dengan baik, benar dan gaya bahasa yang menyenangkan dan tidak menyalahkan anggota kelompok yang lainnya. e) Asas Kerahasiaan Apapun topik yang dibahas, ataupun kejadian dalam bimbingan kelompok itu, anggota kelompok harus menjaga kerahasiaannya itu. 2.4 Penelitian yang Relevan Dian (2013) meningkatkan kepercayaan diri melalui layanan bimbingan kelompok teknik permainan pada siswa kelas VIII A Negeri 9 Salatiga. Dengan penelitian ini terdapat signifikan bimbingan kelompok teknik permainan dalam meningkatkan kepercayaan diri. 2.5 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada kecemasan komunikasi interpersonal yang signifikan melalui layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik permainan pada peserta didik baru kelas VII SMP Negeri 2 Banyubiru. 20