FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

dokumen-dokumen yang mirip
FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

FORMAT KASUS KOMPREHENSIF

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

SENGKETA TANAH PERKEBUNAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN HAK GUNA USAHA DAN HAK GUNA BANGUNAN : PROSES, SYARAT-SYARAT, HAK DAN KEWAJIBAN

ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

Yang Mulia Ketua dan Hakim Anggota Mahkamah Konstitusi ; Para Pemohon dan Termohon serta hadirin persidangan yang saya hormati.

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

V. KESIMPULAN DAN SARAN. dengan dinamika konflik agraria dalam kehidupan sosial masyarakat Desa

BAB I PENDAHULUAN. diberi mandat oleh negara untuk mengelola sebagian besar hutan negara di Pulau

MATRIKS DATA KASUS KEHUTANAN

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu tanah sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari hari

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN

BAB V KESIMPULAN. didukung berbagai sumber lainnya, menunjukkan bahwa terjadinya kontinuitas

KONFLIK PERTANAHAN (AGRARIA) alam memiliki nilai sosial

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan oleh karena itu sudah semestinya pemanfaatan fungsi bumi,

BAB I PENDAHULUAN. tidak jarang dalam proses penyelesaiannya mengunakan cara-cara kekerasan baik

PERPU 56/1960, PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Idham Arsyad Sekretaris Jendral Konsorsium Pembaruan Agraria

PENGUASAAN TANAH DAN STRUKTUR SOSIAL DI PEDESAAN JAWA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

BAB I PENDAHULUAN. yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Agraria merupakan sumber

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME [LN 2002/106, TLN 4232]

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat investasi yang sangat menguntungkan. Keadaan seperti itu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu

BAB VII STRUKTUR AGRARIA DESA CIPEUTEUY

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB VII SEJARAH PEMEKARAN DAN PENGGABUNGAN WILAYAH Kronologi Pemekaran Wilayah Tiga Kecamatan Sejarah Terbentuknya Tiga Kecamatan

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PENGUASAAN LAHAN TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN LAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 05 TAHUN 1963 TENTANG SURAT HUTANG LANDREFORM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1963 TENTANG SURAT HUTANG LANDREFORM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penentuan Batas Wilayah Adat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN DARURAT BENCANA

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

Untung Suropati. Untung Bersekutu Dengan VOC

BAB I PENDAHULUAN. Keraton Yogyakarta menginginkan seluruh tanah Sultan Ground dapat

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONFLIK SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Dua: Sumpah Pocong Si Udin

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1960 (2/1960) Tanggal: 7 JANUARI 1960 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1956 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP PEMINDAHAN HAK ATAS TANAH-TANAH PERKEBUNAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB II GAMBARAN UMUM

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sebutan CARAVAN yang kemudian berubah menjadi Karawang. 1

BAB V POLA PENGUASAAN LAHAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUASAAN LAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

Menimbang : Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG IJIN LOKASI DENGAN RAHMAAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

: Keberatan dan Somasi atas Pengukuran Tanah Milik Hj. JASNIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur di awal abad ke 18 merupakan salah satu kawasan yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ayat (2) UU No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlindung dan melanjutkan kehidupannya. Sejalan dengan bertambahnya

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 alinea 4 yaitu

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN KARANGGAYAM DESA LOGANDU

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Pertemuan ke-2 GARIS-GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH DI INDONESIA. Dosen : Dr. Suryanti T. Arief SH.,MBA.,MKn

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

PENELITIAN PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH SEKITAR HUTAN DI JAWA TENGAH

Transkripsi:

NO. REC. KASUS: 16 KASUS: SENGKETA TANAH PERHUTANI DESA NGEREANAK, KECAMATAN SINGOROJO, KABUPATEN KENDAL. DESKRIPSI: Sejarah Penguasaan Tanah Sebelum masuknya Belanda ke Indonesia Sejarah terbentuknya Desa, tidak jauh berbeda dengan terbentuknya Desa Kalirejo, karena sebenarn diantara dua desa tersebut masih ada ikatan secara emosional. Menurut keterangan warga, kisah tersebut beraw dari sayembara yang diadakan Bupati Baureksa karena salah seorang putrinya menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Bupati Baureksa pernah menjadi Panglima tentara Sultan Agung semasa pasukan Kerajaan Mataram menyerang VOC di Batavia. Jadi peristiwa sayembara yang dilakukan oleh Bupati Baureksa ini terjadi sekitar abad ke-16. Dalam sayembara tersebut, datang seorang pemuda bernama Kyai Wirosongko yang kemudian berhasil menyembuhkan putri sang Bupati. Sebagai imbalannya Bupati memberikan sebagian lahanny Kemudian Bupati pun menyerahkan lahannya yang berada di dua wilayah, yaitu: Kademangan Singorojo dan Kademangan Boja dengan perjanjian bahwasanya atas lahan tersebut tidak akan dipungut upeti. Oleh Wirosongko, sejumlah lahan dimanfaatkan sebagai tanah garapan dan pemukiman, sejumlah lahan yang la dibagi-bagikan kepada masyarakat sekitar yang dengan itikad baik ingin memanfaatkan lahan sebagai lahan garapan. Tanah tersebut dibagikan kepada beberapa tokoh yang kemudian menjadi pendiri Desa Cacaban,, dan desa Kalirejo. Menurut penuturan Mbah Parmen, sesepuh desa Ngarenak, pembagian tanah oleh Wirosongko tersebut terdiri a 2 periode, yaitu pada saat kesembuhan anaknya dan ketika Kabupaten Kendal kehabisan laki-laki. Selengkapny sebagai berikut: Periode pertama: - Wilayah diserahkan pada Kyai Mekukuhan - Wilayah Singorojo diserahkan pada Kyai Singorojo/Gamping - Wilayah Glompong/Kalirejo diserahkan pada Mbah Samprit - Wilayah Kaligedang diserahkan pada Kyai Paing Ponco Kriyo (dari Cirebon) - Wilayah Sorak diserahkan pada Kyai Belong, dan Kyai Gondo - Wilayah Sedadi diserahkan pada Kyai Surodadi - Wilayah Kalipuru diserahkan pada Kyai Sawiyah - Wilayah Suwukan diserahkan pada Kyai Sawi'an - Wilayah Kaliwesi diserahkan pada Kyai Mangun/Brojo Seketi Kemudian, pada periode kedua, pembagian wilayah adalah sebagai berikut: - Wilayah Kecamatan Singorojo diserahkan pada Kyai Jimah - Wilayah Kecamatan Limbangan diserahkan pada Kyai Godeg - Wilayah Kecamatan Mijen diserahkan pada Mbah Ngadi Pesan dari Wirosongko waktu itu pada saat membagi tanah adalah agar tanah tersebut digarap dengan baik dan diteruskan pada anak cucunya. Dalam penyerahan tanah tersebut, sebenarnya ada bukti tertulis dari Wirosongko berupa surat-surat penyerahan ke orang-orang di atas, namun bukti-bukti itu hilang karena dibakar oleh Belanda ketika Belanda masuk ke Kendal. Sedangkan Wirosongko sendiri hanya menggarap di Wilayah Gembyang, desa seluas 2 hektar. Masuknya Belanda ke Indonesia Pada waktu masuknya Belanda ke Indonesia, wilayah Kabupaten Kendal juga didatangi untuk melakukan ekspa penguasaan wilayah. Belanda pun merayu warga untuk mau melakukan sewa-menyewa tanah dengan Belanda. Rayuan tersebut dilakukan dengan cara memaksa masyarakat untuk melakukan sewa-menyewa berdasarkan at aturan dalam hak erfpacht. Hak erfpacht adalah hak penguasaan tanah untuk orang Eropa dalam bentuk hak se tanah dalam jangka waktu 75 tahun. Dalam hal ini dilakukan antara Belanda dengan warga. Pada kenyataannya uang sewa yang seharusnya dibayarkan pada warga tidak ada yang sampai ke tangan mereka. Ada juga surat perjanjian sewa-menyewa yang dimiliki oleh Belanda, namun tidak pernah sampai ke tangan masyarakat. Warga tidak berani melakukan perlawanan, terlebih ketika ada peristiwa digantungnya Mbah Marian oleh Belanda, seor warga desa yang tidak mau tanahnya disewa oleh Belanda. Hal itu membuat warga memilih untuk meninggalkan lahan tersebut. Kekalahan Belanda atas Jepang juga tidak membawa perubahan nasib bagi rakyat, warga masih saja menderita dan mengalami perbudakan.hingga pada akhirnya terjadi peristiwa Kemerdekaan RI, rakyat kembali dapat menduduki lahannya, namun hal tersebut tidak berlangsung lama, mereka kembali diusir dari lahan. Belanda menghancurkan rumah dan mengosongkan lahan dengan maksud ingin mendirikan perkebunan, sehingga mere harus mendekam di penjara Kendal, sedangkan keluarga mereka mengungsi ke wilayah Suwukan hingga akhirn mereka menetap disana. Setelah masa kemerdekaan RI Setelah Belanda mengalami kekalahan atas Indonesia, maka seluruh tanah dan hutan yang tadinya dikuasai pemerintah koloni kini jatuh dalam penguasaan pemerintah RI. Pada masa nasionalisasi tahun 1956, tanah-tana hak Barat banyak yang diduduiki oleh masyarakat termasuk di desa. Tetapi waktu itu banyak tanahtanah rakyat yang digusur lagi oleh pemerintah setempat melalui oknum koramil waktu itu yang bernama Rame. Thursday, April 19, 2007 Page 41 of 73

Sebenarnya dengan dikuasainya lahan oleh pemerintah, keadaan tidak jauh berubah menjadi baik, hanya saja memang ada pola penguasaan yang berbeda yang dilakukan oleh pemerintah, lahan-lahan hutan ditanami poho jati oleh Perhutani. Dengan alasan demi kesejahteraan warga, Perhutani mengambil alih lahan dan menutup aks warga untuk menggarap. Pada masa reformasi sekarang warga kembali melancarkan aksi perlawanannya dalam menuntut kembalinya la Kemiskinan telah menyadarkan mereka untuk melakukan reklaiming. Aksi reklaiming ini dilakukan dengan mena lahan-lahan hutan dengan tanaman-tanaman masyarakat. Namun, upaya ini kadangkala mendapat pertentangan dari pihak Perhutani melalui mandornya yang melakukan intimidasi kepada masyarakat di lahan. Bukti-bukti fisik yang dimiliki masyarakat: - adanya kuburan di dalam hutan - adanya piring-piring di dalam lahan hutan - adanya bukti-bukti pembayaran pajak Selama penguasaan tanah tersebut, masyarakat sebenarnya banyak yang telah memperoleh tanda bukti pembayaran pajak berupa Letter D. Bahkan, setelah lahan-lahan mereka dicaplok oleh Perhutani, mereka masih membayar pajak atas tana yang tidak dikuasai tersebut. Namun, Letter D-letter D tersebut kemudian diminta oleh aparat desa. Ketika masyarakat meminta kembali bukti-bukti tersebut di kemudian hari, mereka mendapat jawaban dari apara desa bahwa bukti-bukti tersebut telah diminta oleh Pemerintah Kabupaten Kendal. AREA SENGKETA Perkembangan terakhir telah melakukan reklaiming atas lahan-lahan hutan yang diklaim Perhutani tersebu namun masih tetap mendapat ancaman dan intimidasi dari mandor Perhutani. Saat ini area sengketa masuk dalam wilayah Desa dengan luas wilayah 1000 ha, yang mana oleh Perhutani tanah tersebut ditanami dengan pohon jati Wilayah yang dikuasai oleh Perhutani letaknya ditengah-tengah perkampungan dan tanah peremajekan warga STATUS MONITORING: PIHAK BERSENGKETA: Aktif Komunitas/Masyarakat adat Dusun Kaliwesi, Pathukan, dan Lawan Sengketa Perhutani Desa RIWAYAT PEREBUTAN KLAIM: Status Hak Dasar Status Hak Fungsi PengKlaim Komnts? - Tanah Perhutani Hutan produksi Perhutani 1957 Tanah nasionalisasi Nasionalisasi Tanah negara Pemerintah RI 1997 Tanah reklaiming Tanah warisan Kyai Mekukuhan Abad 16 Tanah milik Tanah warisan Kyai Mekukuhan Abad 16 Tanah milik Pemberian Kyai Wirosongko Kyai Mekukuhan Abad 16 Tanah kekuasaan Bupati Pemberian Raja Mataram Sebagai hak milik Bupati Bupati Baureksa Abad 16 Tanah milik Pemberian Bupati Baureksa Kyai Wirosongko Abad 18 Tanah sewa Peta wilayah Hutan makmur Pemerintah Belanda DOKUMEN-DOKUMEN: No. Rec 97 Penulis Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Kehutanan Negara 96 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengena Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Kehutanan Negara 95 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1961 mengena Pendirian Perusahaan Kehutanan Negara Jawa Tengah Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1961 Thursday, April 19, 2007 Page 42 of 73

94 93 92 91 90 89 83 84 82 aparat desa Perhutani Perhutani Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1963 mengena Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Negara Pengusahaan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1986 mengena Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1999 mengena Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) Undang-undang No. 5 Tahun 1960 mengenai peraturan dasar pokok-pokok agraria Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan Letter D/buku C desa Kwitansi pembayaran pajak Perhutani Peta Perhutani KRONOLOGI PERISTIWA: Peristiwa: Perampasan lahan desa 1957 2007 Pada masa nasionalisasi, tanah-tanah bekas hak Barat yang waktu itu dinasionalisasikan oleh presiden Soekarno diberikan kepada Perhutani. Didalamnya termasuk tanah-tanah yang digarap oleh masyarakat pada waktu itu. Masyarakat kehilangan lahan garapan dan kemudian mereka melakukan reklaiming Perhutani KPH Kendal Perusahaan lokal atau nasional 1960) 1967) 1999) 1961) 1963) Thursday, April 19, 2007 Page 43 of 73

1986) 1999) 1961) 1978) No. Rec Intervenor Jenis Intervensi Pada Korban? Dampak Pada Situasi Status Intervensi 83 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) - Bukan - - 84 LBH Semarang - Bukan 2003 - - 80 LBH Semarang - 2003 - - 79 Organisasi Tani Jawa Tengah (ORTAJA) No. Rec 97 96 90 91 89 92 93 95 94 Penulis - 2003 - - Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1978 mengenai Penambahan Unit Produksi Perusahan Umum Kehutanan Negara Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1961 mengenai Pendirian Badan Pimpinan Umum Perusahaan Kehutanan Negara Undang-undang No. 5 Tahun 1967 mengenai ketentuan-ketentuan pokok kehutanan Undang-undang No. 5 Tahun 1960 mengenai peraturan dasar pokok-poko agraria Undang-undang No. 41 Tahun 1999 mengenai kehutanan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 1999 mengenai Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1986 mengenai Perusahaan Umum Kehutanan Negara (PERUM PERHUTANI) Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1961 mengenai Pendirian Perusahaan Kehutanan Negara Jawa Tengah Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1961 Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 1963 mengenai Penyerahan Pengusahaan Tertentu Kepada Perusahaan-perusahaan Kehutanan Nega Pengusahaan Thursday, April 19, 2007 Page 44 of 73

Peristiwa: Mbah Marian di Hukum Gantung Abad 18 Abad 18 Mbah marian digantung oleh Belanda karena tidak mau menyarahkan tanahnya untuk disewakan kepada Belanda p waktu Belanda masuk ke Desa masyarakat ketakutan, ada yang menerima dengan terpaksa sewa-menyewa tanah dan kemudian ada yang pindah karena merasa takut Mbah Marian Pelanggaran terhadap hak hidup Pemerintah Belanda Sebagai pelaku langsung pada pelanggaran Peristiwa: Pemaksaan sewa-menyewa tanah Abad 18 Abad 18 Belanda memaksa masyarakat melakukan sewa-menyewa tanah, tanpa diberi uang sewa menyewanya. Selanjutny masyarakat disuruh Belanda menanami lahan hutan tersebut dengan tanaman jati, jengkol, dan petai. Masyarakat kehilangan hak atas tanahnya dan beberapa puluh tahun kemudian (tahun 1997) melakukan reklaiming Pemerintah Belanda No. Rec Penulis 84 Perhutani Kwitansi pembayaran pajak Perhutani Peristiwa: Pembakaran surat pemberian tanah Abad 18 Abad 18 pemberian tanah dari Kyai Wirosongko ke Kyai Mekukuhan pernah ada, namun dibakar ketika zaman Belanda Musnahnya bukti-bukti tertulis pemberian tanah dari Kyai Wirosongko ke Kyai Mekukuhan. Masyarakat dipaksa melakukan sewa-menyewa tanah dengan Belanda. Perusakan Pemerintah Belanda Thursday, April 19, 2007 Page 45 of 73