SEWA TANAH PERTANIAN MENURUT YÛSUF AL-QARDÂWÎ SKRIPSI Oleh: HERIN FITRI MARLINDA NIM. 242 042 013 Pembimbing I DR. H. ABDUL MUN IM, M.Ag. Pembimbing II AJI DAMANURI, M.E.I Program Studi Mu'amalah JURUSAN SYARI'AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO 2009 i
NOTA PEMBIMBING Hal Kepada : Persetujuan Munaqasah Skripsi : Yth. Bapak Ketua Jurusan Syari ah STAIN Ponorogo Ponorogo, Juni 2009 Assalamu alaikum Wr. Wb. Setelah secara cermat kami baca/teliti kembali, telah diadakan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk dan arahan kami, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara: N a m a : HERIN FITRI MARLINDA N I M : 242 042 013 Jurusan : Syariah Mu'amalah Judul : SEWA TANAH PERTANIAN MENURUT YÛSUF AL-QARDÂWÎ Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang ujian munaqasah Skripsi Jurusan Syari ah STAIN Ponorogo, untuk itu kami mengharap agar segera di munaqasahkan. Atas perhatian bapak, kami sampaikan terima kasih. Wassalamu alaikum Wr. Wb. PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2 DR. H. ABDUL MUN IM, M.Ag. NIP: 150 267 266 AJI DAMANURI, M.E.I NIP: 150 321 629 ii ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan pada sidang Munaqasah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo pada : Hari : Jum at Tanggal : 03 Juli 2009 Dan telah diterima sebagai bagian dari tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Syari ah pada: Hari : Jum at Tanggal : 10 Juli 2009 Ponorogo, Juli 2009 Mengesahkan Ketua Tim Penguji: Drs.H. A. Rodli Makmun, M.Ag. NIP. 150 237 630 1. Ketua Sidang : Drs. Munawir, M.HUM ( ) 2. Sekretaris : Aji Damanuri, M.EI. ( ) 3. Penguji I : Luthfi Hadi Aminuddin, M.Ag. ( ) 4. Penguji II : DR. H. Abdul Mun im, M.Ag. ( ) iii
MOTTO 1 إن االله يا مرآم بالعدل والاحسان Artinya: Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan 1 Q.S al-nahl : 9 iv
ABSTRAKSI Marlinda, Herin Fitri.242042013. 2009. Sewa Tanah Pertanian Menurut Yusuf al-qardawi, Skripsi, Jurusan Syari ah, Program Studi Mu amalah, STAIN Ponorogo. Tanah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam ekonomi. Atas dasar alasan ini, Islam melarang kapemilikan absolut atas tanah. Seseorang yang memiliki tanah tidak boleh menelantarkannya karena merupakan faktor produksi. Dalam pengolahan tanah, pemilik tanah tidak selalu bisa mengolahnya sendiri karena alasan keahlian atau alasan lainnya. Dalam hal ini, ia bisa menyerahkan tanahnya pada orang lain baik dengan sistem sewa atau dengan sistem bagi hasil. Sewa tanah merupakan hal yang masih menjadi perdebatan di kalangan ulama` yang membolehkan sewa tanah dengan uang, ada yang melarangnya dan membolehkan muzâra`ah dan ada yang melarang sewa tanah dalam bentuk apapun tidak dengan uang ataupun muzâra`ah. Salah seorang ulama` modern yang terkemuka, Yusuf al-qardawi berpendapat bahwa ia melarang sewa tanah dengan uang atau dengan sewa tetap. Pendapat Yusuf al-qardawi layak dikaji karena berani melarang sewa tanah dengan sewa tetap, sedang ulama lainnya banyak yang membolehkan seperti Shâfi î, Abu Hanifah, Imam Malik dan sebagainya. Selain itu, bagaimana relevansi pendapat Yusuf Al-Qardawi dalam konteks Indonesia perlu dipertimbangkan. Dalam menganalisa pandapat Yusuf al-qardawi, penyusun menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif analisis. Hal ini dilakukan dengan menelaah pendapatnya yang terdapat dalam kitab al-halal wa al-haram fi al-islam sebagai rujukan utama dan ditunjang dengan buku-buku lain yang berhubungan, baik yang ditulis sendiri oleh Yusuf al-qardawi atau oleh orang lain. Dalam mengemukakan pendapatnya, al-qardawi mendasarkan argumennya pada dalil-dalil yang berkaitan deengan sewa tanah. Dari dalil-dalil tersebut, beliau berpendapat bahwa sewa tanah dengan uang tidak boleh dan menganjurkan sistem bagi hasil. Pelarangan ini didasarkan atas berbagai alasan, yaitu antara lain adanya ketikadilan dalam sistem sewa tanah dengan uang. Keadilan adalah asas dalam Islam, sehingga jika asas ini tidak ada maka hukum sesuatu itu menjadi haram karena tidak sesuai dengan prinsip dasar Islam. Hal menonjol yang menyebabkan ketidakadilan dalam sewa tanah dengan uang adalah manfaat tanah yang tidak pasti. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar penduduknya petani sangat perlu untuk menelaah terlebih dahulu tentang sewa tanah dengan uang. Zaman feodalisme memang telah berlalu, tetapi bukan berarti pengaruhnya hilang begitu saja. Pada masa itu, kaum petani lemah sering ditindas oleh pemilik tanah. Atas dasar hal ini, sewa tanah dengan uang seharusnya dihindari dan lebih mengutamakan sistem bagi hasil. x i
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN NOTA PEMBIMBING...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN MOTTO...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v TRANSLITERASI...vi KATA PENGANTAR...viii ABSTRAKSI...x DAFTAR ISI...xi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Rumusan Masalah...4 C. Tujuan Penilitian...5 D. Kegunaan Penelitian...5 E. Metode Penelitian...5 F. Sistematika Pembahasan...9 xi ii
BAB II : SEWA TANAH DALAM ISLAM A. Pengertian Sewa Tanah...11 B. Rukun dan Syarat Sewa...13 C. Objek Sewa...15 D. Macam dan Bentuk Sewa Tanah...18 E. Pandangan Ulama Tentang Sewa Tanah...20 BAB III : PEMIKIRAN YÛSUF QARDÂWÎ TENTANG SEWA TANAH PERTANIAN A. Biografi Yûsuf al-qardâwî...31 B. Wawasan Keilmuan Yûsuf al-qardâwî...35 C. Pemikiran Fiqh dan Karya-Karya Yûsuf al-qardâwî...39 D. Pemikiran Yûsuf al-qardâwî Tentang Sewa Tanah...43 BAB IV : ANALISA PENDAPAT YÛSUF AL-QARDÂWÎ TENTANG SEWA TANAH PERTANIAN A. Larangan Sewa Tanah Dengan Uang...49 B. Relevansi Pemikiran Yûsuf al-qardâwî dalam konteks Indonesia...59 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan...64 B. Saran-Saran...64 DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI PENULIS xii iii