Souvia Rahimah 21 Februari 2010

dokumen-dokumen yang mirip
Souvia Rahimah 20 September 2011

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN SAMBUNGAN GANDA PADA KALENG

Pengawetan dengan Suhu Tinggi. Disusun oleh: TIM DASAR THT FAPET UB

Kemasan Alumunium dan Alumunium Foil

PRINCIPLES OF THE CANS : Proses Pembuatan dan Penggunaan

KALENG. Andrea Marcella Viona Albert Aridarno

KAJIAN TINNING (Sn PLATING) DALAM DUNIA INDUSTRI Sutrisno Program Studi Teknik Mesin Politeknik Surakarta

Kemasan Alumunium dan Alumunium Foil

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES HOT DIPPING BAJA KARBON RENDAH TERHADAP KETEBALAN PERMUKAAN DENGAN BAHAN PELAPIS TIMAH

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

TINJAUAN ASPEK KOROSI PADA MAKANAN DALAM KEMASAN KALENG. Ahmad Bakhori Fakultas Teknik UISU Medan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

VI. KEMASAN LOGAM A. SEJARAH PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN Latihan Soal 2.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

SMA YAYASAN PUPUK KALTIM BONTANG

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembahasan Materi #11

TOPIK 4 PROSES THERMAL KALENG

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

KEMASAN SAYURAN SEGAR

II. M E T A L L U R G I

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Tidak ada makanan yang steril Mikroorganisme : bakteri, kapang, khamir Bakteri dalam bahan makanan :

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

PENGARUH SUHU DAN WAKTU STERILISASI TERHADAP NILAI F DAN KONDISI FISIK KALENG KEMASAN PADA PENGALENGAN GUDEG

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

MATERIAL TEKNIK LOGAM

Tim Dosen Pengampu TPPHP FTP UB /05/2013 1

1. Pengertian Perubahan Materi

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pendahuluan Bahan dan Bentuk Kemasan Pengemasan Aseptis

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PELAPISAN EMAS PADA KERAJINAN TANGAN PEWTER UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

Kemasan Gelas. Pengemasan Bahan Pangan

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Penyimpangan mutu adalah penyusunan kualitatif dimana bahan mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia.

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

Melalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang banyak, menurut

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB HIGIENE DAN SANITASI DALAM INDUSTRI PANGAN Dalam aspek keamanan dan kesehatan pangan maka aspek higiene dan sanitasi memegang peranan yg penting.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

PRODI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI UPN VETERAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

KIMIA TERAPAN LARUTAN

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 13. SIFAT DAN PERUBAHAN BENDALatihan soal 13.3

KEMASAN ASEPTIS DAN SISTEM STERILISASI PRODUK

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Dimas Hardjo Subowo NRP

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

Transkripsi:

Souvia Rahimah 21 Februari 2010 Jurusan Teknologi Industri Pangan FTIP UnivesitasPadjadjaran

Container performance requirements Syarat penggunaan kemasan logam: Mengawetkan dan melindungi bahan yang dikemas Tidak boleh bereaksi dengan bahan Sesuai dengan proses pengolahan produk Sesuai dengan lingkungan penyimpanan Dimensi harus tepat Mudah dipajang pada saat dijual Mudah dibuka dan mudah mengeluarkan isi Dapat didaur ulang

Pendahuluan Keuntungan penggunaan wadah kaleng untuk kemasan makanan dan minuman 1. Kekuatan mekanik tinggi 2. Sifat barrier yang baik thd gas, uap air, jasad renik, debu dan kotoran, cocok untuk kemasan hermitis. 3. Toksisitas relatif rendah 4. Tahan thd perubahan suhu ekstrim 5. Permukaan ideal untuk labeling dan dekorasi

Karakteristik logam dan nonlogam LOGAM Merupakan konduktor yang baik Dpt ditempa dan dibengkokan dalam keadaan padat Mempunyai kilap logam Tidak temus pandang pandang Densitas (massa jenis) tinggi Berbentuk padat NONLOGAM Isolator yang baik Rapuh dan tidak dapat ditempa dalam keadaan padat Kilap non logam Bbp jenis bersifat temus Densitas rendah Berbentuk padat, cait atau gas

Kaleng Plat Timah dan Baja Plat Timah Wadah kaleng untuk produkproduk yang mengalami proses sterilisasi thermal. Awalnya kaleng dibuat dari tin plate (lembaran dasar baja dilapisi Sn dengan cara pencelupan dalam timah cair panas (hot dipping) atau dgn proses elektrolisa (PEL) PEL : Menggunakan listrik galvanis sehingga menghasilkan lapisan timah yg lebih tipis dan merata

Steel/tin Alumunium Bahan hasil daur ulang Bahan

Plat timah (tin plate) Minyak (10-6 mm) Lapisan pasif (10-6 mm) Timah (10-3 mm) FeSn 2 (10-4 mm) Baja (0.15-0.48 mm) FeSn 2 (10-4 mm) Timah (10-3 mm) Lapisan pasif (10-6 mm) Minyak (10-6 mm)

Baja bebas timah (TFS) Minyak Khromium Oksida Khrom Baja Khrom Khromi oksida Minyak

Menurut cara dan tujuan pemakaiannya ada2 jeniskaleng: 1. Kaleng untuk pengemasan steril : Kaleng ditutup sampai kedap udara dgn alat khusus sehingga diperoleh sambungan ganda (double seam).bahan kaleng: tinplate, tinfree steel,alumunium 2. Kaleng tidak untuk proses steril : Biasanya tidak ditutup dgn alat khusus sehingga tidak ada sambungan double seam pada batas badan dan tutup kaleng

JENIS KALENG Berkembang berbagai kaleng yg berbeda dengan standar : - Kaleng baja bebas timah (tin-free-steel) - Kaleng tiga lapis (three piece cans) - Kaleng lapis ganda (two piece cans) Kandungan Sn Kaleng Plat timah (PT) antara 1.0-1.25% dari berat kaleng. Plat timah (TP): lembaran atau gulungan baja berkarbon rendah, dengan ketebalan 0.15-0.5 mm.

Two-Pieces Can Three-Pieces Can

Cone Top/Crowntainer

DRINKING CUPS

Barrel

ProsesPembuatanKaleng Three Pieces Can Welding

Two pieces can

End forming process

Seaming

The main measured parameters in a double seam

Kandungan timah pada TP25 adalah 2.8 gram/m 2, TP50, TP75 dan TP 100 adalah: 5.6; 8.4; dan 11.2 gram/m 2 Daya tahan thd karat tdk sempurna, tetapi thd reaksi dgn bhn pangan lebih lambat daripada baja. Berdasarkan komposisi penyusunnya dikenal bbp jenis kaleng: Tipe L, Tipe MS, Tipe MR, Tipe MC dan Bir

Tipe-tipe kaleng untuk pengemasan KLASIFIKASI MAKANAN SIFAT KEASAMAN Sangat korosif Mkn dgn keasaman tinggi / sedang (jus apel, acar, dsb) JENIS KALENG Tipe L Korosif sedang Makanan dengan Tipe MS keasaman sedang (sayur asin, pir,dsb) Tipe MR Sedikit korosif Tidak korosif Potter (1978) Mkn dgn keasaman rendah (kapri, jagung, daging, dsb) Mkn tdk asam (produk kering, mkn beku, dsb) Tipe MR Tipe MC Tipe MR Tipe MC

Komposisi Kimia bbg jenis kaleng (%) Unsur Kimia Tipe L Tipe MS Tipe MR Tipe MC Bir Karbon 0.05-0.12 0.05-0.12 0.05-0.12 0.05-0.12 0.15 Mangan 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.60 0.25-0.70 Belerang 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 Posfor 0.015 0.015 0.020 0.07-0.11 0.10-1.15 Silikon 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 Tembaga 0.06 0.10-1.20 0.20 0.20 0.20 Nikel 0.04 0.04 (-) (-) (-) Khromiu m 0.06 0.06 (-) (-) (-) Mb 0.05 0.05 (-) (-) (-) Arsen 0.02 0.02 (-) (-) (-)

Kaleng lapisan Sn lebih tebal digunakan utk mengalengkan makanan dengan daya korosif yang tinggi. Pemilihan jenis atau tipe kaleng yang digunakan perlu mempertimbangkan sifat-sifat korosif dan sifat keasaman makanan Ukuran dan kekuatan kaleng juga perlu diperhatikan. Untuk wadah yang memerlukan sifat kaku dan kekuatan tinggi misal untuk minuman berkarbon kaleng Tipe N

Komposisi kimia tipe N hampir sama dengan tipe L tapi ditambah 0.02% nitrogen untuk menambah daya kaku dari kaleng Kaleng tipe D yaitu klng dengan lapisan alumunium, mengandung karbon 0.12%, Mn 0.60%, F 0.02%, S 0.05%, Si 0.02%, Cu 0.20%. Kaleng baja lebih kaku: 2 CR (double cold reduced plate)

Kaleng tipe D Kaleng tipe D: kaleng baja dilapisi dg Al, mengandung karbon 0.12%, mangan 0.60%, fosfor 0.02%, belerang, silikon, dan tembaga berturut-turut: 0.05%; 0.02%; dan 0.20%. Penggunaan baja yang lebih ringan umumnya untuk pengemasan bir, sari jeruk, dan oli motor

Mencegah kontak langsung antara bhn pgn dengan wadah logam dilakukan pelapisan lapisan enamel Lapisan enamel merupakakan bhn non-metal: a. Polibutadiena b. epon c. oleoresin d. vinil e. epoksi, dsb

Enamel Ada dua jenis enamel: 1. Lapisan pelindung dalam 2. Lapisan pelindung luar Untuk mengidentifikasi ukuran kaleng pd pengalengan umumnya menggunakan nomor-nomor sbb: 211*300, 303*406. No. dengan 3 digit pertama menunjukkan diameter kaleng, 3 digit berikutnya menunjukkan tinggi kaleng. 1 digit pertama satuan inci, 2 digit berikutnya: 1/16 inci

Jenis-jenis enamel dan penggunaannya